Innovation War : Nokia vs. Blackberry

Demam Blackberry (Bb) di tanah air tampaknya kian tak tertahankan. Laju penjualannya terus melesat, dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan pengguna Bb tertinggi di dunia (!) Para pejabat RIM (Research In Motion) – produsen Bb yang berlokasi nun jauh di Ontario, Kanada sana – sampai tertegun-tegun, bahwa ada ledakan populasi pengguna Bb di sebuah negeri katulistiwa bernama Indonesia.

Dan kisah menjulangnya produk Blackberry itu dengan segera membuat produk smartphone keluaran Nokia seperti terpelanting, tercabik penuh luka. Jika tren ini terus berlanjut – dan banyak pengamat percaya ini akan terus berlanjut – masa depan produk smartphone Nokia niscaya akan tergolek dalam bayang-bayang kehancuran.

Syair dan kidung kematian mungkin masih terlalu pagi untuk dilantunkan. Namun, dalam perang inovasi yang brutal, everything is possible. Jika Nokia tak jua mampu mengelak, pendekar tangguh dari Finliandia ini bisa pelan-pelan tergeletak wafat dalam pusara kematian. Dan di atas batu nisannya, tercetak kalimat : Nokia – Rest in Peace. Who knows?

Semua kisah yang membawa kepiluan bagi Nokia itu berawal dari satu produk yang bernama Blackberry. Ada dua faktor utama yang berperan dalam melambungnya produk Bb ini. Yang pertama tentu saja adalah : produk yang inovatif dengan desain amat elegan. Teknologi email dan browsing-nya sangat user friendly, dan penempatan papan keyboardnya juga terlihat sangat pas (untuk seri Bold dan Curve). Desainnya juga sangat cantik nan menawan, membuat produk smartphone Nokia Communicator menjadi terlihat sangat jadul.

Faktor kedua, yang juga tak kalah penting, adalah apa yang dapat disebut sebagai “imitation effect”. Tentu efek ini bukan khas Indonesia, namun lazim menghinggap pada benak para konsumen di berbagai penjuru dunia. Efek ini intinya begini : kalau orang laen pake Bb, gue mesti pake juga dong. Sebab kalo gue ndak pake, gue bakal kelihatan ketinggalan jaman, gitu.

Efek semacam itu dengan segera akan menciptakan viral : atau promosi yang menyebar dengan sendirinya melalui jaringan para konsumennya. Efek semacam ini pelan-pelan bergerak seperti bola salju dan pada titik tertentu, akan menciptakan momentum ledakan penjualan. Gladwell menyebutnya sebagai tipping point : atau titik dimana efek viral itu melaju tak tertahankan.

Dan persis efek semacam itulah yang dengan indah dimanfaatkan oleh produsen Bb. Mereka hampir tak pernah mengeluarkan biaya untuk iklan; sebab yang menjadi salesman produk mereka adalah ribuan penggunanya yang tersebar disetiap sudut kota. Dan asyiknya “ribuan salesman/salesgirl” ini tidak perlu dibayar. Namun seperti kita lihat : efeknya sangat dramatis bagi laju penjualan Bb. (Ini tentu berbeda dengan smartphone Nokia yang jor-joran mengeluarkan puluhan milyar untuk pasang iklan dimana-mana; namun hasilnya tak juga maksimal).

Menyadari serbuan Bb yang kian tak tertahankan, Nokia mencoba merilis seri E, yang merupakan rangkaian produk smartphone dengan beragam keunggulan. Namun sayang, laju penjualannya ndak seperti yang diharapkan. Inilah yang membuat pangsa pasar smartphone Nokia secara global kian tergerus (dari sekitar 49 % pada tahun 2006 menjadi 41 % pada tahun 2009 ini; sementara pangsa Bb melaju hampir tiga kali lipat, dari 7 % pada tahun 2006 menjadi 20% pada tahun 2009).

Tren diatas tak pelak telah membuat Nokia segera berbenah; sebab jika mereka terus gagal membalikkan tren itu, maka masa depan mereka benar-benar berada dalam kekelaman. Sebab pada sisi lain, secara global Nokia juga harus menahan laju produk dahsyat lainnya, yakni iPhone dari Apple yang juga terus menggerus pangsa pasar Nokia.

