Aplikasi Moka dan Upaya Mendorong Gerakan Cashless Society di Indonesia

Artikel ini merupakan kontribusi dari Aplikasi Kasir Terkemuka Indonesia – MOKA.

Satu dari banyaknya bentuk teknologi yang dapat membantu para pelaku bisnis dalam hal efisiensi bisnisnya adalah point of sales atau yang biasa disebut aplikasi kasir. Moka, startup penyedia layanan point-of-sale (POS) berbasis digital mencatat beberapa poin penting pencapaian di tahun 2018.

Dikenal dengan istilah awam sebagai sistem kasir digital, Moka terus meningkatkan posisinya untuk menjadi lebih dari sekedar sistem POS. Aspirasinya adalah menjadi ekosistem menyeluruh yang dapat mendukung kelancaran bisnis dari UKM hingga bisnis dengan skala yang lebih besar.

Dengan bertambahnya jumlah fitur di sepanjang tahun 2018, Moka kini telah dipercaya oleh lebih dari 12.000 merchant yang tersebar di 200 Kota dan Kabupaten di Indonesia, termasuk menjangkau merchant ritel dan jasa di Papua.

Ribuan merchant yang berlangganan setiap bulannya ini terbagi menjadi tiga lini bisnis utama yaitu F&B dengan persentase 64%, ritel 22%, dan bidang jasa 14%. Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah merchant aktif Moka bertambah sebanyak 60,5% dengan peningkatan transaksi sebesar 172,5% hingga mencapai nominal lebih dari 8,5 Triliun Rupiah.

Dengan visinya menjadi ekosistem menyeluruh bagi bisnis, Moka menyediakan solusi operasional yang dapat memudahkan merchant dalam berbisnis.

Solusi tersebut meliputi integrasi dengan mobile payment (Moka Mobile Payment), penyaluran modal melalui kerja sama dengan P2P lender (Moka Capital), serta penyediaan akses ke aplikasi lain yang dibutuhkan oleh bisnis (Moka App Marketplace).

Menjadi POS pertama di Indonesia yang mendukung gerakan transaksi non-tunai bagi merchant offline, Moka kini telah terintegrasi dengan OVO, TCASH, Dana, Kredivo, serta Akulaku sehingga dapat menghubungkan jutaan pengguna mobile payment dengan merchant Moka.

Selain itu, sejak Juli 2018, Moka Capital telah membantu para pelaku usaha untuk memperluas skala bisnis mereka dengan menyalurkan lebih dari 10 Milyar Rupiah untuk peminjaman modal UKM hanya dalam waktu setengah tahun. Dengan semangat kolaborasi bersama partner dari berbagai industri, Moka akan terus memberikan one-stop solutions bagi merchant dalam menjalankan bisnisnya sehari-hari.

Pada sisi lain, selama tahun 2018 telah banyak proses perubahan Moka dari sistem kasir menjadi sebuah ekosistem yang berkelanjutan.

Moka terus bergerak dari sekadar aplikasi kasir yang membantu mengelola 12.500 bisnis di Indonesia, menjadi sebuah basis yang kokoh untuk menyimpan data penting untuk keberlangsungan bisnisnya untuk jangka waktu panjang.

Untuk menciptakan basis tersebut, Moka telah menciptakan berbagai inovasi, terobosan produk, dan melanggengkan visi pemerintah untuk mewujudkan cashless society. Ketiga hal ini didukung pula dengan sejumlah kegiatan menarik yang diselenggarakan untuk menjadi sumber inspirasi bagi para pebisnis dan terus memperbaiki strategi bisnisnya di tahun 2019.

Salah satu bentuk dukungan Moka terhadap gerakan cashless society adalah dengan go digital. Ini melibatkan kerjasama yang dibangun Moka dengan mobile payment partner seperti OVO dan T-Cash. Di tahun ini, setidaknya sudah tercatat 250 ribu transaksi yang dilakukan melalui pembayaran mobile.

Sementara itu, jumlah volume transaksi pembayaran mobile mencapai angka 10 miliar rupiah. Agenda pemerintah untuk menuju gagasan masyarakat non-tunai ini tentu senada dengan tujuan Moka untuk membantu pebisnis menyimpan data penjualan dengan lebih aman dan terukur.

Klik LINK INI untuk menjajal kecanggihan aplikasi kasih MOKA.

13 comments on “Aplikasi Moka dan Upaya Mendorong Gerakan Cashless Society di Indonesia
  1. Senin pagi mampir ke selalu ada yang beru, ini salah satunya.

    sepertinya cocok dan pas banget untuk bisnis era digital ini.

    Apalagi bila bisnisnya sudah menerapkan SOP+Accounting Tools yang powerful, makiin cetar membahana deh!

    Maturnuwun

    https://manajemenkeuangan.net | Accounting Tools+SOP Finance |

  2. Entah kenapa bang Yodh artikelnya sekarang mulai ke arah digital payment. Dapat sponsor ya bang.
    Coba dong sekali-kali bahas efek samping digital payment, seperti hilangnya mata uang resmi dan sebagainya.

    • Mata uang resmi ga mungkin ganti/hilang, dalam hal ini rupiah. Kalau uang kertas bakalan hilang dengan digantikan e-money & sejenisnya, itu baru memungkinkan.

    • mungkin efek sampingnya bagi para pengemplang pajak tidak bisa sembunyi lagi karena di era cashless, transaksi keuangan lebih mudah termonitor oleh petugas pajak.

      • Bisa jadi cashless malah membuat bubble mata uang. Biasanya Mo bisa dideteksi M1 sampai M3 tidak terdeteksi karena berbentuk giral dan bit di pembukuan bank. Maka dengan M4 digital money bukan tidak mungkin akan terjadi bubble, ekonomi semu, dan hacker emoney

Comments are closed.