Ranking Perusahaan TERBESAR di Indonesia

Dunia usaha atau bisnis selalu merupakan elemen penting dalam menghela pedati kesejahteraan sebuah negeri. Sebab dari dunia bisnis-lah, bentangan investasi ekonomi dijelujurkan, roda perdagangan dilicinkan, dan kemudian, jutaan lapangan kerja diracik dan diwujudkan. Dan dari situlah, tembang kemakmuran mungkin bisa pelan-pelan di-dendangkan.

Itulah kenapa, sungguh penting berupaya agar barisan perusahaan di tanah air terus bergerak maju, dan makin membesar. Lalu : perusahaan apa saja yang kira-kira bisa terus tumbuh dan bergerak to the next level? Daftar perusahaan mana yang layak dikukuhkan sebagai yang terbesar di tanah air?

Berikut adalah daftar ranking 10 perusahaan TERBESAR di tanah air. Kriteria terbesar merujuk pada jumlah penjualan total pertahun (data berdasar annual sales revenue pada tahun 2010).

1. Astra International – total sales revenue = Rp 130 trilyun
2. Telkom = Rp 68 trilyun
3. Bank Rakyat Indonesia = Rp 50 trilyun
4. HM Sampoerna = Rp 43,5 trilyun
5. Bank Mandiri = Rp 43 trilyun

6. Bumi Resources = Rp 39 trilyun
7. Indofood Sukses Makmur = Rp 38 trilyun
8. Gudang Garam = Rp 37,5 trilyun
9. United Tractors = Rp 37 trilyun
10. Bank Central Asia = Rp 28 trilyun

Ada empat catatan ringkas yang mau di-dedahkan berkaitan dengan peringkat diatas. Yang pertama, Astra International untuk kesekian kalinya menjadi perusahaan yang terbesar di tanah air, nyaris dua kali lipat dibanding Telkom (urutan kedua).

Dominasi Astra dalam industri otomotif dan sepeda motor (melalui beragam merk seperti Toyota, Daihatsu, dan Honda) membuat mereka terus bergerak maju sejalan dengan laju penjualan mobil plus sepeda motor yang kian meningkat.

Catatan kedua : daftar 10 perusahaan diatas cukup mewakili industri yang beragam, mulai dari sektor perbankan (Mandiri, BRI dan BCA), sektor pertambangan (Bumi Resources dan United Tractors) dan sektor consumer goods (Indofood, Sampoerna dan Gudang Garam) plus sektor telco (Telkom). Industri perbankan dan pertambangan memang selama 5 tahun terakhir terus menjadi primadona dalam lansekap ekonomi tanah air.

Catatan yang ketiga, agak memilukan juga ternyata dua raksasa rokok ada dalam peringkat top ten diatas, yakni Sampoerna dengan penjualan 43,5 trilyun dan Gudang Garam = 37,5 trilyun. Ini artinya uang sebesar 81 trilyun tiap tahun dibakar habis dalam hembusan asap yang mematikan.

Bayangkan. Uang 81 trilyun lenyap dibakar sia-sia setiap tahun !! Berapa juta anak miskin yang bisa sekolah dengan uang sebesar itu?

Catatan keempat : daftar diatas hanya mencakup perusahaan yang sudah go public. Ini artinya ada sejumlah BUMN besar yang belum go public yang tidak masuk daftar diatas. Ada dua BUMN besar yakni Pertamina dan PLN yang akan berada pada urutan 1 dan 2 jika disertakan. Penjualan total Pertamina dalam setahun sekitar Rp 420 trilyun, sementara PLN mendapatkan omzet penjualan sekitar Rp 162 trilyun.

Demikianlah daftar peringkat perusahaan terbesar di Indonesia. Kita berharap semua perusahaan diatas (kecuali perusahaan milik tauke rokok) terus bisa tumbuh dan berkembang, sejalan dengan laju kemakmuran bangsa. BRI punya cita-cita menembus pendapatan hingga 100 trilyun dan menjadi salah satu top bank di kawasan Asia. Mudah-mudahan bisa tercapai. Demikian juga dengan Bank Mandiri.

Kalau saja makin banyak perusahaan Indonesia yang bisa menembus omzet penjualan diatas 100 trilyun (seperti Astra), maka tentu ini akan membawa kabar baik bagi dunia bisnis di tanah air.

Lalu bagaimana dengan bisnis Anda sendiri? Kalau bisa sih punya mimpi, bisnis yang Anda dirikan mampu menembus penjualan hingga 1 trilyun per tahun. Why NOT?

Dream hard. Work hard. Pray hard.

