Penyebaran wabah yang makin luas membuat sebagian besar kantor menerapkan kebijakan Kerja Dari Rumah atau Work From Home (WFH). Pertanyaannya bagaimana agar bisa tetap produktif saat bekerja dari rumah?
Bagaimana agar mesti kita bekerja dari rumah, namun tetap bisa menghasilkan kinerja yang optimal?
Dalam sajian pagi ini, kita akan menelisik tiga strategi jitu agar tetap bisa produktif saat melakukan ritual WFH. Mari kita ulik sambil ditemani secangkir kopi susu hangat.
Saya sendiri kebetulan sudah selama 8 tahun menerapkan konsep kerja dari rumah ini. Selama 8 tahun terakhir, sekitar 2 hingga 3 hari perminggu, saya habiskan waktu kerja saya dari rumah. Sisa harinya saya alokasikan untuk bekerja dari kantor klien saya (kadang di Jakarta, kadang di luar kota).
Karena itu ketika konsep WFH merebak, saya relatif tidak mengalami kesulitan untuk melakukan adaptasi, sebab memang saya sudah lama menjalaninya.
Meski demikian, di kala krisis wabah ini, sudah hampir 30 hari saya full time kerja dari rumah, tanpa pernah keluar kemanapun. Sebuah proses yang agak bikin stress juga.
Untuk mengurangi kejenuhan, saya tiap pagi melakukan ritual jalan kaki selama 30 menit dan berjemur. Lalu dua hari sekali, saya melakukan ritual menyapu dan mengepel rumah tiap sore (agar otot tetap aktif bergerak, dan tidak rebahan melulu).
Dan terus terang, selama 30 hari full time kerja dari rumah ini saya malah merasa “on fire” dalam menulis buku-buku bisnis baru. Karena order bisnis konsultan sepi gara-gara wabah, maka saya fokus menulis buku saja.
Nah dalam waktu hampir sebulan full time kerja dari rumah ini, saya bisa selesai menulis satu buku sepanjang 250 halaman. Kemungkinan saya akan bisa mengulanginya jika WFH diperpanjang sampai bulan depan.
Jadi bagaimana caranya agar tetap produktif meski WFH? Berikut tiga kiat praktikalnya.
Kiat WFH #1 : Siapkan Ruangan Kerja Khusus
Oke, ruangan khusus ini tidak mesti harus benar-benar khusus dan mahal. Namun setidaknya ada meja kerja yang khusus Anda gunakan buat kerja dan berkomunikasi dengan rekan di kantor.
Saran saya ruang kerja ini bisa mengambil meja makan di rumah Anda, atau menggunakan meja di ruang tamu. Sebaiknya, ruangan kerja ini juga bukan di kamar tidur, sebab atmosfernya nanti pengin tidur melulu kalau kerja dari kamar (kecuali memang Anda kos dan hanya punya satu ruangan kamar).
Mindset kerja itu ternyata juga dipengaruhi sekali dengan “desain ruangan kerja dan situasi sekitarnya”.
Karena itu, kalau di rumah Anda punya ruangan khusus yang bisa digunakan sementara sebagai ruangan kerja, maka ini akan sangat powerful dampaknya bagi produktivitas kerja (apalagi jika ruang kerja ini agak privat, dan terpisah dengan ruangan lainnya).
Dulu tahun 2012 saat saya merenovasi rumah saya saya tinggali, saya memang sengaja mendesain ruangan khusus yang kecil dan simpel untuk ruangan kerja saya. Saat itu memang saya sudah bertekad untuk menerapkan konsep Work From Home. Ruangan kerja saya ini sederhana dan kecil, namun terpisah dari ruangan lainnya. Jadi saya bisa fokus konsentrasi kerja kalau ada di ruangan ini (gambar ruang kerja saya ada di foto bawah).
Di masa darurat seperti sekarang, mungkin Anda bisa menyulap salah satu ruangan di rumah Anda untuk dijadikan ruangan kerja yang cukup memadai. Sebab bagaimanapun, kondisi ruangan kerja ini ternyata amat menentukan mood dan fokus kita dalam bekerja.
