Minggu lalu dalam sebuah penerbangan malam hari dari Banda Aceh – Jakarta, saya duduk bersebelahan dengan bapak tua berusia 60-an tahun.
Namanya pak Zainal Abidin. Penampilannya sungguh sangat bersahaja. Bajunya tampak lusuh dengan peci hitam tua menghias kepalanya. Ia bilang kalau hingga beberapa tahun lewat, ia menekuni pekerjaan sebagai seorang penjagal dan penyembelih sapi. Ya, di hari-hari biasa atau juga dalam setiap hari raya Idul Qurban tiba, ia dengan setia menekuni profesinya sebagai sang penyembelih sapi.
Ia bercerita kalau ia hendak berangkat umroh ke tanah suci dengan fasilitas pelayanan super VIP a la hotel bintang lima. Terus terang saya agak terkejut dengan pengakuannya ini. Dan sungguh saya lebih terkejut dan hampir terloncat dari kursi pesawat (untung saya pakai sabuk pengaman), saat ia bilang kalau baru saja ia mendapat rezeki dari Yang Diatas sebesar Rp 16 milyar. What?!! 16 milyar rupiah? Ini bukan uang yang sedikit lho pak. Bisa buat beli helikopter.
Lalu dari mana pak Zainal memperoleh rezeki nomplok sebesar itu? Mari kita simak kisahnya. Sejak tahun 80 hinggan 90-an lalu, Pak Zaenal bilang kalau ia selalu rajin menyisihkan penghasilannya untuk membeli tanah sepetak demi sepetak.
Dan kita tahu, dalam era konflik saat itu harga tanah di bumi Rencong relatif murah. Namun pak Zainal ternyata punya keyakinan positif : suatu saat bumi Naggroe Atjeh Darussalam, tempatnya berpijak, pasti akan dilimpahi kemakmuran. Begitulah dengan keyakinan itu, ia pelan-pelan selalu menyisihkan tabungannya buat membeli tanah dipinggiran desa penuh rawa hingga seluas 8000 meter persegi. Rata-rata harganya hanya Rp 20,000 per meter persegi.
Ternyata visi investasi Pak Zainal (wah Pak Zainal sendiri mungkin tak tahu apa itu visi investasi….) benar dan sangat akurat. Selepas tsunami dan kesepakatan damai, uang trilyunan rupiah mengalir ke Serambi Mekah.
And thanks God, kebetulan tanah rawa punya Pak Zainal masuk area perluasan jalan raya tembus antar kabupaten. Begitulah, akhirnya disepakati tanah seluas 8000 meter persegi itu dibeli oleh Pemda Aceh seharga Rp 2,000,000,- per meternya. Alhasil, fulus sebesar Rp 16 milyar dengan sukses masuk ke kantong baju Pak Zainal.
Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari kisah dramatis ini? Setidaknya ada tiga poin pelajaran penting tentang financial planning yang bisa kita petik dari kisah Sang Penyembelih Sapi ini.
Poin yang pertama adalah sebuah konsep yang dalam wacana wealth management disebut sebagai exponential income growth. Atau pertumbuhan pendapatan secara eksponensial. Pak Zainal membeli tanah dengan harga Rp 20 ribu dan kemudian menjualnya Rp 2 juta. Ini artinya naik seratus kali lipat atau 10,000 % !!
And sorry to say, kalau Anda termasuk kelas pekerja kantoran, Anda hampir tak mungkin bisa meraih pertumbuhan pendapatan secara eksponensial ini. Sebab, rata-rata kenaikan gaji karyawan per tahun hanyalah 10 % (ini pun sudah tergerus oleh laju inflasi). Kalaulah gaji Anda 10 juta per bulan, Anda perlu waktu 133 tahun untuk mengumpulkan uang sebesar 16 milyar (dan saat itu, Anda pasti sudah berubah menjadi tulang belulang di alam baka sana). Poinnya jelas : untuk memperoleh exponential income growth, Anda mesti memiliki bisnis sendiri atau melakukan investasi atas aset produktif (seperti tanah, properti, atau saham).
