2 Cara Paling Efektif dan Penuh Barokah untuk Meraih Financial Freedom

Dua minggu lalu, kita sudah telisik anak tangga pendakian menuju puncak financial freedom. Lalu minggu lalu, kita sudah jelajahi instrumen investasi yang paling ampuh untuk merengkuh impian financial freedom.

Nah dalam tulisan kali ini, kita akan ulik tema yang lebih penting yakni : cara atau modus apa yang paling efektif dan penuh barokah untuk bisa tenggelam dalam bahtera financial freedom?

Silakan diseruput dulu teh hangatnya, sebelum kita bersama nikmati sajian renyah pagi ini.

Sejatinya ada dua pilihan jalan yang layak ditempuh untuk menyusuri jalur financial freedom dengan relatif cepat. Dua-duanya menjanjikan peluang yang paling optimal untuk mewujudkan impian tentang hidup yang penuh kemakmuran dan barokah.

Mari kita telusuri dua jalan itu.

Road # 1 : Becoming Corporate Top Executive. Dulu, pada wal tahun 2000-an saya bekerja sebagai konsultan di Ernst and Young, bersama puluhan konsultan yang usianya sepantaran saya. Beberapa tahun kemudian hampir semuanya pindah kerja ke perusahaan lain.

Kini hampir semua teman itu telah menduduki posisi direktur (top executive) di berbagai perusahaan multinasional dengan gaji antara 50 – 65 juta per bulan. Dengan gaji sebesar ini, peluang meraih financial freedom menjadi lebih mungkin untuk diwujudkan.

Kenapa mereka bisa menjadi direktur (top level position) pada usia yang relatif muda? Ya karena mereka cerdas, kompeten dan punya career strategy yang solid.

Sebaliknya, jika Anda merasa karir Anda stagnan dan gaji Anda kok ya segitu-gitu saja; jangan – dan jangan pernah – salahkan manajemen, atasan, ataupun kantor tempat Anda bekerja.

Menyalahkan manajemen kantor, sembari tetap bertahan kerja disitu, adalah penghinaan terhadap akal sehat. Yang melakukannya terjebak dalam sindrom halusinasi.

Jika karir atau gaji Anda stagnan, mungkin memang Anda – sorry – tidak kompeten, tidak pernah punya kontribusi atau memang skill-nya abal-abal. Atau boleh jadi strategi karir yang Anda lakukan tidak mumpuni.

Sejumlah pembaca blog ini relatif sukses dalam melakukan “creative career movement” : tiap dua atau tiga tahun, pindah ke perusahaan lain dengan gaji yang naik dua hingga tiga kali lipat dari sebelumnya. Atau juga tetap bertahan di perusahaan yang sama dengan posisi karir yang terus meningkat.

Ingat : studi Boston Consulting Group Indonesia menyebut dalam waktu 10 tahun ke depan, Indonsia akan SANGAT kekurangan manajer-manajer andal. Demand terlalu tinggi, sementara pasokan manajer kompeten sangat terbatas.

Apa artinya? Gaji manajer kompeten dengan mudah akan naik, sejalan dengan hukum supply and demand. Dalam lima tahun ke depan, gaji manajer kompeten dengan mudah bisa tembus ke angka 40 juta per bulan.

Maka pilihan menjadi corporate top executive adalah salah satu jalur yang layak diambil untuk mendaki tangga financial freedom. Asal memang orang-orang di sekitar Anda percaya, Anda adalah calon manajer kompeten. Bukan manajer abal-abal.

Road #2 : Becoming an Entrepreneur. Dulu di tahun 2004 (sepuluh tahun silam) saya memutuskan untuk pindah kuadran : dari posisi karyawan/konsultan di sebuah perusahaan pindah untuk membangun bisnis konsultan sendiri.

Di tahun pertama bisnis saya itu, penghasilan saya naik secara signifikan dibanding gaji terakhir yang saya terima sebelum resign (naik sepuluh kali lipat, tepatnya. Atau 1000%).

