Kenapa Mukena Syahrini Seharga Rp 3,5 Juta Ludes Terjual 5000 Potong Hanya dalam Seminggu?

Minggu lalu muncul berita pencapaian bisnis Syahrini yang super epik. Yakni mukena produksinya yang dijual dengan harga Rp 3,5 juta per piece ludes terjual 5000 potong hanya dalam hitungan hari.

Itu artinya uang kes masuk sebesar Rp 17,5 milyar hanya dalam waktu kurang dari seminggu.

Anda kerja seumur hidup juga masih jauh hasilnya dibanding Rp 3,5 juta x 5000.

Kenapa pencapaian bisnis yang epik ini bisa terjadi?

Tak pelak mampu menjual sebuah produk seharga Rp 3,5 juta dan ludes terjual 5000 potong dalam waktu kurang dari seminggu adalah sebuah pencapaian fenomenal, bahkan untuk selebriti sekelas Syahrini.

Kenapa prestasi bisnis yang sangat mengesankan ini bisa terjadi?

Jika dibedah dari kacamata social media marketing and business, setidaknya ada 3 faktor yang membuat sukses ini terjadi. Mari kita bedah satu demi satu.

Faktor 1 : The Power of Influencer Marketing

Tak pelak, kisah mukena Syahrini ini merupakan contoh yang nyaris sempurna tentang kekuatan Influencer Marketing.

Jadi dalam strateg Influencer Marketing ini, seseorang pertama-tama harus membangun followers atau fans dalam jumlah yang sangat masif (bisa via Instagram atau Youtube). Selain jumlah masif, maka fans ini juga sebaiknya tertarget (atau targeted sesuai dengan profil influencer-nya).

Lalu, jika sudah terbangun fans yang masif dan targeted, ciptakan dan jual produk yang relevan dengan profil para fans tersebut.

Boom. Seketika, jualan Anda akan laris manis.

Syahrini ternyata mampu menjalankan strategi marketing itu dengan brilian. Ia melakukannya dengan strategi funneling yang jitu.

Pertama, melalui akun Instagram-nya, dia bisa raih followers hingga 28 juta. Selain masif jumlahnya, fans ini juga setidaknya punya minat dengan dunia fashion muslim a la Syahrini.

Kemudian dia ajak fans itu untuk menjadi follower akun mukenanya. Jadi dalam rangka menjual mukenanya, Syahrini membuat akun baru bernama @FatimahSyahrini. Nama akun ini sesuai dengan merk produk-produk fashion-nnya.

Nah, dari 28 juta followernya itu yang mau jadi follower FatimahSyahrini hanya 129 ribunya saja. Atau 0,4% saja. Ini namanya funneling. Saring fans Anda ke dalam kolam yang lebih spesifik dan lebih siap membeli produk Anda.

Jadi ibaratnya 28 juta follower dia adalah “warm prospects”. Sementara yang 129 ribu followers adalah “HOT Prospects”.

Meski jauh lebih kecil angkanya, namun mereka adalah orang-orang yang sudah punya minat sangat tinggi dengan produk fashion Syahrini.

Ibarat kolam, maka HOT Prospect ini adalah kolam yang penuh dengan ikan kelaparan dan siap menerkam produk yang Anda promosikan dan jual. Saat Anda lempar umpan, semua berebutan ingin membeli.

Begitulah, ketika kemudian Syahrini menjual mukena dengan harga Rp 3,5 juta, maka ludes 5000 potong, hanya dalam hitungan hari. Dana 17,5 milyar kes langsung masuk ke rekening.

Disini layak dicatat, stategi marketing Syahrini hanya fokus pada fans yang menjadi target marketnya. Selama ini mungkin ada haters dan orang yang nyinyir dengan kiprahnya. Abaikan saja para haters ini sebab mereka memang bukan target market.

Ibaratnya biarkan anjing menggonggong, sang kafilah tetap berlalu.

Fokuskan perhatian pada target market saja. Sebab melayani para haters hanyalah buang waktu dan energi.

Ini strategi marketing yang juga layak dikenang. Dedikasikan strategi pemasaranmu pada target market. Abaikan yang lainnya.

Bicara penjualan sebanyak 5000 pieces yang sold out hanya dalam hitungan hari, sejatinya angka penjualan ini mencerminkan angka konversi yang biasa saja.

Maksudnya dari 129 ribu hot prospects yang menjadi fans FatimahSyahrini, yang melakukan pembelian hanya 5000.

Jadi conversion rate-nya hanya 3,8% saja (129 ribu dibagi 5000).

Dalam bisnis online, angka conversion rate adalah indikator kunci penentu sukses. Makin tinggi makin bagus. Dalam bisnis fashion online, angka rata-rata conversion rate harusnya bisa tembus 5%. (Atau lebih tinggi dibanding penjualan mukena Syahrini).

Bagaimanapun, prestasi penjualan mukena Syahrini ini tetap sebuah hal yang fenomenal. Sebab harga mukenanya memang tidak murah, yakni Rp 3,5 juta per potong.

(Kata follower Twitter saya,mukena Syahrini mahal mungkin karena sudah dipasang prosesor Snapdragon versi terbaru, sehingga kalau salat bisa lebih kilat, dan auto masuk surga). 🙂 🙂

Faktor 2 : Elemen Eksklusif dan Scarcity Effect

Selain faktor no 1 yang sangat berperan dalam meraih 17M dalam waktu singkat, faktor berikutnya yang jadi penentu adalah adanya Scarcity Effect (efek kelangkaan).

Jadi dalam studi tentang consumer behavior terbukti, produk yang kesannya langka atau limited edition, pasti akan lebih laris dibanding produk normal.

