Google kita tahu, kini telah menjadi salah satu dewa dalam bisnis digital masa depan. Google telah menjelma menjadi perusahaan raksasa dengan kinerja bisnis yang selalu prima. Apa yang membuat mereka bisa begitu? Salah satu jawabannya : manajemen Google sangat gigih memberikan layanan fasilitas yang sungguh mak nyus kepada segenap karyawannya.
Ketekunan manajemen Google dalam membentangkan a wonderful workplace memang telah menjadi legenda. Beragam layanan fasilitas yang wow di hadirkan untuk membikin para karyawannya betah dan happy.
Tentu saja kita tidak harus men-copy semua kebijakan layanan karyawan a la Google. Namun dari pengalaman mereka dalam memberikan beragam layanan fasilitas kepada para karyawannya, ada sejumlah inspirasi yang mungkin bisa dipetik.
Berangkat dari pengalaman di Google, berikut tiga jenis layanan karyawan yang mungkin bisa kita mulai gagas dan wujudkan di sejumlah perusahaan besar dan menengah di tanah air.
Layanan Karyawan # 1 : Nursery Room. Oke, ini sejatinya merupakan layanan yang bersifat amat basic, dan mestinya kita tidak perlu belajar dari Google untuk bisa menyediakannya (nursery room kita tahu merupakan fasilitas ruangan khusus untuk ibu-ibu yang memberikan ASI pada bayinya, atau mengambil ASI untuk kemudian diantarkan pada bayinya yang menunggu di rumah).
Yang mengejutkan : 99% perusahaan di Indonesia tidak mempunyai nursery room. Dan ini sungguh ajaib. Jadi kalau ada seorang CEO perusahaan besar dengan gagah bicara tentang pentingnya people management dan blah, blah lainnya; cukup tanyakan : apakah perusahaan bapak/ibu sudah punya nursery room? Kalau belum (dan kemungkinan besar, belum punya) : maka petuah CEO yang berapi-api sebaiknya segera kita masukkan ke kolong sampah.
Pesannya jelas : kalau sampai hari ini, perusahaan/kantor Anda belum mempunyai nursery room, berarti perusahaan Anda tergolong perusahaan yang masih sangat primitif.
Klik gambar untuk akses free KPI software.
Layanan Karyawan # 2 : Fasilitas fitness yang lengkap, disertai dengan kelas-kelas seperti yoga atau meditasi, dengan instruktur privat yang handal. I really love gym, jadi saya selalu bermimpi mestinya perusahaan-perusahaan di tanah air mau menyediakan ruangan fitness khusus untuk karyawannya (Google menyediakan ruangan fitness seluas dua kali lapangan sepak bola untuk para karyawannya)
Ruangan fitness itu mestinya juga dibuka setiap hari sejak pukul 6 pagi, dan diberikan kelas-kelas senam/aerobik/fitness/yoga dan lain-lain setiap hari. Lengkap dengan panduan video yang fun serta beragam program fitness yang atraktif.
Hidup sehat itu amat penting dan nikmat. Karena itu, tidak cukup hanya dengan senam setiap Jumat pagi di lapangan alakadarnya (kalau begini mah kelas kecamatan).
Membangun kinerja bisnis yang bagus dimulai dari karyawan yang sehat dan produktif. Memberikan fasilitas fitness adalah langkah awal untuk membangun komunitas sehat (dan bukan malah membiarkan karyawan merokok di ruangan ber AC).
Layanan Karyawan # 3 : Menyediakan fasilitas home theater. Mungkin asyik jika ada perusahaan yang mau menyediakan salah satu ruangannya untuk di-desain menjadi home theater bagi para karyawannya. Dengan begini, setiap minggu manajemen bisa melakukan kegiatan “nonton home theater bareng” bagi para karyawan lintas departemen (bukankah ini sangat bagus untuk membangun teamwork).
Bukan itu saja. Pihak perusahaan kemudian bisa memilih dan menyuguhkan film-film bagus yang sarat dengan nilai pembelajaran (film semacam Dead Poet Society, Gandhi, Laskar Pelangi, dll). Setelah itu mungkin bisa dilanjutkan dengan sedikit sharing mengenai learning points yang bisa dipetik dari film. Tak heran jika ada pakar pelatihan bilang media home theater merupakan salah satu media pembelajaran terbaik bagi para karyawan.