Serangkaian kisah diatas tampaknya kian menegaskan arti penting inovasi. Tanpa kecerdikan melakukan inovasi, setiap perusahaan – betapapun hebatnya – pasti akan terjungkal dalam semak-semak kehinaan. Perang inovasi memang sungguh brutal. Ia selalu akan meninggalkan para pecundang yang tak sigap merespon dinamika pasar. Pecundang semacam pasti akan selalu tersingkir, dan terkaing-kaing dalam lembah kenestapaan.

Sebab itulah, kita sungguh percaya dengan mantra ini : INNOVATION. How can you survive without it?

Note : Jika Anda ingin mendapatkan slide powerpoint presentasi yang bagus tentang innovation dan creative thinking skills, silakan KLIK DISINI.

Author: Yodhia Antariksa

Yodhia Antariksa

40 thoughts on “Innovation War : Nokia vs. Blackberry”

  1. Mencerahkan pak Yodhia, memang inovasi membuat suatu produk bisa langgeng di era sangat kompetitif sekarang. Apalagi produk hanndphone yg teknologinya (fitur2nya) berkembang demikian cepat.

  2. imitation effect..?! apakah kewajaran atau sebuah kesedihan krn tdk punya sikap diri y kuat..?! mencerahkan mas Yod, sy percaya, inovasi menjadi kebutuhan penting untk bertahan dn meraih hsl optimal, bukan hanya di dunia bisnis, tp dlm hidup dan khidupan…

  3. sedidikit catatan untuk pak Yodhia,
    suatu produk, pasti akan mengalami pasang surut saya rasa NOKIA mungkin akan bernasib seperti pendahulunya Motorola (benar gak pak) yang berhasil dikalahkan Nokia secara telak beberapa tahun terakhir. Kemungkinan yang terbaik, BB akan di kalahkan oleh produk dari Indonesia (entah itu apa nama dan bentuknya)
    INDONESIA KREATIF, RAKYAT SEJAHTERA
    PRESIDEN GAK KREATIF, BAGAIMANA NASIB BANGSA

  4. Untungnya Nokia tdk hanya hidup dari segmen premium, beda dgn blackberry atau iphone, jadi tetap bisa nafas. Untuk bangsa latah macam Indonesia, wajar klo blackberry booming, soalnya baru menilai inovasi produk, belum service n sparepart. Coba kita lihat 2-3 tahun mendatang. 2 hal itu, service n sparepart, bakalan punya impact besar dalam persaingan.

  5. perubahan merupakan kata yang tak terelakkan dalam dunia bisnis .pemenang masa kini bisa menjadi pecundang masa depan sementara anak bawang masa lampau tumbuh menjadi raksasa di kemudian hari

  6. Sebenarnya kalau dilihat, tdk ada yang baru dalam featuresnya BB. Semua sdh ada di benda2 yang bernama notebook atau PC. Yang brillian adalah bagaimana menjadi itu semua dalam genggaman. Hal-hal besar sering muncul karena ide ingin menyederhanakan sebuah proses. Sama dgn Steve Jobb dengan Apple-nya yang begitu user friendly. Menarik lagi bila dpt disimak phenomena Tupperware di Indonesia atau Harley Davidson di USA yang produk-produknya sudah mendunia an menimbulkan fanatisme yang terkadang tidak selalu baik. Begitu juga dgn BB, fanatisme yang diraih oleh para pengguna begitu cepat shg di kalangan anak2 pelajar seprti SMP dan SMA, jika tidak menggunakan BB apapun modelnya..dikatakan sdh jadul. Salam, Seno

  7. imitation effect..?? menurut pengamatan sy, effect tsb di Indonesia hanya berlangsung bbrp saat. Contohnya tren tupperware, cuci gudang, communicator, facebook, dll. Jadi, mestinya Nokia jangan buru2 pingsan. Cari inovasi, misalnya mengalihkan biaya promosi seri E untuk menekan harganya, atau menciptakan tren e-book dalam genggaman (yg murah) untuk anak2 sekolah (sekaligus pencitraan yang positif di bidang pendidikan).

  8. Nfal (# 5): kalimat Anda sungguh indah.

    Ya benar, dulu Samsung dianggap anak bawang oleh SONY. Sekarang mereka melibas Sony sebagai perusahaan elektronik nomer satu dunia.

    Dulu Motorola berkuasa, sekarang sekarat.

    Dulu Gudang Garam jadi raja, sekarang makin tergerus.

