Dalam beberapa tahun terakhir, industri kopi di Indonesia bukan cuma soal secangkir espresso atau latte yang enak, tapi juga soal siapa yang paling cepat, paling cerdas, dan paling dekat di hati pelanggan. Tiga nama besar yang jadi sorotan adalah Kopi Kenangan, Fore Coffee, dan Kopi Tuku. Masing-masing punya gaya, pendekatan, dan target pasar yang berbeda—tapi tujuannya sama: merebut hati para penikmat kopi.
Bank Mandiri sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia memiliki komitmen tinggi dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Strategi pengembangan SDM di Bank Mandiri bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas, profesional, serta mampu beradaptasi dengan perubahan di industri perbankan.
Dengan berbagai program pelatihan, pengembangan karier, serta kebijakan berbasis teknologi, Bank Mandiri terus berupaya meningkatkan kapabilitas karyawan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Danantara, atau Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, diluncurkan pada 24 Februari 2025 sebagai dana kekayaan negara kedua Indonesia setelah Otoritas Investasi Indonesia (INA). Dengan modal awal sebesar USD 20 miliar dan target pengelolaan aset hingga USD 980 miliar, Danantara diharapkan menjadi pengubah permainan (game changer) dalam perekonomian Indonesia.
Mengapa Danantara Dianggap Sebagai Game Changer?
Pengelolaan Aset Negara yang Lebih Efisien
Danantara mengambil alih pengelolaan tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) besar, termasuk Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, PLN, Pertamina, BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID. Dengan total aset gabungan mencapai IDR 14.720 triliun (USD 900 miliar), pengelolaan yang terpusat di bawah Danantara diharapkan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset negara.
PT Unilever Indonesia Tbk, sebagai salah satu perusahaan barang konsumen terkemuka di Indonesia, telah mengalami penurunan kinerja bisnis yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan ini tercermin dari laporan keuangan tahun 2024 yang menunjukkan penjualan sebesar Rp35,14 triliun, turun 8,99% dibandingkan tahun sebelumnya, serta laba bersih yang anjlok hampir 30% menjadi Rp3,36 triliun.
Faktor-faktor Penyebab Penurunan Kinerja
Melemahnya Permintaan Konsumen
Direktur Utama Unilever Indonesia, Benjie Yap, menyebut bahwa penurunan kinerja penjualan disebabkan oleh pertumbuhan harga dasar yang negatif sebesar 3,6% dan pertumbuhan volume dasar yang melemah 5,2%. Hal ini menunjukkan adanya penurunan permintaan konsumen yang dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi dan perubahan prioritas belanja masyarakat.
eFishery, sebuah startup akuakultur asal Indonesia yang didirikan pada tahun 2013, pernah menjadi kebanggaan nasional dengan status unicorn dan klaim sebagai perusahaan akuakultur terbesar di dunia. Namun, pada akhir tahun 2024, perusahaan ini terguncang oleh skandal keuangan yang mengungkap dugaan manipulasi data dan laporan keuangan yang tidak akurat.
Coretax merupakan sistem perpajakan yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam administrasi pajak. Namun, kegagalan dalam implementasi sistem ini dapat berdampak serius terhadap kas negara dan perekonomian secara keseluruhan.
Apa Itu Coretax?
Coretax adalah sistem teknologi informasi yang digunakan oleh pemerintah untuk mengelola penerimaan pajak secara digital. Dengan tujuan utama meningkatkan akurasi, efisiensi, dan kemudahan dalam pelaporan pajak, Coretax diharapkan dapat mengurangi kebocoran dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Dampak Kegagalan Coretax
1. Penurunan Penerimaan Pajak
Kegagalan Coretax dapat menyebabkan banyak transaksi pajak yang tidak tercatat atau mengalami keterlambatan dalam pemrosesan. Hal ini akan berdampak langsung pada berkurangnya penerimaan negara, yang pada akhirnya mempengaruhi anggaran belanja negara.
Di dunia pengembangan properti Indonesia, dua nama besar yang tak pernah lepas dari sorotan adalah Sumarecon Agung dan Pakuwon Group.
Keduanya merupakan perusahaan pengembang dengan reputasi yang luar biasa, serta telah memiliki portofolio proyek yang mencakup berbagai aspek, mulai dari perumahan, kawasan komersial, hingga pusat perbelanjaan besar dan kawasan bisnis terintegrasi.
Persaingan antara kedua perusahaan ini menciptakan dinamika yang menarik, baik bagi pelaku industri properti maupun konsumen.
Dengan pendekatan yang berbeda dalam hal strategi pengembangan, proyek, dan inovasi, Sumarecon dan Pakuwon terus bersaing untuk menjadi yang terdepan di pasar properti Indonesia.