PortalHR.com : Sebuah Oase Ditengah Keringnya Informasi Online Bermutu

Jika Anda seorang praktisi HR, besar kemungkinan Anda pernah menjelajah sebuah situs bagus berbahasa Indonesia mengenai HR, yakni PortalHR.com. Bagi para praktisi HR sendiri, kehadiran portal ini barangkali merupakan sebuah fenomena yang layak untuk dibanggakan. Sebab setahu saya, para praktisi dan kaum profesional dibidang lain – misal bidang pemasaran, keuangan, produksi, ataupun manajemen strategi – belum ada satupun yang memiliki sebuah situs profesi yang sebaik PortalHR. Dan bagi saya, ini sebuah tragedi…...an online information tragedy. Mengapa?

Internet sudah hadir di tanah air lebih dari sepuluh tahun silam, namun laju pertumbuhan informasi online yang bemutu dalam bahasa Indonesia ternyata masih amat mengecewakan. Ambil contoh informasi dalam bidang manajemen/bisnis. Sering saya proses searching di Google untuk menggali kajian yang ekspansif mengenai manajemen, namun berulang kali informasi manajemen (dalam bahasa Indonesia) yang tertampil tidak kunjung bisa memenuhi harapan. Sebabnya jelas : karena memang hingga hari ini, tak ada satupun organisasi/institusi yang benar-benar serius membangun sebuah situs/portal manajemen yang bemutu – baik dalam bidang manajemen umum, manajemen pemasaran, keuangan ataupun manajemen strategi.

Tadinya, saya menaruh harapan besar kepada para pengelola lembaga pendidikan magister manajemen semacam MM-UI, Prasetya Mulya, IPPM, MM-UGM ataupuan MM-Binus. Dan ini sebuah harapan yang wajar kalau menengok beragam iklan mereka yang ditayangkan di media cetak. Coba misalnya, simak iklan-iklan mereka : wajah anak-anak muda profesional yang cemerlang, lalu diikuti dengan kata-kata…..era informasi……challenging future….international standard……(duh, hebatnya).

Begitulah, tertarik dengan iklan-iklan mereka lalu saya langsung menjelajah situs mereka, berharap bisa menemukan informasi bermutu dan komprehensif mengenai beragam konsep dan praktek mutakhir manajemen kelas dunia.

Namun apa daya…….yang saya temukan tak lebih dari informasi “alakadarnya” mengenai sekolah bisnis mereka; dan ajaibnya, saya sama sekali tak menemukan informasi apapun mengenai gagasan-gagasan/publikasi inspiratif mengenai dunia manajemen/bisnis. Situs dengan mutu online information beginian kok menyebut dirinya international standard business school. Kalau begini mah, situs Pemda Bantul masih lebih baik……

Atau mungkin ekspektasi saya yang berlebihan. Saya sih memang membayangkan suatu saat ada situs manajemen ditanah air dengan mutu yang menggetarkan seperti Knowledge at Wharton atau Human Capital Insititute.

Nah, dalam konteks semacam itulah, kehadiran PortalHR.com bagaikan sebuah oase ditengah tandus dan keringnya informasi online bermutu di tanah air. Didesain dengan amat bagus dan berkolaborasi dengan majalah Human Capital, situs ini mampu menyajikan informasi dan opinii yang berkualitas mengenai manajemen SDM. Secara khusus, saya menyukai rubrik Good Morning Partner yang diasuh oleh Paulus Bambang WS, eksekutif di Astra Group. Tulisan-tulisannya asyik dan bernas. Kalau ndak percaya, silakan baca tulisannya tentang “perbedaan pandangan antara CEO dengan Chief HR” disini.

Memang masih banyak yang perlu disempurnakan oleh tim pengelola PortalHR. Saran saya bagi tim pengelola, cobalah tengok majalah online Hewitt Magazine. Menurut saya rubrikasi, gaya penulisan dan tampilan majalah online ini layak dijadikan contoh. Namun oke, PortalHR yang sekarang pun sudah bagus, setidaknya dapat dijadikan sumber referensi terpercaya bagi para kaum profesional dan praktisi manajemen SDM.

Ke depan, saya sungguh berharap, langkah PortalHR ini diikuti oleh munculnya situs serupa dalam bidang manajemen lainnya, seperti manajemen pemasaran, manajemen strategi ataupun manajemen keuangan. Sebab hanya dengan begini, dinamika perkembangan mutu informasi online di tanah air akan bergerak maju. Kalau tidak, maka tragedi informasi online itu akan terus bersemayam di atas jagad internet tanah air. Dan kita kemudian hanya bisa tersenyum getir menatapnya.

Note : Jika Anda ingin mendapatkan file powerpoint presentation mengenai management skills, strategy, marketing dan HR management, silakan datang KESINI.