    Honda tahun ini bakal disalip Yamaha. Pasti.

    Hotmail kian sekarat diganti Gmail.

    Dulu tahun 1960 Argentina negara ekonomi nomer 5 dunia, sekarang kelabakan.

    Dulu Liem Swie King terus juara, sekarang ndak ada lagi….:):)

  9. Imitation Effect?Itu lah yang sangat sulit diciptakan oleh Produsen di Indonesia.Apalagi angka penjualannya sangat signifikan itu sangat sulit di tanamkan konsumen.Jadi itu menjadi pelajar buat kita untuk inovasi produk untuk masyarakat di indonesia khususnya dan dunia umumnya.

  10. Mas Yodh,
    Kalau kita tinjau dari sisi produk life cycle mungkin nokia sudah decline..utk naik lagi ya mesti buat inovasi seperti yg mas Yodh jelaskan di atas, bisa facelift utk produk lama (ganti casing, penambahan fitur dll), atau sama sekali buat produk baru.

    salam,
    FT

  11. Pak Yodhia,

    Ulasannya menarik dan mengena. Sedikit nambahin, kesuksesan BB ini di Indonesia ini direspon dengan cepat oleh Nexian dengan merilis ponsel yang murah meriah, dengan hanya Rp 999.000,- dah dapet ponsel yang mirip banget dengan BB dan bisa Facebook lagi.

    Teknik mengekor ala Nexian ini terbukti sukses saat ia menggandeng XL di ajang ICS (Indonesia Cellular Show) 2009 di JCC belum lama ini. Yang ngantri bejibun dan kalo dlihat dari atas kayak ular2an raksasa. Kini hampir semua operator GSM dan CDMA (Flexi) aktif kampanye ponsel yang byk disebut sebagai Nexberry.

    Keywordnya: ponsel murah, bergaya BB (apalagi kalo dah dikasih casing BB), dan bisa FB.

    Pelajarannya mungkin Inovasi adalah penting bagi RIM untuk bisa mengalahkan dominasi Nokia, dan pemain2 lama. Namun, mengekor Inovasi seperti yang dilakukan oleh Nexian dengan ilmu ATM (amati, tiru dan modifikasi), nyatanya bisa juga lho sukses.

    Artikel tentang Nexberry ini saya tulis di https://bit.ly/pzCdF

    Begitu Pak sharingnya. Makasih.

  12. Selain gaya, tampaknya BB memang muncul di saat yg tepat, itu knp BB naik kali yah penjualannya disini. Byk orang suka browsing, demam FB, chatting dgn tmn dll, semua hal itu bs diakomodasi oleh BB. Jadi tidak heran kl BB berkibar. Pada awalnya mengalahkan nokia dalam bisnis ponsel di Indonesia rasanya tidak mungkin, tapi ternyata hal itu adlh mungkin dilakukan dgn inovasi, inspirasi dan kerja keras. Semoga BB tidak cuma memikirkan keunggulan ponsel,tapi harus disertai pelayanan purna jual yang baik jg disini.

  13. Sekarang kelengkapan feature sudah tidak menarik lagi untuk dijual.
    Innovasi merupakan kunci suksesnya satu produk. Yang tidak bisa memberikan innovasi baru akan terjungkal. Innovasi bukan berarti membuat feature baru, tapi bagaimana membuat feature yang sudah ada lebih freindly dan mendobrak tradisi yang sudah ada.

  14. saya melihatnya sebagai “the right product in the right time”
    dulu blackberry pernah mengeluarkan produk, tapi sayangnya tidak booming mungkin karena design yg kurang bagus dan juga saat itu blm ada facebook atau pun situs jaringan sosial lain yang dapat di unduh via handphone.

    sekarang, blackberry mengeluarkan produk yang elegan, ditambah dengan adanya fitur FB yang sedang di gemari dan juga satu yang tidak kalah penting yaitu peran presiden US Barrack Obama, yang secara tidak langsung telah menjadi “duta” Blackberry.

  15. yg dilakukan oleh Mark Lazaridis sebagai penemu BB merupakan Blue Ocean Strategy yach mas ??? bersaing menciptakan trend terbaru tanpa pesaing, bahkan menggiring konsumen utk meninggalkan gadget lain.

