Kenapa Produktivitas Karyawan Indonesia hanya SeperSepuluh Karyawan Singapore?

Produktivitas karyawan sebuah perusahaan merupakan salah satu indikasi penting untuk melacak masa depan bisnis dan ekonomi. Produktivitas karyawan yang buruk dan termehek-mehek bisa membuat sebuah organisasi bisnis kian ketinggalan dalam deru pertumbuhan ekonomi global.

Dan data terbaru tentang produktivitas karyawan sedunia menunjukkan angka yang muram : secara rata-rata produktivitas karyawan Indonesia hanya 1/10 dari produktivitas karyawan Singapore.

Kenapa bisa demikian tinggi gap-nya? Dan apa yang kudu dilakoni untuk menipiskan gap tersebut? Di Senin pagi yang cerah ini, kita mau mengulik tema sentral tersebut. Sambil ditemani segelas air putih atau secangkir cappucino. Continue reading “Kenapa Produktivitas Karyawan Indonesia hanya SeperSepuluh Karyawan Singapore?”

Kenapa Lulusan SMP Bisa Lebih Kaya dan Lebih Makmur dibanding Lulusan S1 dan S2?

Sudah dua kali blog ini menampilkan profil anak ingusan yang cuma lulusan SMP, namun hidupnya relatif makmur dan melimpah.

Yang pertama, anak ndeso lulusan SMP bernama Darmanto, yang kini jadi national internet expert dan berkantor dari rumahnya di desa Kranggil, Pemalang.

Yang kedua, Afidz, lulusan SMP yang jadi juragan soto Lamongan dan bertekad segera mengumrohkan orang tuanya ke tanah suci.

Di sisi lain, kita acap melihat anak muda lulusan S1 bahkan S2 yang masih menganggur. Atau juga sudah bekerja namun dengan penghasilan pas-pasan. Bulan masih tanggal 9, gaji sudah habis. Pening deh kepala.

Pertanyaannya : kenapa bisa begitu? Kenapa anak lulusan SMP bisa lebih makmur dibanding lulusan S2? Sajian pagi ini akan menelisiknya dengan gurih dan merenyahkan. Continue reading “Kenapa Lulusan SMP Bisa Lebih Kaya dan Lebih Makmur dibanding Lulusan S1 dan S2?”

Kenapa Perusahaan Selalu Ragu “Me-Moyes-Kan” Karyawan Abal-abal?

Dunia bisnis manajemen mungkin layak belajar dari dunia sepakbola tentang satu tema krusial : key performance indicators.

Dalam dunia sepakbola, key performance indicator amat lugas dan terukur. Berapa skormu dalam klasemen. Performance scorecard yang sangat elegan, powerful dan mudah diukur. Saat skormu termehek-mehek, kamu akan terpelanting keluar arena. Kamu akan “di-Moyes-kan”.

Pertanyaannya : kenapa perusahaan selalu ragu untuk “me-Moyes-kan” karyawan abal-abal? Kenapa kisah pahit David Moyes yang di-pecat oleh sang raksasa yang terluka, Manchester United, jarang terjadi dalam dunia bisnis manajemen perusahaan? Continue reading “Kenapa Perusahaan Selalu Ragu “Me-Moyes-Kan” Karyawan Abal-abal?”

Mendesain Human Capital Strategy Kelas Dunia

Great organization is always built by great people. Begitu sebuah kredo yang layak selalu kita kenang.

Jim Collin dalam masterpiece-nya, Good to Great juga menulis, perusahaan-perusahaan legendaris selalu mengawali langkahnya dengan statement seperti ini : First Who, then What (cari dulu orang terbaik, baru berpikir tentang strategi. Bukan sebaliknya).

Maka meracik human capital strategy yang mencorong merupakan sebuah keharusan. Apa saja konten human capital strategy yang layak ditelisik? Sajian ini akan membedahnya untuk Anda semua. Continue reading “Mendesain Human Capital Strategy Kelas Dunia”

Diaspora Lamongan, Podomoro University dan Perjuangan Mencetak Entrepreneur

Berita di harian Kompas Minggu kemarin menyajikan dua informasi yang bersifat paradoks, dan mungkin saling melengkapi.

Yang pertama adalah kisah heroik diaspora pemuda-pemuda Lamongan ke segenap penjuru Nusantara. Yang satunya lagi iklan satu halaman penuh full color tentang kabar pendirian universitas baru, bernama Podomoro University.

Dua berita yang terkesan bersifat kontras itu sejatinya menyimpan sebuah pesan yang sama : tentang perjalanan panjang untuk mencetak kaum wirausaha yang tangguh.

Di pagi ini, sambil menikmati teh hangat, kita akan menjelajahi dua kisah itu. Continue reading “Diaspora Lamongan, Podomoro University dan Perjuangan Mencetak Entrepreneur”

Jika Anda Suka Hidup Susah dan Miskin, Tulisan ini Tidak Perlu Anda Baca

Tulisan saya minggu lalu yang berjudul : “Kenapa Saat Berusia 55 Tahun, Anda Harus Punya Tabungan Minimal 3 Milyar”, banyak di-share oleh pembaca dan mengundang banyak komentar (baik via blog, facebook ataupun Twitter).

Dulu, tulisan saya yang berjudul : “Jika Gaji Hanya 7 juta/Bulan, Kapan Anda Bisa Beli Rumah Sendiri”, juga ramai mengundang komentar.

Dari ratusan komentar yang ada, sejatinya kita bisa mengungkap salah satu misteri kunci dalam hidup : kenapa seseorang terus hidup susah dan serba kekurangan, dan kenapa yang lainnya bisa hidup berkelimpahan.

Dalam tulisan ini, saya ingin mengajak Anda semua melacak dan membongkar misteri itu. Continue reading “Jika Anda Suka Hidup Susah dan Miskin, Tulisan ini Tidak Perlu Anda Baca”

4 Medium Paling Ampuh untuk Membangun Online Personal Branding

Dalam bentangan medium digital dan social media yang kian mekar, setiap orang kini bisa menjadi self-publisher. Setiap individu – siapapun orangnya — punya kesempatan untuk meletakkan jejak digitalnya dalam dunia maya yang hampir tak bertepi.

Pertanyaannya : apakah kita bisa merakit jejak digital yang bermakna, sehingga terbangun online self- branding yang kokoh. Atau sebaliknya : dalam dunia digital yang menjanjikan segala peluang ini, nama Anda – ya, nama lengkap Anda yang keren itu – hanya teronggok sunyi di sudut yang sepi.

Lalu rute apa yang mesti ditelusuri untuk membangun personal online branding yang layak dikenang? Continue reading “4 Medium Paling Ampuh untuk Membangun Online Personal Branding”