Merindukan a Competent and Inspiring Boss

Apakah boss atau atasan Anda sekarang merupakan an inspiring person? Jawabannya sungguh penting, sebab an inspiring boss ternyata merupakan salah satu elemen penting mengapa karyawan betah bekerja untuk sebuah organisasi. Sebaliknya, amburadul and brekele boss acap disebut sebagai salah satu faktor kunci kenapa karyawan hengkang dan mengucapkan salam sayonara.

Pada akhirnya, munculnya an inspiring boss/leader pada semua level merupakan indikasi penting tentang kejayaan organisasi yang langgeng. Sebuah organisasi yang selalu mengibarkan bendera kegemilangan pasti selalu ditopang oleh barisan leader yang tangguh pada semua level. Lalu, aspek apa saja yang mesti mesti dimiliki oleh seseorang agar ia mampu menjadi an inspiring boss? Ada banyak dimensi namun dalam tulisan ringkas ini kita hanya akan menelisik dua elemen kunci diantaranya.

Elemen yang pertama sangat jelas : untuk menjadi an inspiring boss, pertama-tama seseorang haruslah memiliki kompetensi dasar sebagai seorang leader. Kompetensi ini tentu saja harus mencakup baik kompetensi teknis pekerjaan yang dikelolanya (misal seorang marketing managers haruslah paham mengenai ilmu marketing management and strategy) dan juga soft competency semacam communication skills, planning ataupun juga people skills.

Sayangnya, kadang kita menjumpai barisan atasan atau boss yang kapabilitas-nya kurang mencorong. Dulu ketika pertama kali bekerja, saya pernah memiliki atasan/boss yang baik hati (yes, he is a nice person) tapi sayangnya sejumlah kompetensi teknis yang penting absen dalam dirinya. Pun kompetensi dasar lainnya seperti planning and organizing dan delegation skills. Alhasil kinerja departemen kami menjadi tersendat jalannya, dan pelan-pelan moral para bawahannya menjadi tersilap dalam kegamangan.

Fakta seperti diatas barangkali masih bisa dimaklumi jika itu hanya terjadi pada satu dua leaders di sebuah organisasi. Yang bikin miris kalau fenomena leaders yang ndak kompeten bin brekele ini hampir merata pada semua tingkatan dan pada nyaris semua fungsi.

Kalau itu yang terjadi, tentu saja perlu segera dilakukan transformasi menyeluruh dalam sistem pengembangan leaders di perusahaan itu. Perbaikan mendasar dalam proses pendidikan dan pengembangan leaders di organisasi ini perlu segera dipetakan dan digarap secara sistematis. Sebab hanya dengan inilah, masa depan organisasi tak terkoyak oleh luka yang tertancap begitu dalam lantaran barisan leaders-nya yang sempoyongan.

Elemen kedua yang juga layak dicermati adalah fakta berikut : an inspiring leader mestilah merupakan an inspiring guru. Ya, kesejatian seorang leader yang inspiratif adalah ketika ia mampu berperan menjadi people developer dan learning stimulator. Seorang atasan yang baik adalah mereka yang mampu merawat sebuah taman tempat dimana semua anak buahnya bisa saling tumbuh bermekaran. Yang mampu membuat segenap potensi dan talenta anak buahnya bisa merayap naik dan melesat.

Dulu, sesaat sebelum menjalani usaha sendiri, saya pernah bekerja pada sebuah perusahaan konsultan bernama GML Performance Consulting. Saya bekerja disini hanya sekitar 1,5 tahun dengan seorang boss bernama Suwardi Luis. And yes, he is a very demanding boss. But, oh man, dalam waktu yang relatif pendek itu, saya menemukan salah satu tempat belajar terbaik yang pernah saya alami dalam kehidupan profesional saya.

Dalam waktu selama 15 bulan itu, boss yang really tough itu selalu memberikan serangkaian very challenging tasks, dan mendorong saya to break the limits. Ia paham, orang hanya bisa tumbuh melalui serangkaian penugasan marathon yang penuh kompleksitas. Ia juga selalu memberikan feedback yang lugas dan menggedor kesadaran saya untuk selalu fokus pada best results. Dan ia juga selalu menyemaikan diri menjadi role model, dengan mana saya bisa belajar, mengobservasi, meniru dan kemudian mengesktrak ilmu dan kapabilitasnya.

