The Magic of Twitter : A Powerful Tool for Mobile Learning

Oke, minggu ini user Facebook akhirnya menembus angka satu milyar user. Namun di banyak negara, termasuk di tanah air, pertumbuhan user FB mengalami stagnasi. Bukan itu saja. Level of engagement para users-nya juga jauh menurun, setidaknya dibanding tiga tahun lalu. “Facebook fatigue” ternyata terlalu cepat datang. Tanpa inovasi radikal, Facebook mungkin akan menjadi the next friendster : terlalu cepat melesat; dan kemudian juga terlalu cepat mati. Who knows?

Dan ditengah dinamika itu, another great social media bernama Twitter pelan-pelan terus merayap naik. Bukan itu saja. Level of engagement dari usernya jauh lebih konsisten, lebih informatif, dan ini dia : menjanjikan sebuah ruang pembelajaran yag powerful. Diam-diam, twitter mungkin bisa menjelma menjadi the Magic of Mobile Learning.

Kenapa demikian, dan kenapa Anda harus menjadi bagian didalamnya; kita akan coba menguliknya di pagi ini.

Salah satu keterbatasan Facebook mungkin ini : sejak awal dia di-desain untuk di-operasikan di PC atau Laptop; bukan untuk mobile or smarptphone. Aplikasi mobilephone untuk FB sungguh tak menawarkan user experience yang bagus.

Twitter sebaliknya : sejak awal ia memang digagas untuk mobile/smartphone. Karena itu, teks yang bisa ditampilkan juga maksimal hanya 140 karakter. Membaca twitter via mobilephone rasanya memang jauh lebih nyaman dan asyik. Dan ini penting : sebab ke depan akan makin banyak orang yang mengakses internet via mobilephone (jauh melampauai PC or laptop or tablet).

Tapi ada yang lebih krusial : entah kenapa, orang-orang cerdas yang berpengetahuan tinggi semua berbaginya via twitter (dan nyaris tidak ada yang melalui facebook).

Dan persis disitulah saya melihat the magic of twitter : bagaimana social media ini pelan-pelan menjadi powerful tool untuk melakoni mobile learning.

Melalui Twitter-lah (dan bukan facebook), kita bisa mendengar sharing seorang Rhenald Kasali, petuah budayawan Goenawan Mohammad, kata kebajikan dari Sandiaga Uno hingga prediksi ekonom sekaliber pemenang nobel.

Pada kenyataannya memang banyak akun berkualitas yang menghiasi twitterland. Tentu saja banyak juga akun twitter yang isinya sampah. Namun kalau jeli, kita bisa dengan mudah melacak akun-akun berkelas yang menawarkan tweet yang renyah dan mencerahkan.

Banyak diantara akun itu yang juga kemudian melakukan apa yang disebut sebagai “kul-twit” atau semacam seriaal tweet tentang sebuah topik – sebagian besar disajikan dengan cerdas.

Berangkat dari pengalaman pribadi, saya banyak menemukan akun-akun twitter yang berkelas, sarat pengetahuan, dan mengesankan. Dan ini ajaib-nya : saya bisa membacanya via smartphone ketika saya tengah bergerak. Mobile learning terjadi persis pada saat-saat “waktu kosong” yang dulu suka terbuang dengan tidak produktif.

Menunggu lift datang. Menunggu kemacetan. Menunggu meeting dengan klien. Bengong setelah istirahat lunch. Dengan akun twitter dalam genggaman mobile phone, momen-momen “waiting time” itu tak lagi hilang tanpa bekas.

Momen itu kini menjadi berharga: sebab di saat itu terjadi proses “rapid learning” via twitter. Di saat seperti itu pula, saya biasanya berbagi tweet renyah bergizi dan fresh from the oven.

Lalu kira-kira apa saja akun twitter berkualitas yang layak di-follow? Yang selama ini secara rutin menyodorkan “mobile learning experience” yang layak disimak? Berikut sedikit daftar akun twitter yang saya rekomen :

@revolusirupiah (akun bagus tentang personal finance)
@prie_gs (akun dari budayawan Prie GS yang sarat dengan petuah dan humor cerdas)
@arvanpra (akun Arvan Pradiansyah yang banyak nge-tweet tentang happiness life)
@iimfahima (akun femalepreneur yang cantik dan smart)
@hanya2menit (akun Ippho Santoso, penulis buku Keajaiban Rezeki; banyak tweet-nya yang nendang banget);

dan tentu saja ini : @strategi_bisnis (akun dahsyat tentang bisnis dan career life, khusus diracik oleh suhu Yodhia Antariksa).

Again, saya juga masih tidak tahu, kenapa akun-akun twitter yang berkualitas itu tetap terus bertahan dengan konsisten hingga kini (banyak yang usianya sudah diatas 5 tahun); dan tetap rajin berbagi tweet cerdas nan mengesankan. Mungkin karena simplicity yang ditawarkan oleh twitter (just 140 characters and that’s it). Simple user experience itu memang powerful.

