Ada sekeping nada kegetiran dalam judul kalimat tulisan kali ini. Hidup pada akhirnya memang selalu menggelinding : kadangkala kepahitan menyergap, meninggalkan duka yang menyelinap.
Sukses barangkali memang sederhana : bagaimana kita bisa memiliki pekerjaan yang mantap secara finansial, punya rumah sendiri yang memadai, dan bisa membiayai anak-anak untuk makan dan sekolah. Syukur bisa punya mobil sekedar dipakai untuk kondangan, pergi ke mal atau liburan ke luar kota.
Motivasi dan petuah-petuah sukses memang akan terasa manis untuk didengar kala kita sudah merasakan kesuksesan itu sendiri.
Namun kala kita tengah terpuruk dalam hidup yang serba pas-pasan, kicauan motivasi sukses itu acapkali terasa seperti ilusi yang perih untuk dirasakan.
Barangkali pada akhirnya, respon kita akan petuah-petuah motivasi sukses itu juga amat tergantung pada mindset yang kita miliki dalam menjalani hidup.
Namun mindset yang “menolak datangnya rezeki” diam-diam sering menyelinap dalam alam bawah sadar kita.
Contohnya begini : saat blog ini membahas tema tentang berapa penghasilan minimal untuk hidup memadai, dan jumlahnya minimal harus 15 juta/bulan; tiba-tiba ada yang komen begini : mas, uang bukan segalanya dalam hidup ini.
Look, kalimat sederhana itu sebenarnya pertanda yang powerful untuk melacak mindset Anda. Melacak alam bawah sadar Anda. And sadly, kalimat itu merepresentasikan gambaran seperti ini : raga Anda seolah-olah sinis terhadap uang.
Dan sejumlah studi empirik tentang sukses menunjukkan, pola kalimat seperti benar-benar akan menjauhkan Anda dari rezeki yang diharapkan. Sebab : what you think is what you get.
Jika yang bilang “uang bukan segala-galanya dalam hidup ini” adalah orang dengan penghasilan 40 juta/bulan, mungkin kalimat itu akan punya makna indah. Namun kalau yang bilang, gajinya masih pas-pasan, ada dua kemungkinan. Pertama : ia mau menyembunyikan kekurangannya. Yang kedua: ia mau menghibur diri. Dua-duanya alasan yang antik.
Poinnya adalah ini : dalam membayangkan rezeki, pikiran kita harus hati-hati. Jangan terlalu sering bergumam, berpikir dalam hati, atau berucap sesuatu yang justru makin menjauhkan Anda dari rezeki yang berkelimpahan.
Sebab hukum tarik menarik hadir disitu. Makin kita menanamkan “rasa sinis” terhadap uang, terhadap kekayaan dan terhadap pesan kesuksesan, maka believe me : hidup kita akan MAKIN dijauhkan dari rezeki yang berkelimpahan.
Oke, mari kita lihat contoh yang lain. Suatu saat, ada tulisan di blog ini yang membahas tentang hitung-hitungan biaya hidup yang makin tinggi karena inflasi; tiba-tiba ada yang berkomentar begini : “Wah rumus perhitungannya bagus. Namun Anda lupa, matematikanya Allah SWT selalu punya jalannya sendiri”.
Komentar yang jenius. Dan segera harus disertai dengan kalimat ini : Anda harus bergerak nyata untuk mengubah nasib hidup Anda (sebab Tuhan tidak akan mengubah nasibmu jika Anda sendiri tidak berubah).
Look. Saya sering membaca komentar di blog ini yang nadanya mirip seperti itu : mari semua kita serahkan nasib kita pada Yang DIATAS (saat dihadapkan pada kondisi keuangan yang kian bikin kepala pening).
Namun yang bahaya ini : Anda pasrah pada Yang Maha Memberi Rezeki, tapi Anda TIDAK BERBUAT PERUBAHAN APAPUN untuk membuat nasib hidup Anda lebih baik.
