Bekerja bagi sebagian orang mungkin adalah separo atau bahkan tiga perempat kehidupannya.
Berangkat tiap pagi sebelum matahari menjelang, dan pulang saat matahari terbenam ke peraduannya. Begitu terus setiap hari. Bertahun-tahun. Hingga pensiun.
Maka menjadi tragedi saat Anda tidak bisa menemukan sekeping kebahagiaan dibalik pekerjaan yang Anda lakoni saban hari.
Lalu sampai kapan sebuah pekerjaan layak ditekuni dengan sepenuh hati? Dan tanda apa yang kudu dikenali, bahwa mungkin itulah saatnya kita harus berani resign dan memburu perjalanan baru? Continue reading