Probabilitas dan Peluang Orang Super Miskin Jadi Orang Super Kaya

Ya, berapa probabilitas secara statistik dan peluang orang yang super duper miskin untuk menjadi orang super duper kaya?

Jawaban dari pertanyaan diatas mungkin bisa memberikan motivasi dan pencerahan bagi Anda yang sekarang merasa gajinya masih kurang, dan karena itu masih belum sanggup beli rumah sendiri.

Sebuah studi fenomenal yang telah dilakukan Profesor Raj Chetty (pakar ekonomi brilian dari Harvard University), telah menemukan jawabannya.

Mari kita ulas dengan renyah implikasinya bagi Anda – agar kelak Anda bisa menjadi kaya dan barokah.

Dalam groundbreaking study yang melibatkan jutaan data point di berbagai negara, Profesor Raj Chetty menelisik berapa persen kemungkinan orang yang saat lahir dalam kondisi super miskin akan menjadi super kaya saat dewasa.

Kondisi miskin maksudnya adalah mereka yang berada pada bottom 5% atau posisi paling miskin dalam sebuah masyarakat atau populasi sebuah negara.

Kondisi super kaya artinya mereka menjadi top 5% orang paling kaya dalam negara tersebut.

Jadi berapa peluang orang yang lahir dalam keadaan nestapa (bottom 5% dalam lingkungannya) dan kemudian saat dewasa menjadi top 5% orang terkaya di lingkungannya?

Berikut temuan dalam riset Profesor Raj Chetty.

Di Amerika Serikat, peluang orang super miskin untuk menjadi super kaya adalah 7,5%.
Di Inggris, peluangnya 9%.
Denmark sedikit lebih tinggi, yakni 11,7%.
Peluang orang miskin Kanada untuk jadi kaya raya adalah yang tertinggi : 13,5%.

Dari data diatas maka dapat dilihat : peluang orang super miskin untuk jadi orang super kaya memang tidak terlalu tinggi, yakni rata-rata antara 7% – 13%.

Namun ingat angka itu adalah perubahan dari kondisi super miskin menjadi super kaya. Jadi perubahan yang cukup ekstrem.

Kalau dari kondisi lumayan miskin (misal bottom 30%) menjadi lumayan kaya (top 30%) mungkin peluangnya jauh lebih tinggi.

Lalu apa implikasi dari data diatas bagi kehidupan diri Anda?

Anda disini maksudnya adalah kumpulan orang yang cukup terdidik, punya akses internet (buktinya Anda bisa membaca blog ini) atau yang punya akun media sosial seperti Twitter dan Facebook.

Ada dua jenis mindset dan perspektif yang bisa Anda ambil.

Yang pertama adalah perspektif yang fokus pada peluang : pada akhirnya, peluang untuk menjadi orang super kaya tidaklah ZERO, minimal ada 7 hingga 13%.

Bahkan peluang ini lebih tinggi lagi jika mau meraih menjadi top 30% (tidak usah top 5%).

Kisah tentang Perspektif pada Peluang ini, sudah sering saya sajikan disini.

Misalnya saya pernah menulis Darmanto, seorang anak orang miskin dari Randudongkal, Pemalang, yang cuma lulusan SMP (bukan SMA atau anak kuliahan), mantan buruh sablon, namun kini telah menjadi pengusaha SEO dan Web Design dengan net income hingga 50 juta/bulan.

Atau juga tentang Jumanto, mantang tukang cleaning service, lulusan SMP juga, yang kini sukses meraih income dari Instagram Marketing.

Saya juga pernah menulis tentang Zain Fikri, anak miskin dari seorang tukang pacul di Grobogan, namun kini bisa meraih omzet miliaran dari bisnis online via Facebook.

Orang-orang seperti Darmanto, Jumanto dan Zain itu adalah manusia-manusia yang masuk dalam kategori 7 – 13% itu.

Mereka mungkin anomali. Atau outliers.

Namun manusia seperti mereka EKSIS, dan ada disekitar kita.

Orang-orang seperti mereka yang kadang membuat saya tak habis pikir : kalau mereka yang cuma lulusan SMP atau mantan petugas cleaning service bisa sukses, kenapa yang anak lulusan S1 dan sibuk main sosmed malah tidak bisa?

Bagi saya, itu sungguh sebuah misteri Sang Ilahi.

Orang-orang seperti Darmanto dan Jumanto mungkin adalah mereka yang enggan menyerah pada keadaan, menolak untuk hanya komplain dan ngeles, dan terus gigih berjuang secara mandiri untuk mewujudkan harapan jadi orang makmur.

Itu tadi adalah contoh Perspektif pada Peluang. Ada juga perspektif lainnya yang saya sebut Perspektif Playing Victim.

Jadi begini. Beberapa minggu belakangan ini, di Twiterland ramai tentang istilah PRIVILEGE (atau hak-hak istimewa).

Jadi ada sejumlah orang yang ngeles, nggak bisa kaya karena merasa dirinya tidak punya privilege.

Wah saya nggak bisa kaya karena orang tua saya miskin mas. Nggak punya uang buat modalin saya bisnis.

Wah saya nggak bisa kerja di perusahaan bonafid seperti itu mas, karena saya ngga kenal orang dalam.

Orang-orang yang sudah punya akun Twitter (tanda dirinya punya hape dan akses ke internet, plus cukup terdidik), namun masih komen seperti diatas, memang sebaiknya harus jadi orang miskin selamanya.

Misqieen forever.

Mentalitas seperti diatas saya sebut sebagai Mentalitas Playing Victim. Atau sikap ngeles dan bilang nggak punya privilege sehingga nggak bisa jadi orang kaya.

Privilege gundulmu alus Le…..

Sekali lagi, jika Anda sudah bisa baca blog ini artinya Anda sudah punya privilege yang melimpah (punya hape oke, punya akses internet – dan ini lebih dari cukup untuk dijadikan modal buat kaya asal memang punya SKILLS, bukan cuma punya sikap ngeles dan playing victim).

Orang-orang seperti Darmanto, Jumanto atau Zain Fikri tak akan mungkin eksis kalau sikap mereka adalah playing victim dan ngeles nggak punya privilege (dan ingat, mereka cuma lulusan SMP serta anak buruh tukang pacul !!).

Kalau mereka punya mentalitas playing victim, mungkin Jumanto masih akan tetap jadi petugas cleaning service dengan gaji kecil, sementara Zain mungkin akan jadi tukang pacul di sawah dengan upah sangat rendah.

DEMIKIANLAH, ulasan ringkas tentang probabilitas dan peluang orang-orang super miskin untuk menjadi orang super kaya.

Harapannya, Anda bisa termasuk pada orang yang fokus pada peluang dan harapan. Orang-orang yang bisa tetap gigih berusaha untuk membuat masa depan menjadi sedikit lebih gemilang dan menentramkan.

Lalu, bagaimana cara agar rezeki makin melimpah dan menjadi kaya secara barokah? Saya mengulas caranya secara detil dalam buku panduan yang powerful ini. Anda bisa mendapatkan buku panduannya secara GRATIS DISINI. Download Sekarang.

Silakan pelajari isi bukunya, dan praktekkan; agar kelak Anda bisa mencapai kebebasan finansial yang melimpah dan barokah.