Jika 5 Tanda ini Anda Rasakan, Sebaiknya Bulan Depan Anda Harus Resign !

Stressed businessmanBekerja bagi sebagian orang mungkin adalah separo atau bahkan tiga perempat kehidupannya.

Berangkat tiap pagi sebelum matahari menjelang, dan pulang saat matahari terbenam ke peraduannya. Begitu terus setiap hari. Bertahun-tahun. Hingga pensiun.

Maka menjadi tragedi saat Anda tidak bisa menemukan sekeping kebahagiaan dibalik pekerjaan yang Anda lakoni saban hari.

Lalu sampai kapan sebuah pekerjaan layak ditekuni dengan sepenuh hati? Dan tanda apa yang kudu dikenali, bahwa mungkin itulah saatnya kita harus berani resign dan memburu perjalanan baru?

Dalam beragam literatur tentang employee engagement, terdapat beragam tanda atau gejala yang mungkin memicu orang untuk resign atau juga pindah ke ladang kerja yang baru.

Dalam ulasan pagi ini, kita hanya akan melacak 5 tanda.

Jika Anda merasakan 5 tanda ini dalam sekujur batinmu, mungkin sebaiknya bulan depan Anda mengajukan surat resign ke bagian HRD.

Resign Booster # 1 : Morning Bad Mood. Anda bangun setiap pagi untuk bersiap berangkat kerja, dengan semangat yang termehek-mehek. Mood Anda kurang bersemangat untuk melakoni rutinitas hari kerja.

Apalagi jika hari itu adalah hari Senin. I hate Monday mungkin slogan yang lahir bukan tanpa dasar.

Mungkin Anda tidak mood karena segera membayangkan kemacetan yang menghadang. Mungkin semangat Anda layu karena membayangkan pekerjaan di kantor yang menumpuk dan acap membosankan. Belum lagi membayangkan bos yang selalu mengingatkan deadline.

Pendeknya : setiap kali bangun pagi untuk berangkat kerja, Anda tak lagi menemukan antusiasme untuk menuntaskan pekerjaan. Semangat kerjamu setiap pagi sudah jatuh ke titik nol.

Ini tanda krusial bahwa Anda tak lagi menikmati pekerjaanmu. Lalu untuk apa diteruskan?

Resign Booster # 2 : The Death of Your Self Growth. Ini tanda yang mungkin tak kalah kelamnya : Anda merasa pekerjaan Anda tidak bisa memberikan impak apapun bagi pengembangan diri Anda. Bagi self growth dan self development Anda.

Ada pepatah yang layak di-stabilo : Your are what you do. Anda adalah apa yang Anda kerjakan setiap hari.

Jika pekerjaan Anda selalu bisa memberikan tantangan dan ruang bagi pengembangan diri, skills Anda akan tumbuh. Sebaliknya, jika pekerjaan Anda monoton dan tidak variatif; lama-lama potensi dirimu juga akan terkubur sunyi dalam rutinitas kerja yang membosankan.

Anda merasa skills dan kompetensi Anda tidak nambah-nambah, dan malah stagnan. Dalam jangka panjang ini benar-benar berbahaya : potensi dirimu akan terkungkung dalam sangkar. Sel otakmu bisa menjadi tulalit. Dan kreativitasmu mati.

Pelan-pelan, pekerjaanmu akan membunuhmu. Your job is killing you softly.

Resign Booster # 3 : Becoming Complainers. Tanpa terasa, Anda jadi lebih sering komplain. Komplain boss yang terlalu demanding-lah. Komplain tentang kerjaan departemen lain-lah. Komplain tentang manajemen yang tidak fair-lah. Dan seterusnya, dan seterusnya.

Komplain itu mungkin Anda bincangkan secara informal saat rehat makan siang. Atau via chat dengan rekan kerja yang lain.

Anda jadi lebih banyak fokus pada sisi negatif di kantor Anda (riset memang membuktikan, karyawan lebih mudah melihat sisi negatif perusahaannya daripada sisi positifnya).

