Malcolm Baldrige Award dan Keunggulan Kinerja Bisnis

Malcolm Baldrige National Quality Award adalah sejenis penghargaan tahunan yang diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat (melalui Department of Commerce) kepada setiap organisasi di negara USA – baik profit dan non profit – yang dianggap mencapai kinerja yang unggul nan ekselen.

Nama Malcolm Baldrige sendiri diambil dari nama mantan Menteri Perdagangan AS yang menginisiasi kegiatan penghargaan ini. Sejak diperkenalkan pada tahun 1988, penghargaan tahunan ini telah memberikan kontiribusi yang signifikan bagi peningkatan mutu dan kinerja bisnis beragam perusahaan disana.

Seiring dengan hal itu, banyak negara di berbagai belahan dunia yang mengadopsi pendekatan dan kriteria yang digunakan oleh Komite Malcolm Baldrige untuk mengukur keunggulan kinerja. Kriteria yang mereka gunakan dikenal juga sebagai 7 Pilar Malcolm Baldrige. Dan jika diamati, tujuh kriteria ini memang sangat berperan dalam menentukan maju mundurnya sebuah organisasi (baik organisasi bisnis maupun organisasi publik). Continue reading “Malcolm Baldrige Award dan Keunggulan Kinerja Bisnis”

Innovation War : Yang Terluka dan Gugur di Medan Laga

Hidup barangkali kini terasa makin nyaman, dan untuk itu kita layak memberikan kecupan hangat pada para inovator yang telah mempersembahkan aneka produk inovatif dihadapan kita.

Dulu kita mungkin tak pernah membayangkan betapa kita bisa melayangkan sederet kalimat romantis pada kekasih kita melalui medium SMS. Atau, juga melakukan chatting dengan kawan diseberang samudera melalui fasilitas internet. Karena itu, siapa tahu dua puluh lima tahun lagi kita bisa menikmati mobil terbang, melayang diatas jalanan kota Jakarta sambil menikmati pendaran emas menara Monas?

Ya kini tiap hari rasanya kita senantiasa disuguhi aneka produk yang menawarkan sejumput inovasi demi sebuah kenikmatan hidup. Mulai dari produk kamera digital, mobile banking, media televisi diatas screen telpon genggam, hingga produk celana-dalam-sekali-pakai-kemudian-dibuang. Continue reading “Innovation War : Yang Terluka dan Gugur di Medan Laga”

Industri Rokok Indonesia Sedang Menjemput Kematian?

Dalam wacana manajemen strategi, kita pernah mengenal apa yang disebut sebagai industry competitive analysis. Analisa yang dikenalkan oleh guru strategi Michael Porter ini sejatinya ingin melihat apakah sebuah industri merupakan arena bisnis yang atraktif, atau sebaliknya selalu digelayuti dengan harapan yang tergores, dan karenanya tak layak untuk digumuli.

Industri rokok ditanah air mungkin tengah berada dalam harapan yang tercabik itu : dibalik kepulan asap yang demikian memabukkan, terbentang jalan terjal yang pelan-pelan bisa membuatnya terkapar mati. Seperti nikmatnya asap tembakau yang secara pelahan akan membunuh penghisapnya, para produsen rokok ditanah air mungkin juga tengah meretas jalan yang sama : pelan-pelan mereka akan tersedot dalam asap yang membuat mereka bangkrut dan terbaring tewas.

Make no mistake. Industri rokok di tanah air tetap merupakan sebuah industri yang eksotis dengan jumlah perokok terbesar nomer tiga di dunia (setelah China dan India). Kian tahun juga makin banyak perokok belia yang dengan mudah terseret dalam pusaran asap yang terus menari-nari. Continue reading “Industri Rokok Indonesia Sedang Menjemput Kematian?”

Strategi Bisnis Lion Air Menembus Langit Biru

Kalaulah ada sebuah organisasi bisnis di tanah air yang pertumbuhannya tergolong sangat spektakuler, maka Lion Air boleh jadi merupakan salah satu diantaranya. Didirikan pada tahun 2000 silam, dengan hanya modal satu kali penerbangan per hari, kini mereka melayani 200 penerbangan per hari. Itu artinya, hanya dalam sepuluh tahun, volume penerbangan mereka tumbuh sebanyak 200 kali atau 20,000%.

