System Error Bank Mandiri & Kegagalan Bank dalam Melakukan Inovasi Digital

stock-vector-flat-design-vector-concept-of-mobile-banking-or-online-banking-this-set-consist-of-withdraw-money-218831326Minggu lalu kembali terjadi error dalam sistem IT Bank Mandiri. Sejumlah nasabah komplain saldonya tetap berkurang padahal transaksi via ATM dan Mobile Banking-nya gagal.

Kasus error semacam ini sangat serius dampaknya, dan memberikan reputasi kurang mengesankan tentang kecakapan sebuah bank dalam mengelola aspek banking technology-nya.

Padahal di era digital explosion, aspek banking technology akan makin vital perannya bagi daya saing sebuah bank.

Tampaknya, bank-bank BUMN ini memang kerap mengalami gangguan dalam aspek banking technology-nya.

Sudah lama para pelanggan Bank BRI mengeluh tentang koneksi internet banking mereka yang suka lemot. Belum tahu apakah peluncuran satelit BRISAT tempo hari mampu memecahkan problem ini atau tidak.

Koneksi internet banking Bank BNI juga terkadang mengalami gangguan dan susah diakses. Sementara tidak hanya sekali, sistem IT Bank Mandiri mengalami gangguan.

Jika gangguan sistem IT semacam ini masih juga terjadi, mungkin saatnya SELURUH DIVISI IT bank dialihdayakan ke pihak ketiga.

Tren semacam itu sudah terjadi di bank-bank luar negeri. Karena merasa tak lagi sanggup mengelola skala sistem IT bank yang amat masif, banyak bank di luar negeri menyewa lembaga sekelas IBM Consulting atau Accenture untuk mengelola SELURUH DIVISI IT-nya.

Yang acap terjadi di sejumlah bank, sistem IT-nya tidak terintegrasi dengan total. Ada banyak bagian yang sistem IT-nya berbeda satu dengan yang lain. Aplikasinya juga berlainan, dan vendornya juga bermacam-macam. Proses IT menjadi tidak efisien dan acap tidak terintegrasi dengan optimal.

Lepas dari pilihan bentuk pengelolaannya, digital and banking technology akan makin krusial perannya di masa mendatang. Berikut tiga tantangan banking tech yang layak diantisipasi.

Tantangan # 1 : Mobile Banking Explosion
Bagi Anda nasabah bank yang masih belum menggunakan mobile banking, please deh segera register. Jadul banget kalau mau transfer uang saja masih harus ke ATM. So yesterday.

Sebagai pengguna aktif layanan mobile banking, saya sungguh merasa terbantu dengan keajaiban digital ini.

Bagi bank sendiri, mobile banking amat masif sumbangannya dalam mengurangi biaya pemeliharaan mesin ATM yang amat mahal. FYI, biaya pemeliharaan satu mesin ATM per bulan sekitar Rp 200 juta (sewa tempat, satelit, listrik, dll).

Biaya pemeliharaan ATAM makin mahal, jika sampai ada nasabah yang cek saldo di ATM sampai 7 kali sehari – padahal saldonya ndak nambah-nambah 🙂 🙂

Asal tahu saja, tiap cek tombol saldo maka biaya sewa server ATM bertambah dan boros makan data. Maka sah adanya jika ada wacana biaya untuk cek saldo di ATM.

Pada sisi lain, ledakan mobile banking ini juga harus diantisipasi oleh pihak bank.

Layanan mobile banking Bank Mandiri misalnya, menurut saya masih kurang fitur-fiturnya. Fitur mobile banking Bank Permata jauh lebih lengkap (kebetulan saya memakai keduanya).

Aplikasi mobile banking Bank Mandiri harus segera di-reformasi agar jauh lebih hebat fitur-fiturnya. Cuma apakah mereka punya KAPABILITAS untuk melakukannya?

Beberapa bulan lalu, Bank Mandiri merilis aplikasi Mandiri Online, namun hampir 5000 usernya memberikan rating 1 (amat buruk).