Poin pelajaran yang kedua adalah apa yang kini lazim disebut sebagai passive income. Bahasa kerennya : membiarkan uang bekerja untuk Anda, dan bukan Anda bekerja mati-matian untuk mencari uang.
Pak Zainal bercerita, kalau uangnya tersebut sebagian telah disimpan di deposito, sebagian dibagikan kepada anak-anaknya, dan sebagian diinvestasikan kembali dalam bentuk properti dan tanah (dan sebagian lagi dipakai untuk umroh dengan fasilitas super VIP….).
Kalaulah yang didepositokan 10 milyar, dengan asumsi bunga 1% per bulan, maka tiap bulan Pak Zaenal bisa menerima uang sebesar Rp 100 juta……dan uang ini akan terus mengalir tanpa dirinya bekerja.
Sepanjang hari, pak Zaenal bisa tidur leyeh-leyeh atau menggembalakan sapi di pinggir sawah. Sementara sebagian dari kita, sekedar untuk mendapatkan 5 juta per bulan pun harus bekerja keras, berangkat dari rumah jam 6 pagi, pulang selepas Isya. Dan dikantor dimarahin bos lagi. Sementara dijalanan terjebak macet sambil kena damprat kondektur metromini……(duh Gusti, nasib, nasib….).
Poin pelajaran yang terakhir adalah apa yang disebut sebagai financial freedom atau kebebasan finansial. Dengan uang sebesar 16 milyar rupiah, pak Zaenal tak perlu risau lagi tentang masa depan anak dan cucunya hingga tujuh turunan. Ketika harga BBM terus melambung, banyak orang mengeluh, protes dan membakar ban dijalanan (emang setelah ban dibakar, sim salabim, harga BBM bisa kembali turun?).
Mungkin akan jauh lebih baik jika energi untuk mengeluh dan protes itu disalurkan untuk meningkatkan income growth guna meraih financial freedom – persis seperti yang ditunjukkan pak Zaenal itu.
Dengan financial freedom, kita tak perlu lagi panik setiap kali diguncang oleh kenaikan harga bahan pokok dan BBM. Kelak, ketika harga bensin menjadi Rp 20,000 per liter, pak Zaenal mungkin akan tetap tenang-tenang saja……bisa tetap tidur leyeh-leyeh sambil menggembalakan sapi di pinggir sawah.
Itulah tiga poin pembelajaran finansial yang bisa kita petik dari sang Penyembelih Sapi dari Aceh ini.
Malam kian larut, dan dari balik kabin pesawat, lamat-lamat terdengar suara mesin turbo jet Boeing seri 737 yang kami tumpangi. Ketika saya menoleh ke sebelah, ternyata pak Zaenal telah tertidur lelap, sementara pecinya yang lusuh agak miring ke kanan. Saya melihat segaris senyum tersungging di bibirnya.
Ah, malam itu pak Zenal mungkin tengah terlelap dalam buaian mimpi yang indah. Inilah sepotong impian tentang hidup yang berkelimpahan dengan rasa syukur yang terus mengalir tanpa henti……
Pak, sekali lagi sangat menginspirasi pak, dan membuat kita semakin sadar untuk terus bermimpi, dan berbuat terbaik untuk mimpi2 kita itu, karena Tuhan akan selalu memeluk mimpi2 kita
salam inspirasi,
https://www.portalinspirasi.co.cc
Point ke-4: itu udah rejekinya Pak Zaenal, jangan ngiri ;))
Luar biasa dahsyat……
Cipatakan terus inspirasi untuk merubah mimpi menjadi kenyataan;
seketika itu.. ada suara samar-samar yang membangunkan penulis cerita.. “mas.mas..bangun.. udah telat tuh…ck ck mana bantalnya penuh dengan pulau-pulau iler lagi” sayang banget..kalo yang di fotonya itu Kerbau Bullish…coba foto Pa Zaenal-nya..kalo ga ini cerita hanya rekaan aja..
@Satria…setuju banget! iri pangkal pengen hehehe
Ini benar-benar kisah nyata mas….bukan karangan…..TRUE STORY.