Itulah contoh tiga jenis layanan fasilitas yang mungkin layak diberikan kepada karyawan. Dan saya yakin, investasi layanan diatas dalam jangka panjang akan memberikan imbalan produktivitas yang berlipat-lipat (itulah kenapa manajemen Google dengan senang hati menyediakannya). Make your employee happy and healthy pasti akan menguntungkan bisnis di masa mendatang.
Sayangnya banyak pengelola SDM (bagian HR) di tanah air yang malas memberikan terobosan dan tidak kreatif. Mereka takut mengajukan dan menerapkan gagasan layanan semacam diatas. Akibatnya, sejak jaman cindil abang hingga hari ini, tak banyak layanan kreatif yang diberikan oleh perusahaan di tanah air kepada karyawannya.
Karena itu, jika Anda adalah manajer SDM atau pegawai di bidang SDM, silakan cetak artikel ini. Lalu segera diskusikan dengan CEO Anda agar disusun action plan implementasinya.
Sembari menunggu implementasinya, mari kita minum secangkir teh hangat dulu (jangan-jangan perusahaan/kantor Anda juga tak mau menyediakan air panas untuk bikin teh. Doh).
wah… kalo ada sy bakalan senang sekali.
tp sepertinya masih jauh pak.
apalagi di perusahaan-perusahaan swasta kelas medioker.
jangankan home theater atau gym, kebutuhan karywan yg paling mendasar seperti tolilet yg bersih, lapangan parkir yg memadai dan mushala yg layak aja masih belum banyak.
kalo Nursery room sepertinya masih realistis, kan cuma butuh space sekitar 2×2 m aja
Di perusahaan saya bekerja, untungnya ada sebuah ruangan yang dapat difungsikan sbg nursery room…sayangnya difungsikan, bukan ruangan nusery sesungguhnya…tapi lumayanlah sangat berguna.Mungkin kalau skala kantor, keterbatasan ruangan menjadi kendala. Apalagi harga sewa kantor di pusat jakarta yang tinggi…
Pak Yodhia, bagaimana dgn perusahaan non jasa (misalnya Pabrik), apakah diperlukan juga fasilitas spt ini (khususnya home theatre) mengingat teamwork tidak terlalu dipentingkan. Terimakasih sebelumnya..
Seyogianya perusahaan skala internasional kudu menerapkana service excellent ini, nah numpang nanya, untuk perusahaan jasa perencanaan yang berskala kecil dan menengah kira-kira bentuk layanan apa yang sebaiknya diutamakan ya Mas Yodhia? Thanks infonya.
banyak perusahaan ‘malas’ menerapkan 3 layanan tsb karena terkendala atau malahan ‘sayang’ keluar biaya…
tuk indonesia, perusahaan mana yang sudah menerapkan 3 layanan tsb ya bang Yodhia??
TOP BGT..! Terima kasih utk mencerahkan Senin pagiku, Bang Yodh 🙂
Sejak bekerja di Jakarta, hampir saya tidak pernah melakoni olahraga fitness, yang dulu bisa membuat saya membuang 20 kg lemak. Jalan kaki sehabis subuh juga masih kurang rasanya. Untuk ruang menyusui, saya sangat setuju banget..
Mungkin minggu depan temanya ini mas : bagaimana rasanya bekerja di PT. Manajemen Kinerja Utama? He..he..he..
( Promo Nissan di http://www.nissan-showroom.com )
Yg unik adalah nursery room,kl fitnes sama room untuk home theater,biasanya sdh ada walau dlm bentuk yg lain,misal kerjasama dg sport centre untuk wadah karyawannya.google memang sdh meraksasa..jika cerita diatas dilakukan oleh perusahaan kelas menengah kebawah dr sisi aset (misal dibawah 1 T),dan terbukti bs inline dg growth profit,maka akan menjadi kisah inspiratif bagi perusahaan lainnya.
Salam,
Wahyudi
http://www.myiklanbaris.info
Lebih enak ditempat teman saya pak kalo capek bisa pijat di spa, pusing bisa jalan ke mall, mau olah raga bisa ngejar bus…hampir lengkap deh hahaha
Urusan yg kelihatan remeh, tapi menghasilkan sesuatu yang luar biasa untuk produktifitas & loyalitas.
Berarti karir di bidang SDM masih sangat menjanjikan ya Pak?
Masih banyak perusahaan di Indonesia atau bisa dikatakan sebagaian besar yang masih menganggap fasilitas tersebut lebih kepada cost
padahal jika ditinjau lebih dalam, fasilitas yang dimaksud adalah investasi yang mendukung produktivitas karyawan yang menunjang pencapaian misi perusahaan.
