Serangan hoax dan cyber crime. Inilah mungkin dua jenis ancaman yang paling kelam dalam jagat cyber space kita.
Cyber crime mungkin lebih berorientasi pada nafsu mengumpulkan uang dalam skala masif dengan jalan yang tidak barokah. Mediumnya adalah melalui jalur maya.
Sementara serangan hoax bisa lebih muram impaknya : publik jadi bingung mana informasi yang benar, mana yang palsu dan sarat fitnah. Ujungnya persatuan dan kohesivitas publik bisa pecah berkeping-keping.
Apa yang harus dilakukan agar lansekap cyber space kita menjadi lebih bersih dari serangan hoax dan cyber crime?
HOAX ATTACK
Mari kita ulas terlebih dulu tentang hoax (atau informasi palsu yang tidak berbasis data atau fakta yang akurat, dan kadang juga memuat elemen fitnah didalamnya).
Paradoks kelam di era ledakan digital ini adalah : betapa mudahnya hoax atau informasi palsu menyebar karena ledakan pengguna social media seperti Facebook dan Whats App.
Dalam konteks itu, media seperti Facebook dan Grup2 WA berubah menjadi “medium amplifikasi” untuk menyebarkan berita-berita hoax secara masif, dan acap sukses menjadi viral yang gemilang.
Klik gambar untuk akses free KPI software.
Kenapa berita hoax mudah menyebar dalam cyber space kita?
Pertama : mungkin karena daya literasi masyarakat kita yang masih buruk. Peringkat minat membaca buku-buku ilmiah berkualitas negeri ini tergolong paling rendah di dunia, sejajar dengan negara seperti Somalia dan Zimbabwe. Sad but true.
Dan studi menunjukkan : dalam masyarakat yang malas membaca buku-buku ilmiah, maka berita palsu akan lebih mudah menyebar.
Alasan kedua : berita hoax acap mengandung unsur sensasional dan elemen negatif.
Nah, penelitian tentang Viral Science menunjukkan sesuatu yang bersifat sensasional dan mengandung elemen negatif plus penuh emosi, memang ternyata lebih mudah menyebar jadi viral – dibanding berita yang bersifat netral.
Itulah kenapa berita hoax mudah menyebar via grup-grup WA. Dan sedihnya, kadang WA keluarga kita sendiri yang bersemangat menyebar informasi hoax itu. Doh.
(Atau jangan-jangan Anda sendiri yang hobi share berita ndak jelas di grup WA yang Anda ikuti?)
Akibat berita hoax sangat kelam : masyarakat dipenuhi informasi palsu yang tidak berdasar fakta, dan lalu bisa memecah belah persaudaraan.
Akibat lain : masyarakat bisa melakukan tindakan yang agak konyol. Misal informasi tak berdasar fakta ilmiah tentang vaksin, menyebar jadi viral. Akibatnya sebagian masyakarat enggan melakukan vaksinasi anaknya. Ujungnya bisa petaka : wabah penyakit kelak akan menghantui jutaan anak-anak kecil kita.
CYBERCRIME ATTACK
Cyber crime barangkali lebih berorientasi melakukan tindakan kriminal mencuri uang via digital gadgets.
Bentuk cybercrime bisa berupa : pencurian data-data kartu kredit, langsung mencuri uang di bank via digital media, mengkunci akses data internal, dan lalu minta tebusan uang untuk membukanya, hingga penipuan jual beli online (minta ditransfer tapi barangnya tidak dikirim). Yang terakhir ini cukup marak sejalan dengan meledaknya online shop.
Pertumbuhan digital economy dan ecommerce bisa menemui jalan terjal jika serangan cyber crime ini tak bisa dipatahkan.
Pada sisi lain, ke depan tren penggunaan digital payment melalui hape juga akan kian meluas. Uang fisik akan pelan-pelan ditinggalkan diganti dengan uang elektronik di hape.
Bayangkan apa yang akan terjadi jika mendadak saldo uang elektronik kita di hape ternyata sukses dicuri oleh cyber-criminals.
Kampanye digital payment mungkin bisa terhambat jika ada sejumlah kasus tentang cyber-crime yang sukses mencuri uang digital yang kita miliki.
DEMIKIANLAH sekilas mengenai dua jenis serangan yang mungkin paling kelam dalam jagat maya Indonesia, yakni hoax attack dan cybercrime attack.
Untuk merespon dua jenis serangan cyber itu; dan juga untuk memperkuat level kemanan siber nasional, pihak pemerintah sendiri telah resmi mendirikan badan baru bernama Badan Siber dan Sandi Negara (atau BSSN).
BSSN sendiri merupakan gabungan dari dua lembaga lama yakni Lembaga Sandi Negara (para ahli Crypto Indonesia berkumpul dan bekerjanya di lembaga ini) dan beberapa bidang di Kementerian Kominfo.
Dua diantara beragam tugas berat yang menanti BSSN ini adalah dua hal yang sudah kita ulas diatas : yakni bagaimana meredakan informasi hoax yang rasanya makin masif beredar, apalagi menjelang Pilkada; dan juga bagaimana menahan serangan cyber-crime di bumi Nusantara.
Untuk meredakan penyebaran berita hoax, mungkin ada beberapa langkah yang bisa diusulkan dan kelak dilakukan oleh BSSN.