Kiat WFH #2 : Terapkan Jam Kerja yang Rutin
Meski kerja dari rumah, maka sebaiknya mindset kita tetap di-desain seolah kita memang bekerja seperti biasa. Dan cara terbaik untuk mendisiplinkan mindset ini adalah dengan menerapkan jam kerja yang teratur tiap harinya.
Maksudnya, meski kerja dari rumah, maka setiap jam 8 pagi, sebaiknya kita sudah siap di depan laptop atau berkas kerja yang akan kita selesaikan. Lalu kita bisa break saat makan siang, dan kembali kerja misalnya jam 1 atau jam 1.30 sampai sore.
Misal meski kerja dari rumah, maka setiap pagi saya sudah siap di depan meja kerja sekitar jam 8 pagi. Saya biasanya kerja hingga jam 10, berhenti sejenak untuk tea break, dan lalu kerja kembali hingga jam 12.
Setelah ISHOMA, maka saya kemudian bekerja kembali mulai jam 1.30 sampai jam 16.00 sore. Jam kerja seperti ini saya lakukan dengan penuh disiplin meski saya kerja dari rumah.
Poinnya meski kerja dari rumah, sebaiknya kita tetap disiplin dalam menjalankan jam kerja secara konsisten. Habit seperti ini merupakan hal yang krusial untuk membuat kita tetap produktif.
Jangan karena merasa kerja dari rumah, maka seenaknya saja kerja, bahkan sering disambi sambil rebahan di kasur. Cara kayak gini akan merusak “ritme dan habit kerja produktif”.
Kiat WFH #3 : Tentukan dan Lakukan 3 Tugas Kunci Tiap Harinya
Meski kerja dari rumah, sebaiknya kita sudah menentukan 2 hingga 3 aktivitas kunci apa yang akan kita lakukan. Idealnya kita sudah menentukan aktivitas kunci ini malam sebelumnya, sehingga kita sudah siap dan paham benar apa yang akan kita selesaikan keesokan harinya.
Jumlah tugas atau aktivitas kunci yang mau dilakukan tidak mesti harus 3, bisa 2, 4 atau maksimal 5.
Berikut contoh 2 aktivitas kunci yang setiap harinya saya lakukan selama hampir 30 hari kerja full dari rumah, disertai dengan skedulnya :
Jam 08.00 – jam 12.00 : Menulis buku
Jam 13.30 – jam 16.00 : Melakukan aktivitas pemasaran online (misal cek iklan FB, cek email marketing, atau bikin materi iklan baru).
Selama 30 hari kerja dari rumah, saya bolak balik melakukan 2 aktivitas kunci di atas saja. Tidak begitu banyak jenis aktivitasnya, namun semuanya benar-benar berdampak signifikan bagi masa depan income saya.
Saya melakukan aktivitas kunci menulis buku secara marathon tiap sesi pagi, sebab inilah prioritas kerja saya yang paling utama saat WFH. Harapannya, kelak saya bisa mendapatkan profit yang memadai dari penerbitan buku-buku bisnis yang saya tulis ini.
Kemudian after lunch, saya bekerja mengulik aktivitas pemasaran online. Ini juga penting buat jualan. Dalam aktivitas kunci pemasaran online ini, sesungguhnya terdapat beragam sub-aktivitas seperti yang Anda lihat di atas (mulai dari cek Email Marketing, FB Marketing hingga WhatsApp Marketing).
Jika Anda juga ingin tetap produktif saat kerja dari rumah, maka Anda selayaknya melakukan hal serupa. Tentukan 2 hingga 3 aktivitas kunci apa yang paling penting. Lalu lakukan tugas ini tiap harinya. Dan ulangi besok harinya. Repeat and improve every single day.
DEMIKIANLAH, tiga kita praktikal agar kita bisa tetap produktif meski melakukan WFH (Work From Home).
Harapannya, krisis wabah ini bisa segera berlalu, dan kita bisa bekerja kembali dalam suasana yang normal.
Stay healthy. Stay safe.
We will fight this virus together.