@izoel
yang terpenting bagi saya bukan soal cerita ini tekaan atau asli. yang lebih penting adalah penulis telah mengajak (sekali lagi) untuk berpikir tentang mengusahakan uang secara kerja cerdik (smart work) bukan melulu kerja keras (hard work) karena tenaga suatu ketika akan habis sementara kebutuhan akan uang tak akan ada habis sampai mati.
Luar biasa memang bapak penyembeli sapi itu. Dia sangat biajaksana dan betul-betul seorang planner yang berpengalaman untuk masa depannya.
Banyak orang yang punya pendidikan tinggi tidak sanggup melakukan seperti itu. Sederhana tapi pasti. Selamat untuk bapak penyembeli sapih. Semoga sapinya bertamba-dan bertamba terus.
Dan buat pak Yodhia, terima kasih atas tulisannya dan kalau ada uang bisa menerapkan apa yang dilakukan bapak Zainal Abidin tersebut.
kita yang mengendalikan uang, bukan uang yang mengendalikan kita
Pak Yod,
sebagai seorang karyawan saya selalu hidup dalam ” kepastian ” . pasti mendapat gajian yang jumlahnya selalu pasti tidak lebih kurang ya, kebutuhan yang pasti karena disesuaikan income dan pasti-2 yg lainnya..
kalo menurut Pak Purdi Chandra disarankan untuk cepet-2 keluar jadi karyawan agar mendapatkan sesuatu yg lebih.
bagaimana menurut pak Yod agar saya bisa menciptakan finacial planning dan saya bisa menaplikasikannya.
sebelumnya terima kasih dan ditunggu wejangannya
watur nuwun
Nice artikel. Kalau boleh saya tambahkan ada point yang lain seperti yang dibilang Warren Buffet yaitu sabar dan jangan ikut arus. Walaupun belum seberuntung Pak Zaenal, jurus Warren Buffet terbukti benar dibeberapa investasi yang saya jalankan.
Sebagai buruh saya suka ngiler kalau dengar orang punya duit banyak, terus terang ngarepin gaji nombok terus semenjak BBM naik dan menurut survey saya tidak termasuk yang mendapatkan BLT padahal kondisi saya diatas sedikit garis kemiskinan tetapi saya tidak pantang menyerah karena hidup itu memang harus berjuang dan bermimpi setinggi langit dan galaksi.
yang jadi masalah kalau saya punya ide tidak langsung dilaksanakan, ada yang bisa bantu agar ide itu tidak hanya dikepala tetapi di realisasikan .
Matur nuwun atas tulisan penuh inspirasi ini.
saving minded sudah agak ketinggalan jaman sekarang, makanya sebenarnya rugi orang yang menabung di tabungan or deposito mengingat pertumbuhan inflasi yang semakin parah karena sebenarnya kalo dilihat dari nilai uang, mereka yang menabung di tabungan or deposito justru pertumbuhannya minus….
paradigma kita harus dirubah dari saving minded ke investing minded, tetapi investasi pada sektor property seperti dalam cerita saya pribadi kurang setuju untuk investor pemula..kenapa?? karena sektor tersebut kurang likuid,agak susah menjualnya..
pilihan kemudian jatuh kepada reksadana yang lebih likuid dan lebih simple serta tidak terlalu menyita waktu bagi karyawan, pertumbuhannya pun diatas rata2 pertumbuhan inflasi maupun pertumbuhan deposito or tabungan..kurang puas dengan reksadana?? kita bisa milih investasi langsung di pasar saham dengan menghubungi sekuritas yang sesuai keinginan kita?? beresiko kah?? tentu saja iya, tetapi dengan strategi yang tepat dan time horison investasi yang panjang bisa meminimalisir resiko tersebut tanpa mengurangi potensi high return yang bisa didapat…
@tangandiatas – Anda perlu punya usaha sampingan. Dari profesi anda sekarang, pasti ada keahlian tertentu, atau hobi yg bisa di salurkan. Mungkin juga kalo udah menikah, si ibu khan ga bisa 100% kerja, maka boleh coba home based business. Contohnya tuh yg jual baju online tuh. Ya ga mesti itu aja, khan masih banyak.