Tentu saja pendapatan bisnis Lion juga turut terbang mengangkasa. Tahun 2009, total pendapatan mereka sekitar 6 trilyun (dan sekali lagi, ini hanya dicapai dalam waktu yang relatif pendek, yakni hanya sepuluh tahun. Tak banyak perusahaan di tanah air yang bisa menembus angka penjualan  6 trilyun hanya dalam 10 tahun berdirinya). Jumlah penumpang Lion tahun lalu menembus angka 13 juta, dan ini artinya menggusur jumlah penumpang Garuda (hanya 8,3 juta), sebuah maskapai yang jauh lebih tua usianya. Continue reading “Strategi Bisnis Lion Air Menembus Langit Biru”

iPad Apple : Cara Baru Menjelajah Internet

Atmosfer di ruangan hall itu tampak kian bergemuruh. Di podium telah tampil sang dewa inovasi dunia digital, sekaligus CEO Apple, Steve Jobs. Ia tampil dengan dengan seragamnya yang sangat khas itu : kaos turtle neck lengan panjang warna hitam dipadu dengan celana jeans belel warna biru yang telah pudar (sejak 15 tahun silam, seragam khas ini tidak pernah ia ubah sedikitpun).

Steve memang tampak lebih kurus dan kuyu (ia baru melakukan operasi kanker pankreas yang nyaris merenggut nyawanya). Namun dibalik tampilannya yang layu itu, Steve tetaplah pria jenius nan visioner. Bagi banyak pengamat teknologi, Steve dengan Apple-nya tetaplah merupakan dewa yang sangat berperan dalam menentukan jagat digital masa depan.

Dan hari itu, di pagi yang cerah pada awal Februari lalu, Steve kembali muncul ke podium untuk me-launch produk terbaru dari Apple yang sungguh menggetarkan. Produk itu diberi nama iPad, sejenis tablet PC yang elegan nan canggih. Continue reading “iPad Apple : Cara Baru Menjelajah Internet”

Ketika Sang Toyota Terkapar Penuh Luka

Malam yang muram tengah menggelayuti kota Tokyo yang megah. Di salah satu sudut ruangan markas besar Toyota, Akio Toyoda tampak tengah terpekur dalam sembilu kepedihan yang mendalam. Akio adalah cucu langsung sang pendiri, Kiichiro Toyoda, dan ia belum genap dua tahun diangkat sebagai CEO Toyota, perusahaan mobil terbesar di dunia.

Namun malam itu terasa begitu meletihkan. Akio sadar reputasi perusahaan yang didirikan sang kakeknya itu kini tengah terpelanting dalam tebing kehancuran. Wajah Akio sungguh terasa sendu, dan ia hanya bisa menatap gelapnya malam dengan penuh rasa masgul. Semilir angin malam yang membelah kota Tokyo tampak kian terasa membeku. Continue reading “Ketika Sang Toyota Terkapar Penuh Luka”

Melejitkan Kinerja Bisnis dengan Formula 7S

Dinamika kompetisi bisnis terus berlangsung nyaris tanpa rehat. Disana setiap organisasi terus didorong memeras peluh demi pelayanan terbaik kepada pelanggannya. Disana nyaris tak ada kata maaf bagi perusahaan yang hanya menghasilkan produk abal-abal; atau memberikan pelayanan yang kering akan inovasi. Disana, setiap buku sejarah akan mencatat siapa organisasi yang terus bisa mengibarkan benderanya, dan siapa yang harus mengucapkan salam sayonara.

Dalam konteks itulah, para pelaku bisnis beruntung lantaran mereka pernah mengenal sebuah jurus yang bertajuk formula 7S. Sejatinya, skema 7S ini dirajut pertama kali oleh McKinsey, sebuah lembaga konsultan manajemen paling prestisius di kolong jagat. Meski diciptakan sekitar 30 tahun silam, formula ini rasanya masih memiliki relevansi yang kuat dengan dunia bisnis mutakhir. Dan karena itulah, kita mencoba membincangkannya pada kesempatan kali ini.

Formula 7S sendiri pada dasarnya merupakan singkatan dari 7 dimensi yang dianggap merupakan pilar bagi tegaknya sebuah kejayaan bisnis. Mari kita mencoba menelisiknya satu per satu. Continue reading “Melejitkan Kinerja Bisnis dengan Formula 7S”