Sebab, melakukan hal yang sama berulang-ulang setiap hari, sambil berharap agar kondisi keuangan keluarga makin membaik adalah ILUSI.
Dan kian menggelikan, ketika ketidak-berdayaan untuk merubah nasib itu disembunyikan dibalik kalimat indah nan sakti : matematikanya Allah SWT selalu punya jalannya sendiri mas.
Mungkin respon komentar yang lebih baik, yang lebih menunjukkan mindset positive adalah seperti ini : “Harga rumah memang makin tinggi mas. Namun saya yakin jalan rezeki sudah diatur YANG DIATAS. Dan untuk menjemput rezeki itu, bismillah, mulai bulan depan saya akan melakukan perubahan nyata dan signifikan dalam kehidupan dan pekerjaan saya”.
Kalimat positive seperti diatas mungkin merefleksikan mindset yang lebih terbuka terhadap tantangan hidup. Dengan spirit mindset seperti itu, judul tulisan ini mungkin bisa kita ubah menjadi :
Saya yakin hidup ini jauh lebih indah dibanding omongannya Mario Teguh.
Salam super dari saya. Super Ramadhan. Super Barokah.
Download buku bagus tentang PASSION disini.
Hal sama dan berulangpun bisa memberikan hasil berbeda karena waktu yang berbeda lho pak. Waktu tidak akan pernah sama.
Setuju Pak…
Ini emang udah HUKUM ALAM pak..?
Tung Desem Waringin juga pernah bilang Rahasia ini.
Kata Kata yg kita Keluarkan dari Lidah adalah Hidup dan Mati kita.
Bila kita bilang MATI maka kita akan Mati
Bila kita bilang KAYA maka kita akan KAYA
Bila kita bilang SULIT maka kita akan SULIT
Mulut kita yg cuma 1 ngga akan haram kalau hanya memakan makanan haram, karena semuanya juga akan keluar melalui kotoran,
Tapi, Kata kata yg Keluar dari Mulut itulah yg bisa membunuh kita dan menajiskan orang lain.
Bagaimana menurut pak Yodhia. Benarkan..?!
Terima kasih Pak Yodhia untuk tulisan yang selalu menarik untuk dibaca di awal minggu seperti ini untuk semakin memotivasi semnagat kerja.
Sebagai praktisi ‘project management’ dan ‘process improvement’, saya setuju bahwa kita harus selalu melakukan ‘continuous improvement’.
Kalau boleh ‘sharing’ sedikit, untuk melakukan ‘improvement’ biasanya kita harus melakukan analisa, yang salah satunya bisa berupa Fishbone Analysis. Komponen yang dianalisa adalah 6M:
1. (Machine (technology)
2. Method (process)
3. Material (Includes Raw Material, Consumables and Information.)
4. Man Power (physical work) / Mind Power (brain work)
5. Measurement (Inspection)
6. Milieu/Mother Nature (Environment)
Jadi mungkin saja di satu ‘waktu’ terdapat ‘improvement’ yang disebabkan perbedaan ‘waktu’..
Misalnya, penjualan di suatu rumah makan meningkat minggu lalu ‘waktu’ turun hujan (karena lokasi rumah makan cukup dekat dengan perkantoran sehingga orang-orang ‘malas’ untuk pergi jauh untuk cari makan siang-nya).
Itu berarti root cause dari improvement tersebut adalah dari Mother Nature (Environment) yang di luar kendali kita.
Nah, tentunya kita menginginkan perubahan terus menerus ke arah yang lebih baik dan tidak hanya berharap ‘improvement’ hanya secara ‘sporadic’ dari Mother Nature.
Kita dikarunia akal pikiran untuk bisa mencari potensi-potensi ‘improvement’ lainnya..
Have a great weekdays teman2
Selamat pagi pak yodh…
Alhamdulillah masih diberikan kesempatan membaca artikel blog bapak yang segar ini..