Tengok post saya ttg “Jual Brownies online” siapa tahu bisa bantu …
mantep…….
pingin banget buka usaha sendiri di masih muda gini, kalau lihat bapak tadi bener- bener dia beruntung and bisa lihat peluang kedepan. jadi tambah semangat untuk buka usaha. oya pak ,bisa kasih resep tidak bagaimana mempersiapkan usaha sendiri !!!. sebelumnya saya sudah buka usaha sendiri di computer services hanya karena ingin tahu system kantor and cara kerjanya, sekarang saya jadi karyawan (software engineering) di sebuah perusahaan swasta. Trima kasih
Kami ingin sharing info sedikit kepada rekan-rekan semua yang tertarik untuk menjadi pengusaha/entrepreneur, maupun pebisnis yang usahanya ingin makin maju dan berkembang, jika ingin menambah wawasan dari salah satu Guru Entrepreneur Indonesia, Valentino Dinsi, SE., MM., MBA. dengan mempelajari langkah-langkah praktis LET’S GO ENTREPRENEUR dalam bentuk 10 Modul Entreprenur yang telah dirangkum sebagai suatu alternatif pembelajaran yang bagus dan menarik …
10 Modul LET’S GO Entrepreneur tersebut bisa dilihat dengan mengklik link berikut https://www.tirza.bisnis2121.com
thank’s mas yodh…
Pintu rezeki dalam bentuk uang hanya Allah berikan pada pebisnis 9 pintu, sdangkan pekerja 1 pintu. So, emang harus punya bisnis sampingan yah, sebelum menjadi bisnis utama. Inspiring strory…
Hari gini kalo ngandelin gaji doank emang pusing deh… sebenernya buat buka usaha sampingan modalnya cuma 1 niat yang kuat. Setelah itu jalanin aja usaha yang bisa dijalanin. Nunggu sempurna ini itunya… wah bisa jadi gak pernah berbisnis deh… buat yang modalnya tipis belajar sambil jalan deh. langsung sukses… amin, gak sukses, coba lagi. Kan lom sukses bukan berarti gak akan pernah sukses to… Salam sukses
Pak Yodhaia tulisan ini sekali lg menginspirasi saya, untuk memulai…
sesuai dengan judul blog sy. Mohon ijin tulisan ini sy salin di blog sy ya pak.
salam
http://www.didinrazani.blogspot.com
Waduh…… cerita yang indah…… mampu memberikan inspirasi tersendiri…. cuma kayaknya ada yang kurang deh mas…. analisis yang mas lakukan memang benar dari sudut management, cuma kayaknya ada bagusnya kalo ditambah sentuhan dari sudut keimanan… bahwa yang dilakukan oleh pak Zainal adalah ikhlas, sabar dan tekun menjalani profesinya…. dan Allah membukakan pintu rezeki bagi mereka yang benar-benar berusaha…..
Dan Allah selalu memilih orang-orang yang tepat untuk memberikan Rizki-Nya dan ini terbukti Pak Zaenal tetap bersahaja dan Alhamdullilah dalam cerita mas Yodhi tidak ada kesan sombong dalam diri Pak Zaenal….. Artinya…. Kalau mau seberuntung Pak Zaenal…. mendekatlah dengan keikhlasan dan hindari kesombongan….. Amien…. 🙂 mari kita belajar dari kisah diatas dari sudut Ilmu Management dan Ilmu Keimanan….
@ Izoel, swear….cerita diatas based on true story. Namun mungkin benar kata Martin, yang lebih penting adalah “moral atau lesson” dibalik kisah ini.
@tangandiatas, sekarang banyak buku financial planning di Gramedia….silakan beli saja satu. Namun sayang blog khusus berbahasa Indonesia tentang financial planning memang belum ada. Saya juga pengin ada blog special tentang ini. Kalau dalam bahasa Inggris, banyak banget.
