Kenapa Raksasa Intel Tewas dalam Perang Smartphone yang Brutal?

801943-intel-wallpaper-1920x1080 reDalam ladang pertempuran smartphone yang tak kenal ampun, sang raksasa Intel telah tergeletak mati dalam perih dan duka.

INTEL INSIDE. Ini adalah slogan yang dulu begitu melegenda. Intel memang sang raksasa agung dalam panggung era PC dan Laptop. Bertahun-tahun lamanya mereka menggapai singgasana – sejak era Pentium hingga era Core Two Duo.

Namun kini raksasa Intel tewas dalam perang smartphone yang brutal. Terbujur kaku dalam sembilu kepiluan.

What went wrong?

Beberapa waktu lalu, secara resmi Intel mengumumkan kekalahan mereka dalam pertarungan merebut pasar mikroprosesor smartphone.

Ratusan triliun dana yang mereka gunakan untuk pengembangan mobile procesor (elemen inti dari sebuah smartphone) lenyap disapu angin. Puluhan ribu karyawannya di-PHK.

Bagaimana mungkin Intel, sang dewa mikroprosesor bisa luput menangkap ledakan pasar smartphone?

Kembali kita disini disuguhkan drama inovasi yang tragis.

Too much love your product will kill you softly.

Klik gambar di bawah untuk mendapatkan materinya secara gratis!!

Intel dengan amat pedih harus merasakan kalimat romantis itu.

Semua berawal saat Apple (dalam persiapan membuat iPhone, gadget revolusioner di tahun 2007), mendekati Intel. Apple menawari Intel untuk membuat prosesor khusus yang akan dipakai iPhone.

Mengejutkan, Intel menolaknya. Jawaban Intel adalah khas innovator’s dilemma : sekarang saya sangat nyaman dengan pasar mikroprosesor PC/Laptop yang amat menguntungkan. Ngapain masuk ke mobile gadget yang belum jelas pasarnya.

Legacy trap. Jebakan sanga penguasa pasar yang amat khas. Jebakan yang berkali-kali sukses membunuh para penguasa pasar yang arogan dan “rabun” terhadap potensi masa depan dari sebuah inovasi.

Wajar, jika kemudian petinggi Intel bengong dan ternganga melihat produk iPhone sukses secara fantastis; disertai dengan ledakan pasar smartphone secara global. Bengong karena terjebak innovator’s dilemma.

Sadar akan potensi ledakan smartphone, Intel buru-buru membuat mikroprosesor untuk pasar mobile gadget. Sayangnya, kembali disini Intel terjebak dalam “legacy trap”.

Alih-alih membuat prosesor khusus untuk mobile gadget, maka Intel memutuskan untuk menggunakan tekonologi superior mereka dalam prosesor PC/Laptop demi membuat prosesor mobile yang hebat. Sebuah pendekatan yang terbukti FATAL.

Intel merasa superioritas mereka dalam prosesor PC bisa dimanfaatkan untuk mobile gadget. Sayang dong kalau tidak dimanfaatkan, batin mereka.

Perasan “sayang berlebihan terhadap keunggulan diri” itu yang lagi-lagi merupakan sentimen psikologis yang menjadi bumerang. Dan itu terbukti dalam kasus Intel.

Karena menggunakan teknologi PC, maka prosesor mobile Intel amat boros baterei – sebuah fitur krusial untuk mobile smartphone. Wajar jika produknya tidak disukai oleh produsen smartphone android seperti Samsung, Oppo, dan lain-lain.

Nah, disaat yang bersamaan muncul perusahaan kecil yang relatif baru bernama ARM.

Btw, kalau Anda menggunakan smartphone, Anda harus mengucapkan terima kasih pada ARM ini. Harus disebut ARM adalah “pahlawan yang tidak kelihatan” dari revolusi smartphone yang kini mendunia.

Bersama android, ARM adalah duet pendekar yang melahirkan global smartphone explosion.