Sekarang, lama setelah pengalaman itu berlalu, saya selalu mengenang tempat itu dan para leaders disitu sebagai barisan orang-orang yang mampu menaburkan benih bagi mekarnya spirit learning yang merebak harum. Dan sungguh, an inspiring boss adalah sosok guru yang pandai menebar benih dan merawatnya dengan penuh ketelatenan.

Demikianlah, dua elemen kunci yang mungkin bisa kita pahat untuk merajut barisan boss yang inspiratif. Yang pertama adalah kompetensi dasar sebagai leaders. Dan yang kedua adalah kapabilitas untuk menstimulasi talenta dan potensi anak buahnya. Melalui dua aspek inilah, kerinduan kita yang mendalam akan hadirnya an inspiring boss barangkali bisa menjelma menjadi kenyataan. Dan bukan sekedar menjadi ilusi pagi yang mendadak lenyap entah kemana…..

Note : Jika Anda ingin mendapatlan slide powerpoint presentasi yang bagus tentang leadership dan management skills, silakan KLIK DISINI.

Photo credit by : Panascape @Flickr.com

Author: Yodhia Antariksa

Yodhia Antariksa

35 thoughts on “Merindukan a Competent and Inspiring Boss”

  1. Setuju Mas Yod
    Seorang pimpinan yang inspiratif dan inivatif akan membawa dampak positif bagi anak buahnya, dan bisa membuat kerja lebih semangat

  2. Assalamu’alaikum Wr.Wb.
    Mas Yodhia…. thanks yah… tulisan ini sekaligus meng-inspirasi saya untuk mendapatkan sebuah ide bahan penulisan tesis saya… wow terima kasih yah… oh ya apa nama entitas business pribadinya nih? bolehkah lebih kanjut saya meminta kesediaan Mas Yodhia menjadi mentor saya dalam penulisan tesis saya?

    Imran yg merasa menjadi temanmu dari hutan sorowako…

  3. Mas yodhia… thanks tulisannya sedikit dan sangat mendalam. memang banyak orang menjadi atasan kita manager, direksi, dan lain sebagainya dibidangnya masing-masing. Apakah ini memang karakter bangsa kita yang sangat susah sekali memiliki leader yang sangat luar biasa atau memang hanya tertentu saya orang yang potensi menjadi leader. Karena menjadi manager, direksi atau apapun itu sangat susah didalam lingkungan kita, tetapi lebih susah lagi menjadi leader yang sangat handal…

  4. Senin pagi pasti ingat untuk buka email, pengen baca bahasan baru dari Mas Yodhia. Belum lengkap rasanya kalau senin pagi belum baca tulisan Mas Yodhia, dan topik yang diangkat saat ini memang satu topik yang sangat pas, baik itu untuk kehidupan di perusahaan ataupun di dalam bahasan “Kehidupan Bernegara”.

    Proses mencontreng sudah selesai, dan dari hasil quick count dapat diketahui bahwa pasangan SBY_Boediono saat ini memimpin perolehan suara. Siapa saja yang jadi pemimpin -bagi saya tidak terlalu penting- , tapi yang paling penting dia mesti menjadi inspiring boss, inspiring leader, seperti apa kata Mas Yodhia. Menjadi sumber inspirasi bagi seluruh “Rakyat Indonesia”, untuk bangkit dari keterpurukan, dan mencoba untuk meriah “best result” dari setiap aktivitas yang dilakukan sehingga Indonesia betul-betul akan menjadi Indonesia Jaya, Indonesia Bisa, “Bisa” menjadi yang terbaik.

    Mungkin saya ingin menambahkan satu poin lagi, poin penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu kemampuan untuk memberikan “Harapan”. Apalah itu istilahnya, akan tetapi saya merasakan bahwa kemampuan seorang pemimpin untuk memberikan harapan merupakan satu poin yang sangat penting, tentunya harapan itu mestilah “Realistis”, tidak hanya harapan semu.

