Kenapa Artikel tentang the Death of Samurai dan Kegoblokan Kolektif Memancing Kehebohan?

samurai reTerus terang saya terkejut dan sama sekali tidak menduga jika tulisan minggu lalu berjudul β€œIlmu Financial Psychology, Booming Batu Akik dan Kegoblokan Kolektif” mendadak heboh dan meledak menjadi viral (hanya dalam seminggu, tulisan itu telah di-share/like di Facebook sebanyak lebih dari 28 ribu kali!!).

Dulu artikel tentang The Death of Samurai : Robohnya Sony, Panasonic dan Sharp juga mengundang kehebohan yang sama dan menjadi viral. Artikel ini dulu menjadi topik diskusi di hampir semua milis manajemen dan bisnis di tanah air.

Pertanyannya, kenapa tulisan tentang the Death of Samurai dan Kegoblokan Kolektif mendadak heboh danΒ  menjadi viral? Faktor kunci apa yang bisa dilacaknya? Kita akan menguliknya di pagi hari ini, ditemani secangkir wedang jahe.

Terus terang bagi seorang blogger atau pebisnis online, viral itu amat penting. Sebab viral itu ibarat iklan gratis. Dengan tulisan/produk yang menyebar (mem-viral) dengan sendirinya, mendadak ribuan orang jadi kenal dengan blog/web kita, tanpa kita perlu membayar iklan.

Beragam kanal social media seperti FB, twitter, youtube, milis, atau Kaskus sering membuat sebuah tulisan/produk menyebar dengan cepat, dan menjadi viral.

Pluggin social share yang saya pasang di setiap bagian bawah artikel, ternyata memang sangat powerful dalam menyebarkan gagasan renyah yang termuat di blog ini dan menciptakan sebuah viral.

Thank you brothers and sisters for sharing my inspiring articles πŸ™‚

Viral bisa membantu peningkatan trafik pengunjung website/blog secara sangat signifikan. Dan bagi seorang blogger/pebisnis online, trafik pengunjung yang tinggi bisa berdampak positif bagi peningkatan income.

Sejak saya menulis blog strategi + manajemen tahun 2007 lalu, memang sudah cukup banyak artikel di blog ini yang menjadi viral. Namun hanya dua artikel yang benar-benar meledak secara ekstrem, dan menjadi viral menyebar kemana-mana.

Tulisan pertama adalah tentang kejatuhan perusahaan Jepang dalam artikel yang saya beri judul : The Death of Samurai – Robohnya Sony, Panasonic dan Sharp (terbit tahun 2012 lalu). Tulisan kedua yang meledak, ya yang minggu lalu terbit, berjudul Ilmu Financial Psychology, Booming Batu Akik dan Kegoblokan Kolektif.

Dari dua kasus ini, ada tiga faktor kunci yang mungkin bisa dilacak kenapa sebuah ide tulisan bisa menjadi viral.

Viral # 1 : Playing the Momentum. Sebuah tulisan lebih berpeluang menjadi viral, jika tulisan itu relevan dengan isu yang lagi hot di tengah publik.

Dulu tulisan the death samurai muncul di saat ada gema kejatuhan Sony dan kebangkitan perusahaan Korea seperti Samsung yang menggilas Jepang.

Tulisan minggu lalu, tentang batu akik, sangat relevan dengan demam yang memang lagi hangat di tengah masyarakat.

Karena pas dengan momentum isu yang lagi hangat, maka kedua tulisan itu ikut-ikutan meledak. Maka menulis sebuah artikel yang cukup dekat dengan isu hangat ekonomi bisnis, mungkin akan membantu penyebaran artikel itu secara viral.

Viral # 2 : Provokatif dan Menggugah Emosi. Sejumlah studi menulis, sebuah konten/tulisan lebih berpeluang menjadi viral jika isinya bisa menggugah emosi pembacanya (bisa emosi kesedihan, kegembiraan, atau emosi kemarahan).

Judul tulisan the Death of Samurai mungkin memang provokatif, dan isinya amat menggugah emosi. Maksudnya emosi para pembaca yang kebetulan bekerja di perusahaan Jepang πŸ™‚ Saat itu para manajer yang bekerja di Sony Indonesia atau Sharp Indonesia merasa kebakaran jenggot, dan kesal dengan isi tulisan itu.