Memiliki usaha sendiri memang menjanjikan potensi income yang tinggi (income entrepreneur yang sukses bisa dengan mudah melampaui gaji Direktur Utama Bank Mandiri yang sekitar Rp 150 juta/bulan).

Pertanyaannya : apakah Anda memang punya kompetensi dan keuletan untuk menjadi entrepreneur sukses? Bisnis apa yang mau dijalani? Apakah Anda punya keahlian dibidang itu? Dari mana modal untuk memulai bisnis? Bagaimana menjalankannya?

Kabar baiknya : hampir semua ilmu bisnis tentang apa saja dengan relatif mudah di dapat di Google/Youtube atau Internet. Buku dan informasi tentang ide bisnis dengan modal dibawah 10 juta juga mudah didapatkan di Gramedia.

Sepanjang Anda punya “sikap recourcefulness”, maka semua ilmu bisnis bisa dipelajari dengan relatif mudah. Yang kemudian harus dilakukan adalah : shut up your mouth, and just do it.

Yang menyebalkan adalah jika ide bisnis itu terus ditanya-tanyakan, dipikir, dianalisa lalu ditanya kembali, dipikir lagi, dianalisa lagi. Kalau seperti itu, kapan bisnisnya akan dibuka. Menunggu pensiun? Atau setelah berumur 79 tahun?

So just do it. Apply. Implement your business ideas. Try. Fail. Try again. Expand. Grow. And achieve your business success. Setelah sukses kita ke Brazil nonton Piala Dunia bareng-bareng 🙂

DEMIKIANLAH, dua jalur yang layak ditempuh untuk menggapai financial freedom : menjadi corporate top executive atau menjadi great entrepreneurs. Dua-duanya menjanjikan income yang memadai dan penuh barokah.

Selamat bekerja teman. Selamat memilih jalan menuju financial freedom. Sampai jumpa di puncak sana.

30 thoughts on “2 Cara Paling Efektif dan Penuh Barokah untuk Meraih Financial Freedom”

  1. Seperti mas antariksa, sudah satu dekade saya memilih jalur entrepreneur dengan beberapa pilihan bidang, mulai dari properti, trading dan menekuni hobi nulis……

    Jatuh bangun sudah saya alami, seperi ungkapan mas Yodhia yang penting di coba, lebih baik gagal karena pernah mencoba, darpada bangga belum pernah gqgal karena memang belum pernah mencoba.

    Mungkin mas Yodhia bisa menulis tentang jurus jitu untuk sukses dalam jalur entrepreneur, apakah harus fokus dalam satu bidang, kalau gagal baru beralih pada bidang yang lain, atau langsung mencoba beberapa bidang, nanti yang paling sukses baru kita tekuni……

    saya lebih menggunakan metode yang terakhir ini.

  2. Terimakasih Pak ulasannya pagi ini. Satu kalimat yang saya sukai dan menjadi motivasi saya:

    “So just do it. Apply. Implement your business ideas. Try. Fail. Try again. Expand. Grow. And achieve your business success.”

  3. Dari pengalaman pribadi saya yg pernah menjadi employee di salah satu Bank BUMN terbesar. Gaji terakhir sy sewaktu ngaryawan bila dikumpulin selama 1 tahun bisa sy peroleh selama 3 minggu saja pada tahun pertama setelah resign dan fokus berwiraswasta.

    Point penting juga menurut saya adalah kita harus jujur pada diri sendiri terhadap “passion” yg ada dalam diri kita masing-masing. Bagi mereka yg merasa enjoy dengan kemapanan, kehidupan yg aman dan lempeng-lempeng saja memang tidak cocok menjadi pengusaha.

    Tapi bila anda adalah risk taker yg dinamis, suka dengan inovasi, kreativitas dan terpacu dengan tantangan baru. Maka jangan ragu lagi ambil keputusan secepatnya untuk mewujudkan impian. Karena anda adalah salah satu calon entrepreneur sukses. Bekerja pada orang lain adalah penjara bagi anda.