    Kondisi ini sangat saya rasakan di lingkungan kerja. Di tengah ketidakpastian, ketika perusahaan dalam keadaan tidak stabil, banyak karyawan yang menjadi gamang akan nasib perusahaan, akan “bisa”-kah untuk terus eksis, atau apakah akan “binasa” karena tergilas oleh keadaan. Kondisi ini berakibat sangat besar, sehingga tingkat turn over karyawan menjadi sangat tinggi, karyawan keluar masuk merupakan sebuah fenomena yang sangat biasa. Kondisi ini dapat dimaklumi, karena banyak karyawan yang kurang merasa nyaman atas kondisi perusahaan, atas kelangsungan perusahaan.

    Pada saat seperti ini diperlukan seorang bos atau leader yang mampu untuk memberikan “Harapan”, sebuah asa di tengah limit keputusasaan, sehingga semangat itu kembali muncul, semangat untuk berjuang terus, memberikan yang terbaik.

    Terus berkarya Mas Yodhia. Saya tunggu lagi senin pagi depan. he he he

  5. @ Imran, silakan boz, kontak saya via email saja. Kapan ngundang saya lagi….hehehehe.
    @ Amrun, yep, sepakat “kemampuan merajut harapan” atau “hope” juga amat penting. Semoga harapan sampeyan juga bisa terus menyala…..

  6. Setuju Bang Yod ! Bagaimana atasan / leader kita bisa memotivasi kita untuk melakukan hal2 yang lebih challenging, sedangkan dia sendiri seorang yang safe player, tidak melakukan hal2 yang berani dan inspiring..Beruntung di tempat kerja saya sekarang, atasan saya lebih smart dan seorang challenger dibandingkan dengan sebelumnya. Terima kasih.

  7. Thanks bang Yod, nice artikel. Ga papa lah tidak kerja di Google juga, yang penting punya atasan yang competent dan inspiring buat saya lebih menyenangkan dan menantang untuk mengeluarkan performance lebih baik lagi,..

  8. inspiring dan good leader boss itu diperlukan, terutama jika kerja di sebuah perusahaan yang memiliki demand tinggi dan juga deadline yang ketat.

    boss itu ga perlu baik hati dan terlihat ramah, tapi cukuplah bisa merangkul dan mengerti apa yang diinginkan oleh bawahan dan karyawannya. karena, karyawan/bawahan pastinya sudah bekerja sesuai dengan tuntutan perusahaan yang notabene direpresentasikan oleh si boss tersebut.

  9. Dear Bung Yodh,

    Saya pernah bekerja di suatu perusahaan yang tidak terlalu memandang “kesan menyenangkan” dari feed back bawahan sebagai salah satu penilain kualitas Key People (leader). Justru “ketidaknyamanan” bawahan kadang menjadi nilai plus leader dengan alasan seorang leader harus mengkondisikan bawahan pada zona ketidaknyamanan untuk terus mengejar target perusahaan. Sebab target perusahaan terkadang “memaksa” atasan/ leader untuk menjadi pribadi tidak disenangi bawahan. Tanggapan Bung Yodh gimana..?

  10. Dengan leadership berjenjang, nampaknya memang harus mulai dari yg paling atas. Leader2 intermediate meski bagus bisa kalang kabut kalau atasannya sudah kasi pressure berlebih. Pa lagi klas kacung spt saya. Diinjak, tendang, giring, sundul sana sini :D, wes.. pait.

  11. Saya juga pernah merasakan digembleng oleh seorang atasan yang ‘keras’, tidak ada waktu senggang, tidak ada kata menyerah, tidak ada jalan buntu. Dulu saya nilai ‘ih, kejem amat orang nih’ ; sekarang saya nilai dia ‘berkat gemblengan beliau’.
    Memang saat ini kompetensi ‘developing others’ menjadi keharusan bagi leader. Ada yang sudah memasukkan kompetensi ini ke dalam elemen penilaian kinerja seorang atasan. Ukuran pengembangan bawahan juga menjadi ukuran keberhasilan suatu perusahaan, antara lain GE dan Citibank.
    Sebagai inspiring leader, biasanya juga sangat menghargai ide-ide dan gagasan bawahan, karena memang tujuannya adalah untuk membangkitkan engagement bawahan.
    Trims..

