4 Elemen Kunci untuk Membangun Great Presentation Skills

Ketrampilan melakukan presentasi di depan audiens kini mungkin merupakan suatu hal yang wajib dikuasai oleh setiap insan, terutama bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia bisnis. Dalam tulisan sebelumnya (yang bisa Anda baca disini), kita telah membahas mengenai bagaimana membuat slide presentasi yang menarik. Dalam tulisan ini kita ingin lebih mengeksplorasi tentang ketrampilan membawakan presentasi yang menawan (delivering a great presentation process).

Pertanyaan kunci yang akan dibahas disini adalah : elemen-elemen kunci apa yang mesti dilakoni untuk bisa memberikan sebuah presentasi yang memikat dan mampu meninggalkan jejak impresi yang menancap? Tentu ada beragam faktor yang layak disebut. Disini kita akan mencoba menelisik empat elemen kunci diantaranya.

Elemen yang pertama bersifat amat mendasar : intonasi suara yang pas. Berapa kali Anda terlelap tidur lantaran mendengarkan sebuah presentasi yang dibawakan dengan suara yang datar, monoton, dan tanpa gairah? Disana sini kita juga acap mendengarkan seorang presenter tampil dengan suara yang menggumam, tanpa intonasi yang jelas ataupun dengan ritme yang terputus-putus (kita lalu jadi seperti mendengarkan sebuah radio usang dengan baterei yang sudah mau habis….).

Pesannya jelas : untuk menjadi presenter yang solid, pertama-tama kita mesti bisa membawakan bahan yang dipresentasikan dengan suara yang jelas, artikulatif, dan dengan intonasi yang dinamis serta irama yang pas. Suara yang jelas dan artikulatif bukan saja enak didengar, namun itu dengan segera juga memproyeksikan sebuah rasa percaya diri yang solid. Sementara dengan intonasi yang dinamis – tidak monoton – kita akan mampu memberikan “nyawa” pada butiran materi yang kita sampaikan. Dan penyampaian dengan irama yang pas — tidak terlalu cepat dan juga tak terlalu lambat — akan membuat materi presentasi kita bisa mengalir, menelusup dalam segenap jejak pendengaran para partisipan.

Elemen yang kedua adalah body language. Tidakkah kita akan terkapar dalam kejenuhan yang amat memilukan, tatkalah kita mendengar dan melihat seorang presenter berdiri kaku pada satu titik bak sebuah patung, serta dengan tatapan mata yang “sayu dan tidak inspiratif”. Tidak, presenter yang jenius tidak akan seperti itu. Ia akan melibatkan gerakan tubuhnya secara optimal. Ia akan menatap semua titik audiensnya dengan tatapan yang proporsional dan memancarkan rasa percaya diri yang kokoh. Ia akan menggerakkan tangannya jika diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian tertentu presentasinya. Ia akan bergerak ke segenap sudut secara pas dan energik untuk memastikan semua partisipan merasa terlibat dalam proses presentasi yang disampaikan. Pendeknya, bagi seorang presenter yang brilian, arena panggung adalah tempat dimana ia akan “menari dan berdansa dengan tatapan mata bak seorang penari Bali” untuk memastikan bahwa aura keterlibatan aktif semua audiens-nya bisa terbangun dengan sempurna.

Elemen yang ketiga dan amat penting adalah ini : sampaikan bahan presentasi dengan runtut atau sistematis, dan kemudian secara maksimal, selipkan beragam ilustrasi atau kisah atau anekdot untuk membangun antusiasme partisipan. Penyampaian yang runtut dan sistematis akan membuat segenap partisipan mudah mencerna apa yang kita sampaikan. But that’s not enough. Untuk membuat peserta tidak hanya paham namun juga bergairah mendengarkan presentasi Anda, maka bentangkan semaksimal mungkin rangkaian ilustrasi yang kaya dan beragam narasi yang memikat.

Riset membuktikan, sebuah konsep akan jauh lebih mudah menancap dalam memori pendengar jika ia dibasahi dengan beragam ilustrasi yang konkrit atau dongeng/kisah/narasi yang inspiratif (itulah kenapa anak-anak tetap akan ingat dongeng yang diceritakan tiap malam oleh ayahnya meski puluhan tahun telah lewat). Sebuah dongeng/kisah yang ilustratif – apalagi jika diselingi dengan anekdot yang segar nan cerdas — juga akan jauh lebih mudah membangkitkan antusiasme pendengar dibanding celotehan konsep yang garing dan membosankan. So, remember this : setiap kali Anda akan presentasi, selalu sediakan ruang untuk menghamparkan kisah/narasi yang ilustratif, powerful dan inspiratif.

Elemen yang terakhir yang diperlukan untuk memberikan presentasi yang memikat adalah ini : ketrampilan untuk membangun interaksi yang partisipatif dengan audiens. Berapa kali pikiran kita melayang entah kemana saat mendengarkan seorang presenter yang “terlalu asyik dengan dunianya sendiri”, terus nyerocos tanpa peduli dengan minat audiens, dan terus membangun sebuah monolog satu arah yang tidak merangsang sebuah interaksi yang dialogis?

