agi sebuah organisasi – entah itu berupa perusahaan, pemerintahan, ataupun lembaga sosial lainnya — proses perubahan barangkali merupakan suatu langkah yang tak terelakkan, apalagi ketika dinamika zaman terus bergulir menawarkan beraneka peluang dan tantangan. Tanpa spirit untuk melakoni prosesi perubahan secara sungguh-sungguh, sebuah organisasi bisa termehek-mehek dalam pusaran arus kemajuan zaman.
Soalnya kemudian adalah bagaimana agar ide perubahan itu bisa dikelola dengan cantik; dan bukan sekedar anjlok menjadi slogan tanpa makna. Pertanyaan ini menjadi penting sebab sejumlah fakta menunjukkan betapa proses perubahan – apalagi yang bersifat transformatif – sering berujung pada kegagalan. Bagi sebuah organisasi perusahaan, kegagalan ini bisa berakhir pada kematian alias bangkrut akibat kerugian finansial yang tak tertanggungkan.
Dari sejumlah pengalaman yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan, terdapat lima langkah jitu yang perlu dilakoni ketika suatu organisasi ingin melakukan proses perubahan secara sukses. Langkah yang pertama adalah membangun kebutuhan untuk melakukan perubahan. Langkah ini ingin menjawab pertanyaan mengenai alasan apa yang menjadikan suatu proses perubahan menjadi suatu kebutuhan yang tak terelakkan. Tentu saja banyak faktor yang mungkin menjadi pendorong kebutuhan perubahan : bisa berupa tantangan perubahan lingkungan bisnis, atau juga dipicu oleh kondisi internal yang stagnan. Apapun alasannya, faktor-faktor ini mesti diidentifikasi secara akurat; dan benar-benar merupakan argumen yang valid untuk memulai suatu perjalanan panjang bernama proses perubahan.
Setelah yakin akan faktor yang mendorong kebutuhan perubahan, maka langkah kedua adalah membangun visi dan tujuan yang ingin diraih dari suatu proses perubahan. Elemen ini menjadi amat vital, sebab kita sering menyaksikan gagasan perubahan dilontarkan tanpa tahu arah yang pasti kemana proses itu hendak dilayarkan. Tanpa visi dan arah yang jelas, maka proses perubahan bisa menuntut kita ke jalan berkelok tanpa ujung : membuat energi kita terbuang untuk sebuah alamat yang tidak jelas. Karena itu, para agen perubahan mesti mendefinisikan secara cukup jelas dan konkrit mengenai arah yang ingin digapai dari suatu proses perubahan. Tujuan ini akan lebih elok jika juga disertai dengan indikator pencapaian sasaran yang terukur. Dengan itu, kita bisa tahu apakah kita telah menuju pada arah yang benar; dan sejauh mana jalan yang mesti terus ditempuh untuk mencapai tujuan akhir.
Langkah berikutnya atau langkah ketiga berkaitan dengan proses untuk membangun dukungan bagi gagasan perubahan. Langkah ini penting, sebab kita tahu, gagasan perubahan sering mengundang sejumlah resistensi – terutama dari mereka yang selama ini telah menikmati manisnya kondisi sekarang. Sebab itulah, dibutuhkan aliansi untuk menggalang dukungan dan sejumlah kiat persuasi agar segenap karyawan – terutama yang berada pada posisi-posisi kunci – bersepakat untuk mendorong laju gerbong perubahan. Dengan dukungan dari segenap anggota organisasi, maka proses perubahan yang acap melewati jalan panjang nan melelahkan dapat ditempuh dengan lebih mulus.
Setelah dukungan untuk ide prubahan diperoleh, maka langkah keempat adalah yang paling penting : yakni bagaimana gagasan perubahan itu dieksekusi untuk benar-benar menjadi kenyataan, dan membawa kita pada tujuan yang kita inginkan. Langkah inilah yang sesungguhnya merupakan esensi dari pengelolaan proses perubahan: yakni ketika kita berada pada fase implementasi. Agar fase ini berhasil, maka sejumlah tindakan perlu dilakoni. Misalnya merumuskan action plan secara sistematis dan komprehensif; mengelola dan mengalokasikan sumber daya organisasi secara rapi untuk mendukung pelaksanaan rencana perubahan; dan juga membangun sistem organisasi baru yang diperlukan untuk mendukung tujuan perubahan. Pada akhirnya, segenap proses ini juga amat membutuhkan ketekunan, konsistensi, dan keteguhan agar semua rencana dapat dilaksanakan sesuai dengan skedul.
Langkah yang terakhir atau yang kelima, adalah memelihara momentum perubahan yang telah dilaksanakan. Fase ini juga bermakna penting, sebab sering kita menyaksikan proses perubahan yang tadinya berlangsung mengebu-gebu tiba-tiba layu sebelum kuncupnya bermekaran. Acapkali kita melihat betapa semangat untuk mengagas perubahan hanya bertahan dalam hitungan awal – namun kemudian perlahan surut ditelan angin, untuk kemudian kembali pada rutinitas lama yang stagnan dan membosankan. Karena itulah, momentum perubahan perlu terus dipelihara agar tak mati ditengah jalan.
Klik gambar untuk akses free KPI software.
Mengelola proses perubahan secara tuntas memang tak mudah. Melalui lima langkah yang dipaparkan diatas, setidaknya terdapat harapan akan suksesnya sebuah gagasan perubahan. Sebuah gagasan yang mestinya akan mengantarkan suatu organisasi untuk terus tegak berdiri ditengah hempasan gelombang perubahan zaman.
Note : Jika Anda ingin mendapatkan file powerpoint presentation mengenai management skills, strategy, marketing dan HR management, silakan datang KESINI.
Saya sangat tertarik dengan tulisan tersebut untuk dapat kami pelajari serta bahan dalam kehidupan sehari-hari. Terimakasih.
Trims untuk ilmunya Pak Yodhia. Saat ini website saya juga sedang melakukan transformasi dan ternyata ada beberapa langkah yang belum kami lakukan. Atau sudah dilakukan tetapi secara tidak sadar
Izin menyimak dulu gan.
Thanks ilmunya pak Yodhia.. Sangat bermanfaat..