ARM adalah pembuat desain chip dan prosesor yang menjadi JANTUNG smartphone Anda.

Berbeda dengan Intel, AMR mendesain prosesor dari awal khusus untuk mobile gadget.

ARM tidak digayuti “beban sejarah produk masa lalu”. Tidak seperti Intel yang terjebak romantisme masa lalu. Romantisme kecintaan berlebihan terhadap kekuatan Pentium dan kawan-kawannya.

Selain itu, ARM juga cerdik. Mereka hanya desainer chip, dan lalu menjual hak paten desain ini ke produsen prosesor seperti Qualcomm, Samsung, Nvidia, dan lain-lainnya.

Model bisnis seperti itu terbukti lebih efisien dan mempercepat inovasi. ARM fokus ke desain, sementara pabrikan seperti Qualcomm dan Samsung fokus ke pembuatan prosesor secara lengkap.

Intel tidak seperti itu. Mungkin karena arogan dan telanjur jadi penguasa terlalu lama, Intel menggabungkan keduanya. Ya jadi desainer, dan lalu membuat pabriknya sendiri. Akibatnya mungkin justru tidak efisien dan lamban mengeluarkan produk prosesor baru khusus untuk mobile device (pasar yang relatif baru buat mereka).

Kisahnya memang berakhir tragis buat Intel. Mereka tewas dan mengaku kalah dalam perang prosesor smartphone. Intel mungkin tetap jadi penguasa PC/Laptop, namun mereka terbujur mati dalam pasar smartphone.

Dan itu amat fatal bagi masa depan Intel. Kenapa? Sebab petumbuhan PC/laptop sudah makin menurun. Sementara pertumbuhan smartphone masih tinggi. Wajar jika harga saham Intel pernah kolaps hingga 80% (meski kini mulai naik lagi).

Sekedar info, ARM hingga kini tetap menjadi desainer chip mobile paling top. Nyaris menjadi pemain satu-satunya dalam desain chip smartphone Anda.

Sementara pabrikan prosesor paling hebat adalah Qualcomm dengan produknya yang bernama Snapdragon (saat ini yang terbaik mutunya). Samsung punya prosesor dengan merk Exynos, dan Nvidia dengan merk Tegra.

Sejarah telah berlalu. Intel harus menyesali keputusan mereka dulu menolak tawaran Apple.

Mereka juga mungkin harus menyesal kenapa harus terjebak romantisme cinta masa lalu. Jebakan cinta yang juga sukses membunuh Nokia dan Kodak dan melukai Sony.

Maka selalu kenanglah kalimat indah ini : jatuh cinta terlalu lama bisa membawamu dalam perpisahan yang kelam dan menyakitkan.

Klik gambar di bawah untuk dapatkan GRATIS 7 buku yang amazing !!

39 comments on “Kenapa Raksasa Intel Tewas dalam Perang Smartphone yang Brutal?
  1. menarik sekali ulasannya pak yodhia

    processor buatan intel emang cepet panas di zenfone ane, dan sejak migrasi ke zenfone generasi ketiga, cukup puas performanya karena menggunakan snapdragon

    • iya panas bro..maklum procie jadul 2taun dipake asus. mungkin intel jual murah ke asus.akhirnya asus bisa murah dan jadi heboh. biasa orang indo suka yg murah dan latah, pas zf3 jadi mahal pada heboh lagi..kaget krn mahal

  2. Tulisan Mas Yodhia kali ini menambah daftar deretan perusahaan yang terjebak dalam innovator’s dilemma.
    Terlihat pola bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut awalnya “menolak” adanya perubahan besar dalam industri yang digelutinya.
    Hingga akhirnya model bisnis harus dirubah, walau terlambat.

    https://aksi2manajemen.com/

  3. Di industri teknologi, perubahan adalah absolut dan kadang perubahan tsb tidak vertical tetapi secara lateral.

    Perubahan lateral inilah yg sulit dipahami oleh pemain pasar yg telah besar krn dominasi mereka di suatu market. Padahal kadang ada pergeseran behaviour, contohnya fungsi smartphone mengantikan 50-60pct pc.