  16. Sejauh ini hasil pengamatan saya booming penggunaan BB di segala jenis kalangan hanya berlaku di Indonesia saja, semua kalangan mulai dari eksekutif sampai dengan pelajar SD berlomba-lomba menggunakan BB demi kepentingan Online agar bisa tetep keep in touch dengan teman-temannya, chatting via YM, BBM atau messenger lain dan update status FB. Fenomena tersebut memang tidak dapat dipungkiri karena di Indonesia konsumen lebih bersifat emosional buyer, hype dan trend yang dijadikan alasan, baru setelah itu alasan kepentingan lain.

    Saya membandingkan dengan tempat saya tinggal saat ini hampir tidak pernah melihat pengguna BB, sesekali saja saya menemui pengguna BB dan itu tampak pengguna benar-benar berasal dari kalangan super sibuk atau dengan kata lain eksekutif. Blackberry pada beberapa perusahaan international malah dijadikan satu alat wajib untuk karyawannya dan diberikan cuma-cuma, hanya saja ada beberapa fitur yang sudah dimatikan, seperti FB dan YM.

    Hanya bisa mengguanakan BBM, itu saja tidak bisa untuk menambah teman secara sendiri, harus orang lain yang invite. Kebutuhan itu dirasakan oleh perusahaan untuk menekan biaya komunikasi dan efisiensi komunikasi. Karena dengan BB bisa menerima dan mereply email kapanpun dan dimanapun, yang harapannya apabila ada email dari client bisa langsung dibalas. Sebenarnya tidak ada kata benar atau salah untuk membeli suatu produk, asal dia mampu kenapa tidak kan? Masalah pembelian tersebut mubadzir atau bermanfaat dikembalikan pada konsumen masing-masing. Nah ini yang bisa digunakan oleh para marketer dengan mudah untuk membidik pasar konsumen Indonesia..

    Kembali lagi untuk pasar yang lebih global, saya pikir Nokia akan tetap bertahan di pasarnya sendiri. Antara Nokia, Apple iPhone, dan Blackberry akan punya pasarnya masing2. Seperti WINDOWS dan MAC OSX. Kalau kita tilik nokia memiliki segmen pasar yang lebih luas, karena untuk semua jenis HP ada pada nokia. Sedangkan Apple iPhone lebih pada unsur fun yang ditunjukkan pada pasar anak muda atau pengguna gaul, dan Blackberry piranti penunjang bisnis yang kebanyakan digunakan pada segmen enterprise.

  17. kayaknya blackbery semakin tak tertaningi, bayangkan dengan HP/gadget kita bisa terus terkoneksi dengan internet 24jam…… (apalagi kalau biaya bulanan bisa dibawah 100rb… pasti tambah juos gandosss). Bisa YM 24 jam, bisa reply email setiap waktu, tanpa buka laptop,atau ngidupkan PC…. always on.

    Mohon ijin untuk buat tautan dari blog saya…. http://www.simpustronik.net tks

  18. Bisa jadi konsumen mulai jenuh dengan suatu produk, mereka ingin sesuatu yang fresh, sesuatu yang berbeda, sesuatu yang baru. Nah sesuatu yang baru itu ternyata muncul disaat yang tepat, di saat ketika internet adalah kebutuhan.

    Yang pasti setiap zaman dipergilirkan masing2 kejayaannya 🙂 .

  19. kalo di tataran dunia sih, pangsa pasar Nokia tergerus bukan oleh BB, melainkan oleh iPhone … wong BB sendiri pangsa pasarnya tergerus oleh iPhone juga

    di indonesia kalo soal trend, sebetulnya banyak yang menginginkan iPhone, cuma skema harga (cicilan) yang ditawarkan Telkomsel terlalu “berat” bagi konsumen indonesia, jadilah BB yg tetap mendominasi pasar smartphone

    sy yakin kalo saja telkomsel mengeluarkan skema harga seperti yg dilakukan oleh AT&T, BB & Nokia bisa pelan2 tergerus di pasar smartphone tanah air

  20. Setuju dengan Adit..

    Yang bakalan jadi Jawara bukan BB, melainkan Iphone
    Agak lama untuk diikuti pengekor seperti Nexian dan produk China lainnya..