Karena itulah, selalu berikan jeda untuk mendorong para peserta agar mau berbagi pemikiran ataupun gagasan. Bangunlah keluwesan untuk mampu membangun interaksi yang dialogis dengan segenap audiens. Tak jarang dalam proses dialog yang interaktif ini justru muncul aneka narasi yang inspiratif nan jenaka, dan mampu menciptakan kesegaran yang menyenangkan bagi segenap audiens. Sebuah sesi presentasi lalu dapat menjelma menjadi sebuah teater pembelajaran yang “hidup” dan penuh keriangan (sebab pada akhirnya, learning should be fun, right?).

Demikianlah empat elemen kunci yang mesti kita lakukan agar mampu memberikan sesi presentasi yang akan terus dikenang. Sebuah sesi presentasi yang produktif, penuh gairah dan membawa secercah kerenyahan. Dan bukannya sesi presentasi yang layu, garing, yang dengan cepat akan dilupakan oleh audiens….

Note : Jika Anda ingin mendapatkan file powerpoint slides mengenai developing presentation skills, silakan datang KESINI.

Photo credit by Rusty Brick under creative commons license.

Author: Yodhia Antariksa

Yodhia Antariksa

30 thoughts on “4 Elemen Kunci untuk Membangun Great Presentation Skills”

  1. tepat mas, tetep “Flying Watch”…alias jam terbang versi Tukul, harus ada, setiap ada kesempatan harusnya bisa dijadikan latihan untuk meningkatkan kompetensi di urusan “ngemenk” di depan banyak orang ini.

    4 tips + jam terbang pastinya akan lebih excellent

    good work Pak Yodhia, thanks

  2. thanks mas 4 tips presentasi tersebut harus dilakoni untuk menjadi presenter yang memikat dan tak membosankan, selamat berkarya………………….

  3. Saya masih perlu banyak experience. Setiap kali presentasi, saya kurang gerak. Mulut gerak, tapi badan seperti kaku di tempat. Padahal kalo latihan di rumah rasanya sudah siap.
    Setiap kali melihat seorang yang pintar memberikan presentasi, rasanya ingin meniru. Tapi kalo sudah di depan orang-orang, badan jadi kaku hehe..

  4. Inspirasi menarik untuk memperhatikan audio dan visual dalam presentasi. Sekedar berbagi, ada pemikiran untuk merencanakan waktu dalam presentasi (seperti juga waktu dalam perkuliahan). Silakan lihat DISINI.

  5. Terimakasih… suatu wacana yang bagus ….untuk dipraktekkan
    dengan penguasaan materi dan kepercaya diri yang kuat..

  6. Penginnya sih bisa luwes, lancar, teratur, dan pembicaraan sistematis. Tapi, kerap kali terjadi, sewaktu presentasi di hadapan audiens, semua itu menguap. Yang ada, malah grogi, nervous, terus hilang semua yang ada di kepala. Berkali-kali sudah dicoba untuk yakin dengan kemampuan diri, persiapan matang, membayangkan hal-hal yang menarik, tapi kerap kali juga semua itu kurang berfungsi secara maksimal. Mungkin tinggal nambah jam terbang kali ya? Alah bisa karena biasa.

    Mungkin mas Yodhia bisa kasih saran lagi agar kita bisa yakin dan lancar saat presentasi? Biar tidak grogi. Apakah harus relaksasi atau mungkin ada hal menarik lain yang bisa diimplementasikan lebih jauh.

    Thanks a lot,

    Please visit bhimapriantoro.blogspot.com

  7. Teori yang bagus akan tersinergi secara powerfull apabila dipraktekan dengan excellen…dan excperience, jam terbang & berani mencoba akan mebuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin dan kuncinya adalah do it..do it..and do it. thanks

  8. ya.. saya tertarik dengan point terakhir adalah mengenai interaksi dengan audience. menurut saya itu memang teramat penting. Akan tetapi hal ini lah yang paling sering dilupakan oleh presenter. Jarang sekali presenter yang bisa berinteraksi dengan audience, kecuali presenter TV 🙂
    Ajaklah audience masuk kedalam dunia presentasi kita. Hal-hal apasajakah yang membuat audience bisa ikut berinteraksi. al hasil … presentasi yang disampaikan akan hidup dan tersampaikan informasi di dalam nya. Apakah itu bersifat sekedar informasi, mengajak atau dapat mempengaruhi audience sehingga tertanam di benak mereka. Tentu saja tak lupa ada artikel sebelumnya mengenai bentuk slide presentasi yang baik akan berpengaruh banyak. Terima kasih

    (silahkan kunjungi blog saya, mohon dukungan dan masukan walaupun masih minim isinya)