  12. Yesss…..datangnya dirindukan…bukannya tak diharapkan…datangnya menyenangkan…bukannya menyeramkan….Datangnya menentramkan…bukannya mengacaukan…..Salam Sukses Selalu.

  13. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Mungkin itu pepatah yang cocok buat An Inspiring Boss. Boleh dibilang siapapun orang yang memimpin kita itu tidak penting, perlu kita sadari secara tidak langsung kita sering menunggu perintah dari Boss. Kalo seorang leader tidak bisa menginspirasi anak buahnya, disinilah akan terjadi kegamangan diantara para bawahan yang pada akhirnya akan terjadi kepasipan organisasi. Lain halnya dengan Leader yang Inspiring, secara tidak langsung bawahan akan melaksanakan tugasnya dengan baik. karena Inspiring Leader tidak akan pernah kehabisan ide untuk mengoptimalkan organisasi, dengan demikian bawahanpun akan terinspirasi dengan sendirinya.

    Salam

  14. Good Job bung Yod atas tulisannya ini, semoga bermanfaat buat kita semua. Bravo bung……..

  15. Saya kok lebih setuju apabila kemajuan diri kita bisa dikembangkan tanpa harus memandang faktor siapa dan bagaimana leader/atasan/bos kita saat ini. sebab ternyata ada juga bawahan yang punya atasan yang begitu memotivasi lengkap dengan kompetensinya ternyata tidak juga berkembang. dalam situasi organisasi yang bagaimanapun akan selalu ada orang-orang yang punya kepribadian yang baik dan ada yang berkepribadian buruk. ada pemimpin yang baik dan ada pemimpin yang buruk.

    Jika pada suatu saat kita merasa pemimpin kita adalah pemimpin yang tidak baik, berarti pada saat itu kita punya peluang untuk membantu atasan kita memperbaiki diri. pasti dengan sikap kita yang demikian kita akan punya credit point yang bagus di hadapan atasan kita karena telah membantu sebagian tugasnya. dengan credit point yang bagus bisa jadi peluang kita untuk mendapatkan promosi akan semakin besar. maka jadilah kita pemimpin baru yang punya kompetensi.

  16. Wah… saya jadi bang yod addict nih… hehe
    Tiap senin pasti ngejenguk blog Bang Yodhia
    Tulisannya daging semua… enak… renyah… mudah dicerna… dan so pasti berbobot
    Salam Sukses!

  17. jika qt mampu menyikapi positive gemblengan2 itu,maka positive result jg yg qt dapat.tp jgn sampai demi mencapai best result qt pake bad way. qt semua adalah leader setidaknya leader bagi diri qt sendiri. so be inspiring for ourself…

  18. yaps, agree bang yodh…competen + inspiring…keduanya harus menjadi perpaduan…(sedang belajar menuju kearah situ…:D)
    Makasih banyak sharingnya…

  19. inspiring mas yod.

    saya jadi teringat bagaimana seorang pakar IT dianggap harus bisa menginstall windows, padahal kenyataannya keahlian IT berbeda beda. secara singkat sang pakar bukanlah org yang inspiring buat org sekitarnya / pun bawahannya… jika sudah mengarah ke user behavior begini, harus bagaimana ?

  20. Salam untuk mas yod.
    Setuju sekali dengan pendapatnya mas yod, tapi kadang kala ada seorang BOS yang tidak menunjukkan seorang pemimpin dan seorang BOS.tahunya hanya mencari kesalahan bawahannya, dan tidak melihat upah yang diterima bawahannya. apakah sudah sesuai dengan gaji yang diterima karyawannya atau belum? karyawan juga bisa berfikir dong…berapa sich si BOS menggaji karyawannya? apakah dengan gaji segitu…?layak untuk dimaki-maki trus. si BOS seharusnya lebih tahu berapa dia menggaji karyawannya, bukan hanya bisa mencari kesalahan anak buahnya tanpa memberikan suatu pemecahan masalah. karena banyak BOS yang melakukan hal seperti ini, BOS hanya meminta KWAJIBAN trus, tanpa memperhatikan HAK dari karyawannya. sebetulnya ini yang sungguh disesalkan bagi seorang bawahan. kalau ada masalah, BOS hanya bisa melempar masalah tersebut ke bawahannya. tapi kalau bisa diselesaikan oleh bawahannya, dikira bawahannya melangkahi BOS-nya.memang susah ngemong orang itu.Thak u mas yod.