    BB mah cuman booming di Indo, di luar sana kelihatannya lg keranjingan iphone..kayaknya di Indo jg sebenernya keranjingan iphone, cuman memang harga iphone amat sangat mahal sekali..gak hanya di Indo, di luar sana iphone juga merupakan phone termahal dibanding merk lain (pembeli terikat kontrak dengan operator yg bekerjasama, dan bla..bla..bla). Jika ditotal-total (termasuk ikatan kontrak dng operator + aplikasi2nya) harga baik di Indo maupun negara lain Iphone 15 s/d 20 jutaan (Busyet..Seharga Laptop Fujitsu), kecuali kalo belinya BM trus di unlock..hahahaha.. >:P

    Coba kalo Iphone ngeluarin varian dengan harga terjangkau..gak usah semurah Nokia lah, tapi kayak BB aja..pasti lebih cepet tuh Nokia & BB tewas..tapi nokia masih sedikit ada nafas sih untuk segmen menegah ke bawah.

  21. Lalu dimana posisi IPhone? Sepertinya memang iya, Nokia sekarang terlihat kurang seksi. Kan IPhone juga seksi, keseksiannya juga punya ciri khas tersendiri dari BB.

    Saya pengen lihat inovasi apa yang akan ditawarkan BB selanjutnya selain teknologi dorong emailnya.

    Mungkin orang sudah kadung berasosiasi elegan dengan semacama foot note dibagian bawah ketika mengirimkan email melalui BB, Powered by … nya itu loh.

  22. HOPPOR.COM = Facebooknya Orang Kerja , Mau…Mau…Mau ??, Dari pada Cuma Baca Saja…Silahkan Posting Lowongan Kerja di Website kami…Dijamin dalam 30 Menit Karyawan Terbaik Sudah anda Peroleh.

    salam Suksess

    hoppor.com

  23. haha, berarti itu tandanya masyrakat Indonesia sudah semakin cerdas atau memang semakin “cerdas”. ada yg blg aduh BB gw ke lock, tp gak pa pa de yg pentink msh bs di tenteng.. hahaha, intiny masyarakat msh penganut group think, dan penganut prestige. emang sblm BB kluar gmn pasar smartphone dan Pocket PC apakah sampe 20% pasarnya?? saya rasa tidak smp, BB mengubah prilaku konsumen di Indonesia, sebuah fenomena yg sangat menarik

  24. Seharusnya Produsen BB yang ada di Ontario Canada itu berterima kasih dong sama masyarakat Indonesia, betapa baik hatinya masyarakat kita tanpa dengan sadar mempromosikan dari mulut kemulut, melalui sms, face book ataupun chatting.Perwujudan dari rasa terima kasih itu bisa dengan memberikan discount atau sekolah gratis ke Canada, why not?

  25. Blackberry terlalu dibesar-besarkan di Indonesia.. artinya kualitasnya tidak sebanding dengan harga yang ditawarkan.

    Produk terbaik RIM Blackberry sekalipun kalah telak oleh Nokia E71 yang harganya jauh lebih murah.

    Memang harus diakui strategi pemasaran RIM yang licik (menggandeng facebook), ternyata berhasil menjadi “tipping point” di Indonesia, yang masyarakatnya masih gila gengsi, bukan kualitas.

    Tanpa peran facebook, saya yakin RIM akan ditinggal konsumen.

    Nokia mampu bertahan dengan teknologinya sendiri, bukan seperti RIM yang bekerja dengan bantuan partner (facebook).

  26. @Bima:
    “Nokia mampu bertahan dengan teknologinya sendiri, bukan seperti RIM yang bekerja dengan bantuan partner (facebook).”

    Pernyataan di atas membuktikan bahwa pengetahuan Anda mengenai teknologi BlackBerry hanyalah sebatas pengetahuan orang awam.
    Hey guys, BlackBerry is not just about facebook, push email, BBM, or internet service! Sejak awal, BlackBerry didesain untuk kalangan yang tersegmentasi (korporat/enterprise) sehingga RIM terfokus dalam penyediaan infrastruktur di mana salah satunya ditujukan untuk membantu memperlancar proses bisnis suatu korporasi. Jadi, meskipun pasar konsumen biasa tergerus oleh produk vendor lain, BlackBerry tetap memiliki pangsa pasar tersendiri yaitu kalangan bisnis, yang sukar untuk dimasuki oleh vendor lain karena penyediaan infrastruktur untuk keperluan ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit.

    Namun memang sayang, kalo bicara soal teknologi, orang Indonesia pada umumnya tidak terlalu peduli, lebih peduli pada gaya dan fungsionalitas yang tampak semata..