Tulisan minggu lalu tentang kegoblokan kolektif bahkan lebih menggetarkan hati dan menggugah emosi. Itulah kenapa saya dimaki habis-habisan oleh para pebisnis batu akik dari seluruh NKRI, melalui ratusan komen pembaca πŸ™

Bagi pembaca yang kebetulan bisnis batu akik, saya mohon maaf ya jika tulisan minggu lalu kurang berkenan. Namun ijinkan saya menjelaskan : sejatinya istilah collective stupidity itu saya tujukan BUKAN untuk para pedagang profesional batu akik (yang memang bagus untuk membantu ekonomi keluarga).

Istilah itu saya tujukan untuk orang awam yang selama ini hanya latah dan ikut-ikutan. Dan produk yang dibeli oleh fenomena kelatahan itu bukan hanya batu akik, namun bisa demam saham, demam emas, atau demam properti (seperti yang saya tuliskan).

Namun itulah risiko sebuah tulisan yang provokatif. Amat rentan untuk disalahpahami, jika dibaca dengan kurang jernih dan cermat.

Toh, meski provokatif, esensi tulisan ini benar adanya. Gejala konsumsi produk (entah batu akik, entah saham, entah gadget) yang hanya karena tren atau sikap latah, acapkali berakhir dengan penyesalan. Banyak yang setuju dengan poin ini, makanya ada lebih dari 28 ribu pembaca yang nge-share/nge-like artikel itu.

Viral # 3 : Remarkable and Inspiring Contents. Ini faktor kunci lainnya yang bisa membuat sebuah artikel menjadi viral. Isinya harus benar-benar maut, remarkable dan inspiring.

Isi artikel the death of samurai rasanya memang lugas dan menggetarkan. Sebuah narasi renyah dan kelam tentang kejatuhan raksasa Jepang seperti Sony, Panasonic, Toshiba, Sharp dan Sanyo. Itulah kenapa Menteri Perhubungan Jonan (saat masih menjadi Dirut PTKAI) sampai perlu mengutip isi artikel itu untuk penulisan bukunya.

Isi artikel minggu lalu juga rasanya solid : menuliskan sebuah ilmu serius tentang financial psychology dengan contoh yang membumi, dan bahasa yang renyah (meski juga lumayan sarkastis).

Isi artikel itu juga sudah dibuktikan oleh ratusan riset ilmiah tentang perilaku – tentang betapa manusia itu acap melakukan hal-hal yang tidak rasional dalam buying decision making.

Itulah kenapa kru televisi Trans7 sampai datang ke rumah saya untuk melakukan wawancara tentang fenomena booming batu akik dilihat dari sudut pandang ilmu perilaku (behavior science).

Sayangnya, wawancara saya dengan Trans7 sudah ditayangkan kemarin sore. Jadi Anda tidak sempat melihat blogger legendaris ini tampil di layar televisi Anda πŸ™‚

DEMIKIANLAH, tiga faktor kunci yang barangkali bisa membantu sebuah tulisan/produk menjadi viral. Playing the momentum. Be provocative. And be remarkable.

Tiba-tiba saya merasa dua judul artikel yang meledak menjadi viral itu, jika digabungkan mungkin asyik dan cocok jadi judul film. Judulnya seperti ini:

Kematian Pendekar Samurai karena Kesaktian Jimat Batu Akik. πŸ™‚ πŸ™‚ πŸ™‚

Photo credit by : JapanInfo

28 thoughts on “Kenapa Artikel tentang the Death of Samurai dan Kegoblokan Kolektif Memancing Kehebohan?”

  1. Hahaa.. saya juga KAGET beneran mas lihat artikel minggu lalu kok banyak bener Sharing nya dan komen2nya juga pedes2 πŸ˜€ Yaudahlah Resiko seorang blogger emang gitu mas..

    Tapi disisi lain juga untung kan πŸ˜€ ? Blog Mas Yod jadi rame dan lebih terkenal tanpa harus mengeluarkan biaya untuk iklan.. hihihi..

