Kenapa Perilaku Konsumtif dan Gaya Hidup Tidak Sehat itu Mudah Menular?

Kenapa perilaku yang konsumtif itu mudah menular? Jawabannya mudah : karena secara instingtif, manusia itu sangat mudah untuk berperilaku latah.

Teman-teman saya pakai Android. Saya harus pake juga dong. Tetangga kanan kiri saya sudah pakai Avanza/Ertiga/Jazz, maka saya harus beli mobil juga dong.

Dalam behavior science, istilah latah itu acap disebut sebagai “social proof” atau “social imitation”. Dan puluhan studi empirik kian menegaskan betapa manusia itu sangat mudah untuk meniru perilaku orang lain. Sangat rentan untuk jatuh dalam perangkap social imitation.

Ilustrasi berikut mungkin bisa menggambarkan bagaimana proses penularan perilaku itu terjadi. Alkisah, ada seorang anak muda yang berasal dari latar belakang yang relatif bersahaja.

Selepas lulus kuliah, ia diterima bekerja di sebuah perusahaan besar dengan kantor pusat yang megah di bilangan Thamrin, Jakarta. Dalam beberapa minggu pertama bekerja, ia mengalami sejenis “cultural shock”. Continue reading “Kenapa Perilaku Konsumtif dan Gaya Hidup Tidak Sehat itu Mudah Menular?”

Hasil Survei : Hanya 30 % Orang yang Berhasil Mengubah Nasibnya

Lumrah jika banyak orang berkeinginan mengubah nasibnya : setidaknya dari yang penghasilannya pas-pasan naik kelas ke golongan penghasilan menengah (midle income), atau syukur-syukur ke kelas menengah atas (high income class).

Namun survey yang dilakukan oleh sebuah lembaga terkemuka bernama Pew Institute, menunjukkan fakta yang layak dicermati : hanya 30 % orang yang berhasil mengubah nasibnya ke arah yang lebih sejahtera. 70 % lainnya gagal, dan tetap termehek-mehek tertahan di golongan pendapatan rendah alias hanya pas-pasan untuk hidup.

Dari 30% yang berhasil itu, sejumlah 4% sukses melompat dari kelas low income ke kelas milioner (dari bisa beli Honda Vario menjadi bisa beli BMW). Dan 26% sukses melompat ke kelas pendapatan menengah (bisa beli Toyota Avanza). Continue reading “Hasil Survei : Hanya 30 % Orang yang Berhasil Mengubah Nasibnya”

Mindset : Pilar Utama untuk Melukis Garis Nasib Kehidupan Anda

Tulisan minggu lalu di blog ini tentang buruh lulusan SMP yang mengubah nasib melalui keajaiban internet, di-share oleh ribuan pembaca. Mungkin karena isinya dianggap memberikan inspirasi yang amat menggugah tentang garis nasib dan kehidupan.

Dulu, tulisan saya yang berkisah tentang : Anak Supir Angkot yang Menjadi Direktur di kota New York juga mengundang banyak komentar positif dan rasa empati.

Kedua kisah itu barangkali disatukan oleh satu benang merah yang sama : tentang bagaimana pribadi-pribadi underdog melakukan perubahan garis hidup secara inspiratif. Tentang bagaimana kekuatan mindset positif dalam mendedahkan garis nasib kita di masa mendatang. Continue reading “Mindset : Pilar Utama untuk Melukis Garis Nasib Kehidupan Anda”

Buruh Lulusan SMP itu Mengubah Nasibnya melalui Keajaiban Internet

Dua minggu belakangan, demo buruh marak dimana-mana. Tuntutan mereka sama : agar gaji UMR/UMP bisa dinaikkan secara signifikan. Meski acap membuat jalanan macet, dan perusahaan tempat mereka bekerja terpaksa tutup karena tak kuat menanggung beban biaya, demo buruh itu terus berjalan dengan penuh gelora.

Ditengah suara protes yang terus membahana itu, kita mungkin perlu menengok kisah Darmanto, buruh kasar yang hanya lulusan SMP. Dalam sunyi, ia lebih memilih mengubah nasib dengan tangan sendiri. Tidak dengan suara tuntutan yang acap memekakkan telinga.

Kisah Darmanto adalah sekeping cerita tentang kegigihan, tentang daya juang yang bertumpu pada etos kemadirian; dan bukan selalu menuntut pihak lain agar dirinya sejahtera. Continue reading “Buruh Lulusan SMP itu Mengubah Nasibnya melalui Keajaiban Internet”

Bisakah Penghasilan Anda Naik 7 Kali Lipat dalam Periode 15 Tahun?

Dimana-mana, sepertinya tren bisnis terus bergerak naik. Penjualan mobil kian meningkat. Penjualan motor dan gadget android terus melangit. Pengunjung mal juga terus merayap naik. Ya, dimana-mana semua serba naik, kecuali satu hal : pendapatan dan gaji kebanyakan orang kok tetap stagnan.

Jadi : bisakah Anda meningkatkan income Anda 7 kali lipat dalam periode 15 tahun? Artinya, jika income Anda sekarang Rp 5 juta/bulan, lima belas tahun lagi harus menjadi Rp 35 juta/bulan. Kalau sekarang sudah 10 juta/bulan, berarti harus meningkat ke angka 70 juta/bulan.

Jika Anda merasa tidak sanggup, sorry, berarti prestasi Anda “dibawah rata-rata prestasi nasional”. Lho, kenapa bisa begitu? Continue reading “Bisakah Penghasilan Anda Naik 7 Kali Lipat dalam Periode 15 Tahun?”

Uang Saya di Paypal (Nyaris) di Curi oleh Maling-maling Digital

Sebagai online business player, selama ini saya mengandalkan layanan Paypal untuk menerima pembayaran dari pembeli (terutama pembeli dari manca negara).

Bagi saya sendiri, Paypal seperti keajaiban digital : dengannya, transaksi ekonomi benar-benar tak mengenal batas negara. Borderless world.

Hingga di sebuah pagi, empat hari yang lalu saya menerima email dari mereka. Isinya lugas : seluruh saldo uang di rekening Anda SUDAH ditransfer ke rekening xxx di sebuah bank di Indonesia.

Oh my God. Someone has stolen my money. Continue reading “Uang Saya di Paypal (Nyaris) di Curi oleh Maling-maling Digital”

Sekeping Kisah Eksperimental yang Inspiring, dan akan Membuatmu Lebih Bahagia

Di Senin pagi yang cerah ini, coba luangkan waktu sejenak untuk merenung. Pikirkan dan renungkan satu orang yang telah memberikan dampak paling signifikan dalam perkembangan hidupmu. Orang itu bisa dari keluarga dekat, sahabat, rekan kerja, atau guru, atau siapapun.

Lalu tuliskan dalam selembar kertas, alasan kenapa orang tersebut Anda pilih sebagai orang yang paling berjasa dalam hidupmu.

Malam nanti, besok atau lusa telponlah dia. Lalu Anda bacakan tulisan dalam kertas yang anda susun itu.

Sampaikan via telpon, kenapa Anda memilihnya sebagai orang paling berjasa dalam hidupmu. Dan juga rasa apresiasimu yang mendalam atas hal tersebut. Continue reading “Sekeping Kisah Eksperimental yang Inspiring, dan akan Membuatmu Lebih Bahagia”