  21. saya punya pendapat….boss yang really tough hanya akan efektif jika punya anak buah yang tough juga….bayangkan jika anak buahnya tipe orang “masuk telinga kiri keluar telinga kanan” maka se-tough apapun seorang boss pasti akan kelelahan juga….

  22. iyo mas jodhi, sering kali keberadaan bos malah bikin kita keki & nggak nyaman. padahal maunya kita ini berprestasi tapi karena si bos bertipe pembantai ide …ya sering malah hr-nya jadi masa bodoh..

  23. Setuju sekali dan sangat menarik tulisan ini sebagai bahan dalam mengembangkan human resources management, memang jika kita kebetulan ada di lingkungan perusahaan yang memiliki boss yang memiliki kompetensi mumpuni di setiap lini organisasi, akan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap karyawan yang berkontribusi di perusahaan tersebut, sehingga pada akhirnya goal, target, dan tujuan perusahaan akan dapat diraih sesuai dengan yang ditetapkan. Namun jika kebetulan perusahaan tersebut belum memiliki boss yang mumpuni, maka kalau boleh saya tambahkan, perusahaan tersebut harus terlebih dahulu men set-up system, metodad, dan mekanisme pengelolaan karir yang benar-benar sesuai dengan kultur perusahaan tersebut, sehingga semua karyawan termasuk boss-boss nya akan dapat lebih optimal dalam mengaktualisaikan potensi-potensi yang dimiliki.

  24. duh.. gimana yaah?
    sungguh sangat prihatin dg kondisi di instansi gw, katanya udah direformasi dengan segala perubahan system, kulture, sdm, dlll namun kalo udah berkenaan dg urusan SDM yaach tetap aja amburadul (subjectif dg alasan chemistry-lah, titipan orang kuat, blaa…. blaaa) gak transparan parameternya.
    mungkin kalo yg diatur barang/benda itu gampang, ini khan manusia dg segala typicalnya…
    intinya kalo mo naik jd bosss, gw usul gimana kalo ada fit & proper test dululah, chemistry cukup 10%
    thx b4

  25. ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani…
    Bang Yod, saya setuju dengan 2 kunci untuk menjadi an inspiring boss. namun menurut saya semua harus menjadi “an inspiring” karena kita semua menjadi bos/leader terhadap diri kita sendiri.
    Salam Kenal, saya suka baca blog ini tapi baru komen sekarang.
    Terima kasih.

  26. seorang pemimpin mesti bisa memberi contoh/teladan..
    ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani…

  27. kompeten & inspiring boss sih udah, cuman klo saking loyalnya/idealisnya, boss ga itungan soal reward/gaji, ga memperjuangkan nasib anakbuah ma management krn dr kacamata dia sendiri gak pernah nuntut kesejahteraan ma company, kerja bakti mulu buntut2nya.. nah klo ketemu yg model begini gimana dong ?… pencerahan please

  28. bang Yod..menarik sekali paparannya. namun sayang sekali banyak terjadi ambigu penggunaan kata bang.. punten ya..karena ini diskusi, sejauh yang saya pahami, leader dan manajer itu berbeda pemahaman dari beberapa referensi pakar2 HR dan manajemen dunia…

    atasan/pimpinan lebih banyak direpresentasikan dengan manajer sehingga jika ada manajer yang bossy atau lack of competency, wajar..berbeda dengan leader yang memang identik untuk menginsipirasi dengan kemampuan untuk terus belajar mengembangkan competency yang sesuai…

    mohon koreksinya bang yod..saya tetap senang membaca artikel dari bang Yod

Comments are closed.