Disini, ada tiga jenis kelangkaan yang sengaja diciptakan oleh team marketing Syahrini.

Yang pertama, kesan langka karena produk mukenanya super eksklusif, membawa aura nama Syahrini yang unik, serta hanya dijual via akun Instagram FatimahSyahrini milik Syahrini.

Kelangkaan kedua adalah mukena ini hanya dijual dalam jumlah terbatas, maksimal 5000 potong. Jadi tidak diproduksi masal hingga puluhan ribu. Namun edisinya terbatas.

Kelangkaan ketiga, mukena ini hanya dijual pas momen Ramadhan menjelang lebaran (dan tidak dijual di waktu lainnya). Artinya momennya sangat pas. Persis dengan keramaian menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Ketiga kelangkaan itu, yakni produk eksklusif, jumlahnya terbatas, dan hanya dijual pas momen Ramadhan, semuanya menciptakan Scarcity Effect yang amat kuat. Akhirnya ledakan penjualan terjadi dalam waktu yang amat singkat.

Admin CS mukena Syahrini sampai bilang : WA untuk menerima ordernya full hingga 1000 chat dan butuh waktu beberapa lama untuk membalasnya satu per satu.

Saya mau bilang momen paling amazing jualan online itu adalah saat WA Anda tak pernah berhenti nyala karena ratusan chat order masuk bagaikan gelombang air bah. Rasanya benar-benar amazing.

Faktor 3 : Ledakan Daya Beli Kelas Menengah Muslimah yang Makmur

Faktor terakhir yang membuat sukses penjualan mukena Syahrini adalah adanya ledakan daya beli kaum konsumen muslimah Indonesia.

Jutaan perempuan muda muslimah, juga jutaan mahmud dan ibu-ibu muslimah kelas menengah ternyata memiliki daya beli yang makin menguat, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan kelas menengah Indonesia. Potensi pasar kaum muslimah menengah ini nilainya triliunan.

Faktanya sudah ada begitu banyak penjual fashion muslimah yang sukses jualan di Instagram. Ribuan produk hijaber modern terus tumbuh sejalan dengan ledakan daya beli dan daya belanja jutaa mahmud (mamah mudah) muslimah di segenap penjuru Indonesia.

Saat merespon ledakan daya beli semacam itu, maka ada tiga jenis respon : a) hanya bisa komen nyinyir namun tetap misqien, atau b) hanya menjadi konsumen yang doyan belanja dan menghabiskan uang atau c) ikut aktif terlibat memanfaatkan peluang demi meraih profit yang melimpah.

DEMIKIANLAH, tiga faktor yang menjelaskan kenapa mukena Syahrini bisa raih 17M kes hanya dalam hitungan hari. Dua faktor pertama diatas juga memberikan pelajaran tentang kiat sukses bisnis online dan social media marketing strategy yang brilian.

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Semoga sarung dan mukena yang dipakai keluarga besar Anda juga berkualitas jutaan.

9 thoughts on “Kenapa Mukena Syahrini Seharga Rp 3,5 Juta Ludes Terjual 5000 Potong Hanya dalam Seminggu?”

  1. Daya beli kaum belanjaer indonesia emang ruar biazaa, saya baca fenomena mukena ini di koran langsung terpana..
    Keren, syahrini sendiri serasa menjadi brand itu sendiri..
    ibarat pabrikan supercar dunia.

    Branded, limited, heavypriced

    Happy IED MUBARAK 1440 H, mohon maaf lahir dan batin

  2. Yes yang jelas ada PEMBELINYA…
    makin tajir aja generasi menengah negeri ini,
    waktunya menikmati kemakmuran.
    tinggalkan kemelaratan.
    tinggalkan kesedihan dan duka nestapa.

    songsong masa depan CERAH cetar membahana penuh kebahagiaan, tak ada duka nestapa lagi

    Pokoke enak-enak thok bro!.

    dan berakhir dengan di surga.

    Mantap and jor markojozzz
    Masih mau misqien? gua mah ogah.

  3. selain pertimbangan brand dan enfluencer memang segmen yang dibidik sangat spesifik dan ternyata jumlahnya banyak..

    analisis yang mantabs bang..

  4. Dahsyatnya branding dari seorang syahrini bikin orang lupa dengan logika 🙂

    Itu juga sama dengan brand lain. Brand dan kepuasan emotional jauh mengalahkan pilihan logika. Membuat pengusaha dihindari dari perang harga dan sebagainya yang tidak positif

    Terkma kasih mas yodhia artikelnya sangat mencerahkan pikiran

    https://umrahjogja.com

  5. Melihat dan menelaah kesuksesan yg diciptakan Syahrini dgn mukena yg sukses meraih 17m dalam seminggu (menciptakan kolamnya yg lama)

    saya jadi teringat tentang kisah (ilustrasi) sebuah perkumpulan pecinta budaya yg memiliki anggota sekitar 40.000 orang.

    Setiap anggota perkumpulan, wajib melakukan ritual menyucikan tubuh 1 kali setahun dgn biaya 100.000 per anggota/ THN sekaligus untuk mengakrabkan sesama anggota

    Jika dihitung total dana masuk 1 tahun 4M (40.000×100.000).

    Hampir sama (mirip) dgn yg dilakukan Syahrini menjual mukena setahun sekali…

    Makasih sudah diingatkan kan sama pak Yodhia soal pentingnya menciptakan sebuah kolam, kemudian membuat kolam kecil yg lebih spesifik….

    Ini sudah pasti banyak dilakukan para pebisnis sukses….

Comments are closed.