  27. @Ponyo:
    Aku pikir pengetahuan Anda ttg BB melebihi orang awam, ternyata tidak juga.
    Infra apaan yang disiapkan sama RIM? Hanya push e-mail dan application servers doang. Sisanya adalah koneksi dari server mereka ke ke mobile operator spt Telkomsel atau Indosat. Investasi terbesar adalah membangun jadingan radio akses seperti 3G, GPRS, agau GSM – yang menjadi porsi operator – bukan RIM.

    Aku setuju dengan Bima. Aku pengen ganti E61i ke BB. Soal budjet gak masalah, asal dapat produk yang bagus. Setelah dibangin-bandingkan BB vs E72, ternyata E72 yang unggul. Ada kebutuhan aplikasi koporasi yang belum disupport BB: SIP-based application.
    Kalau bicara keragaman applikasi sekarang Nokia punya http://www.ovi.com yg menawarkan beragam aplikasi termasuk yang gratis.

    Kalau mau bicara teknologi – kita harus menerima kenyataan kalau bangsa kita hanya jadi pembeli…

  28. MAs Yodhia… Tulisannya keren nih. Dari sisi marketing sih memang kekuatan blackberry adalah kemampuan fokus pada fitur tertentu sehingga mampu memberikan value kepada target marketnya. Dalam Hal ini push email blackberry yang notabene memang sangat mumpuni, sehingga sesuai dengan target market kalangan bisnis yang membutuhkan kecepatan menerima dan mengirim email ditengah-tengah mobilitas yang tinggi.

    aku Setuju banget kalo dibilang mereka investasi tidak murah untuk membangun infrastruktur dalam rangka men”deliver” puluhan mega sampai ratusan megabyte data yang bisa dimampatkan menjadi kilobyte.. Hal itu merupakan USP dari Blackberry… Harga yang premium sesuai dengan target market mereka yang sangat spesifik, dan dianggap memiliki kemampuan untuk membeli produk mereka. Kebetulan di Indonesia semua orang merasa mampu untuk membelinya dan melakukan pembenaran bahwa always connected-nya bb menjadi kebutuhan..

    Mas yodhia setuju nggak kalo situasi nokia vs blackberry ini mirip dengan microsoft vd apple.. Dimana pada awalnya apple sebagai challenger masuk dengan target market baru, diman akhirnya microsoft semakin ketinggalan dengan berusaha mengikuti apple dengan ipod, itunes dan iphone nya.. Saya fikir mungkin sebaiknya nokia tetap saja fokus dengan kekuatannya sebagai handphone yang sangat user friendly, software yang relatif stabil dan memiliki sebaran produk untuk semua segmen.. yah.. sebagai handphone sejuta umatlah… karena kalo dia berusaha untuk melakukan inovasi dengan maksud “mengikuti” blackberry bisa bisa dia mengejar segmen baru, pasarnya yang sudah exist dicolong ama brand-brand rookie….???

    Sori agak panjang ya mas, tapi terus terang fenomena ini benar-benar menggoda untuk dibahas..

    Tengkiu-andre

  29. Excellent post however , I was wondering if you could
    write a litte more on this topic? I’d be very grateful if you could elaborate a little bit further. Cheers!

  30. Hello just ωanteԁ to give you а brief heаds up and let you knoω a few
    of thе ρictures aren’t loading properly. I’m not sure
    why but I think its a linking iѕsue. I’ve tried it in two different web browsers and both show the same outcome.

    Check out my web-site … prefabricated house

  31. Excellent glods f?om you, m?n. I have consid?r you? stuff prior t? and you’?e simply too
    magnificent. ? realy l?ke wh?t you have bought right here,
    rrally l?ke w?at y?u are stating an? the way thrugh whi?h y?u are sayi?g ?t.
    You’?? making it entertaining a?d you continue t? ta?e care of
    to stay it sensible. I ca? n?t wait t? read far m?re from y?u.This ?s actu?lly a tremendous weeb site.

  32. Definitely believe that which you said. Your favorite justification appeared to be on the net the easiest thing to be aware of.
    I say to you, I definitely get irked while people consider worries that they plainly don’t know about.

    You managed to hit the nail upon the top as well as defined out the whole thing without having side effect
    , people could take a signal. Will probably
    be back to get more. Thanks

Comments are closed.