Sementara kata “kendala atau problem” lebih sering muncul dari mulut Anda (dan bukan kalimat positif yang mencerminkan solusi).

Komplain-komplain itu mungkin semacam “katarsis” untuk melampiaskan ketidakbahagiaanmu dengan pekerjaan yang Anda jalani. Semacam pelarian dari rasa galau dengan pekerjaan dan kantor tempat Anda bekerja.

Namun sampai kapan seperti itu? Kalau terus menerus, jiwamu pelan-pelan akan mengalami kelelahan. Batinmu terkoyak.

Resign Booster # 4 : Your Salary is Suck. Oke, oke saya tahu : mungkin tanda ini yang juga sering Anda rasakan. Anda mungkin merasa beban kerja Anda tidak sebanding dengan gaji yang Anda terima.

Mungkin Anda merasa diperlakukan dengan kurang adil. Sudah kerja keras hingga jungkir balik, namun owner perusahaan sepertinya tidak bisa mengapresiasi keringatmu.

(Sing sabar yo Le, Gusti Allah mboten sare…).

Gaji adalah salah satu elemen kunci penentu kebahagiaan kerja. Jika Anda terus menerus tidak puas dengan elemen ini, lhah kenapa masih mau bertahan? Demi janji-janji kenaikan gaji dan bonus yang tak kunjung ditepati? Demi harapan yang penuh kepalsuan?

Dengan hati yang perih, Anda hanya akan menjadi korban PHP : pemberi harapan palsu.

Resign Booster # 5 : No Sense of Inner Satisfaction. Saat sore menjelang dan Anda hendak pulang ke rumah, atau saat Jumat sore, setelah seminggu bekerja keras : Anda hanya merasakan kelelahan akibat beban kerja, dan sama sekali tidak merasakan “kepuasan akan hasil kerja” yang Anda rajut.

Banyak orang yang juga kerja keras jungkir balik, setiap hari. Namun mereka selalu bisa menemukan kepuasan akan hasilnya, sebab mereka masih bisa menikmati pekerjaannya dengan penuh gairah dan dedikasi.

Saat Anda tidak lagi bisa menikmati pekerjaanmu, maka seharian bekerja hanya membuatmu lelah, capek, dan sama sekali tidak bisa merasakan “inner satisfaction” atas hasil kerja yang sudah Anda tebarkan.

DEMIKIANLAH, 5 tanda yang jika Anda rasakan selama ini, mungkin menjadi petunjuk bahwa Anda harus resign dan mencari tempat baru yang lebih menjanjikan.

Harus saya sampaikan, ulasan tentang 5 tanda tadi mungkin cukup ekstrem. Dan mungkin Anda tidak akan mengalaminya lima tanda itu sekaligus bersamaan.

Namun jika Anda memang kadangkala tercenung, dan diam-diam merasakan lima gejala tadi, mungkin Anda layak mengambil keputusan resign (dan mulai belajar trik wawancara untuk mendapatkan dream job disini).

Problemnya banyak orang yang TIDAK BERANI mengambil keputusan resign, dan pindah kantor atau merintis usaha baru. Mereka memilih menjadi “safety players” – meski lima tanda tadi bertubi-tubi datang menjenguk relung hatinya.

Atau yang juga tak kalah muram : orang resign dengan penuh emosi, tanpa persiapan yang memadai. Akhirnya ia akan terjebak ke tempat kerja yang sama buruknya, atau bangkrut jika ia memilih membuka usaha sendiri.

Keberanian menentukan nasib sendiri adalah pilar. Namun ini segera harus disertai dengan kompetensi-diri yang tangguh. Sebab hanya dengan ini, proses resign Anda akan lebih menjanjikan harapan.

Jika skills dan kompetensi kita masih kelas abal-abal, kita akan mudah terjebak dalam ancaman 5 gejala diatas.