Author: Yodhia Antariksa

Yodhia Antariksa

14 thoughts on “PortalHR.com : Sebuah Oase Ditengah Keringnya Informasi Online Bermutu”

  1. Menarik sekali tulisan mas Yodhia soal PortalHR. Sebuah apreasi yang sangat tulus saya kira.

    Namun Mas Yodhia, mengharapkan MM-UI, Prasetya Mulya, IPPM, MM-UGM ataupun MM-Binus memiliki atau menerbitkan media online seperti PortalHR menurut saya agak berlebihan —demikian pula sebaliknya, agak musykil mengharapkan PortalHR memiliki atau mengelola lembaga pendidikan sehebat MM-UI.

    Mengapa? Karena sejatinya MM-UI dkk, tidak memiliki “darah” media. Tidak memiliki “DNA” media. DNA mereka adalah “pendidikan”. Alhasil, walau secara konten mungkin menguasai betul soal manajemen bahkan boleh jadi jauh lebih mumpuni (apalagi disana banyak pakar yang terbiasa menulis) ketimbang wartawan/redaksi PortalHR, tapi urusan konten barulah bagian kecil dari “manajemen” media.

    Akan halnya PortalHR, bisa seperti sekarang, sebagaimana disebutkan mas Yodhia dalam tulisan diatas, itu karena PortalHR memang memiliki “DNA” sebagai media, tepatnya media online. Tengok saja “siapa” dibalik PortalHR….

    Jadi, dari situ saja, menurut saya sangatlah terang dan jelas mengapa MM-UI, Prasetya Mulya, IPPM, MM-UGM ataupun MM-Binus tak bisa melahirkan “PortalHR”.

    Tapi bukan berarti tidak mungkin sama sekali. Toh di luar negeri ada “contoh kasus” seperti Wharton. Namun menuju kesana saya kira butuh waktu. Mungkin sampai MM-UI dkk lebih “melek internet”.

    Untuk tahapan awal metoda “kawin silang” dengan cara memadukan kompetensi barangkali bisa membantu.

    Sepertinya PortalHR sudah mencoba metoda tersebut. Misalnya, dengan menggandeng pak Paulus, majalah HC, konsultan untuk rubrik konsultasi guna meningkatkan “kualitas” dan keragaman kontennya.

    Kira-kira begitu… Terima kasih.

  2. Mas Yodhia, makasih banget atas tulisannya tentang PortalHR.com. Tulisan ini membuat kami yang bekerja sehari-hari di balik PortalHR semakin bersemangat dan semakin terpacu untuk memberikan content-content bermutu yang akan menjadi perhatian bagi kalangan HR. Terima kasih juga atas inputnya. Akan menjadi perhatian bagi kami untuk terus mengembangkan PortalHR.

  3. Saya rasa isunya mungkin bukan soal “darah media atau tidak”; namun lebih pada miskinnya “visi internet” pada kalangan pengelola sekolah bisnis di Indonesia. Visi mereka tentang the power of web masih sangat lemah. Mereka tidak melihat betapa media online yang ekstensif (seperti Knowledge at Wharton) itu bisa menjadi media branding dan pemasaran yang sungguh ampuh.

    Dan barangkali ini sebuah IRONI : dikelas-kelas mereka mengajarkan dengan gagah datangnya ERA INFORMASI, namun faktanya, mereka GAGAL mempraktekkan apa yang ajarkan kepada para mahasiswanya.

    Oh ya, saya juga belum menemukan dosen sekolah bisnis ternama itu yang memiliki blog. Padahal dengan ilmu dan kemampuan menulis yang solid, mereka bisa banyak berbagi pengetahuan kepada masyarakat luas. Dan ranah blogosphere di tanah air juga pasti akan kian semarak.

  4. Ya. Sudah saatnya pengajar dan trainer di Indonesia – bukan hanya sekolah bisnis saja – untuk memiliki blog (pribadi ataupun rempugan – sekalian bikin portal) yang padat materi spesialisasi mereka.
    Sayangnya, saya menemukan teryata banyak educator yang highly educated ternyata minat dan kemampuan menulisnya masih rendah.

  5. Sebuah pengamatan yang jeli pak, memang saya juga merasakan hal yang sama. Tapi blog bukankah juga sebuah media ? Sudah cukup banyak blog menarik tentang berbagai ilmu manajemen yang menarik, termasuk blog pak Yodhia ini 🙂 Kalau mengharapkan muncul media online sekelas portalHR di bidang lain memang rada susah, karena sudah masuk itung2an bisnis juga, makanya yuk sama2 kita meriahkan dunia blogger Indonesia dengan tulisan tentang bisnis dan manajemen

  6. Terima kasih mas Yodhia.
    Inputan yang menarik
    Nanti tunggu portal2 vertikal lainnya ya.
    HR kami mulai duluan karena conectedness-nya tinggi dan kebutuhan di bidang ini jauh lebih kuat dibanding disiplin lain.

  7. Mas Yod
    PortalHR ini memang “TeOpe”-lah,banyak memberikan “darah baru” bagi “pampire2 HR Junior” yang haus akan informasi dan perkembangan dunia kes-sdm-an dengan banyaknya praktisi2 sdm dengan exp yang segudang bergabung dalam portalHr ini membagikan pengalaman, memberikan advise-nya dll. Ayo … senior2 kita yang lain yang sudah lama berkecimpung didunia HR bisa gabung dan membagikan ilmunya pada kami2 yang muda2.

