Ada sebuah paradoks yang rada kelam untuk dikenang. Di satu sisi, saya cukup sering melihat anak-anak muda yang sudah lulus S1 tapi masih jadi pengangguran. Ataupun kalau kerja, gajinya masih sangat kecil atau bahkan di bawah level UMK Jakarta.
Namun pada sisi lain, makin banyak anak muda yang meski masih belia namun gajinya sudah sangat mencengangkan; jauh berlipat dibanding rekannya yang masih stagnan.
Kenapa gap kekayaan anak-anak muda itu terjadi? Continue reading