    Apalagi ada fitur subscribernya buat bangun List Building, bisa terus di follow up tuh mas jadi Buyerr bahkan Tribes yg loyal terhadap Mas Yod..

    Ambil postifnya aja πŸ™‚ hihi.. Oh iya, makasih juga untuk sharing artikel tentang bagaimana membuat SebuahTulisan/Artikel menjadi VIRAL.. Saya dapat ilmu baru nih πŸ™‚

  2. Ya mas, saya sangat setuju dengan mas, memang tulisan seperti itu yang banyak dikomentari orang, apalagi yang provokatif. Pasti komentarnya pedes-pedes.. sabar saja mas.
    Salam blogger! πŸ˜€

  3. Tulisan keren, renyah, enak dibaca n penuh inspirasi.. dan kdng membuat sebuah istilah yg unik bin kontropetif memang pantas mendapat viral war

  4. Hello Rekan-rekan semua….? Good Morning…?

    Are you all fine today ? he he he…

    Boleh tuh diangkat sebagai Judul Film “Kematian Pendekar Samurai karena Kesaktian Jimat Batu Akiki”. Biar saya sebagai orang pertama yang memberi suport dech… ha ha ha….

    Sejujurnya saya harus banyak belajar dengan Kakak ini…terutama bagaimana membuat sebuah artikel yang bagus….

    Terima kasih.

  5. Saya udah lihat kemarin mas di Trans7. Ini beneran kah blogger di blog Manajemen itu?

    Ane liat kok ubanan. Peace mas πŸ˜€

  6. Saya salut dengan cara menulis Pak Yodia, walaupun posting seminggu sekali, tapi pas nulis hasilnya sangat menggetarkan bahkan bisa masuk TV lagi….

    Saya hanya seorang blogger pemula yang update hampir tiap hari memang terkesan kejar tayang dan mengulas sebuah topik sangat tidak maksimal, jadi secara pembelajaran, cara Bapak dalam menulis benar2 bisa dijadikan pelajaran.

    Rasanya tidak salah juga ketika saya memutuskan untuk mengikuti blog Pak Yodia, meskipun seminggu sekali kualitas tulisannya memang menggetarkan.

    Kalau di film kan sepertinya Keren tu Pak, karena akan mengangkat Nama seorang Blogger juga kan….kapan lagi blogger di angkat menjadi sebuah film?

  7. Mantaap Mas Yod

    itu jg bagian dr branding marketing blog strategimanajemen. “Playing the momentum”.

  8. Sebuah viral dari seorang blogger yang menjadikan tulisan itu begitu bermakna. Selamat bung…..semoga diwaktu-waktu senggang saya bisa membacanya.

  9. Bisa jadi…., meledak karena ada 3 komentar manis saya didalamnya sebagai “bumbu viralnya!” He he he , salam kenal pak Yodhia, saya juga jadi mulai tertarik untuk ikut mampir setiap senin pagi ke blog ini… Peace!

  10. Saya pikir kalau ga di Bully ga akan ada judul di atas hahahaha

    Salam ke istri Pa dri Pelanggan kaos

  11. sangat menarik pak, kami pun jadi ikut belajar hal baru.. memang terkadang masyarakat hanya ikut2an saja, bagi para creator tentu ini sangat berpeluang.

  12. wuihhh ini ilmu sekali mas, menarik dan renyah…
    keren banget bisa menikmati ilmu dari sini, dan sayangnya saya belum melihat mas tampil di tipi..pasti inspiring sekali..

    klo boleh mas, monggo monggo mampir di blog sederhana saya di saywithwords.wordpress.com

    akan sangat luar biasa bila rumah sederhana saya didatengi blogger hebat seperti mas..hehhe..

    salam menulis…

  13. Memang tulisan yg kadang kontradiktif jadi perhatian lebih baik perhatian positif maupun negatif
    Tapi hal itu wajar…yg penting tambah beken ya mas yod…

  14. Mantap mas aritikelnya
    Sabar aja mas klo banyak yg ngebully ..gak papa harga diri dan kehormatan harus disingkirkan dan di injak2 asal bisa tenar
    Gak usah malu (udah terlanjur) bikin lagi yg lebih jos mas πŸ˜€

Comments are closed.