  9. perlu juga untuk menambah wawasan dan percaya diri..ikuti pelatihan di mlm – mlm terkenal..pura2 ikut bisnisnya aja kalo gak tertarik..tapi didalamnya penuh pelatihan tentang mengembangkan potensi dan percaya diri serta sikap positif. nah dari tempaan2 tersebut membuat potensi kita di kerjaan bertambah.saya membuktikan sendiri dalam 2 tahun di promosi 2 kali karena orang melihat enthusiastic kita dalam bekerja..presentasi..kecil…

  10. @Abhiemn dan Dino, ya saya rasa untuk mereduksi rasa grogi dan nervous, kita bisa melakukan relaksasi dan ‘positive self talk’ dalam hati beberapa menit sebelum presenting. Juga tentu, banyak berlatih……memang perlu juga “flying watch”…..:):).

    Saya rasa percaya diri akan makin mekar jika kita yakin dengan isi materi kita….kalau memang isinya bagus, ditata dengan memikat, juga dibantu dengan multimedia tools, pelan-pelan kita akan yakin bahwa presentasi kita pasti akan “wow”….dan ini akan membantu rasa percaya diri kita when we deliver our presentation.

  11. percaya diri juga dipupuk dengan rasa yakin akan penguasaan materi, asal gak jadi sombong 🙂 Juga ada sedikit tips sebelum naik panggung, tarik napas dalam2 dan tahan sebentar lalu ulangi lagi….

  12. dari keempat hal tersebut, saya masih lemah dalam sistematika penyampaian, masih sering keselip sana-sini, padahal dalam persiapannya, materi dah runtut. Ada tipsnya bang Yod, supaya tidak ada penyampaian yang terlewat?

  13. @ Afithk, mungkin tak ada salahnya jika — selain dibantu materi yang sudah runtut — Anda juga menyimpan semacam notes kecil yang berisikan poin-poin yang ingin Anda sampaikan. Jadi sesakali notes itu bisa dilihat untuk remind apa yang mesti akan diuraikan.

  14. mohon ada kiat untuk memanajemen sebuah sekolahan

    karena saya adalah mahasiswa magister manajemen pendidikan

  15. sangat mudah berbicara di depan banyak orang, kenapa harus terlalu pusing dengan persiapan, waktu bisa habis untuk persiapan, langsung saja praktek dijamin langsung bisa dirasakan, percayalah pada diri sendiri tetapi kurangi memikirkan diri sendiri pada saat presentasi karena focus pembicaraan kita adalah kepada audience bukan kepada diri sendiri, terakhir jangan lupa berdoa karena TUHAN sebelum & sesudah presentasi atau acara berlangsung karean DIA adalah penolong kita yang sejati, jika menginginkan lebih jauh informasi tentang tips presentasi secara cuma-cuma, bisa mengirimkan email kepada kami, jika TUHAN menghendaki kita akan membalas email dari rekan-rekan secepatnya. salam sejahtera bagi semua umat beragama.

  16. Tips yang menarik, tapi mengenai body languange…it’s been the hardest part for me…ada tips lebih jauh untuk menghilangkan kebiasaan terpaku dengan konsep yang sedang kita jelaskan dan kadang melupakan audiens..????.it’s been my problems for years. tx

  17. @ Fajrin, mudah saja….enforce yourself untuk jeda setelah menerangkan 5 – 7 slides, dan kemudian ajukan pertanyaan yang relevan untuk didiskusikan atau dijawab oleh peserta. Jadi kuncinya, sejak awal Anda memang sudah meyiapkan sejumlah pertanyaan untuk memancing partisipasi peserta.

  18. Nice sharing…

    Benar, presentasi akan semakin sempurna jika sudah sering dilakukan, rasanya seperti mengalir begitu saja, bahkan ketika tanpa slide, presentasi akan seperti obrolan santai, 2 arah, tetapi tetap pada tujuan utama.

    “Andy OrangeMood is Online Advertising & Business Consultant”

  19. Public Speaking harusnya dijadikan mata kuliah deh ..

    Latihan aja terus, dan belajar dr kesalahan, pasti maju 🙂

  20. setuju mas yodhia, saya sudah mempraktekkan itu alhamdulillah dari setiap training yang saya lakukan selalu memperoleh nilai tertinggi diantara teman- teman saya (sesama trainer dikantor), good job and keep inspiring mas…:)

  21. Kualitas pesan tanpa diikuti oleh kualitas penyampaian maka hasilnya akan minim. Itulah yang membuat teknik presentasi menjadi teramat penting untuk diabaikan.

  22. setuju tips nya. Presentasi memang gampang-gampang susah. peta audiens sebaiknya juga kita pahami. karena auidens beragam tipe (sebagian besar visual, auditif dan kinestetik). presentasi hendaknya juga bisa “memuaskan” mata, telinga dan beri kesempatan audiens untuk bergerak akan lebih maknyus . Mas yodia, selamat berkarya dan sukses 4 all

Comments are closed.