    Orang yang paling tahu apa passion ialah diri sendiri.

  4. apapun jalurnya, intinya di mental tahan banting ya pak..
    baik menjadi bagian dari Top Management ataupun ber entrepreuner
    tentu sama besar resikonya…

  5. Alhamdulilah jalur 2 menjadi wirausaha (Wadi Qibas Farm) sudah sy ambil semoga menjadi pilihan jalur yang tepat. Terima kasih untuk tulisan2 Pak Yodia, sangat mencerahkan dan memotivasi

  6. terhenyak….uraian yang sangat buat saya sadar

    thanks pak yodh, pola pikir saya perlahan berubah menuju ke arah yang lebih baik setiap senin pagi saya baca tulisan bapak

  7. Shut up your mouth, AND JUST DO IT,..
    sapi limousin dan simmental saya sekarang sdh ada 25 ekor dan siap panen.
    ini bisa terjadi b coz i did it,.. nonton bolanya tambah asyik karena bareng para petani ternak di kandang sapi,..hatur nuhun pak Yodhia.

  8. saya masih stuk di dua-duanya, masih membangun bisnis… lum terlihat hasilnya, malahan kemarin sempat bangkrut… dan jadi karyawan juga pas-pasan…

    semoga usaha yang sya jalani mulai terbuka jalannya, amin…

    thanks ilmu dan sharingnya pak…

    mampir juga ya

    https://mariodevan.com/

  9. mas Yodhia, saya pembaca blog Anda sejak pertama kali terbit dan sudah banyak inspirasi yang saya dapat. Karena tidak ingin kehilangan langganan, mohon merubah alamat pengiriman tulisan Anda ke alamat email ini : indira_sanyoto@yahoo.com

    Semoga minggu depan sudah dirubah ya….. Mas Yodhia maju terus dengan tulisan2 yang semakin kreatif, update dan pasti menginspirasi atau…..kena sentilan sentilun…hehehe… maturnuwun mas Yodhia…

  10. Luar biasa tulisan mas Yodhia. Sya selalu megikuti petuah2 manis dari deretan kalimat yang ditautkan dia.
    Saya merasa mantap segera resign dari profesi karyawan. Berpindah kuadran menjadi enterpreneur. Saya yakin tidak mudah, tapi dengan niat yg tulus, pasti bisa…

    http://www.softwarepsikotes.net

  11. Becoming anggota Dewan seumur hidup beberapa periode, juga bisa membuat pencapaian financial freedom.. 🙂

  12. “sembilan dari sepuluh pintu rizqi itu adalah perniagaan… jadi kalau mau kaya, pilihan yg terbuka lebar adalah jadi pengusaha.

  13. Yess.. Kedua cara memiliki 1 kesamaan. Butuh ketekunan untuk mencapainya. Pengalaman beberapa kali buka bisnis akhirnya bangkrut namun tetap terus action & action hingga perlahan seberkas jalan terang mulai terbentang nyata 😀

  14. sebenarnya financial freedom kan tujuannya uang yang mengejar kita sehingga penting sekali mencari passive income mulai dari sekarang. bila sudah mencukupi ya sudah bisa financial freedom kan.

  15. Terima kasih pak Yodhia
    uraian yang bagus sekali

    saya pilih no 1

    saya akan bekerja dengan gigih dan penuh semangat, melakukan kreasi dan invoasi

    Go…..

  16. terimakasih untuk postingannya mas,.. jadi inget proses untuk – just do it, keberanian mental untuk pindah, itu hal pertama menurut saya yang susaah banget.

    butuh waktu 1 tahun buat saya untuk mantap keluar dari kerjaan dan usaha sendiri.

    jadi pelajaran buat saya, padahal klo 1 tahun itu uda dijalankan banyak hal yang bisa dicapai.

Comments are closed.