Ada kontaknya Pak Zaenal gak ya.. Dia tertarik investasi di bisnis saya gak ya hehe.. *otak oportunis langsung jalan*
kun fayakun. kalau Allah bilang pergi, pergilah ke tanah suci. ini mengingatkanku untuk selalu terbuka kepada kemungkinan yang lebih baik baik. di atas langit masih ada langit. buat apa kita sombong. juga buat apa kita menyerah. mas terima kasih. tabek pak zaenal.
Cerita yang sangat bagus Pak Yodhia. Sebagai sebuah inspirasi buat yang mau mulai bisnis dan dan pemula. Ijinkan saya untuk mengopi postingan Pak Yodhia.
Tulis terus bacaan yang bisa menginspirasi kita jadi pebisnis.
Yth Pak Yodia,
Banyak tulisan-tulisan Bapak menjadi inspirasi bagi kami, kemudian banyak teman2 sekantor, kami anjurkan mengunjungi blog Bapak dan juga kami mohon ijin untuk mengcopi tulisan bapak kedalam Divisi Quality System perusahaan kami
Wah, kueren !!!!
Jadi pengin segera cabut dari ” kantor nyaman ” yang membelenggu itu.
Aku boleh share ini ke temen2 yang laen yah…
Nice story… Hampir tiap hari saya berhadapan dengan hal seperti ini. Kebetulan di tempat saya bekerja, PT PLN (Persero), sedang ada proyek pembebasan tanah untuk pembangunan transmisi guna mendukung peningkatan kapasitas daya terpasang di Jawa Bali sebesar 6900 MW. Antara Wonogiri hingga Wonosari saja, ada ratusan titik tower yang akan dibangun. Hampir sama dengan proyek jalan, pembangunan tower SUTT inipun juga memerlukan pembebasan tanah. Nah, kejadian ini hampir sama dengan apa yang dialami oleh Bp. Zainal. Ada seorang warga yang memiliki tanah dengan NJOP hanya sekitar 10 ribu rupiah per meter persegi, oleh PLN dibeli seharga Rp185 ribu per meter persegi. Yups, sekitar 18 kali lipat.
Memang faktor pengalinya tidak sedahsyat yang dialami oleh Bp Zainal. Namun dari kejadian ini saya pun mulai berpikir, tak ada salahnya kita memikirkan sebuah model investasi. Namun tentu saja perlu sebuah pemikiran yang matang khan. Seperti kata Mr. Yodhia, siapa tahu investasi kita ini akan mengalami pertumbuhan exponensial seperti yang dialami pak Zainal Abidin.
Thanks for this inspired story…
menarik sekali ceritanya dan setuju.. tidak penting cerita ini benar atau tidak tapi pesan moralnya yang perlu ditangkap..
Belajar investasi sebenarnya ada dari beberapa orang yang sudah melakukannya di blog-blog dibawah ini yang juga memberikan inspirasi baru dalam pemahaman dunia investasi.
https://warung-reksadana.blogspot.com
https://janganserakah.wordpress.com
salam,
Kata Mutiara
well, tulisan yg sangat inspiratif
sy cuma mencermati satu sisi, bahwa dibalik bencana (tsunami, red) ternyata ada rezeki yg besar buat pak Zainal
sy tidak tahu apakah ini keberuntungan atau apa, secara Pak Zaenal pun mungkin tidak tahu skema investasi yang rumit, beliau sepertinya hanya berbekal keyakinan.. mungkin jarang ada orang yg bisa spt ini
menurut sy normalnya, orang investasi pun butuh kerja keras dan pengetahuan, contohnya warren buffet…., tanpa pengetahuan yg mumpuni mungkin buffet ndak akan jd sekaya ini
Investasi tanah memang tidak ada matinya ya?.
tapi satu hal kekurangan dari investasi tanah adalah tidak liquid, tidak bisa dengan cepat untuk dijual jika membutuhkan. orang bilang jodoh-jodohan :).