    Saya rasa Blog-nya mas Yodia juga bagus sekali, informatif dan update.

    Selam dan sukses mas yodia

  8. Kritikan yang baik mas.
    Menurut saya, mengapa para pakar kita belum banyak yang memanfaatkan internet, bukan semata-mata kurangnya visi the power of web, tapi lebih luas lagi, yaitu lemahnya kesadaran akan the power of communication. Bukan begitu mas ?

  9. Menurut saya benar sekali apa yang dikatakan mas Yodia di atas. Bahwa, kita akui atau tidak, kita memang miskin dalam hal “menciptakan tradisi ilmiah” seperti membaca, berdiskusi dan menulis. Mengapa? karena kultur pendidikan yang terbangun saat ini tidak memberi ruang untuk itu atau belum memberi “tekanan” ke arah itu. Yang terjadi adalah kecenderungan “take for granted” terhadap teori yang dipelajari. Padahal, ilmu itu lahir karena adanya proses penggalian secara terus menerus termasuk “mempertanyakan” relevansi ilmu tersebut dengan masalah yang ada dalam konteks realita. Karena umumya dari situlah teori-teori baru lahir.

    Saya saat ini sedang kuliah SI ekonomi. Disini saya diajak untuk menjadi pecundang, disini saya diajari bagaimana hanya sekedar mendapatkan nilai bagus tanpa diimbangi dengan kapasitas intelektual, dengan segala cara yang tidak seharusnya seperti “ncontek, plagiat, bersikap manis terhadap dosen, tidak banyak bertanya, dsb. Sekali lagi sistem pendidikan saat ini yang menciptakan itu, dan aktornya adalah tentu saja dosen. Dengan kata lain, ia (dosen dan sistem yang ia buat) tidak saja gagal membuat saya cerdas tapi telah berhasil membuah saya bodoh.

    Mungkin, titik balik dalam hidup saya adalah ketika saya secara kebetulan menemukan website HBS (Harvard business School). Saat itu saya belum bisa bahasa Inggris, tapi beberapa kalimat yang saya temukan telah berhasil memompa semangat saya. Saya tertarik ketika saya membaca frase seperti “intellectual capacity, long-life learning, capacity building, intellectual capital, human power dan sebagainya. Bagi saya kata-kata seperti itu punya efek magis yang sangat kuat dan tidak akan pernah saya temukan di website MM-UI, Prasetya Mulya, IPPM, MM-UGM ataupuan MM-Binus sampai 10 tahun yang akan datang. Disana juga saya menemukan konsep-konsep baru manajemen, keuangan dsb.

    Githcu dech

  10. Ada juga sih guru manajemen kita yang punya blog yaitu Tuan Hermawan Kertajaya, tapi sepertinya rubrik komentar tidak dikelolanya langsung; buktinya saya 2 kali kasih komentar malah ngga dimuat-muat( sensor?)

  11. @ # Yodhia Antariksaon 29 Nov 2007 at 4:00 pm

    Mas Yodhia saya kira masalah para dosen yang berhubungan dengan IT ialah “Believe in what they are teaching”. Kalau tidak percaya akan apa yang terjadi di luar sana (about IT) akhirnya cuman jadi penerus/corong informasi saja, bukannya aktif paling nggak coba bikin sesuatu yang IT-minded sehingga mahasiswa bisa lihat contoh real case(panutan).

    Untuk PortalHR saya kira masih belum bisa dibandingkan dengan website HR dari luar sana. Isinya masih datar, paling-paling mengutip trend dari luar. Tapi sebagai permulaan menurut saya mereka cukup bagus. At least they set up the bar untuk calon website HR yang lain.

    “Happy New Year 2008”, keep your spirit high to get what you wish.

  12. Menurut saya kenapa tulisan-tulisan yang bagus tidak Mas temukan di Website mereka :
    1. Menulis butuh keahlian khusus yang belum merek kuasai, lho tapi kan ada juga diantara mereka yang memiliki Jurnal yang masih untuk intern mereka saja..
    2. Belum Internet Mindet, INternet masih untuk mencari-cari informasi terbaru lalu mereka rangkum dan selanjutnya mereka sampaikan di depan mahasiswa mereka seolah-olah itu gagasan/ide baru yang mereka cetuskan.
    3. Tidak ada waktu, karena kesibukan mengajar di beberapa tempat sehingga waktu habis di Offline.
    4. Tidak mau berbagi ilmu biar tetap dianggap diatas Menara Gading, yang makin lama makin bertambah banyak retakannya dan lama-lama ambruk.
    5. Kalo banyak materi yang di Online-kan siapa lagi yang mau daftar ke situ Mas, entar yang daftar cuma mau ambil ijasah saja dong.
    Itu aja pendapat dari saya.

Comments are closed.