Wabah yang terus merebak ini telah membuat banyak orang menghadapi situasi ekonomi yang sulit. Tak sedikit yang kemudian harus benar-benar kehilangan penghasilan sama sekali.
Dalam momen-momen sulit seperti saat ini, kita kemudian diingatkan kembali tentang pentingnya memiliki dana darurat (emergency fund). Sebab melalui cadangan dana darurat inilah, kita bisa terus bertahan hidup, manakala dihadapkan pada situasi yang sulit dan datangnya tidak terduga.
Fungsi utama dana darurat adalah agar kita punya dana yang siap pakai, saat sewaktu-waktu terjadi situasi sulit yang tak terduga. Situasi sulitnya bisa berupa mendadak bisnis kolaps (karena omzet anjlok). Atau bisa juga mendadak kena PHK sehingga bulan depan tidak lagi mendapatkan gaji. Atau bisa terjadi ada musibah tak terduga yang terjadi pada keluarga kita, dan penyelesaian musibah membutuhkan dana yang lumayan banyak.
Tanpa kesiapan dana darurat (emergency fund) yang memadai, kita bisa benar-benar kelimpungan saat mendadak ada musibah atau kejadian negatif yang tak terduga. Dalam situasi yang serba tak terduga, maka tidak cukup jika kita hanya mengandalkan pada “harapan semoga semuanya baik-baik saja”.
Because, hope is not strategy.
Dana darurat dengan kata lain adalah sebuah praktek manajemen risiko personal yang solid. Melalui emergency fund, kita bisa melakukan mitigasi risiko (meminimalkan risiko) saat terjadi kejadian sulit yang datangnya mendadak (misal seperti wabah yang mendadak menyerang saat ini).
Berapa Besarnya Dana Darurat yang Harus Disiapkan?
Lalu berapa besarnya dana darurat yang harus disiapkan? Idealnya setara dengan biaya hidup selama 6 bulan. Jadi misal kita selama ini punya biaya hidup bulanan sebesar Rp 5 juta, maka dana darurat yang ideal adalah Rp 30 juta. Kalau biaya hidup bulanan selama ini Rp 10 juta, maka dana darurat yang ideal adalah minimal Rp 60 juta (syukur bisa lebih).
Durasi 6 bulan berangkat dari asumsi bahwa setidaknya Anda butuh waktu selama 6 bulan ini untuk mengendalikan situasi krisis yang sulit. Misal jika Anda mendadak kena PHK karena bisnis kantor Anda kolaps lantaran bencana wabah, maka setidaknya Anda butuh waktu 6 bulan untuk bisa mendapatkan pekerjaan kembali.
Atau seperti dalam situasi sekarang ini. Banyak orang yang mungkin tidak bisa punya penghasilan sama sekali selama 2 – 4 bulan karena wabah yang belum tau kapan berhentinya. Dengan dana darurat yang cukup untuk survive selama 6 bulan, maka setidaknya kita masih bisa bertahan menghadapi badai krisis ini.
Berapa Persen Alokasi Dana Darurat dan Disimpan Dimana?
Pertanyaan berikutnya : berapa persen alokasi untuk dana darurat setiap bulannya? Idealnya kita bisa menyisihkan antara 5 s/d 10% dari penghasilan bulanan untuk ditaruh dalam pos dana darurat. Dan kalau jumlah dana darurat sudah mencukupi, maka bisa saja kita tidak lagi harus menyisihkan alokasi tiap bulannya.
Sebaiknya pos ini dipisah dengan pos dana investasi, sebab memang fungsinya berbeda. Kalau dicampur, nanti ada kemungkinan dana investasi Anda yang hilang karena terpaksa digunakan untuk dana darurat.
10 broker forex terbaik di indonesia
https://www.sahamok.com/broker-forex-indonesia/
Dana darurat sebaiknya juga disimpan dalam bentuk yang likuid, seperti dalam bentuk cash atau bisa juga dibelikan emas (nilainya relatif stabil, dan mudah dicairkan).
Sebaiknya dana darurat tidak disimpan dalam bentuk instrumen reksadana atau saham sebab instrumen ini memiliki fluktuasi harga yang relatif tinggi. Agak bahaya kalau pas butuh dana darurat, pas harga reksadana dan sahamnya anjlok (persis seperti kondisi saat ini). Menaruh uang dalam instrumen reksadana adalah demi tujuan jangka panjang, dan bukan untuk kepentingan dana darurat yang bersifat jangka pendek dan mendadak kebutuhannya.