Sekelas perusahaan google yang berbasis kompetensi knowledge dan innovation para karyawannya, pastinya kenyamanan karyawan sebagai bagian dari internal business process yang mendukung learning and growth perusahaan adalah di atas segala2nya…
thanks mas yodhia atas pencerahannya
Mungkin di Indo akan hanya dilakukan oleh beberapa perusahaan, dan yang pasti di industri IT. Sebagai contohnya kantor kaskus….
Kayaknya pola pikir seperti artikel ini masih jauh dari petinggi SDM atau pemilik perusahaan di Indonesia. Mereka masih beranggapan karyawan adalah mesin produksi, bukan aset.
Tetapi begitu karyawan kunci resign, petinggi SDM atau pemilik perusahaan biasanya memberikan tawaran fasilitas dan kompensasi yang lebih. Namun sering hal tsb sudah terlambat karena karyawan yang terlanjur “sakit hati” biasanya memilih keluar meski ditawari perjanjian kerja baru yg mungkin sebetulnya lebih baik daripada yang dia dapat sekarang. Dan yg lebih parah lagi, pasukan “sakit hati” tadi juga mengajak teamnya untuk bergabung kembali di perusahaan yang baru. Kalau sudah seperti itu baru perusahaan nyadar.
tergantung SDM nya juga om, pemerintah kita sudah kasih apa aja tuh ke wakil-wakil rakyat, kinerja juga gitu-gitu aja.
perlu kesadaran pada diri masing-masing.
Idenya sangat bagus, namun penerapan dapat disesuaikan dengan kemampuan.
Barangkali yang perlu di dorong kemauan dari pemilik untuk memberi ruang yang nyaman bagi karyawannya.
Sebagaimana fasilitas yang disampaikan dapat dipertimbangkan usulan teman teman di atas, kerjasama dengan pemilik fitness, memberikan ruang sholat (seperti dirumah yang mengalokasikan ruang khusus dan besarnya bisa disesuaika)dan lain lain yang intinya kenyamanan bagi karyawan akan meningkatkan produktifitas.
Insan Kamila (3) : mungkin kalau pegawai pabrik supaya ndak jenuh karena rutinitas, setiap tiga atau enam bulan sekali diajak rafting, atau outbound di tempat yang dingin, fresh dan alami. Rame-rame. Setelah itu, makan jagung bakar bareng-bareng….
Setahuku justru inovasi terbesar Google dalam pengelolaan SDM bukan pada penyediaan fasilitas tapi lebih pada penyediaan “waktu bebas”, dimana karyawan bebas melakukan apa saja selama itu bukan job desnya
Yang ada di perusahaan kita sudah ada yang seperti itu, antara lain di perusahaan BUMN besar, fasilitas penitipan bayi dan ruang penyusuan(Baby room/Nursery room) dan sarana olah raga lengkap (golf, tenis lapangan, tenis meja dan jenis olah raga lainnya).
Juga home theatre dalam bentuk in focus untuk nonton bareng olah raga dan film tertentu.
Puas deh rasanya bekerja dengan fasilitas seperti ini serta bos2 nya yang peduli kesejahteraan karyawannnya.
Oh, saya tahu beberapa kantor yang menyediakan fasilitas-fasilitas seperti itu di Indonesia.
mantapp,,,
Menurut saya untuk perusahaan di indonesia hanya perlu mencontoh peusahaan luar (misal google) lalu ‘memodifikasi’ untuk diterapkan diperusahaan sesuai dengan kemampuaan perusahaan. Saya pikir perusahaan seperti pertamina bisa menerapkan ini, tinggal kesadaran pimpinan SDM saja untuk mewujudkannya. Karena karyawan adalah aset perusahaan.
salam,
Didin A
Yap untuk Point kedua, tempat olah raga sangat bagus, saya juga heran kenapa ya di jakarta ini ada orang yang bahkan senior dan pimpinan yang merokok di ruang ber AC, Itu sama saja meracuni yang lain, mungkin perlu kesadaran atau disadarkan, Di beri artikel ini saja kali ya 😀
ALhamdulillah di tempat kerja saya point satu sudah ada pak. bahkan perusahaan menyediakan child care sehingga ibu ibu yang bekerja tidak perlu menitipkan anaknya di tempat yang jauh dari tempat bekerja.. bisa bekerja sambil mengawasi anak anaknya. tentunya pada jam yang telah di tentukan. setidaknya ibu tdk khawatir.
