Mengais Rezeki dari Penghasilan Sampingan, Kenapa Tidak?

Biaya hidup rasanya terus mendaki dari tahun ke tahun, dengan kecepatan yang acap membikin kita terkaing-kaing. Biaya belanja sehari-hari, biaya anak sekolah (lengkap dengan seabrek kursus-kursunya), biaya tak terduga (ah, betapa banyaknya pos yang satu ini!), rasanya terus melambung.

Bagi Anda yang bekerja sebagai karyawan kantoran, dimana kenaikan gaji sering cuman segitu-segitu saja, tentu melambungnya biaya hidup itu acap membikin kepala kliyengan. Belum tiba tanggal gajian, lho kok uangnya sudah habis duluan. Boro-boro liburan sekeluarga ke Bali, uang buat beli susu saja kadang ndak cukup. Doh !

Bagi sebagian besar orang, konsep kebebasan financial (financial freedom) memang masih terasa sebagai sebuah fantasi. Jadi bagaimana dong? Bagaimana agar tidur kita lebih nyenyak, ndak diganggu dengan beban finansial keluarga yang rasanya kian berat?

Dilatari oleh kondisi seperti itulah, lalu muncul gagasan tentang mencari rezeki tambahan dari penghasilan sampingan. Maksudnya, selain gaji sebagai pekerja kantoran, bisa ndak ya kira-kira kita bisa mengais sejumput rezeki tambahan yang halal, dari usaha sampingan?

Jawabannya : bisa. Dan disini kita akan membahas dua pilihan yang mungkin bisa dilakoni untuk mencari sejengkal rezeki sampingan.

Pilihan yang pertama adalah : mulai memberdayakan istri/calon istri untuk mencari sumber penghasilan tambahan (sory, pilihan ini memang hanya berlaku bagi Anda yang berjenis kelamin lelaki). Mungkin sebagian dari kita sudah memiliki istri; dan banyak diantaranya hanya berperan sebagai ibu rumah tangga thok. Kalau begini, kenapa kita tidak mulai mendorong dan memberdayakan pasangan hidup kita untuk ber-metamorfosa menjadi insan yang produktif?

Memang tidak semua istri kita punya bakat untuk menjalani usaha atau pandai berdagang. Namun dengan dorongan Anda, para ibu rumah tangga itu pasti bisa belajar menjadi penghasil rezeki yang tangguh (apalagi jika sudah kepepet).

Contoh : rekan saya yang bekerja sebagai pekerja di sebuah BUMN memberdayakan istrinya untuk menjadi pengelola toko serba ada miliknya. Melalui usaha yang berjibaku, omzet tokonya itu telah menghasilkan keuntungan yang sama dengan gaji bulanan dia. Lumayan.

Apalagi jika istri/calon istri Anda itu punya hobi atau bakat keahlian tertentu, seperti masak, suka fashion/menjahit, atau demen dengan pernik kecantikan. Nah, kalau seperti ini bisa lebih mak nyus. Salah satu tetangga saya misalnya, punya istri yang jago bikin risoles yang renyah. Kini usaha sampingan istrinya itu terus melesat; dan memberikan tambahan rezeki yang melimpah.

Jadi kalau Anda punya istri/calon istri yang potensial, kenapa tidak mulai dari sekarang diberdayakan menjadi pencari rezeki tambahan?

Pilihan yang kedua adalah : mencari penghasilan tambahan melalui keahlian Anda. Kita tahu sebagai pekerja kantoran kita bekerja Senin – Jumat dari jam 8 – 5 sore. Nah bukankah kita masih punya waktu setelah itu. Misal dari jam 7 s/d jam 12 malam? Atau di hari Sabtu. Mengapa kita tidak menggunakan waktu ini untuk mencari penghasilan tambahan?

Misalnya, malam-malam daripada sekedar browsing ndak karuan, mengapa kita tidak melakukan kegiatan online untuk mencari tambahan penghasilan. Seperti teman saya misalnya. Selain bekerja dari pagi sampai sore sebagai pekerja kantoran, di malam hari ia menjalankan kegiatan kursus membaca cepat secara online. Ajaib : peminatnya membludak (peminatnya banyak karena memang kursus membaca cepat-nya bermutu bagus).