Mungkin saya termasuk orang bapak anggap nggak optimis terhadap tulisan bapak terkait standart gaji minimal 40 juta dijakarta untuk hidup layak …
karena berkomentar menyerahkan pada yg diatas/matematika Allah hitunganya beda… dan saya merasakan sendiri matematika Allah memang luar biasa
saya melihat ortu saya, yg hanya seorang guru SD didaerah terpencil (dulu belum ada sertifikasi guru seperti sekarang,,atau pendapatan dari les)
kalo dihitung matematika,,gajinya nggak akan cukup membiaya kuliah 4 anaknya sekaligus (umur kami selisih 2 tahunan)..
dan kami bisa melaluinya dengan bahagia dan indah.. dan dulu kami belum mengenal mario teguh.. dan sekali lagi kami percaya…
kebahagian terletak pada keberkahan harta,bukan banyak sedikitnya harta .. dan tentu harta yang berkah dan lebih banyak itu lebih baik….
Salam hangat pak yodh… hidup itu akan terasa indah bila hati kita penuh dengan rasa syukur… matur sembah nuwun…
Bung Yodya……
memang Allah SWT sudah menentukan takdir kita,,,,tapi
Kita bisa kok memilihnya 🙂 it means kalo kita g move on ya g bakalan dapat apa2 selain kerugian (quotes by Quraisy Shihab)
sepakat dengan jalan pikirannya Pak
great breakfast 4 today
Keluarga besar yang sakinah yang memberikan pengorbanan untuk keluarga lainnya. Sedekah, Syukur & Ikhtiar. InsyaAllah memperlancar rejeki. Terimakasih Pak Yodh.
sharing sedikit……..th 1997 gaji saya 700rb thp…..skrng alhamdulillah sudah berlipat dr standard pak yodya
Dalam perjalanan…..butuh kerja keras dan ikhlas krn semua ada waktunya……Gusti Allah ngak tidur
Saat ini saya penuh syukur atas pencapain ini…….jgn lupa doa orangtua mustajab. ..sharing lah perjalanan hidup dengan mereka…semoga keberkahan atas kita semua
Artikel yang menarik pak …….
Namun semuanya tergantung bagaimana kita menarik informasi untuk menjadi persepsi kita …..
Walhasil, info bisa menjadi cibiran, intropeksi diri atau bahkan memotivasi …. betul pak?
Hal-hal seperti ini akan sangat menarik dibahas. relatifitas menjadi kunci dari beberapa hal yang disampaikan. perlu dibelah pada sudut pandang apa saatnya menyampaikan hal-hal yang cukup sensitive ini.
tapi melihat secara keseluruhan, tulisan Pak Yodhia memang keren.
Salam super!
Terima Kasih Pak Yodha,
Tulisannya selalu memberi perspektif baru bagi saya, membuka wawasan saya agar lebih kritis dalam menghadapi hidup
hidup adalah petualangan,
jika kita tidak siap berpetualang ya … jangan hidup
bukan hanya semangat untuk maju yang harus diperlukan tapi juga
harus ada komitmen dan tujuan yang jelas kenapa kita harus hidup
dengan itu kita akan senantiasa haus akan tantangan2 hidup
dan senantiasa bersyukur atas apa yang di dapat
Saya ingat tulisan Mas Yodh beberapa tahun lalu yang membahas bahwa gaji layak untuk saat ini adalah 15 juta/ bulan.
Saya sempat membahas dengan beberapa rekan kerja waktu itu, tentunya dengan berbagai tanggapan baik yg optimis maupun pesimis.
Saya termasuk yang optimis bahwa suatu saat saya harus mencapai angka segitu dan alhamdulillah sekarang malah saya mendapat lebih dari itu.
Apakah ini karena berkat kerja keras saya..?? saya pikir bukan karena banyak yg bekerja lebih keras dari saya dan hanya segitu-gitu aja.
Apakah karena doa..?? Namun yang saya yakini bahwa semua ini sudah diatur oleh Yang Maha Mengatur segalanya, karena saya yakin bahwa kami ini makhluk yg lemah yg tiada daya dan upaya tanpa pertolongan dari Dia.
SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA BAGI YANG MENJALANKANNYA…
Setuju sekali Pa Yodhia..
1. Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak mau berusaha mengubahnya.
2. Pengertian dari PASRAH sebenarnya adalah, setelah semua IKHTIAR dan DOA yang kita lakukan sudah MAKSIMAL, barulah PASRAH itu muncul.
Dan Pasrah ini berarti juga YAKIN bahwa TUhan itu Maha ADIL, Maha Melihat, dan Maha Mendengar.
SEtelah kita melakukan semua kewajiban sebagai manusia (berusaha dan berdoa), maka TUhan PASTI memberikan SOLUSI dan HASIL TERBAIKnya.
Salam Semangat..
sependapat sekali, all of it. mindset-mindset positif macam ini sudah seharusnya disebarkan ke seluruh penjuru negri, mungkin hanya 1 dari 100 atau malah 1000 atau lebih yang punya mindset positif tentang uang, tentang rizki, tentang hidup.
Salam Pak Yodia,
Terima kasih atas sharing nya yang bagus dan inspirasional. Saya sangat di berkati oleh tulisan ini dan menangkap pesan yang sangat baik.
Buat saya, seperti yang di ajarkan oleh agama saya bahwa “Iman tanpa perbuatan adalah nol/mati”.
Betul bahwa rejeki kita sudah diatur oleh Tuhan YME, tapi sebagai manusia sudah kewajiban kita untuk menggunakan tangan kaki dan akal pikiran kita untuk bekerja dan berusaha, yang salah menurut saya adalah jika kita bekerja membabi buta bagai hamba uang.
Terima Kasih dan Selamat Menunaikan ibadah Puasa buat yang merayakan…
Setidaknya ketika pikiran mulai penat, membaca atau menonton buku/tayangan motivasi bisa memberikan sedikit pencerahan…termasuk dg membaca blog bapak ini 🙂
Penghasilan yg kita dapat jika kita pandai dalam mengelolanya tentu akan terasa indah dan berkah untuk kita sendiri.
yang terpenting pengeluaran tidak melebihi pendapatan. Dan setiap bulan kita bisa menabung atau berinvestasi dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan kita.
Karena ada orang yang mampu untuk hidup layak dengan sederhana, dengan tinggal dirumah yang sederhana (type 21 – type 45).
Tapi ada juga orang yang tinggal di rumah type 90an namun setiap bulan dikejar2 utang kartu kredit.
Naah sekarang tinggal kita mau memilih yang mana… tapi yang lebih afdhol lagi jika kita mampu hidup serba melimpah tapi penghasilannya jauh melebihi pengeluaran.. dan yang penting hidup kita dapat memberi manfaat untuk orang lain…
Salam Sukses dan terima kasih ya pak Yodhia
Afrid (2) dan Endro (9) : ya sepakat dengan komentar Anda.
What u think is what u get.
Persepsi atas kenyataan lebih penting dibanding kenyataan itu sendiri 🙂
“Harga rumah memang makin tinggi mas. Namun saya yakin jalan rezeki sudah diatur YANG DIATAS. Dan untuk menjemput rezeki itu, bismillah, SESEGERA MUNGKIN saya akan melakukan perubahan nyata dan signifikan dalam kehidupan dan pekerjaan saya”
Terima kasih banyak, Pak Yodhia
mau sharing saja dengan teman2 disini. saya setuju betul dengan respon mengenai mind-set awal kita mengenai uang.
bbrp tahun yang lalu saya sering berklise bahwa uang bukan segalanya. bahasa lainnya adalah kalo bahagia ga harus pake uang, kalo mau sehat ga harus mahal.
pada dasarnya semua bermuara pada kondisi kita, bahwa kita benar2 ingin uang banyak TAPI setiap memulai kita mencoba menerima dengan membuat statement bahwa uang TIDAK USAH DI KEJAR…karena bla bla bla semua ga butuh uang…INI JADI KENYATAAN…boro2 nyicil hp, bayar listrik aja jantung berdegup karena telat 2 hari bakal di putus (bayangin)
kemuadian saya menonton the secret, ini film dokumentar yg bahas ttg mindset ini…beberapa saya praktekin, terutama tentang afirmasi ttg uang, maunya gmn? sbrp besar ?
