Jurus Jitu Membangun Learning Organization

Ketika ‘learning organization’ telah menjelmakan dirinya dalam wujud yang sempurna, maka ia ibarat sebuah taman impian. Itulah taman dimana semua penghuninya terangsang untuk terus menerus belajar, dan dengan penuh semangat saling berbagi pengetahuan serta pengalaman. Sebuah taman dimana semua anggotanya dinaungi spirit keriangan untuk selalu mempersembahkan karya terbaik.

Lalu, apa itu learning organization atau organisasi pembelajar ? Secara general, konsep ini dapat diartikan sebagai kemampuan suatu organisasi untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran (self learning) – sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul.

Dalam konteks riil, tema tentang learning organization ini diyakini telah menjadi satu jurus jitu untuk berkelit dari kekalahan persaingan bisnis.

Kita misalnya, melihat dari kasus Microsoft dalam merespon penemuan teknologi internet pada pertengahan tahun 90-an lalu. Harus diakui, saat itu Microsoft nyaris terpelanting lantaran terlambat menyadari pentingnya teknologi internet. Di awal-awal lahirnya internet, hampir semua orang melakukan browsing internet dengan piranti lunak bermerk Netscape yang bukan buatan Microsoft – dan ini membuat perusahaan teknologi raksasa ini seperti tersisih dipinggir jalan. Beruntung, para petinggi Microsoft segera menyadari kekeliruan prediksi mereka – dan detik itu juga mereka melakukan konsolidasi internal untuk secepatnya membuat piranti lunak buat menyaingi produk Netscape. Kini, beberapa tahun kemudian, kita mungkin lebih mengenal dan lebih sering berselancar ke internet dengan menggunakan produk buatan Microsoft yang bermerk Microsoft Explorer.

Contoh diatas memberikan ilustrasi betapa tanpa proses pembelajaran yang cepat, mungkin Microsoft akan terus tertinggal dan tergilas oleh arus perubahan yang berlangsung. Beruntung, mereka memiliki learning infrastructure dan learning culture yang solid, sehingga dapat segera bertindak dan berpikir secara cepat untuk merespon perubahan bisnis yang ada.

Ilustrasi lainnya datang dari Nokia, pemimpin industri ponsel dengan pangsa pasar global sebesar hampir 40 %. Saat ini, mereka dihadapkan pada masalah pertumbuhan penjualan ponselnya yang secara global mengalami stagnasi. Untuk mengatasi masalah ini, para petingginya berpikir bahwa mereka harus mengeluarkan produk inovatif berupa kombinasi antara telpon selular dengan kemampuan multi-media (gabungan antara ponsel, mini-laptop, digital music, video, game, dll). Persoalannya, dalam produk inovatif ini, Nokia harus berhadapan dengan teknologi baru yang mungkin selama ini tidak mereka kuasai secara fasih seperti halnya mereka menguasai teknologi ponsel. Seberapa jauh Nokia akan berhasil dalam memasuki medan baru itu, akan amat bergantung pada sejauh mana learning capacity yang dimiliki oleh mereka.

Pertanyaannya kemudian adalah apa yang mesti dilakukan untuk membangun learning organization yang tangguh? Dalam hal ini, langkah pertama yang mungkin mesti dilakukan adalah dengan membangun iklim dialog dan knowledge sharing yang kuat. Elemen ini penting sebab proses pembelajaran tidak akan pernah bisa berlangsung jika tidak ada komitmen yang kokoh diantara para karyawan – apapun levelnya – untuk bertukar gagasan dan pengetahuan, baik secara formal maupun melalui proses informal learning. Proses informal learning ini layak disebut, sebab berdasar riset, kegiatan ini memiliki peran yang amat signifikan dalam mengembangkan kemampuan belajar organisasi – dan bahkan acap lebih efektif dibanding proses formal learning melalui kegiatan semacam in-class training.

Penumbuhkan iklim learning itu juga mesti dibarengi dengan penciptaan mekanisme atau infrastruktur yang bisa mendorong agar kegiatan proses learning diantara para karyawan bisa berlangsung lebih terpadu. Disini, peran knowledge management menjadi amat kritikal; sebab melalui mekanisme inilah proses pembelajaran dan akumulasi pengetahuan yang tersebar diantara segenap karyawan bisa dikelola secara efektif dan didesain agar selaras dengan arah strategi perusahaan.

