Dalam dunia yang serba bergegas dengan rancak ini, kecakapan creative thinking mungkin merupakan salah satu elemen krusial untuk meringkus tantangan masa depan dengan rapi.
Jika inovasi adalah oksigen, maka creative thinking skills harus selalu dihembuskan untuk memastikan roh inovasi itu tidak mati.
Di senin pagi yang cerah ini, kita akan mencoba berkelana menjelajah jagat kreativisme itu : tentang kenapa Anda gagal berpikir secara kreatif; dan juga tentang bagaimana cara yang paling jitu untuk mendongkrak your creative thinking skills.
Sebelum bicara lebih lanjut tentang cara mengembangkan creative thinking, pertama-tama kita mesti menjawab pertanyaan penting ini : yakni kenapa kita sering gagal berpikir secara kreatif.
Pola pikir secara vertikal adalah salah satu biang kenapa seseorang gagal membangun proses kerja yang kreatif. Vertical thinking adalah mencoba mendefinisikan permasalahan hanya dengan satu cara tanpa mempertimbangkan pandangan alternatif (pikirannya hanya bertumpu pada satu titik yang sempit).
Pola pikir vertical lantas membuat kita menjadi terlalu sempit dalam mendefinisikan batasan permasalahan. Orang-orang acap berasumsi sejumlah permasalahan atau solusi alternatif merupakan hal yang diluar batas mereka (atau dianggap tidak masuk akal), sehingga mereka mengabaikannya.
Penghambat kreativitas lainnya adalah ini : non-inquisitives. Ini adalah sikap enggan dan tidak terlatih untuk mengajukan pertanyaan. Acapkali orang tidak mampu mengatasi permasalahan secara kreatif karena malas mengajukan pertanyaan, atau tidak aktif menggali data dan informasi.
Non-inquisitives (tidak punya rasa ingin tahu yang tinggi) akhirnya membuat kita terpelanting dalam mode “non-thinking”. Atau sejenis kecenderungan untuk menghindari pekerjaan secara mental (berpikir keras).
Orang jadi enggan menyediakan waktu untuk “berpikir” : secara reflektif mengeksplorasi beragam alternatif solusi, dan juga cara-cara baru yang mungkin berguna untuk menciptakan something innovative.
Vertical thinking, rasa curiosity yang rendah, dan keengganan untuk berpikir secara eksploratif adalah beragam elemen yang membuat seseorang menjadi tidak kreatif.
Setelah melacak beberapa faktor yang sering meng-kudeta proses berpikir kreatif, maka kini kita coba lihat dua kiat ampuh yang layak dilakukan to drive your creativity.
Kiat # 1 : Attribute Listing. Metode ini layak digunakan apabila kita mendapati situasi yang dapat di-breakdown menjadi serangkaian atribut.
Uraikan isu atau masalah yang tengah didiskusikan ke dalam sebanyak mungkin atribut. Kita bisa juga memetakan masalah dalam sejumlah kategori utama, dan kemudian mem-breakdown setiap kategori itu ke dalam sejumlah atribut.
Untuk setiap atribut tanyakan ‘apa yang diberikannya?’ Gali nilai atau value dari setiap atribut. Terdapat kemungkinan sebuah atribut memberikan value yang positif ataupun bersifat negatif. Tugas kita adalah mengeksplorasi setiap value dalam atribut, memodifikasinya secara kreatif, dan menemukan value terbaik dalam setiap atribut.
Kiat #2 : Visioning. Ini adalah sejenis lelakon untuk membayangkan masa depan yang brilian dan inovatif. Atau mencoba berpikir secara imajinatif mengenai apa yang Anda ingin raih di masa mendatang.
Ketika mengimajinasikan gambaran masa depan, gunakan kata-kata yang dinamis dan penuh perasaan.
Gunakan pula kata-kata “present tense” (misal : karya saya dinikmati banyak orang) bukan “future tense” (karya saya akan dinikmati banyak orang). Ungkapan dalam bentuk present tense akan membuat gambaran imajinasi itu menjadi terasa lebih “dekat”.
Visioning menjadi efektif karena kita adalah spesies yang penuh daya khayal/imajinatif, dan sangat termotivasi dengan apa yang kita rasakan sebagai kemungkinan masa depan.
Saya tidak tahu apakah Anda termasuk kategori creative people atau tidak. Atau apakah Anda kadang terjebak pada vertical thinking, non-inquisitives dan non-thinking atau selalu bisa menghindarinya.
Renungkan artikel ini, dan renungkan kapan terakhir kali Anda melakukan “sesuatu yang kreatif”.
Selamat bekerja, teman-teman. Be creative. Be innovative. Because your creativity will determine your future life.
Photo credit by Diego da Silva @flickr.com
Terimakasih Pak. Kebetulan minggu ini saya sedang mencari ilham untuk lebih kreatif.
Terima kasih saya ucapkan …. Sajiannya sangat inspiratif sehingga membuka wawasan saya dalam berkreatifitas … Semoga bapak diberikan kesehatan dan kesuksesan Amiiin.
Seminggu kemarin yang mengganjal pikiran saya adalah masalah kreatif; bagaimana saya bisa lebih kreatif mengembangkan bisnis saya.
Sampai saya habiskan waktu untuk membaca “Sila ke 6: Kreatif Sampai Mati” nya Wahyu Aditya – belum puas juga, sy baca “13 wasiat terlarang” nya Ippho.