Investasi jaman sekarang mungkin bisa dalam bentuk reksadana saham misalnya, kan sama aja dengan beli sahamnya, sama aja kita menjadi pemilik sebuah perusahaan, dan tentunya kita juga punya hak atas aset perusahaan tersebut berupa tanah, gedung dll, sama aja invest tanah juga kan ;;), dan asiknya liquid, bisa dijual kapan kita mau :).
Sekedar sharing dan salam kenal 🙂
@Martin Edy , maklum Bro, saya kebanyakan liat berita atau ga cerita-cerita HOAX, ditambah SPAM yaa cocok deh..menjadikan saya mempunyai sikap anti-pati nya yang lebih besar dari pada patinya :P, no hurt feeling yaa Bro Yodhia 😀
@Yodhia Antariksa ..hehehe.. keep Blogging Bro.., alasannya saya sudah tertera diatas..
WAHHHHHHH….. BOLEH………XXXX…
Kita boleh saja terinspirasi oleh apa yang telah terjadi sama pak Zainal, tapi ingat kesulitan dan kesusahan tetap menyertai perjalanan pak Zainal sebelum mencapai 16 m. salut
Memang kadang-kadang sesuatu yang awalnya sangat sederhana ternyata di kemudian hari menjadi luar biasa. Seperti yang dilakukan oleh Pak Penyembelih itu. Jadi ingat apa yang ada di film-nya kungfu Panda disana ada kata motivasinya : ” hari kemarin adalah sejarah, hari ini anugrah dan hari esok adalah misteri”. Pak penyembelih hanya mempercayai bahwa suatu saat Aceh akan menjadi daerah makmur tapi sebenarnya apa yg dipercayai belum tentu benar pada saat pertama mulai beli tanah yang sangat murah itu dan pastinya yang dibayangkan tentang masa depan adalah misteri. Karena kasus seperti pak penyembelih ini-pun banyak dan mereka pun juga punya harapan yang sama tetapi dalam kenyataannya bisa jadi berbeda. salam.
Ada satu poin yang selalu kita lupakan, yaitu poin “Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Menentukan”, seberapa pun kita jungkir balik tetapi kita selalu lupa akan siapa kita dan selalu lupa terhadap yang menciptakan kita, kita akan menjadi lebih buruk dari orang yang paling sial sekalipun seberapa pun kayanya kita.
saya coba buat persamaan :
Keteguhan upaya + keikhlasan Hati + kerendahan hati =
exponential income growth + passive income + financial freedom
Cobalah, mas yodhia ngajak-ngajak artis yang suka ribut-ribut kawin cerai, soal mabok. Ajak orang yang suka ngrusak-rusak, atau anak-anak geng motor, untuk bikin wisata ke tempat pak Zainal. Biar paham makna hidup yang low profile but high provit.
Trims pencerahannya.
dwijo – fearkantor.wordpress.com
hem gue bener2 gak bisa ngomong banyak, ini baru jalan keluar wat jadi milioner
mau beli tanah ah… 🙂
ini namanya kalo rejeki gak kemana….udah ada alamatnya….
mau jadi anaknya pak Zaenal dong….
Pak Zainal Abidin punya anak gadis nggak ya 😛
Pak Zainal memiliki kesadaran menabung dan melakukannya. Mari jadikan budaya hemat menjadi bagian dari gaya.
sorry to say, 68% kejadian yg menimpa Pak Zaenal adalah lebih karena keberuntungan (“kebetulan tanah rawa punya Pak Zainal..bla..bla..). Mirip dengan menang undian atau lotere. investasi yang tepat, disertai keberuntungan yang hebat tidak bisa ditemui setiap hari. Makanya menjadi miris kalau dibandingkan dengan gaji yang kita terima tiap bulan sebagai hasil memeras keringat. Tidak terlalu tepat bila dikaitkan dengan pembelajaran finansial.
Setuju dengan rinon. Kejadian yang dialami pak Zaenal tidak bisa diprediksi. Bagaimana misalnya kalau rute jalan ternyata tidak lewat situ tapi justru lewat tanah milik pak Yodhia? Atau lewat jalur lain?
Hebat!