hasilnya…bbrp tahun kemudian, dengan doa dan usaha, semuanya berjalan sesuai dengan impian…dan yang paling penting, adalah MEMBERI MANFAAT BAGI ORANG LAIN…dan terbukti berulang-ulang saya melakukan infaq/sodaqoh, bbrp hari kemudian, semua itu kembali ke saya dengan jumlah 10x lipat.
Menurut agama saya, jika Allah memberi hambanya rizki, ada hak orang lain disana, bila kita menyalurkannya dan melebihinya, Allah tidak diam…artinya kita orang yg pantas diberikan banyak rizki.
lalu timbul pertanyaan : gimana kalo pedagang obat narkoba / nipu, ga pernah ibadah mrk kaya raya dan banyak duit ? percayalah, kekayaan mereka SEMU, tidak bermakna dan penuh kecemasan, karena sewaktu2 bisa di ambil polisi, di rampok musuhnya dsb…
jadi intinya kalo mau kaya :
1. Memberi lebih kepada orang yg MEMBUTUHKAN niat karena Allah
2. Usaha dan bermimpi
3. Malu pada malas dan jangan malu pada menerima uang.
gitu aja…
Filosofi DUIT…Doa Usaha Ikhtiar
T a w a k a l….
Allah SWT maha Kaya…tenang aja bro…
Lumayan mas buat refreshing ditengah hidup yang tidak mudah ini. Paling tidak masih ada suara-suara positif dari pak Mario Teguh.
Dan Mario Teguh pun menjawab : —–“Tidak mengapa engkau mengatakan bahwa hidup ini tak semudah yang kukatakan.
Tapi, berhati-hatilah saat engkau mengeluh ‘sulit’, karena ada orang yang mampu melakukannya dengan mudah.
Bukankah banyak orang yang tak sepandai dirimu, dan yang tadinya lebih miskin daripadamu, tapi sekarang lebih berhasil daripadamu?
Apakah itu karena engkau lebih banyak mengeluh, dan mereka lebih banyak bertindak?
Sudahlah, aku juga tahu hidup ini sulit.
Tidak ada baiknya pamer bahwa engkau menderita dalam kesulitanmu.
Yuk, sini, berdirilah gagah di sebelahku. Kita jalan sama-sama dalam persahabatan yang saling menguatkan.
You can do it man!
You are my friend. Engkau ada dalam tanggung-jawabku juga.
Walk with me!”—–
Mario Teguh –
intinya, apapun itu jangan pernah ada kata mengeluh. sifat manusiawi yang itu perlu dikurangi.
setidaknya ada 2 pepatah yang selalu saya ingat jika lagi ngomongin soal uang.
“Jika kamu terlahir miskin itu nasib, namun jika kamu mati sebagai orang miskin itu adalah kebodohan”
(milyuner Amerika yg saya lupa namanya)
“Gila itu adalah ketika kita mengharapkan sesuatu yang lebih, tapi masih melakukan hal yang sama tiap harinya”
(Albert Einstein)
Makin menambah semangat setelah membaca tulisan ini.
Salam Super
Mari berdoa dan berusaha….
“doa dan ikhtiar” merupakan “satu paket yg tidak bisa dipisahkan” jika kita ingin mdapatkan sesuatu yang “lebih”
Salam Lemper , The Gendeng Ways….. Cak Lontong said
Ditunggu artikel-artikel menarik lainnya, mas, yang tentunya tidak usah menyebut nama untuk hal-hal yang mempunyai aura negatif seperti di artikel kali ini.
Saya perhatikan akhir-akhir ini Bang Yodhia banyak menuliskan artikel yg didasari pada NLP.