Yang pertama barangkali harus lebih banyak lagi edukasi ke publik tentang pentingnya Digital Literacy : atau kesadaran publik untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang sumir, sensasional, namun tidak didukung oleh fakta yang akurat. Dan juga mengajak publik untuk tidak mudah SHARE berita-berita yang belum jelas akurasinya.
Konten edukasi ini haruslah bersifat super kreatif dan bisa memicu viral. Kadang banyak kampanye publik yang bagus (misal kesadaran untuk tidak merokok) gagal karena gaya edukasinya tidak kreatif dan tidak membekas di hati Generasi Kids Jaman Now.
Kampanye Digital Literacy akan sukses jika dikemas secara inovatif dan dirancang untuk menjadi viral (dengan memanfaatkan Youtube, Facebook, dan Grup2 WA).
Langkah kedua untuk secara proaktif merespon maraknya informasi palsu di jagat maya adalah ini : BSSN perlu merangkul para influencers di berbagai channel social media, dan menjadikan mereka sebagai ambassador tentang pentingnya Digital Literacy.
Banyak influencers di Instagram, Facebook dan Youtube yang punya jutaan followers, dan mereka bisa diajak untuk membangun kesadaran tentang cara menumbuhkan trust dan accuracy dalam cyberspace.
Langkah terakhir untuk meredakan berita palsu yang acap sarat fitnah adalah : rajin blusukan ke banyak grup WA. Diantara media sosial yang ada, sejatinya Grup-grup WA yang paling ngeri dalam menyebarkan hoax (dibanding Twitter atau Facebook).
Untuk meng-counter informasi hoax negatif yang acap beredar di ribuan grup WA, maka harus ada yang gigih blusukan didalamnya dan kemudian meluruskan berita berdasar data dan fakta yang akurat. Agar menarik, pelurusan berita ini mesti disertai gambar yang menarik seperti meme, atau infografis yang kaya data.
Demikianlah sekilas uraian tentang bahaya kelam serangan hoax dan cyber-crime dalam jagat maya Nusantara; serta juga usulan tentang bagaimana meng-counter peredaran informasi palsu yang makin menyeruak.
Kehidupan kita di masa depan akan makin mengarah ke dunia digital.
Harapannya kita semua bisa menjadikan jagat digital ini menjadi dunia yang sehat, bertumbuh, dan memberikan impak positif bagi peradaban yang kita naungi.
Ternyata budaya membaca kita sangat rendah, pantesan mudah terhasut hoax…
Berdasarkan studi Most Littered Nation In the Word yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca,
Yuk, bersama-sama kita bangun budaya literasi, kita mulai dari diri kita dan keluarga kita.
Agar bisa berlaku bijak terhadap berita dan informasi yang kita terima.
Artikel yang inspiratif …
Ada pandangan lain, bagaimana jika Hoax dan CyberCrime itu dilakukan Pemerintah? Abuse of power ada potensi, everything can happen.
Jika ini terjadi, tk ad yg sanggup melawan nya. Penguasa punya Dana, Statistik, Intelejen, media dll. Menurut Prof. Rocky Gerung, Hoax terbaik adalah buatan penguasa.
BSSN diawal peresmian kepala nya udah bikin gaduh dg tagline Hoax Membangun nya.
Soal Cybercrime menurut saya, TNI lebih mumpuni. Militer telah memiliki divisi2 Cyber , Ada Satsiber TNI dan unit Cyber tiap Intelejen. Meski tupoksi nya lebih High level, peran nya dpt pula membantu ketahanan CyberWorld Nasional..
Setuju, tingkat literasi dan tabbayun (cek ricek) publik wajib digalakan terus..
artikel yang mantap. Memang benar cara menalangi hoax salah satunya dengan meningkatkan literasi dan sadar diri.
Untuk itu sebagai bahan infrmasi untuk beberapa hal bisa di lihat di http://www.kakkoiinews.com
saya sering jadi polisi di grup2 WA… jika ada berita yang beredar mengandung HOAX, cuma lama lama saya capek juga 🙁
Kalah… hampir tiap hari ada.. sementara waktu saya lama-lama habis untuk bikin counter 🙁
akhirnay grup-grup di WA saya yang lalulintasnya padat SAYA HIDDEN dan SAYA SILENT ….
dan terteramlah hidup saya 😀
Kabarnya ada hoax yang membangun, itu bagaimana Bang? 🙂
Terus belajar, by data dan ndak hanya ikut-ikutan latah.
Terima kasih, tulisan yang menginspirasi.
untuk informasi akuntansi tanpa Hoax, langsung saja merapat ke : https://manajemenkeuangan.net/
Pemerintah bisa gandeng agensi lokal / digital agensi untuk campaign mengcounter hoax ini
tenang saja, pemerintah saat ini banyak mengirimkan mahasiswa melalui beasiswa tujuan nya untuk merubah pola pikir….
Dengan tahu kehidupan luar negeri maka akanterbuka pemikiran generasi mendatang….
Sttt.Jangan lupa Ngopii…..
Bahayanya lebih mengancam dari pada devide et impera !!!
Dunia digital membuat penyebaran informasi seperti tanpa batas.
Sayangnya, berita hoax paling cepat tersebar. Kalah dengan penyebaran berita benar.
Setuju.. semua berawal dari diri sendiri. Sering-sering membaca dari portal informasi terpercaya ?
Ngeri-ngeri sedep bahahasanya..
Keren suhu
Salam
https://seragamnettv.com