Apapun alasannya, the magic of twitter telah menghantui saya. Melalui mobilephone yang saya bawa kemana-mana, media ini telah menjelma menjadi my powerful learning tool.

Photo credit by : Johan Larsson @flickr.com

Author: Yodhia Antariksa

Yodhia Antariksa

29 thoughts on “The Magic of Twitter : A Powerful Tool for Mobile Learning”

  1. Tren dunia mobile dan social media berikut perilaku para penggunanya memang amat menarik.

    Dulu ada MySpace, terus Friendster yang tenggelam oleh Facebook. Kemudian Twitter yang muncul menggeret pengguna yang ingin sharing tapi butuh simplicity, tdk suka dengan Facebook yang lebih kompleks.

    Tapi tren kedepan sepertinya akan berubah lagi.

    Seiring dng boomingnya smartphone dengan beragam fitur multimedianya, orang mulai melirik ke kolaborasi multimedia. Seperti survey baru2 ini yang mengatakan bahwa Instagram yg baru berumur 2 tahunan telah mengalahkan Twitter (bisa dilihat disini: https://manajemen-ti.com/kabar-kabar/247-instagram-kalahkan-twitter.html).

    Walau dalam hal jumlah user, twitter masih unggul, tapi dalam hal engagement dan daily active user, Instagram telah melampaui Twitter di Amerika. Kayaknya mesti koprol sambil bilang “Wow” nih ke Instagram..:))

  2. luar biasa, saya juga lebih seneng lihat dan tweet, tapi masih tetep di FB juga siih, add me @tofazain..anda akan dapat info yang menarik dan crispy.

  3. Harus sudah bersiap-siap untuk segera memanfaatkan twitter untuk membawa kemajuan positip pada diri baik secara finansial ataupun karier..

  4. facebook kalo saya perhatikan isinya memang kebanyakan hanya sekedar iseng..kadang yg ga penting2 banget.

    Tapi untuk menyambung silaturahmi saya fikir cukup bagus…saya pernah kehilangan kontak dengan sahabat lama bisa tersambung lagi dengan facebook.

    oya, kalo yang mau agak serius lagi, coba ke linkedin.com (jaringan professional yg cukup banyak sharing pengetahuan seputar pekerjaan dll..)

  5. Informasi FB, Google, Yahoo, twitter sampai hari ini belum mampu masuk cina. Sementara Cina membuat QQ (yahoo), Baidu ( Google) dan unwall.com ( twitter & FB ) Berdasar data alexa dan hypstate ketiga SNS cina tersebut mulai di gunakan di berbagai negara khususnya asia. Apakah unwall.com ini akan menjadi trend berikutnya ( khususnya di cina)?

  6. hmm…
    sepakat… bagi saya; twitter memang powerful learning,apalagi kalo pinter2 makenya xD..

    instagram bagus,tp lebih ke photo sharing bkn? kalo twit,nah.. saya bnyk dapet info or link ke blog2 or situs yg oke. kultwit kyk yg bapak adakan juga saya sgt suka. sy hobi backtrack akun ini lo xD..

    well… banyak learning tool lwt internet kl pinter2. blogging juga keren.
    blog bisa disync ke twit jg kan? xD
    nah,sy lg mo coba tumblr juga xD

    sprti yg bapak blg kemaren2.. skrg jaman digital. e-learning. gagdet itu bukan status sosial,tp tool pmbljrn yg sgt penting.
    tapi, sama sperti pedang yg bisa dipake utk memenangkan perang,diri sendiri bisa mati tercucuk kl ga hati2. xd.
    bgt pl dg twitter. ga hati2 bisa jadi autis n menurunkan kmampuan intrapersonal xD

  7. setuju, saya juga pake twitter untuk proses martketing yg lebih membumi.

    Istilahnya, worthOfmouth, jadi persebaran artikel blog, website, yg menarik bisa lewat twitter lebih mudah ketimbang lewat facebook. (sudah dicoba dan dianalisis). Lagipunla entah kenapa, untuk mengeklik kata “follow” lebih mudah dibandingkan mengeklik kata “like”.

    Sehingga banyak akun berfollowers ratusan ribu yg masih bertahan di twitter dan memberi manfaat.

    (lihat di forum, banyak akun fb terutama fanpagenya dijual karena sudah tidak produktif interaksi para “likers”nya, biasanya di akun 10ribu like keatas.)

  8. kayaknya saya harus bilang “WOW” gitu. Yups, twitter emang sederhana dan mudah digunakan di smartphone.

    Tapi saya lagi ada masalah nih dengan akun twitter saya @indrazudin. Akun saya sering mengirimkan DM yang isinya spam ke temen-temen yang lain.