Agak mengejutkan, sebuah bank dengan profit Rp 14 triliun (2016) mendapatkan feedback user yang sedemikian kelam (seperti yang dapat dilihat di Google PlayStore).

Tantangan # 2 : The Rise of FINTECH (Financial Technology)
Fintech intinya adalah mobile apps yang membantu memudahkan kita mengelola seluruh aspek keuangan yang kita lakukan.

Dengan basis user yang amat masif, sebenarnya layanan mobile banking Bank Mandiri ataupun Bank BCA amat leluasa mengintegrasikan inovasi fintech ke dalam aplikasinya.

Sungguh kombinasi yang indah kalau saja kedua bank ini mampu mensinergikan fintech dengan layanan mobile banking mereka.

Namun ajaibnya, sampai hari ini tidak ada inovasi fintech yang mereka rilis dan kombinasikan dengan mobile banking mereka.

Mungkin karena memang Bank BCA dan Bank Mandiri TIDAK PUNYA KAPABILITAS untuk melakukan inovasi fintech.

Yang mengejutkan, malah bank papan tengah seperti Bank BTPN yang sukses merilis layanan fintech dengan nama JENIUS. Aplikasi ini adalah embrio fintech yang brilian. Di Amerika dan Singapore, aplikasi fintech inovatif seperti Jenius ini sudah menjadi mainstream.

Pertanyaannya : Kenapa Bank BRI, Bank BNI atau Bank Mandiri tidak mampu merilis inovasi fintech seperti itu, padahal mereka punya resource yang JAUH LEBIH BESAR?

Kadang memang saat organisasi Anda terlalu besar, justru muncul birokrasi yang kompleks. Laju inovasi jadi malah termehek-mehek.

Mentalitas big company acap membuat sebuah bisnis jadi lamban bergerak. Suatu saat bank-bank besar yang tidak kreatif ini dengan mudah bisa dikejutkan disruptive innovation dari arah yang tak terduga.

Tantangan #3 : The Rise of Cashless Society
Asal tahu saja, Indonesia ini termasuk negara tertinggi di dunia yang masih doyan menggunakan uang fisik (lembaran uang kertas dan koin).

Padahal asal tahu saja, anggaran Bank Indonesia untuk mencetak, menyimpan dan mendistribusikan uang fisik ini amat mahal, trliunan biayanya. Boros dan jadul.

Memang kehadiran kartu debit dan kartu kredit telah mengurangi penggunaan uang fisik secara substansial. Namun di era digitale explosion ini, inovasinya harus lebih maju selangkah.

Saya membayangkan, suatu saat saya bisa membayar di Indomart, Mall, Resto, Kafe atau Online Shopping, hanya dengan sekali sentuhan di layar smartphone saya. Tanpa harus ribet mengeluarkan dompet dan kartu.

Saya juga membayangkan, saya bisa dengan mudah men-track semua pengeluaran saya hanya dengan sekali klik di smatphone saya (sebab semua transaksi sudah terekam dalam smartphone saya).

Begitu banyak ruang untuk inovasi fintech – angan saya diatas hanya salah satu contohnya.

Apakah bank besar seperti BCA, Mandiri dan BNI bisa segera menghadirkan inovasi fintech seperti diatas?

Laba bank-bank itu sudah triliunan. Sungguh ironis jika inovasi digital semacam itu tak kunjung bisa mereka lakukan. Mindset mereka mungkin masih mindset analog (konvensional dan jadul), bukan mindset yang berorientasi pada digitalisasi kehidupan.

DEMIKIANLAH, tiga tantangan yang saling berkaitan, dan harus segera diantisipasi oleh bank-bank di tanah air. Kultur inovatif dan mindset digital harus terus dimekarkan agar bank-bank raksasa ini tidak menjadi dinosaurus.

Sebab tidak ada yang lebih kelam dibanding harus mati pelan-pelan karena tidak adaptif dengan perubahan zaman.