Tsunami tidak sekadar membawa bencana..namun juga membawa berkah..
Wah Luar Biasa pak Zainal, visi investasi yang sederhana namun boombastik Hasilnya. Cerita yang sangat menginspirasi. https://www.smart-investment.co.in
kok kayaknya terlalu bombastik banget, kemungkinan dia pengusaha penjagalan bukan peyembelih sapinya, karena tanah rp 20,000 dengan luas 8000 kalau dihitung dengan kurs tahun 80an sekitar 200,000 USD atau kalau sekarang dikali 9000 sekitar 1,8 Milyar. apalagi tahun 1980 dia baru berumur 32 tahun,
satu hal lagi kalau tanah rawa kok dibeli 2,000,000 itu artinya KPK harus audit pemdanya
(maaf untuk ngeramein aza ya….)
Alhamdulillah.. Turut berbahagia atas rezeki pa Zainal.
Sangat menginspirasi sekali.
TQ
OlehNYA mas Antariksa mendapat tugas untuk memotivasi, menginspirasi dan menjadikan sesuatu yang biasa menjadi luar biasa bagi orang lain, semoga energi, rasa dan asa untuk senantiasa memberi kepada sesama tetap membara dilubuk hati yang terdalam mas Antariksa. sallam.
inilah yang namanya rejeki nomplok,mungkin mr,zainal gak akan nyangka akan begitu.yah….jodoh,rezeki,maut semuanya udah diatur tuhan.kita tinggal berusaha aja
betuk.. betul.. itu udah rezeki yg Tuhan berikan ke pak Zainal, kawan saya yg hobi beli tanah dgn hitungan cermat akan berpotensi exponensial saja tdk selamanya hasilnya sesuai harapan. Kembalinya memang rezeki sdh Tuhan yg atur, dan kita manusia tetap harus berusaha.
SETUJUU…. hal ini merupakan KEBETULAN BANGET, kemungkinan terjadiny hal seperti ini 1:100.000 , tp point penting dr kejadian ini adalah KEYAKINAN bahwa pak Zaenal yakin suatu saat dpt rejeki BUUESAR. Alhasil keyakinan pak zaenal selama 28 tahun menjadi KENYATAAN.
manusia hanya bisa berusaha,tp Tuhan yg menentukan. hal ini SANGAT BENAR! tetapi Tuhan memutuskan berdasarkan, “sebesar mana usaha manusia untuk mengwujudkan impiannya”! kl usahanya biasa2 aj, ya dapat rejeki yg biasa2 aj 🙂
https://selalu-bahagia.blogspot.com
Salam Sukses
Pak Zaenal adalah seorang ekonom sejati.
Perlu diajukan sebagai staf menteri keuangan
Setiap orang memang harus punya mimpi – mimpi yang nantinya bisa jadi kenyataan, so….do it now !
Buat rekan rekan yang pingin tau tentang exhibition, https://planet-exhibition.blogspot.com
…maka selalu ciptakan impian, nikmati prosesnya, jangan sekadar terbuai hasil. Apa yang dialami Pak Zaenal adalah akibat dari rangkaian sebab yang dia lumat di dalamnya. Tugas kita adalah untuk memilah-pilih, menjalani prosesnya dan lalu bersandar pada Sang Pencipta Semua Sebab…
Passive Income, Pensiun Dini, Kerja 1 Jam Sehari!
Itulah yang saat ini sedang saya upayakan.
intinya:bagaimana membuat otak kita menjadi keriput karena memikirkan cara terbaik untuk “memutar” uang yang ada menjadi lebih menghasilkan.
Kisah nyata yg sangat menggugah…
itu namanya rezeki tidak mesti tapi tetap berusaha dan selalu bersyukur
terima kasih banyak sudah berbagi,.
moga sukses selalu.
walah pak, itu namanya super bejo. lha wong pak zainal sendiri tidak pernah mimpi dapat uang segitu banyak je..
Sangat mengena…., salam Cazen
Merinding..
Mulai niru ah.. Mulai beli2 tanah diinternet
ww.jualubicilembu.com