Apakah benar? Kalau iya, bagaimana kalau langsung saja Bang Yodh mengupas NLP nya, saya pikir itu akan sangat menarik. Terima kasih 🙂
ada yang pernah berkata:
1. beribadahlah seolah olah kamu akan mati esok hari, dan
2. berusahalah di dunia ini seolah olah kamu akan hidup lebih dari seribu tahun lagi
Thanks Pak Yod.. Pencerahannya 🙂
Setuju sekali mas dengan kalimat di akhir tulisan ini.
Menjadi pengingat agar dapat menjaga perkataan selalu dan senantiasa positif, agar kehidupan menjadi semakin positif, rezeki semakin melimpah, berkahNYA semakin menggelegar, dan luar biasa dahsyat.
forum diskusi yang menarik, jadi tambahan energi buat hidup yang lebih baik dan berkualitas
Kalau di baca oleh Pak Mario ini tentu menjadi topik motivasi selanjutnya, tulisan yg berkenan mas Yodhia, salam duper super 🙂
tergantung sudut pandang
salam super
mantapss artikelnya nih ..
memang uang bukan segalanya, tapi uang bisa bikin hidup lebih hidup.
Hidup bukan hanya car makan, tapi cari makan untuk hidup.
salam 🙂
Smua hal yang di katakan di atas hanya sebuah motivasi saja dan penyalahan terhadap kata2 mario teguh, namun ada benarnya tapi ada salahnya juga…
Semua dri pribadi masing2, walaupun malaikat yang datang. Klu tetap seperti itu ya sama saja, Mario Teguh atau siapa saja yang penting menjurus kebaikan,ya tetap ku terima dgn senang hati,jgn ada sikap iri dri ketenaran seseorang..,berdoa dan berusaha dgn kegiatan2 positif itu lebih bermanfaat
Hidup ini tidak akan indah kalau kita sendiri tidak membuatnya menjadi indah. bagaimana caranya? mari kita mulai dari membaca blognya Bung Yodhia 😀
Sepakat, namun akan lebih baik jika kita dapat memahami bagaimana cara Allah Memberi Kita Rezeki
Ada kalanya kita seringkali merasakan sempitnya jalan mencari rezeki dan lebih banyak hanya menunggu rezeki dibandingkan berikhtiar maksimal? ketahuilah menjemput rezeki Allah SWT adalah kewajiban setiap mahluk.
Diterangkan dalam Al-Qur’an, ada 4 cara Allah SWT memberi rezeki kepada makhluk-Nya:
1.Tingkat rezeki pertama, yaitu yang dijamin oleh Allah
“Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yg bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya.”(QS. Hud: 6). Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah.
2.Tingkat rezeki kedua, yaitu yang didapat sesuai dengan apa yang diusahakan
“Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya” (QS. An-Najm: 39).
Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Jika ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Tidak pandang dia itu muslim atau kafir.
3.Tingkat rezeki ketiga, yaitu rezeki lebih bagi orang-orang yang pandai bersyukur
“… Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Inilah rezeki yang disayang Allah. Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yg dapat hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.
4.Tingkat rezeki keempat, yaitu rezeki istimewa dari arah yang tidak disangka-sangka bagi orang-orang yang bertakwa dan bertawakal pada Allah SWT
“…. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS.Ath-Thalaq:2-3)
Peringkat rezeki yang ke empat ini adalah rezeki yang istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Rezeki ini akan Allah berikan dari arah yang tidak disangka-sangka. Mungkin disaat seseorang berada dalam kondisi sangat sangat membutuhkan. Atau bisa juga datang disaat .
Rezeki ini akan diberikan Allah kepada hamba-Nya yang bertakwa. Allah SWT berikan rezeki ini karena kecintaan Allah SWT kepadanya.
Jadi, marilah senantiasa meningkatkan iman dan takwa serta ibadah kita kepada Allah SWT.
Insya Allah, berbagai kebaikan akan mengalir sejalan dengan usaha kita untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya.
Diantaranya ketenangan hidup dan keberkahan rezeki. Aamin…