Dalam sajian artikel beberapa waktu lalu, kita telah membahas tentang fenomena hedonic treadmill. Atau sebuah fenomena saat level kepuasan hidup kita tidak akan pernah naik-naik meski level penghasilan sudah naik berlipat. Kenapa begitu? Karena ekspektasi dan gaya hidup kita pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilan yang terjadi.
Lalu harus bagaimana? Apa yang kudu dilakoni agar kita bisa terhindar dari jebakan hedonic treadmill yang diam-diam akan selalu menggerogoti penghasilan kita ini? Berikut terdapat satu langkah praktikal yang layak dijalani demi masa depan finansial yang lebih sehat.
Beberapa waktu lalu, dua affiliator trading berbasis binary option yakni Doni King Salmanan dan Indra Kenz ditangkap polisi, karena kegiatan investasi ilegal yang mereka lakukan. Dalam prosesnya, mereka sukses meraup ratusan milyar uang dari para korban investor bodong yang mereka promosikan.
Dengan uang ratusan milyar inilah, kemudian dua orang itu menjadi kaya mendadak, dan sering memamerkan kekayaannya demi menjerat para korban baru.
Doni Salmanan dan Indra Kenz mungkin amat paham, alat pemasaran yang paling ampuh untuk menjerat calon pelanggannya adalah dengan memamerkan harta dan koleksi mobilnya yang mewah dan melimpah.
Terbukti metode pemasaran tersebut sangat efektif untuk menjerat ribuan korban, dan menyedot ratusan milyar dari mereka. Uang ratusan miliar ini mungkin merupakan tabungan atau dana dari hasil jual rumah para korbannya, yang kini hanya bisa menangis meratapi kerugiannya.
Hedonic treadmill. Tak pelak inilah salah satu sisi paling kelam dalam aspek psikologis manusia – saya dan Anda semua – saat berhubungan dengan uang.
Hedonic treadmill intinya bermakna level kepuasanmu tidak akan pernah naik-naik meski level penghasilanmu sudah naik berlipat. Kenapa begitu? Karena ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilanmu.
Jadi ibaratnya hedonic treadmill adalah seperti ini : saat gajimu Rp 5 juta, semuanya habis. Saat gajimu naik Rp 25 juta per bulan, eh semua habis juga.
Dengan kata lain, nafs kita untuk membeli materi/barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan income.
Itulah kenapa disebut hedonic treadmill : seperti berjalan diatas treadmill, kepuasanmu akan kepemilikan beragam benda dan materi tidak maju-maju – seolah hanya berjalan di tempat. Sebab ekspektasi dan nafsu-mu untuk memiliki aneka benda itu tidak akan pernah terpuaskan.
Content marketing merujuk pada cara membuat nama kita menjadi lebih dikenal dengan memanfaatkan kekuatan konten online yang unik dan cetar membahana. Dengan kata lain, content marketing adalah melakukan kegiatan pemasaran melalui kekuatan konten yang wow. Dan di era ledakan digital ini, kekuatan konten yang kreatif dan konsisten merupakan senjata utama untuk melejitkan popularitas branding diri kita.
Berikut ada 3 strategi kunci yang layak dipertimbangkan demi membangun personal branding yang kokoh melalui jalan content marketing.
Setelah Anda sukses menentukan jenis profesi yang akan dijalani, dan sekaligus secara otomatis juga mengetahui jenis skills apa saja yang harus dikuasai, maka proses selanjutnya adalah ini : berjibaku mempelajari dan menguasai skills tersebut.
Kabar baiknya adalah : di era digital ini, hampir semua ilmu dan skills yang ingin Anda pelajari kemungkinan besar telah tersedia di Google University atau Youtube Academy – dan kebanyakan gratis alias free.
Selanjutnya dalam langkah berikutnya, kita akan mengulik tiga prinsip yang perlu dilakukan agar menjadi pakar atau ahli dalam bidang profesi tersebut.
Sebab dalam dunia Gig Economy mungkin berlaku prinsip ini : Your Skills Level Will Mostly Determine Your Income Levels.
Pada akhirnya level skills Anda dalam bidang profesi yang Anda jual itu memang akan amat menentukan seberapa besar income yang akan Anda terima. Semakin tinggi level keahlian Anda, maka bisanya income juga akan makin tinggi. (Meski juga harus segera ditambahkan, asal disertai dengan cara personal branding dan strategi promosi yang cerdik. Skills tinggi namun tidak paham cara mempromosikannya, hanya akan membuat dirimu jadi Sang Pujangga yang kelaparan. Strategi personal branding akan diulas dalam bagian berikutnya).
Keberanian untuk menjadi self-employed dan menjual jasa keahlian yang kita punya diawali dengan kegigihan kita untuk menjadi expert dalam bidang itu. Tentu saja proses untuk menjadi expert ini kudu melalui proses penguasaan skills yang panjang dan acap melelahkan.
Dalam konteks penguasaan skills, ini terdapat tiga prinsip kunci yang layak dikenang. Kita bisa menyebutnya sebagai Three Principles of Learning Mastery. Mari kita bedah satu demi satu.
Pertanyaannya adalah : bagaimana cara mencapainya? Tahapan apa yang harus dilakoni agar Anda bisa menerima income hingga Rp 45 juta per bulan dari profesi yang Anda jalani dalam sebuah sistem Gig Economy? Ada tiga langkah kunci yang kudu dilakukan yakni :
Tentukan Keahlian Apa yang Ingin Anda Jual
Cara Berjibaku Terbaik untuk Menjadi Expert – Based on Science
Membangun Personal Branding untuk Meraih Financial Freedom
Mari kita jelajahi jalannya satu demi satu. Dalam sajian minggu ini, kita hanya akan mengulas yang langkah pertama. Langkah kedua dan ketiga akan kita bahasa di minggu-minggu selanjutnya. Stay tuned.
Dalam sajian minggu lalu, kita sudah melihat sejumlah sampel profesi independen untuk dijalani sebagai self-employed person. Sampel itu memberikan informasi mengenai beragam pilihan profesi yang bisa dilakukan. Tentu saja mengenai profesi apa yang akan Anda jalani tergantung dengan minat atau latar keahlian yang Anda miliki.
Langkah pertama untuk menjalani Self-Employed adalah memang menentukan profesi apa yang ingin Anda jalani. Disini ada tiga kriteria dalam menentukan pilihan profesi Gig Economy yang bisa Anda pertimbangkan :