    Jadi selain berubah vertical, dapatkah mereka melihat perubahan itu secara lateral dan investasi yg bukan di bidang mereka, yg notabene kadang dibilang ngga fokus….

    -Sticky yoga mat made in German – https://tortueyoga.com

  4. Jangan terjebak cinta masa lalu, saya artikan sebagai jangan berpuas pada pencapaian sekarang. Jangan berleha-leha walaupun jadi penguasa pasar. Intel luput tentang hal itu, padahal mantan CEO-nya punya quote yg legendaris: “only the paranoid survive”. Duh!

  5. Jebakan maut.. Tk kira intel msh slmat meski gaung ny sdh tak trdngar lg d daratan gadget..

    Perubahan cpt yg brhsil dtngkp kompetitor Intel, lgi2 RIM, kodak, sony, nokia nmbh teman lg. Bs jd Microsoft jg bs mnyusul

    Sukses utk Mediatek

    kasamago.com || opini & informasi

  6. Selalu siap dengan perubahan adalah keharusan…
    Selalu berinovasi akan mmbuat bisnis panjang umur…
    Jeli melihat peluang menghantarkan pada keabadian….

    Interesting…
    Kira2 setelah nokia,sony,bb lalu intel terkubur….siapa yang akan menyusul slanjutnya…?

  7. intel blm nyerah..gosipnya lagi bikin chip arm baru. dan juga tren depan adalah iot, intel punya module/pc sebesar sdcard.

    semoga chip marvell bisa berjaya !!! hehe

  8. Dalam abad teknologi ini, kejayaan dan kepunahan sebuah merek terjadi begitu cepat. Dalam kacamata intel tentu mereka layak membangun pabrik sendiri ketika itu, pasar luas, merek mendunia, kekuatan distribusi, tapi begitulah teknologi, selalu menghargai performa terbaik.

  9. Menurut saya Intel Masih akan berjaya 5-10 tahun kedepan di segmen Pc/Laptop ,
    karna tidak semua Pekerjaan dapat diselesaikan dengan smartphone
    cuma market sharenya aja yg menyusut …

  10. innovator’s dilemma, kata yang tepat mas..banyak perusahaan besar serba salah mau maju tp masih gagap atau duduk diam juga mati pelan…pilihan berbuah sama simakalama…di sisi lain banyak perusahaan berbasis teknologi dan inovasi pun gak selalu mulus jalannya….saya masih ingat di sebuah tulisan mas Yodia yg pernah juga mengulik beratnya usaha dari para inovator startup di Indonesia yang masih terus mengharap suntikan dari para angel investor utk dapat meneruskan ide-ide brilian mereka….saya juga pernah dengar dari beberapa pialang saham…saham2 perusahaan berbasis teknologi umumnya juga gak terlalu enak dibeli-jualkan…gak senikmat saham-saham bluechips dan gorengan katanya…soalnya banyak produk teknologi dr perusahaan-perusahaan moncreng terbukti tidak awet berkibar, karena libasan perang tiada henti inovasi ini…well bener-bener innovator’s dilemma ya…thanks artikelnya yg inspiratif mas.

  11. Too much love your product will kill you softly

    Semua perusahaaan harus bersahabat dengan kata-kata ini.

    Terimakasih artikelnya bos Yodhia

  12. Dalam lapran resmi Intel, kuartal ketiga 2016 omsetnya naik 9% dibanding periode yang sama tahun lalu. Labanya juga naik 9%. Di negara yang ekonominya sudah sekaya amrik, naik omset 9% itu yoy itu prestasi sudah bagus

  13. Tapi setidaknya untuk kalangan “awam” masih tertarik dgn merk intel . Pengalaman pribadi saya , ketika saya akan membeli hp teman saya merekomendasikan merk X alasannya selain harga murah fitur melimpah , juga karna menggunakan intel .