22 thoughts on “System Error Bank Mandiri & Kegagalan Bank dalam Melakukan Inovasi Digital”

  1. Saya kapan lalu pakai juga bingung dan tidak user friendly Mandiri online nya.. Akhirnya pakai internet banking mandiri yg versi lama, justru malah lancar.

    Sejak itu malas pakai Mandiri online. Enakan mandiri internet banking web base yg jadul.

    http://www.SonyTrade.com
    Blog Belajar Trading SAHAM & FOREX TERBAIK

  2. “Bagi Anda nasabah bank yang masih belum menggunakan mobile banking, please deh segera register. Jadul banget kalau mau transfer uang saja masih harus ke ATM. So yesterday.”

    Gw suka nih kalimat ini, turut membantu mempromosikan layanan ebanking.

    #curhatdaribankirAbal-abal :v

  3. Saya pernah mengalaminya, dan parahnya lagi solusinya sampai berhari hari dan ada biaya sosial yang harus saya tamggung, itupun semua media sudah saya complain baik call centre, FB, twitter dan banknya sendiri.

  4. Saya masih pake atm, lebih suka uang kertas. Iya masalah kebiasaan ada baik dan buruknya . Yang penting kita harus menanggapinya dengan positif

  5. Bank BCA sedikit berbenah di mobile banking versi terbarunya
    Mandiri mobile dengan icon animasi kupu yang membahana tak diikuti dengan performanya yang masih rapuh

  6. Iya, saya pun masih menunggu kehadiran seperti Jenius di bank BCA/Mandiri. Untuk transaksi yg lebih mudah.

    Sungguh ironi memang bank dengan laba Triliunan tp teknologinya masih terbilang kuno

  7. aplikasi bank mandiri payah.. berat di HP, ada kupu2 gerak, bikin makin berat..

    loading lambat..

    untuk top up reksadana secara virtual lewat ebanking juga sangat terbatas. belum semua bank bisa.. apalagi mandiri, BRI, BCA..

  8. Sekarang sudah zaman cryptocurrency bang yodh.

    Bitcoin, doge, ripple, etc…

    Sayang pemerintah indonesia
    -seperti biasa- nggak peka jadi blm melegalkan.

    Tapi banyak individu wes gerah dadi berinovasi mangkat dewe biaya dewe, alhamdulillah

  9. Mas yodia baru bisa bayangkan, saya sudah terbiasa melakukan….

    “Saya membayangkan, suatu saat saya bisa membayar di Indomart, Mall, Resto, Kafe atau Online Shopping, hanya dengan sekali sentuhan di layar smartphone saya. Tanpa harus ribet mengeluarkan dompet dan kartu.”

    Pake mandiri e-cash/line e-cash, bahkan bisa tarik tunai di atm modal hape aja 🙂

    Skrg kembali lagi ke merchant dan usernya… Apakah sudah siap menggunakan? Atau masih nyaman pake cash/kartu….

  10. Saya termasuk pengguna rekening dan aplikasi Jenius. Sungguh inovasi yg briliant!

    Saya juga sering heran dengan bank mandiri dan bri. bank mandiri, dapalagi dari layanan internet banking nya sungguh melelahkan. mau transfer saja harus diulang-ulang sampai belasan kali barus sukses.Sungguh tidak bisa di andalkan untuk transfer saat-saat penting!! hello… kemana saja IT nya?
    BRI juga sama, apalagi layanan bank nya, sering down jaringan. udah gtu ketika masuk ke bank tidak ada info gangguan, ditungguin lama eh ternyata sedang offline, haduhhh gondok benget…

    Tetapi saya kurang sependapat dengan kita harus beralih ke uang digital dari pada uang fisik. Menurut saya uang kertas tetap dibutuhkan. Kita tahu bersama, yang namanya data digital tidak ada yg bisa jamin 100% aman. Selalu saja ada celah yang dapat disalah gunakan.. sehingga tetap ada rasa was-was, amankah uang kita??