Mencerahkan sekali min, saya juga uda mulai WFH juga min selama 4 bulan sebelum pandemi. hehe
Saya beropini min, setelah pandemi ini selesai. Pasti bakal banyak pekerjaan yang bisa di handle dari rumah lho.
Karena bakal menghemat pengeluaran suatu perusahaan, misa tempat, uang makan, dll.
Titip doanya juga min, saya juga baru fokus menekuni internet marketing juga ini min, dan design grafis. Kelak setelah pandemi bisa lebih pro.
Betul banget Pak Yodhia. Memang disiplin waktu dan penentuan prioritas kerja itu yang paling utama. Sukur2 kalau punya ruang kerja sendiri
https://economagz.id/konflik-tiga-negara-dibalik-jatuhnya-harga-minyak-dunia/
Tips wow bangets
Sederhana,
Mudah,
Praktis,
To the point.
Tetep semangat, tetap waspada, tetep berupaya, dan tetep serahkan yang di luar kemampuan kita kepada-Nya.
Mugo berkah. Aamiin.
Kiat-kiat yang mencerahkan sekali pak Yodhia, work from home memang seharusnya tidak mengurangi produktivitas kita dalam berkarya
Tips ampuh lainnya saya juga dapatkan dari bukunya Timothy Ferriss “The 4 Hour Workweek”, buku itu mengajarkan kita bahwa produktivitas bisa diwujudkan dari mana saja
Amazing….
Tipsnya mudah di praktekan.
Sukses selalu pak yodhia
Baik pak, smoga saya bisa konsisten dalam melakukakn 2-3 aktifitas kunci yg bapak sarankan. Sukses dan sehat selalu pak. 🙂
bersyukur bisa menemukan situs ini dari Twitter, semoga berkah pak Yodhia
Strategi yang keren pak, pengen coba untuk fokus di satu bidang yang kita tekuni, kaya pak yodhia hanya 2 tapi berdampak besar, tetapi karena status masih jadi karyawan, untuk membagi 8 jam kerja seperti pak Yodhia, masih cukup kesulitan saya pak….
Betul pak.
WFH juga harus mengatur waktu dengan jeli agar produktif dan tugas pekerjaan bisa selesai.
Kalau saya sendiri malah menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk menjaga si kecil di rumah.
Karena saat ini saya WFH tidak ada pekerjaan yang begitu urgent harus standby seperti jam kantor biasanya.
Selamat pagi
Saya merasa kesulitan untuk WFH, saya sudah memiliki ruang kerja yang cukup terjaga privasinya, skejul juga sudah lengkap dengan hal kunci.
Saya mengalami kendala: saya masih memiliki anak usia 2 tahunan dan 7 tahunan, setiap saya dirumah rasanya ingin bermain dengan mereka.
Kira2 bagaiaman cara mengatasi hal ini ya?
Saya sudah mencoba cara lain, tetapi sepertinya mindset belum terbentuk …
Mungkin perlu koordinasi dengan orang rumah sepertinya….
Mungkin ada yang punya pengalaman seperti saya, bisa berbagi dengan saya…
Terima kasih
Komentar singkat saja: sangat mencerahkan… Tinggal take action aj..
Yang paling sulit memang menjaga agar tetap fokus dan tidak disambi sambil rebahan wkwk.
Kadang, mentang2 waktu kerja yg fleksibel, malahan banyak waktu yg kebuang percuma, kayak nonton youtube, nonton film, main hp, buka sosmed yg udah tau isinya gapenting tapi masih dibuka wkwk.
btw, share tips supaya bisa disiplin kerja dari rumah, mas.
Terima kasih sebelumnya, hehe.
wah mantap ini pak.. saya sih masih gak kepikiran masalah memanajemen waktu. Selama ini saya kerja suka kalao perasaan lagi pengen ya bikin artikel tapi klow gak pengen ya , nol besar bahkan 2 minggu lebih gak nulis artikel. Bagaimana ya pak,, agar bisa memanajemen waktu untuk bikin artikel sama untuk trun lapangan mencari produk barang.. saya sendiri kan .. juga iklan2 saya opimasi sendiri dan juga cari2 barang sendiri..