Photo credit by : DanielKHC @flickr.com

Author: Yodhia Antariksa

Yodhia Antariksa

25 thoughts on “Ranking Perusahaan TERBESAR di Indonesia”

  1. Wah, kalau kita ingin pendapatan pertahun hingga 1 triliun, mungkin banyak PR juga yang harus di kerjakan.

    Dengan kemajuan Bisnis di indonesia, semoga bisa selalu menampung para Lulusan baru yang tidak melanjutkan pendidikannya dan bisa mendapatkan lapangan pekerjaan

    tenteng tauke rokok, mungkin di sisi lain mereka juga banyak membuka lowowngan kerja, dan itu bagus, tetapi melihat hal itu merusak kesehatan itu tidak bagus, dan saya juga termasuk orang yang bukan perokok, jd bingung kan kalau lihat sisi positifnya? sisi negatifnya sudah pasti.. tidak bagus.

    dan 81 triliun itu belum termasuk yang dbakar melalui perusahaan rokok yang lain.. betul begitu pak yodhia? 🙂

  2. indofood, industri consumer good yang bisa masuk 10 peringkat terbesar, ini yang sangat patut di apresiasi..lebih memungkikaan untuk ditiru..

  3. Untuk BUMN dan swasta sebaiknya memang dipisah dlm perbandingan peringkat,mengingat dr berbagai sisi misal permodalan,orientasi bisnis dsb berbeda.

    sedangkan industri rokok msh punya capitalisasi market yg besar krn besarnya belanja iklan yg dikeluarkan,hrs nya ini jd tantangan buat industri kesehatan untuk mengambil marketnya.

    yg menarik adalah ketatnya persaingan di bisnis telekomunikasi shg.diluar telkom,blm ada yg masuk 10 besar,walaupun secara market semakin besar dan pemain di bisnis inipun relatif banyak.

    Salam,
    Wahyudi
    http://www.whjobs.info

  4. Pak,

    pemilihan perusahaan dalam susunan rangking ini hanya untuk perusahaan BUMN saja ? gmana dengan salah satu perusahaan pertambangan-PT Freeport Indonesia? PT Freeport masuk rangking ke berapa ?

    Salam,
    John

  5. Astra International bisa jadi yang terbesar, mungkin karena dia “belum ada” saingan yang setara. Kedudukan sebagai pihak ATPM, membuatnya terus berkibar. Belum lagi, kondisi diversifikasi usahanya yang terus mumpuni.

  6. Febri (3): Bank BRI, Mandiri dan Telkom kan mayoritas dipegang kita sendiri. Memang semua sudah go public….dan kalau go public saham bisa juga dibeli oleh pihak asing.

    Namun mayoritas ketiga perusahaan itu masih ada di pihak dalam negeri.

    John (6) : ya Freeport, juga tidak masuk dalam tabel disini. Sebab, mereka tidak go public di JSX, namun di Bursa Saham New York (NYSE). Omzet Freeport Indonesia di tahun 2010 = Rp 50 trilyun.

    Nugraha (10) : perusahaan CT Trans Group, mungkin total omzet masih sekitar 10-an trilyun; jadi belum bisa masuk ke top ten.

  7. Kontruksi juga belum masuk pak. adhi dan wika sudah go public. merengking perusahaan apakah tdk sebaiknya per sektor / per kepemilikan ( ownership ) / per jumlah modalnya berapa / per core inti bisnis masing2 perusahaan. etc.

  8. Jika bisnis online (buat website, earn from google adsense, affiliate dll) dibahas jg, mungkin sudah tembus 1 triliun pertahun.

    Mari bangun negeri ini menjadi lebih maju dan bermoral.

    Rgd,
    Didin A

  9. Saya memperoleh data bahwa “uang rokok” yang dibakar tiap tahunnya di Indonesia mencapai lebih dari 140 trilyun. Dengan nilai sebesar itu industri ini hanya menyerap tidak lebih dari 3% jumlah tenaga kerja. Seandainya tenaga kerja ini dapat dialihkan, maka tidak ada masalah menutup industri rokok.

  10. setelah baca bukunya seth godin “small is big” saya justru lebih tertarik membangun banyak perusahaan kecil dengan omzet yang tidak begitu besar namun pendapatan lumayan besar, aman dan waktu kita tidak banyak tersita 🙂

    dream hard,work simple,pray hard 🙂

  11. perusahaan rokok ada dua disitu,, kita ambil hikmahnya saja bos,, berapa banyak pengangguran yang terserap di perusahaan tersebut.

  12. Mas Yodhia, terus gemana dg PT JAMSOSTEK, ranking ke berapa.., perusahaan tukang palak pekerja di Indo ini, asetnya sekarang dah di atas 100T,

  13. Apa tidak salah ini? Mengapa perusahaan peternakan seperti Charoen Pokphand tidak ikut masuk?

Comments are closed.