Senin ini seperti biasa, saya klik blog bung Yodhia….ah seperti melengkapi, “non-inquisitives” adalah salah satu jawabannya. Thx bung Yodhia…
Saya kira mereka yang aktif mengikuti blog bergizi adalah salah satu ciri orang yang bersedia disentuh sisi creativity-nya. tinggal momentnya saja.
Terima kasih untuk sajian paginya. Sukses selalu pak Yodhia….
Gunakan pula kata-kata “present tense” (misal : karya saya dinikmati banyak orang) bukan “future tense” (karya saya akan dinikmati banyak orang). Ungkapan dalam bentuk present tense akan membuat gambaran imajinasi itu menjadi terasa lebih “dekat”.
ini kunci yang belum saya tahu… ketika kita masih menggunakan future tense/pengandaian maka impian kita dan kekreatifan kita tidak akan pernah muncul
Salam Sejahtera…
Dari segi pendidikan kunci-nya untuk membunuh kreativitas pernah disebut oleh Prof. Fasli Jalal…
“Siswa tidak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat yang berbeda sehingga mematikan kreativitas siswa.” — Prof. Fasli Jalal
Dalam pendidikan pada umum kreativitas dan individualisme tidak didukung dan selalu masih menuju hafalan dan penilaian berbasis-hafalan bukan kreativitas. Buat apa kreatif di sekolah atau di kampus? Dihargai?
Yang terpenting adalah metodologi yang mengaktifkan pelajarnya.
Salam Kreativitas dan Pendidikan Bermutu
Saya sangat tertarik dengan teknik berpikir Visioning, seperti membuat blueprint tentang kemana kita akan menuju, atau almarhum Steven Covey selalu katakan, “Begin with the end of mine.”
Saya seringkali memperoleh hal-hal yang sifatnya mengejutkan, dan sering saya bertanya dalam diri, apakah ini kebetulan?
Ternyata tidak. Pencapaian2 itu pada dasarnya telah terprogram dalam pikiran saya, meski pada saat saya merancangnya, saya tidak benar-benar tahu bagaimana akan sampai kesana.
Jadi bagi saya Visioning pada dasarnya melatih dan mengarahkan pikiran kita ke arah apa yang kita inginkan, dan mempercayai bahwa saat ini kita telah memilikinya (present tense).
Terima kasih untuk artikelnya Bang Yod. Semangat Pagi!!!
Betul Sekali pak ..
Pak Yodhia,
Terima kasih untuk artikel yang sangat ‘inspiring’ setiap Senin pagi..
Kalau saya boleh sharing, hambatan lain yang membuat seseorang itu (pengalaman pribadi saya) menjadi tidak kreatif adalah dikarenakan lingkungan…
Yang saya coba terapkan adalah dengan meng-“asosiasikan” tempat dan waktu khusus untuk menjadi kreatif.
Setiap pagi ketika saya menikmati kopi, saya akan luangkan waktu untu membaca artikel menarik (bukan headline berita yang menambah “stress”) dan kemudian menuangkan ide yang muncul dari hasil membaca tersebut ke dalam notebook kecil yang selalu saya bawa (atau mungkin dicatat di dalam ‘smartphone’).
Sampai sekarang (setelah saya terapkan selama kurang lebih 3 bulan) akhirnya timbul kebiasaan kreatif (untuk menulis) di ruang kerja saya setiap pagi hari ketika saya menikmati kopi.
Hal ini saya pelajari dari ‘Power of Habit’ by Charles Duhigg untuk bagaimana menciptakan ‘habit’ yang baik.
Sekali lagi, terima kasih untuk artikel yang menarik di Senin pagi ini.
Salam,
Adhy
mantab sekali artikelnya pak yodhia..
pemikirannya jd lebih terbuka nih
berpikir secara kreatif = berpikir positif atau gimana ?
Menjadi kreatif atau tidak tergantung juga pada “passion” seseorang. Ada sebagian yg memilih untuk hidup nyaman dengan rutinitasnya.
Artikel yg menarik, Pak Yodhia. Energi untuk terus berkarya lebih kreatif lagi..
Tambahan sedikit dari saya, kreatif kadang juga bisa timbul karena kepepet.
Rutinitas (kadang) mematikan kreativitas.
Ide tentang jalan-jalan yang kerap dibahas Pak Yodhia, berteman dengan orang kreatif, dan baca buku kreatif, menurut saya bisa jadi 3 senjata ampuh untuk membuat cara berpikir kita kembali kreatif dan inovatif.
Be Confident For Your Creativity..
pelajaran yang sangat membantu saya sekali dalam mengelola kreativitas
Kita sulit menjadi kreatif karna sejak kecil dibiasakan hanya menggunakan otak kiri. Apalagi dengan sistem sekolah yang terus-terusan ‘menyuapi’ anak.
Artikelnya keren gan… Semoga terus sukses. Amiiin. Ditunggu kedatangannya ya ke pimzzone.blogspot.com
Thanks
semakin semangat saya untuk mengejar kesuksesan, makasih wejangan ampuhnya pak
kalau kalimat present tense jadi lebih berasa sugesti yang lebih kuat. sugesti yang kuat akan menambah kekuatan alam bawah sadar yang akan mengarahkan tindakan kita sesuai dengan yg kita pikirkan
intinya tetap semangat, betulkan? 😀
kreativitas dan inovasi gan, thanks artikelnya bikin menginpirasi, jd open minded 🙂
ini artikel bikin jadi open minded soal kreativitas, thanks gan sudah berbagi pengalaman