Apa sebenarnya faktor-faktor kunci penentu untuk membangun suatu great company, atau perusahaan yang unggul? Faktor-faktor yang telah membuat perusahaan unggul semacam Intel, Samsung, Nokia, dan IBM terus menerus berada dalam ranah kejayaan? Pertanyaan ini tampaknya menjadi kian penting terutama ketika intensitas kompetisi bisnis berlangsung dengan makin kencang. Tanpa kesadaran akan faktor-faktor kunci penentu keberhasilan (key success factors), maka suatu perusahaan boleh jadi akan gagap mengelola dirinya, untuk kemudian terkapar mati ditelan arus perubahan zaman.
Dalam konteks inilah, hasil sebuah riset yang pernah dilakukan oleh Ernst and Young menjadi punya makna. Riset ini pada dasarnya ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penentu kejayaan sebuah perusahaan. Berdasar serangkaian riset dan kuesionar yang dilakukan terhadap ribuan eksekutif bisnis, maka terungkap sejumlah faktor penting penentu keberhasilan bisnis. Dan lima faktor yang dianggap paling penting adalah : 1) eksekusi strategi perusahaan, kemudian diikuti dengan 2) faktor kredibilitas manajemen, 3) faktor mutu strategi korporasi, 4) level inovasi dan 5) kemampuan untuk merekrut dan mempertahankan barisan SDM yang unggul.
Mari kita coba diskusikan masing-masing faktor dengan dimulai dari faktor kelima, yang berkaitan dengan perekrutan karyawan-karyawati yang potensial. Faktor ini dalam kenyataannya telah menjadi salah satu elemen vitas bagi kegemilangan gerakk sebuah perusahaan. Kehebatan Microsoft atau Citibank misalnya, amat ditentukan oleh kemampuan mereka untuk merektur the best people from top universities. Faktor ini menjadi makin penting karena proses perekrutan sesungguhnya adalah filter pertama yang kelak akan menentukan bagus tidaknya barisan SDM yang bekerja dalam suatu perusahaan. Begitu Anda salah dalam merekrut orang, maka rentetan dampaknya akan panjang – dan semuanya akan berujung pada kegagalan membangun organisasi yang unggul.
Faktor berikutnya berkaitan dengan kemampuan organisasi tersebut untuk melakukan inovasi. Kini, ketika siklus produk makin pendek, maka setiap perusahaan makin dituntut untuk selalu inovatif. Selain itu, pesaing yang kian agresif dan para pelanggan yang makin cerdas hanya bisa dikelola dengan jitu jika perusahaan tersebut selalu mampu memberikan respon yang inovatif. Tanpa kemahiran untuk berinovasi, suatu perusahaan –sebesar apapun – niscaya akan mati perlahan-lahan.
Faktor selanjutnya yang juga penting adalah kemampuan perusahaan tersebut untuk merumuskan arah strategi yang ingin dicapai dalam masa depan. Perumusan strategi yang tepat dan adaptif terhadap perubahan zaman menjadi penting jika perusahaan itu tidak ingin ketinggalan kereta. Kini misalnya kita melihat perubahan strategi yang banyak dilakukan oleh bank-bank nasional – yang kini beramai-ramai lebih fokus pada nasabah retail, dan tidak lagi bertumpu pada pelanggan korporasi. Tentu saja, modifikasi strategi ini didorong oleh kenyataan bahwa sektor ritel (serta usaha kecil dan menengah) ternyata lebih kokoh dalam menghadapi krisis ekonomi.
Faktor kritikal ketiga adalah kredibiltas jajaran manajemen. Hal ini bermakna bahwa keberhasilan sebuah organisasi bisnis amat ditentukan oleh sejauh mana mutu dan kapabilitas jajaran manajemennya, terutama yang berada pada top level management. Dari sejarah kita menyaksikan begitu banyak kisah keberhasilan perusahaan lantaran dikelola oleh para eksekutif bisnis yang visioner, mumpuni dan kapabel. Sebaliknya pula, kita amat kerap menyaksikan perusahaan yang terpelanting jatuh dan pingsan lantaran dikelola oleh para petinggi bisnis yang mutunya pas-pasan.
Pada akhirnya, faktor yang dianggap paling penting dalam menentukan keberhasilan perusahaan adalah sejauh mana perusahaan itu mampu mengimplementasikan strategi yang telah dirancangnya. Disinilah, kekompakan dari segenap jajaran manajemen, dukungan sistem organisasi yang solid, serta kerja keras dari semua karyawan menjadi kata kunci agar strategi bisnis benar-benar dapat diaplikasikan secara nyata. Eksekusi strategi yang jitu dengan kata lain, akan menentukan nasib sebuah perusahaan : apakah ia layak dicatat dalam sejarah, atau sekedar hadir sebagai penggembira untuk kemudian lenyap ditelan angin.
Note : Jika Anda ingin mendapatkan file powerpoint presentation mengenai management skills, strategy, marketing dan HR management, silakan datang KESINI.
Semuanya itu mampu dan bisa berjalan apabila didukung oleh Budaya perusahaan yang adaptif.
Adaptive culture. Constant self-reinvention. Benar Mas Budi, adaptive culture merupakan satu elemen penting ketika kita hendak membentuk great company.
point no 1 eksekusi strategi perusahaan menjadi penting. Ternyata banyak perusahaan yang telah mampu membuat strategi perusahaan namun tidak tahu bagaimana mengeksekusinya hingga ke setiap lini organisasi. Beberapa hanya dapat dijalankan pada level 2 tertinggi di organisasinya.
Eksekusi memang menjadi kian penting. Buku Execution karangan Ram Charan merupakan referensi yang bagus mengenai bagaimana melakukan proses eksekusi secara jitu.
Nah, mumpung judulnya sudah “great company”, mungkin ada baiknya juga membahas dari sisi lain, yaitu versi Jim Collins, dalam buku “Good to Great”, … kayaknya menarik juga tuh … (1) discpline thought, (2) discipline people, (3) discipline actions … ciao !
Ri, untuk pembahasan mengenai good to great ini bisa dilihat pada postingan saya yang bertajuk presentasi good to great pada https://strategimanajemen.net/2007/08/17/presentasi-good-to-great-company/
Artikel yang bagus, semuanya memang harus direncanakan yang matang, harus ada beberapa planing kalau satu gagal harus cepat mengambil langkah lainnya, langkah dasar Planning, Organizing, Actuating dan Controlling masih tetap relevan dalam semua bidang.