  11. Keren Mas Yodhia Antariksa, Panjenengan bisa coba download dari https://bit.ly/ezy-install, related sekali dengan artikel di atas.

    All in One Payment Solution. Slogan kami memastikan kemudahan bertransaksi untuk pembelian dan pembayaran berbagai tagihan dalam satu aplikasi.

    No Riba
    Tidak ada biaya yang disembunyikan, semua akad jual beli sangat jelas dan
    NO RIBA!

    Bebas Biaya Admin
    Nikmati kemudahan belanja Voucher TOKEN PLN dan BPJS dengan biaya admin hingga Rp. 0

    Produk Lengkap
    Produk lengkap dengan nominal voucher pulsa mulai dari Rp. 1.000

    Cepat dan mudah
    Proses transaksi kurang dari 2 menit dan dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi mobile.

    Sistem Terintegrasi
    Kami memiliki layanan tambahan seperti EzySchool, EzyLaundry, EzyMart, dll.

    Diskon Voucher
    Diskon menarik setiap saat untuk promo dari merchant dan mitra Kami.

  12. Cepat atau lambat,
    Atau atau tidak mau,
    Mereka akan terus melakukan inovasi dan memperbaiki siatemnya.

    Sudah sudah menjadi keharusan bila tidak ingin mati dan diGILAS para pesaingnya ataupun new comer.

    So, apa nunggu KOLAPS dulu baru mau membenahi dan memperbaiki sistemnya.

    Dan bila Anda ingin memperbaiki sistem keuangan, nggak usah nunggu BANGKRUT dulu….
    Cepetan ke https://manajemenkeuangan.net/
    Ambil tindakan sebelum semuanya terlambat!

    Terima kasih Kang Yodhia.
    Salam sukses penuh keberkahan

  13. Bank-bank di indonesia sepertinya merasa sudah terlalu puas dengan inovasi dan terobosan yg ada selama ini.
    Padahal ruang buat inovasi system & produk sangat terbuka lebar.
    Anehnya terkadang ada produk & inovasi baru pun tidak mereka siapkan secara matang.
    Saya punya kjadian menggelikan…di salah satu cabang bank bni di daerah..
    Sy dtg ke cs mereka krn sya lihat ada produk baru di website, yg namanya vcn.
    Sy tanya ke cs, detail ttg vcn, apa yg terjadi? Sang cs gelagapan pertanda dia tidak tahu…bahkan sampe kepala cabangnya menemui saya, penjelasan ttg vcn pun sangat tidak memuaskan.
    Saking ramenya diskusi saya di meja cs tadi, menjadi bahan tontonan customer bni lainnya. Demi menyingkat waktu dan toleransi dg atrian customer lain, sy pun memutuskan utk menyudahi semuanya. Padahal saya blm terpuaskan…

  14. sampai April untuk mengisi emoney nya Mandiri, bias pakai kartu atm BNI di mesin ATM Mandiri.
    tapi sekarang ga bisaa lagi.. ya sudah… bye bye emoney… (emoney ini produknya Bank Mandiri)

  15. Kenyamanan akan berbanding terbalik dengan keamanan.

    Jika dengan satu klik bisa melakukan transaksi berarti nyaman dan mudah. Ironisnya akan ada faktor keamanan yang dikorbankan.

    Pengalamana saya di antara bank besar lainnya, BCA yang masih agak jadul sistem IT nya. Transfer antar BCA sebaiknya tidak dilakukan di atas jam 21. Karena uang tidak akan masuk ke rekening tujuan seketika (realtime). Mesti nunggu esok harinya karena sepertinya sistem nya offline / maintenance saat di atas jam 21.

    Numpang promo aplikasi Jual Pulsa, token pln dan pembayaran PLN ya kalau boleh. Download aplikasinya di Google Play Store. Gratis kok: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.plugie.mesinkasir

Comments are closed.