Pak Yodhia,
Good artikel, jika ditambah picture mungkin tambah NIKMAT Mimpi kita kerja di Google, thanks
kebetulan di perusahaan saya sudah ada ruang untuk nursery, yoga dan home theater.cuman tinggal fitness aja.tapi sudah di gantikan dengan lapangan bola dengan kulitas rumput mirip old trafford.
Ini lagi nyari pengganti guru yoga, kalo ada yang berminat bisa hubungi saya di yohan@lginnotek.com
Pengelolaan ruang home theater kami peruntukan untuk film dan juga ada absensi. Setelah nonton karyawan diberikan lembar kuisioner dan lembar kesan dan nilai2 dari film, kemudian wajib membuat action plan mengenai rencana tindakan di masa mendatang berdasarkan nilai2 dari film.
Film2 yang telah di pakai : The Secret, Purple Violet ( Woopie Gooldberg), Video Perusahaan (durasi 45 menit berisi tentang potongan2 dari berbagai film untuk mendukung Quotes2 yang ada di sepanjang video)
🙂
fasilitas seperti itu tdk bisa semuanya diterapkan pada semua perusahaan karena perbedaan tipe dan karakteristik pekerjaan, tidak mungkin fasilitas tersebut dipasang pada perusahaan yang menuntut pekerjanya lebih banyak berinteraksi dengan pihak luar/nasabah atau dilapangan, krn jk dipasang akan menyebabkan kary betah dikantor.
beda dgn google yg mayoritas kerjanya berhadapan dengan dunia maya dan inovasi baru, sehingga benar2 dibutuhkan suasana yg merangsang munculnya ide2 baru.
Happy workers is a productive workers. 🙂
Bila saja Ongkos untuk menyediakannya bisa ditolong oleh pihak pemerintahan seperti kemungkinan pengurangan hitungan pembayaran pajak untuk menyediakan fasilitas seperti itu (encouragement for good behaviour u know).
After all, rakyat yang tentram bisa menjadi lebih productive tidak hanya di tempat kerja tetapi juga di luar lingkungan kerja.
Intinya, pemikiran searah untuk kepentingan yang perlu dipentingkan.
boro2 fasilitas….
jdi karyawan tetap aja susahnya minta ampun…walau da kerja bertahun2
maaf perusahaan saya, sangat2 primitif…
Syukurlah, setiap pagi kantor tempat saya kerja (masih) menyediakan segelas teh manis hangat 🙂
wah seru tuh fasilitasnya… untuk nursery room diperusahaan saya blm ada tuh pak… kalo fitness ??? hmmm kira2 bisa diganti dgn fasilitas olahraga lain bekerja sama sport club (bulutangkis, futsal, bowling, voli, tenis dll).. home theater…?? ada juga ruang karaoke diruang rapat yg bisa dialih fungsikan.. tp bagi kita segen untuk nyoba karaoke… soalnya keliatan ekslusif jd kesannya hanya untuk pejabat… tp mungkin bisa diganti dengan fasilitas studio band yg bisa dipake kapan saja oleh karyawan untuk ngetes Vocal atau “VOCAL” hehe…
Enak juga punya perusahaan kaya google….(mimpi itu indah) 🙂
Saya pernah posting tulisan yang terinsprasi dari perusahaan google,
https://blog.raniyulianty.com/2011/09/kreatifitas-di-%E2%80%98perusahaan-kreatif%E2%80%99/
Kalo perusahaan menyediakan semua fasilitas kayak itu…
Karyawan semangat tiap hari…
Google merupakan perusahaan yang kaya dan besar dengan pemasukan yang tinggi.
Kalau dibading dengan perusahaan di negeri kita sangat jauh berbeda tapi ini seharusnya tidak menjadikan halangan untuk perusahaan Indonesia untuk memberikan fasilitas plus2 bagi karyawannya
nice share bapak, sangat motivatif nie tulisan anda.
Semoga ada perubahan besar untuk perusahaan di Indonesia dalam memberi pelayanan khusus bagi karyawannya..
banyak hal yang harus kita pelajari dari bangsa lain
Mas… jelas beda Google dengan perusahaan di negeri ini. Coz perusahaan di negeri ini kebanyakan dimiliki oleh etnis Asia tertentu yang mana mereka punya catatan pelanggaran HAM terburuk dan eksploitasi buruh tersadis didunia.
think about it!
referensi : https://internasional.kompas.com/read/2012/01/27/14135424/Derita.Buruh.China.yang.Memproduksi.iPad
saya ingin tahu sebenarnya management seperti apa sich yang dianut oleh Google corp. dalam mengembangkan potensi para karyawannya???….