Dari Mana Menyiapkan Dana Darurat?
Ini pertanyaan paling krusial : dari mana kita menabung demi penyiapan dana darurat. Sebab boro-boro nyiapin dana darurat, kadang tiap bulan saja masih suka nombok karena gajinya ndak cukup buat biaya hidup dan bayar cicilan ini itu.
Itulah kenapa kita butuh SKILLS dan KREATIVITAS. Sebab kalau skills dan kreativitas kita stagnan, maka penghasilan juga akan stagnan.
Dengan bekal skills dan kreativitas yang solid, maka ada dua langkah yang bisa dilakukan untuk menyiapkan dana darurat. Yakni : 1) meningkatkan existing income (atau menumbuhkan penghasilan yang saat ini ada) atau 2) menciptakan sumber income baru (diversifikasi income).
Bagi yang punya usaha sendiri, peningkatan income diraih dengan cara membesarkan omzet usahanya yang ada saat ini (misal dengan cara meningkatkan jumlah reseller atau melakukan promosi online yang gencar buat menaikkan penjualan).
Sementara bagi yang kerja kantoran, peningkatan existing income diraih misalnya dengan menunjukkan kinerja yang ekselen sehingga layak dipromosikan. Dan kalau jabatan tidak naik-naik ya ndak usah ngomel. Hanya buang energi. Lebih baik fokus mengembangkan diri agar kelak market value Anda juga makin naik.
Sementara melakukan diversifikasi income bisa didapat dengan merintis jualan produk lain, yang berbeda dengan yang dijual saat ini (ini berlaku bagi yang selama ini punya bisnis sendiri).
Bagi yang kerja kantoran, diversifikasi income diraih melalui misalnya dengan cara merintis usaha sampingan; atau rajin mencari order sampingan saat akhir pekan (misal memberikan jasa yang sesuai bidang keahliannya setiap Sabtu).
Dengan cara diversifikasi income atau meningkatkan existing income, maka kita bisa meningkatkan penghasilan. Dan selanjutnya kita bisa mengalokasikan dana yang memadai buat keperluan dana darurat.
Tentu saja semua langkah di atas selayaknya dilakukan jauh-jauh hari sejak sebelum adanya krisis.
Kalau mikirnya baru sekarang, ya terlambat. Dan inilah tipikal perilaku banyak orang : memiliki perencanaan masa depan yang buruk. Sekali lagi modalnya cuma harapan doang : semoga masa depan saya baik-baik saja. Sayangnya, harapan indah ini acap menjadi fatamorgana, dan baru sadar saat situasi sulit mendadak datang.
Pada akhirnya, kita mungkin layak merenungi kalimat indah ini : If you fail to plan, then you plan to fail. Jika Anda gagal melakukan perencanaan, maka sejatinya Anda sedang merencanakan kegagalan.
10 broker forex terbaik di indonesia
https://www.sahamok.com/broker-forex-indonesia/
Maturnuwun insight-nya Pak,
Selalu mencerahkan dan ‘nggede’-ngede’no ati, ben tetep SEMANGAT”
Mugomugo berkah, itu aja.
Thanks
Terima kasih Pak Yodhia atas tipsnya
https://economagz.id/konflik-tiga-negara-dibalik-jatuhnya-harga-minyak-dunia/
terima kasih, sangat penting memang membagi bagi post kekayaan milik kita
Pak Dhe,
Ngumpulin Dana Darurat atau proteksi dulu ya?
Pertimbangannya, BPJS itu cukup ga sih?
Proteksi maksudnya apa ya?
Sebaiknya dana darurat disiapkan juga….
Dana JHT atau Jaminan Hari Tua BPJS memang bisa dicairkan, namun kan ini tujuannya untuk saat penisun, bukan untuk dana darurat saat sekarang. Beda fungsinya.
Tapi kalau kepepet ndak ada dana lagi, ya apa boleh buat.
Pos dana darurat memang penting, ironisnya.. saya belum punya dana darurat pak. ?
Betul, menohok sekali pak.
Sampai dengan sekarang, jangankan dana darurat. Malah hutang yang di perbanyak.
Materi melek finansial seharusnya sudah diajarkan sejak dini.
Perbanyak income,
atur income untuk tabungan
saat terjadi krisis atau situasi krisis memburuk uang tabungan bisa digunakan untuk keperluan yang mendesak