Di era ledakan digital ini telah terjadi apa yang sering disebut sebagai “information overload”.
Setiap detik, selalu ada jutaan byte informasi yang terus membanjiri layar hape yang Anda pegang. Entah informasi dari media online, dari puluhan group WA yang Anda ikuti, atau dari aneka konten media sosial yang terus mengalir tak pernah berhenti sepanjang 24 jam dalam sehari.
Namun yang muram adalah jutaan konten informasi online ini juga seperti terjebak dalam negativity bias. Konten-konten yang hadir lebih banyak mengabarkan nuansa negatif – misal informasi tentang kerusuhan sosial, tawuran, korupsi, pemerkosaan, kekerasan seksual, kasus kebencian antar warga, penghinaan, ragam berita hoax, dan aneka konten negatif lainnya.
Konten negatif ini lebih sering hadir, sebab memang jenis konten semacam lebih disukai, lebih mudah dijual, lebih mudah menyebar, dan lebih cepat mendapatkan reaksi dari para penyimaknya.
Continue reading