Atau jika Anda punya keahlian sebagai trainer, mengapa tidak mencari tambahan rezeki dengan menjadi trainer pas di hari Sabtu atau di hari kerja dengan cara mengambil cuti. Atau contoh lain : setiap Sabtu atau di malam hari, Anda meluangkan waktu untuk mengelola bisnis Anda sendiri, entah bisnis bikin seragam kantor, bisnis jualan pulsa elektronik, bisnis jualan makanan khas dari kampung halaman Anda, bisnis cuci mobil, bisnis jualan kebab waralaba, atau bisnis pijat refleksi.

Pendeknya, meski bekerja sebagai karyawan kantoran, kita tidak menutup peluang untuk mencari penghasilan tambahan yang halal. Baik pilihan pertama, pilihan kedua atau kombinasi dari dua pilihan diatas, bisa Anda lakukan dengan sepenuh hati. Yang penting : action. Jangan cuma dipikir-pikir doang. Kalau cuman dipikir, kapan aksinya dong. (Salah satu ide usaha sampingan yang mungkin bisa Anda pilih dapat DILIHAT DISINI).

Oke, selamat bertindak. Mudah-mudahan kita semua bisa mengais rezeki tambahan yang barokah, dan memang telah disediakan oleh Sang Maha Pemberi Rezeki.

Photo Credit by Amadika @ flickr.com

Author: Yodhia Antariksa

Yodhia Antariksa

51 thoughts on “Mengais Rezeki dari Penghasilan Sampingan, Kenapa Tidak?”

  1. Sangat inspiratif Mas Yodhia. Sayapun sekarang mulai merintis usaha sendiri karena kalau mengandalkan gaji tok, nggak pernah cukup sepertinya.. Setiap hari Sabtu dan Minggu saya manfaatkan ikut berbagai kursus.

  2. Betul…. setuju mas, kita harus segera mempersiapkan diri kita untuk usaha sampingan yang menunjang penghasilan kita sebagai karyawan. Apalagi saya karyawan swasta yang tidak punya pensiun tentunya harus mempersiapkan kesejahteraan hari tua…. thanks inspirasinya!

  3. bisnis sampingan itu menarik, tapi memiliki kendala waktu dan tenaga yang terbatas

    meski demikian, dengan tekad yang besar bukan tak mungkin bisnis sampingan justru bisa menjadi tolakan kita menjadi seorang pengusaha

  4. Boleh saja berusaha karena untuk kebutuhan hidup. kita bekerja jangan hanya sekedar berperang untuk tidak kalah, artinya kita bekerja jangan hanya untuk sekedar menutupi kebutuhan hidup seperti misalnya membayar: makan, minum, biaya sekolah anak, PAM, PLN,BBM,cicilan kartu kredit, motor, mobil, rumah atau dsbnya.

    Bekerjalah dan berusahalah untuk menang artinya kita bekerja atau berusaha membangun bisnis aset misalnya network marketing. Jika aset bisnis jaringan/ sistem kita sudah terbentuk maka jaringan/ pipa kita yang akan bekerja untuk kita.

    Anda bisa pelajari bagaimana cara membangun aset di http://www.bisniswangi.co.cc atau hubungi saya di 021 – 92627565. Terimakasih kami peduli kepada kemajuan anda.salam

  5. Betul mas..kita perlu memiliki sumber penghasilan lain ketika masih bekerja, jika merasa masih kurang puas dengan gaji saat ini. Meski saya saat ini masih bekerja namun saya satu tahun belakangan ini memiliki 2 toko online yaitu http://www.tehsirihmerah.com dan http://www.TwoHCraft.com dan keuntungan per bulan sudah hampir menyamai gaji bulanan saya. Mudah2an dalam waktu dekat bisa menjadi sumber nafkah keluarga kami. terima kasih.

