Artikel ini merupakan kontribusi dari guest blogger bernama Imam Adi Prihantoro
Dini hari, 3 Mei 2016 Waktu Bekasi.
Layaknya dongeng pengantar tidur, Liga Primer Inggris musim 2015 – 2016 ditutup sempurna. Leicester City yang mewakili stereotip miskin, penurut, dan lemah tak berdaya, sukses menjadi juara, setelah mampu menarik simpati banyak pihak di sekitarnya.
Para rival yang secara teknis lebih kaya, lebih kuat, dan memiliki posisi tawar lebih tinggi, di akhir musim justru mendukung si lemah itu untuk mengukir sejarah.
Sepakbola adalah miniatur organisasi. Di sana secara lengkap tersaji strategi organisasi, pemilihan struktur, penempatan personel, pengembangan pemain, motivasi, kerjasama, kegairahan, target, dan menang atau kalah.
Maka, dari kemenangan Lecester City ini, kita bisa bercermin kembali, mengapa mereka bisa sukses.
LCFC jelas memberikan pelajaran bahwa modal uang saja tidak bisa membeli kesuksesan.
Ada hal-hal yang jauh lebih berperan bagi kesuksesan organisasi dan bisnis. Apakah itu? Continue reading