    Nih ada bonus artikel buat yg baca komen saya
    https://ventandatanya.blogspot.co.id/2016/10/sial-di-pagi-hari.html
    Kelebihannya isi orisinil dan sedikit sarkastik . Kekurangannya tentu , masih kurang rapi dalam penulisan . Saya masih baru .

  14. Artikel yang menggigit dari cara pandang seorang pujangga entrepreneur.

    Waspadai jebakan romantisme yang menyesatkan.

    Mencintai produk sendiri tanpa iringan terobosan signifikan akan mengantar kepada jurang kegelapan yang tiada terkira dalamnya.

    Sukses sehat selalu untuk Mas Yodhia..

    Salam megono, Mas! 😀

  15. Maaf omm, mungkin yang dimaksud itu ARM…

    Memang, perkembangan dalam hal apapun di zaman sekarang nggak boleh saklek.

    Contohnya saja dalam hal berjualan. Dulu bisnis online identik dengan penipuan dan cenderung lebih mahal. Tapi marketplace besar macam tokopedia, bukalapak, lazada, blibli, dan kawan2nya, merubah paradigma itu.

    “Too much love your product will kill you softly”. Produk2 asal Tiongkok makin berjaya.

  16. Sajian reyah dipagi hari..sejarah terus berulang, yang tua akan digantikan yang muda. Karena yang tua sudah mulai berkurang keberanian dalam berinovasi serta sudah merasakan nyaman dan mapan. Yang muda masih mempunyai keberanian tinggi karena tuntutan hidup yang kian mencekik, selalu bermimpi kemapanan dan kesuksesan yang membuat lecutan kepada mereka agar bergerak lebih cepat dan lebih berani. Resiko mereka ambil karena mereka memang tidak terbebani oleh apapun.

    Setelah mereka sukses dan mapan maka mereka juga akan digantikan oleh yang lebih muda ketika gerakan mereka sudah mulai lamban dan terlalu enak menikmati kesuksesannya.

    Insperasi desain rumah : http://www.desaingriya.com

  17. Sedap, Reminder yang mencerahkan.

    Semoga bisa menjadi pelajaran bagi yang sedang atau akan membangun bisnis. Bila sukses sudah datang, kejayaan telah diraih..,posisi puncak berjalan cukup lama…

    Jangan Terlena,

  18. wooww..suka banget sama quote terakhir mas..jatuh cinta yang terlalu lama dan intens dan tidak di ikat dengan finalisasi perkawinan yah..seperti yang sedang viral di FB pacaran 7 tahun tapi di tinggal kawin..

    keep writing mas..saya penggemar anda dari 4 tahun lalu..dan selalu sharing tulisan terbaru mu di FB

  19. Lagi lagi saya ikutan bengong… dilema cinta…. sang inovator dikala dulu… namun tenggelam dalam kedigdayaannya… semoga jadi pembelajaran kita bersama… pebisnis di nusantara…Salam Perubahan – Susanto

  20. It looks like..setiap orang harus mau introspeksi akan kelebihan diri sendiri dan bersedia mendengarkan potensi di masa depan, sekalipun potensi itu nampak belum kelihatan pada masa kini.

  21. entah kenapa orang2 sekarang pada optimis kalo penjualan PC/komputer/laptop bakal menurun.

    terlalu banyak fungsi PC yang tidak bisa digantikan oleh smartphone.

    karena setahu saya smartphone itu kebanyakan fungsinya lbh untuk “gaya-gaya”an. suatu saat akan saturated.

    • Smartphone lebih kepada aktifitas yang ringan seperti akses Internet , jejaring sosial , streming video dan gaya2n .
      Sementara Pc
      bikin tulisan Blog , mengoperasikan konten2 web dan Edit Video .

      Intinya , Pc buat Produksi konten > Smartphone Konsumsi . 🙂

Comments are closed.