Dan mungkin yang lebih pahit adalah ini : Anda selalu merasakan 5 gejala pahit diatas, karena memang masih ada masalah dengan kompetensi diri Anda.

Sebab jika kelas kompetensi Anda sudah level grade ORI, dan bukan kelas KW3, kemungkinan besar Anda tidak akan pernah mengalami 5 gejala pahit diatas.

Recalibrate your competency level. Dare to resign. Standar Gaji Karyawan Indonesia bisa di-download DISINI.

30 thoughts on “Jika 5 Tanda ini Anda Rasakan, Sebaiknya Bulan Depan Anda Harus Resign !”

  1. Simplenya :
    – Merasa Mentok
    – Sudah Tidak ada perkembangan dan kemajuan lagi ( secara Finansial dan Pengembangan diri )

    Org yg mengalami kondisi itu Pasti Galau jiwanya. Dan biasanya akan mencari alternatif usaha lain karena bidang yg dia tekuni saat itu sudah mentok

    *curhat dikit : dulu pernah mengalami masa2 seperti itu.. Tapi bersyukur kalau sekarang(sejak 3 tahun yg lalu) sudah menemukan bidang yg sesuai dan cocok dengan My Passion.

    Kunjungi Web Belajar Trading TERBAIK —>> http://www.sonytrade.com

  2. mungkin saya belum merasakannya. yah semoga bisa lebih positif thinking.

    mungkin juga bisa sebagai introspeksi misalkan mood pagi karena kita kurang persiapan malamnya ataupun karena kita terlalu lelah malamnya.

    kecuali kalau karir udh mentok meski gaji gede gak ada salahnya hengkang. work for mission biar greget

  3. Slm hidup mmng g ad yg nmny puas seutuhny, sllu ada Yin & Yang. Kuncinya knon rajin Bersyukur..

    Faktor diatas akn rutin d temui d tmpt krja mnapun.. dlu srng ngalamin

    sekarang sdh menmukn passion yg ccocok; hanya blm mnghslkn profit 15 jt/bln.

    http://Www.kasamago.com

  4. Perusahaan (yg sekelas), sama saja di mana mana.

    Bedanya adalah waktu dan kesempatan.

    Tinggal orang tersebut maunya bagaimana dalam hidup dan pekerjaannya, rezeki akan datang sesuai dgn kontribusinya…kecuali dapat undian atau korupsi hehe…

  5. Saya pernah merasakan satu dari 5 hal diatas pada saat karir saya terjun bebas dan kenyataanya saya banyak menemukan jenis kelalaian yang sama yang membuat saya diterjunkan.

    Namun berkat perjuangan, akhirnya saya bangkit kembali dan menemukan semangat saya kembali, sembari meningkatkan kapasitas diri saya.

    Resign mungkin tepat jika 5 tanda diatas benar2 merasuki sunsum tulang dan otak kita, namun ingat, bahwa persiapan juga wajib dilakukan, bukan tanpa perhitungan dan penuh emosi.

    Banting setir kan kudu diperhitungkan, agar ban tidak jatuh ke got, itu filosipi saya saat menyetir Mas, jika tidak memungkinkan banting, lebih baik menunggu sementara sembari mempersiapkan diri.

    Oke, terima kasih ats pencerahannya di senin pagi yang penuh berkah.

  6. Thanks inspirasinya Kang.

    Yang terpenting dan harus dipersiapkan adalah ‘ apa yang akan dilakukan setelah resign?’

    Benar apa yang sampeyan tulis di salah satu paragraf ” jangan resign karena emosi ”
    pikirkan dengan tenang.

  7. Saya pernah berada pada kondisi di atas. Bad mood every morning, tidak ada semangat untuk bekerja, senin s/d jumat memikirkan kapan libur, tapi saat libur tiba malah memikirkan pekerjaan dikantor.

    Sungguh sangat menyesakkan.

    Saat itu sempat terpikir resign, tapi saya lebih memilih mencari kesempatan untuk bisa mutasi ke posisi lain di kantor.