  6. Boleh2 saja. tapi yang jelas dan tepat, karena kita2 adalah aset perusahaan jadi kenapa kita tidak buat aset sendiri,mau tau caranya boleh hubungi saya,di 02195341326, sukses untuk mengkais rejeki yang halal untuk keluarga………………

  7. topik yang menarik mas, saya juga sedang mulai mencari2 “sampingan” yang pas dan berkelanjutan. sekarang ini masih evently.. tapi tetap semangat! thanks buat topiknya..

  8. Bagus sekali idenya Mas Yodhia. Moga spirit entrepreneur buat masyarakat kita makin bagus. Thanks

  9. Yup! kira2 itulah yang sedang saya & istri lakukan sekarang mas.. Tidak masalah dimana kita bekerja dan apa yang kita kerjakan, yang penting halal dan thoyib 🙂

  10. sudah lama sy mencari tambahan di luar gaji (gaji pokok sesuai DEPNAKER tidak mencukupi), sy seorang design engineering, waktu berjalan sy ganti bos, bos yg baru g mau sy kerja nyambil diluar (walau tidak mengganggu aktivitas kantor) dan sy tdk memaksa untuk bareng beliau, tapi skrg malah sy di suruh milih kerja di luar/bareng beliau, tapi beliaupun bilang tidak akan memberikan konpensasi apa-apa, brg kali ada yg mau ngasih solusi sy ucapkan banyak terima kasih,

  11. yang jadi sampingan bukan usahanya, tapi justru penghasilan sebagai karyawan yang jadi sampingan karena penghasilan dari usaha sendiri lebih besar dari penghasilan sebagai karyawan. ha..ha..ha..

  12. Makasih mas atas pencerahannya…
    Cuman kita ini sbg karyawan cukup sulit untuk berubah dan mencoba hal2 baru, disamping kemampuan financial yg terbatas, waktu (kita plg ktr jam 5 smp rumah bs jam 8 mlm), kemampuan fisik dan yg terutama mental (krn merubah mental pegawai menjadi mental pengusaha itu tidak gampang).
    Mungkin mas yod bisa memberikan contoh2 yg lebih konkrit spt, gimana caranya mendapatkan modal, menciptakan peluang usaha dan yg lbh penting cara dalam pengelolaan uang dan waktu.. Thanks mas..
    Bravo strategimanajemen….

  13. Tepat mas Yodhia, berpikir lateral sehingga kita tidak melulu dengan penghasilan reguler saja, bahkan penghasilan tambahan bisa beberapa kali lipat. Sukses selalu….

  14. Site job, why not? Sumur dua akan lebih aman dibanding dengan memiliki satu sumur ketika kita sangat memerlukan air apalagi dimusim kemarau. Penghasilan sampingan, bisa membuka potensi kita yang terpendam dan tidak pernah dibayangkan semula. Bahkan bisa saja dari pengjasilan ini yg meneruskan pengahsilan kita di masa depan.

    Dan BUKAN mncari pnghasilan tambahan yg tak halal. Jilat ke atas, injak ke bawah, sikut kiri kanan di tmpt kerja. Tentu, bukan ini.

    Justru, ada lbih banyak di tmpat krja, baik krja tmbahan atw buka usaha.
    Trim’s Ma Yodh.

  15. Sip Mas, bener itu!
    untuk Opsi ke-1 saya blom bisa tuh.. mungkin pilihan yang kedua akan saya coba. makasih tips nya

  16. Tidak ada salahnya untuk usaha namun kalau orangnya TIDAK bisa mengelola wkt, tenaga dan fokus, saya tidak setuju dengan usaha mencari penghasilan tambahan. Boro-boro nambah, malahan mungkin bs hancur keduanya. Jd sblm terjun, lebih baik dipikrkan matang2 terlebih dahulu. Kalau sudah siap, baru lakukan.