Tentu saja, proses penumbuhan learning organization yang solid tak bisa hanya berlangsung semalam. Tapi jika ia mampu benar-benar diwujudkan, maka fantasi tentang hadirnya taman impian bisa menjadi menjadi kenyataan. Itulah taman dimana setiap individu bisa terus belajar, bergerak membangun peradaban yang agung nan mulia.

Klik gambar di bawah untuk mendapatkan materinya secara gratis!!

Note : Jika Anda ingin mendapatkan materi presentasi yang bagus tentang management skills dan leadership, silakan klik DISINI.

Klik gambar di bawah untuk dapatkan GRATIS 7 buku yang amazing !!

25 comments on “Jurus Jitu Membangun Learning Organization
  1. …….saya yakin artikel ini lebih bermanfaat, daripada penggalangan opini publik yg muaranya juga nggak jelas……lanjutkan……, tapi ngemeng2 mengapa harus di hapus ya………hehehe

  2. Good morning, bang Yodh.

    Boleh minta referensi buku apa yang dapat dibaca untuk Learning Organization dan Knowledge Management? Yang tersedia di Gramedia, bang. Terima kasih. Salam,

  3. Nah ini dia, sungguh luar biasa proses customer driven excellence. segmen blog strategi manajemen itu yah praktisi & mahasiswa2 yg pada kehausan wacana dan aplikasi dari konsep HR. karakter yg sudah tumbuh menjadi cantik dan menarik ini sangat disayangkan jika dibelokkan..semoga terus mempesona blogstategi.

  4. Iya..iya..mari dong kita-kita belajar dan terus belajar. Tapi gini nih mas Yod, di kantor saya yang namanya self learning ini agak dicuekin gitu..Apa mesti dikasih rangsangan uang saku ya agar mau? heheheh. Sukses mas

  5. Peter (10) : ya saya kira menumbuhkan kultur self learning (paling tidak mau membaca buku bermutu satu biji sebulan) masih sangat kurang di dalam masyarakat kita.

    Saya kira memang cara paling efektif adalah menumbuhkan kebiasaan membaca sejak usia dini (sejak anak kita masuk SD). Kalau dulu waktu SD, SMP, kita ndak terbiasa membaca; maka ini akan terus mengendap dalam jagat kultur kita hingga dewasa.

    Maka ketika dewasa, kultur self learning ini macet; jalan ditempat.

  6. he he bener kata orang..sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga…untung tupai tersebut cepet sadar dan kembali ke relnya semula…

  7. Sebelumnya thanks atas email-email yang dikirim,,,,sehingga kami dapat menambah pengetahuan…..
    Satu saran pak….untuk learning organization…..kayaknya mohon bapak lebih banyak mengupas secara mendalam…..melalui the fifte dicipline…atau lima disiplin dari peter sange

  8. saya pernah baca disebuah artikel, bahwa mengapa pendidikan di negara=negara maju bisa lebih sukses adalah karena disana, profesi guru dianggap profesi yang terhormat.

    mungkin kita bisa merasakannya. klo setiap anggota organisasi merasakan bahwa perannya penting dan terhormat, mereka akan dengan senang hati mengeluarkan 110% kinerja mereka. yap, kembali kepada kreativitas para pemimpinnya, bagaimana membuat iklim seperti ini.

  9. Belajar adalah sebuah proses tanpa henti. Hanya dengan belajar kita bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan terus mencoba memcahkan masalah lewat inovasi-inovasi baru. Salam ACTION!

  10. Great article..! B-)
    Izin share, ya, Pak..?!
    Saya lg konsen menggawangi sbuah entrepreneur bareng kawan2 d campuz.
    InsyaALLAH artikel nie brmanfaat bgt bwt kami.
    Thx a lot..

  11. saya perlu buku-buku teks LO atau KM. dimana bs didapat
    bagaimana aplikasi lima disiplin peter sange pada organisasi non profit
    saya tunggu dan makasih pak yodha

Comments are closed.