    Menghubungi pihak HRD dan bertanya posisi yang masih kekurangan personil adalah salah satu cara untuk mengetahui ada/tidaknya kesempatan yang bisa kita tembus untuk keluar dari situasi di atas.

    Alhamdulillahnya saya bisa keluar dari situasi tsb, pindah ke posisi baru malah mendapatkan level yang lebih tinggi.

    Tapi tetap dibutuhkan doa, perjuangan, usaha yang keras untuk belajar dengan lingkungan pekerjaan yang baru.

  8. Passion memang menjadi kunci agar keluar dari situasi di atas. Jika pekerjaan yang digeluti adalah passion kita maka pekerjaan akan terasa lebih menyenangkan.

    Di sela-sela kesibukan pekerjaan di kantor saya sempatkan menulis artikel yg menjadi passion saya.

  9. seperti saya, ga pernah cocok kerja di perusahaan. Freelance gini enak.. waktu & harga bisa di set sendiri.
    Insya allah pertengahan 2016 rumah di villa mutiara gading 2 di bekasi kebeli (tanpa KPR) 😀

  10. Pak Yodhia, maaf tolong beri tahu saya misalkan baru terjadi 1 dari 5 tanda berarti tandanya bagaimana pak ? terima kasih

    1. Ya, kalau hanya satu saja masih bisa ditoleransi lah…..bertahan saja, sambil keep on thinking positively……

      Fokus on the good sides of your job…….

      Dari lima tanda diatas, mungkin yang paling krusial adalah tanda no 2.

      Kalau yang Anda alami no 2 ini, harus lebih hati2.

      Maksud saya, kalau Anda mengalami yg no 2 maka perlu berpikir serius untuk pindah ke tempat kerja lain yang lebih bagus buat pengembangan diri…..

      Atau minta pindah ke posisi lain yang lebih pas dengan potensi dan keahlianmu.

  11. Kadang saya merasa beberapa tanda ada dalam pekerjaan saya pak

    Tapi kemudian kadang semangat lagi kalau ketemu keluarga dan baca artikel pak Yodhia yg kadang di share di Wa

    Berulang-ulang seperti itu.. bacaan wajib senin siang 🙂

  12. Yg saya tangkep dr artikel ini Intinya adalah bekerja sesuai dg passion kita, namun tentu harus menghasilkan.

    Seperti kita mencintai seseorang ya tentu kita berharap seseorang itu jga cinta dg kita, jadi cinta kita terbalaskan.

    Namun kalau cinta kita hanya bertepuk sebelah tangan, ngapain kita pertahankan. Lebih baik kita mencari cinta yg lain.

    Kira2 begitu ya pak yod

  13. Pernah juga resign, loncat sana sini, pindah dari job yg selama ini saya tekuni (HR) + coba juga ngejalanin business sendiri.

    Pada akhirnya saya yakin 99%, my passion is becoming HR Officer.

    Jadi sy nyemplung lagi kesitu, bahkan men-downgrade diri sendiri krn waktu itu sy msh sebal kalo jadi pengambil keputusan di HR/ management.

    Namun tetap aja, another great day dateng, promosi lagi. My Passion is My Destiny.

    Learning From Every Step Has Made.

  14. Jangannnnnn…pikir masak masak, cari dulu kira kira kalau sudah dapat baru cabuttt..

    jangan lupa banyak berdoa biar sukses selalu

  15. artikel yg keren mas Yodhia 🙂

    tanda-tanda yg disebutin hampir sudah sebagian besar saya rasakan satu bulan terakhir ini.

    alhamdulillah tahun baru nanti saya sudah mendapat tempat baru, & semoga menimbulkan kegairahan & semangat baru dalam bekerja:)

    http://www.hnr.my.id

  16. Saat ini 5 tanda tsb sedang saya alami dg baca postingan mas Yodhia bisa memberikan inspirasi kapan saat yg tepat untuk resign.

    Terima kasih inspirasi nya mas!

Comments are closed.