    Padahal saya tidak pernah mengirimkan DM ke siapa pun. Mohon bantuan teman-teman yang mungkin pernah mengalaminya dan mengetahui solusinya?…

  9. facebook itu “menjauhkan yang dekat sekaligus mendekatkan yang jauh”, twitter itu “menundukan pandangan kita dimanapun berada” (karena slalu liat hp)

  10. Wah, saya mlh dah jarang pake fb n twitter, pak. Notifikasi hp jd bejibun. Skr balik lg ke googling n browsing only. Over inform bikin kpala saya ga kuat. Diajak ngomong loadingnya jadi lama, ga konsen, suka ha he ha he bego klo ditanya,…maklum otak cap celeron…haha.

  11. Dari tujuannya dah beda antara facebook dan twitter. Menurut saya, facebook itu lebih pas kalo digunakan sebagai alat silaturahim dengan kawan lama yang berada jauh dari kita. Lebih ke ‘daftar teman’. Sedangkan twitter itu ya untuk ngobrol atau sekedar ngeluarin unek-unek dalam hati, beruntungnya, unek-unek orang-orang luar biasa itu ternyata hampir selalu bermanfaat untuk orang lain 🙂 IMHO yah.

  12. Saya gak merasa penting nge twiit gitu…, bisa jadi autis atau nabrak/ketabrak di jalan wkwkwkwk. Lebih baik komunikasi biasa yang langsung kontak dengan teman, client atau tetangga.

  13. Manfaat twitter dapat dirasakan oleh orang yang mau memanfaatkan & mau belajar. Bagi saya manfaat FB saat ini hanya sebatas photo sharing. Dan benar, FB kuat di desktop sementara untuk memindahkan pengalaman FB yang complicated di desktop ke mobile yang simple cukup sulit + belum ada fitur yang kuat untuk FB mobile.

    Btw, @PoenkQi, tolong jangan jadikan kata autis sebagai bahan bercandaan atau lucu2an. It’s really no funny if you have respect to others 🙂

  14. Ndahsyuut Bro… Bagaimana dengan Linkedin. Ane merasa Linkedin juga tak kalah inovatif. Hari ini, Linkedin menawarkan feature baru yang seperi “like” di Facebook tapi diberikan kepada expertise. So, lebih dari sekedar like, feature ini menjadi semacam rekomendasi untuk skill seseorang. Kalo sempet dibahas juga ya Linkedin. Ditunggu! Sukses selalu.

  15. Memang twitter sangat cerdas pembuatannya, ini terletak pada kebosanan user akan facebook, iklan dan segala macam pernak-pernik alih-alih untuk menarik perhatian user, justru membuat suatu kebosanan, dan ke-simple-an twitter lah memenangkan hati para user.

    Tanpa iklan dan pernak-pernik, just tweet.

    Tapi tidak menutup kemungkinan akan collapse-nya twitter oleh media sosial lain, sejarah membuktikan user social media/communication media memang orang-orang yang cepat bosan, dari mulai surat-menyurat, email, friendster, facebook, twitter, lalu apalagi?

    skype mungkin bisa menjadi suatu kemungkinan, menawarkan free call dan video call, namun belum bisa mengalahkan kesimple-an twitter.

    Siapa yang dapat menciptakan media sesuai selera user, yang makin modern makin menyingkat waktunya untuk kebutuhan berkomunikasi, media sosial apa itu?

    waktu yang akan menjawab.

  16. Twitter, walaupun postingan nya terbatas tetapi tetap menjadi ‘penyambung lidah’ bagi sebagian besar masyarakat.

    Apalagi pas musim piala dunia & AFF Cup, sering banget kan akun nya para bintang jadi ‘trending topic’

  17. Facebook benar social media dan memang fungsi awalnya juga begitu. Tapi twitter fungsi awalnya dan memang sampai sekarang adalah situs “Micro Blogging” .. Itulah perbedaan dasar FB dan Twitter 😀

  18. Untuk @indra zudin – twitter kirim spam via DM : dulu saya juga mengalami hal serupa Mas, atas saran teman saya disuruh segera mengganti password. Sekarang twitter saya normal kembali. Silahkan mencoba.

  19. Saya pribadi sangat setuju dengan tulisan ini 🙂

    Saya merasakan manfaat yang luar biasa dari Twitter. Bagi saya pribadi, Twitter menjadi social media terbaik untuk saat ini.

    Kemudahan penggunaan, dan karakteristik Twitter itu sendiri yang membuatnya menjadi sangat powerful.

    Saya hampir tidak pernah posting di Facebook sejak menggunakan Twitter. Namun, karena Facebook dalam hidup saya populer dimasa saya berhasil mengembangkan network, meskipun mungkin sekarang akun Facebook saya bisa dikatakan “hidup segan, mati tak mau”, tetap saja Facebook memiliki net-worth yang lebih tinggi bagi saya 🙂

    Salam,
    Untoro Widagdo

Comments are closed.