  17. Kalau saya mah beda, sy sudah buka usaha toko hobi, namun karena omzet masih dikit jadi saya hendak mencari pekerjaan (kantoran), ada yg bs bantu.. usia 28th

  18. betul, mas yodhia

    ok setuju bangeut tuh mas, kebetulan saya (PLN) pernah mendengarkan anda ceramah waktu WCS di magelang. Kebetulan waktu itu saya nyambi dikit-dikit belajar menjadi konsultan di salah satu operator seluler jadi juga saya terjun di dunia konsultan tidak sengaja. Waktu itu kami (teman2) di semarang suka kongkow2 di teh poci. dari situlah muncul ide-ide untuk menjadi konsultan.

    bulan-bulan pertama sangat-sangatlah pahit bayangkan kami memulai dari nol rupiah dan konyolnya saya dan teman2 di percaya untuk menggarap BTS sebanyak 2 site,..
    oya mas yodhia…. dari konyolnya itu saya sampai dicap gila oleh rekan-rekan saya tapi saya punya prinsip EGP (emang gue pikirin)

    Tapi tidak sampai empat bulan saya dan teman2 dipercaya lagi untuk menggarap 4 lokasi site BTS lagi dan sekarang belum genap 1 tahun saya dan teman-teman diberikan 45 lokasi site terdiri dari daerah solo, jogja sampai purwokerto

    saya bersyukur pada Alloh SWT ternyata menjadi pengusaha tidak harus mempunyai modal besar, saya dan teman-teman membuktikan karier kami dirintis dari nol rupiah dan alhamdulilah tidak hutang ke bank (heee… soalnya waktu kami mengajukan proposal kredit di tolak mentah-mentah sama bank)

    insya alloh trik-trik saya berusaha dari nol rupiah akan saya buatkan semacam buku agar bisa dibaca oleh orang banyak..

    makasih ya mas N sukses…

  19. Wibesite yang menarik di dalamnya banyak Artikel dan Tips yang mengandung Ilmu Pengetahuan, Harus dicoba.Terimakasih

  20. Go to Freedom …
    Lakukan … lakukan …. Lakukan, Mau Bisnis ? Just Do It …. Jgn terlalu lama mikir Sukses Buat semua

  21. bgs dan sgt bermanfaat ideny smga ush kt smua gk sia2 tp jgn lp ama yg d atas .kl ada yg pgn hiburan/ d hibur hbgi gua ya.

  22. Untuk membangun bisnis sampingan tidak mudah perlu pengetahuan yang banyak untuk menjalankan usaha.

    Siapapun yang ingin melakukan usaha sampingan sebainya belajar dulu ilmu – ilmu tentang usaha atau bisnis agar nantinya tidak mengalami kegagalan.

    Training tentang usaha sampingan online barang kali akan bisa membantu orang – orang yang ingi menjalankan usaha sampingan.

    Yang namanya bisnis, terkait dengan berbagai hal diantaranya apa yang akan dibisniskan, bagaimana proses produksinya dan bagaimana pemasarannya.

    Tapi saya setuju kalao memilih bisnis sampingan sebaiknya bisnis yang fleksibel untuk dikerjakan artinya tidak mengganggu kegiatan utama.

  23. Bisnis sampingan menurut saya memang perlu dicoba dengan modal minim terlebih dahulu dengan adanya trial and error diharapkan usaha tersebut dapat berkembang, tinggal nanti manajemennya yang diperkuat sehingga bisnis sampingan tersebut dapat berjalan dengan baik, dan pekerjaan utama kita dapat seiring bertumbuh dengan bisnis sampingan kita

  24. saya adalah seorang karyawan, dengan jam kerja seperti yang disampaikan diatas. Jam 8-5 sore senin-jumat. Memang saat ini saya sedang belajar mencari rejeki tambahan dari luar pekerjaan sebagai karyawan. Semoga diberikan jalan oleh Allah SWT

  25. Alhamdulillah saya dan istri diamanahi pekerjaan sebagai dosen di salah satu PTN di Jogja.

    Dua-duanya sudah menghasilkan, namun kalau penghasilan dibilang kurang, pastilah kurang. Tapi kalau bersyukur dengan apa yang ada pasti insya Alloh cukup.

    Tinggal bagaimana memanajemen hati dan kebutuhan hidup kita. Salam sukses!

Comments are closed.