Menjadi Kaya Pelan-pelan dengan Memanfaatkan Kekuatan Efek Compounding Return

Dalam dunia investasi keuangan, dikenal istilah keajaiban dunia ke-8, atau semacam metafora bahwa sesungguhnya ada keajaiban dunia lainnya setelah 7 kejaiban dunia yang sangat terkenal itu.

Dalam dunia investasi, keajaiban dunia ke-8 itu disebut dengan compounding return. Istilah compounding return dapat diartikan sebagai imbalan (return) yang makin tumbuh secara berganda. Imbalan (return) ini tumbuh berganda sebab aset investasi yang telah kita investasikan beserta hasil imbalannya, di-investasikan kembali untuk menghasilkan imbalan yang makin tinggi.

Selanjutnya, hasil investasi yang makin tinggi dan imbalannya ini, di-investasikan kembali, dan kemudian mampu menghasilkan imbalan yang lebih tinggi lagi. Demikian seterusnya. Jika mekanisme ini dilakukan dalam jangka panjang, maka hasil investasinya bisa mengejutkan, dan karena itu disebut ajaib.

Misal jika kita melakukan investasi setiap tahun Rp 10 juta, dan kemudian dilakukan secara berulang selama 30 tahun, dengan asumsi tingkat imbalan (return) adalah 14% per tahun, maka uang itu akan menjadi Rp 3,5 milyar. Angka yang mengejutkan bukan? Maka fenomena compounding return ini kemudian disebut dengan keajaiban dunia ke-8.

Meski ajaib, fenomena ini real, asli, nyata dan memang terjadi demikian adanya. Sebentar lagi kita akan melakukan perhitungannya. Namun sebelum itu, ada satu hal yang layak diulas terlebih dahulu. Yakni apakah memang ada instrumen investasi yang bisa menghasilkan return 14% tiap tahun secara konsisten?

Di tanah air, selain untuk investasi properti (ruko, apartemen kos-kosan, hingga sewa gudang), instrumen investasi yang juga populer adalah emas dan reksadana berbasis saham.

Angka 14% per tahun di atas sejatinya didapat dari perhitungan compounding annual growth rate (CAGR) dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia selama 20 tahun terkakhir. Artinya jika dihitung secara akumulatif, pertumbuhan return rata-rata IHSG adalah 14% per tahun.

Sementara emas juga sebenarnya menjanjikan return yang tidak jauh berbeda selama 20 tahun terakhir. Pertumbuhan harga emas selama 20 tahun terakhir, jika dihitungan dengan metode CAGR, adalah rata-rata 12% per tahun.

Dengan kata lain, ada dua instrumen investasi yang bisa sama atau mendekati return 14% per tahun, yakni instrumen reksadana berbasis indeks harga saham gabungan (return 14% per tahun) dan instrumen emas (return 12% per tahun).

Perhitungan Investasi Rp 10 juta/Tahun Menghasilkan Miliaran

Dalam simulasi ini, kita mesti melakukan investasi secara RUTIN dengan jumlah minimal Rp 10 juta per tahun (atau Rp 830 ribu per bulan). Mengalokasikan dana Rp 800an ribu tiap bulan seharusnya bukan hal yang terlalu berat.

Jika kita memang bisa menabung Rp 830 ribu per bulan secara rutin, maka pada akhir tahun akan terkumpul dana Rp 10 juta.

Setelah itu, tiap tanggal 5 Januari kita menginvestasikan dana Rp 10 juta ini pada instrumen investasi yang mampu menghasilkan return 14% per tahun. Jadi tiap awal tahun, kita melakukan ritual simpel ini. Tiap tanggal 5 Januari, kita setor dana Rp 10 juta untuk diinvestasikan pada instrumen yang terbukti mampu menghasilkan return 14% per tahun.

Jika kita melakukan ritual investasi simpel seperti di atas, secara berulang selama 30 tahun, maka berikut hasil perhitungannya :

TAHUNNilai Investasi
110.000.000
221.400.000
334.396.000
449.211.440
566.101.042
685.355.187
7107.304.914
8132.327.602
9160.853.466
10193.372.951
11230.445.164
12272.707.487
13320.886.535
14375.810.650
15438.424.141
16509.803.521
17591.176.014
18683.940.656
19789.692.348
20910.249.277
211.047.684.175
221.204.359.960
231.382.970.354
241.586.586.204
251.818.708.272
262.083.327.430
272.384.993.271
282.728.892.329
293.120.937.255
303.567.868.470

Jadi jika kita melakukan investasi Rp 10 juta secara rutin tiap awal tahun (misal tiap tanggal 5 Januari), selama 30 tahun berturut-turut, dan dengan asumsi return adalah sebesar 14% per tahun, maka pada tahun ke-30, kita akan mampu mendapatkan dana sebesar Rp 3,5 milyar lebih.

Perhitungannya sebagai berikut. Pada tahun pertama investasi sebesar Rp 10 juta. Imbalan return 14% adalah sebesar Rp 1,4 juta. Lalu di tahun kedua nilai investasi adalah Rp 21,4 juta (dari nilai investasi tahun pertama Rp 10 juta ditambah investasi tahun kedua Rp 10 juta dan imbalan sebesar Rp 1,4 juta).

Nilai investasi Rp 21,4 juta akan menghasilan imbalan 14% atau setara dengan Rp 2,996 juta. Maka di tahun ketiga, nilai investasi menjadi 34,396 juta (dari nilai investasi tahun pertama Rp 10 juta ditambah investasi tahun kedua Rp 10 juta ditambah investasi tahun ketiga Rp 10 juta dan DITAMBAH hasil total imbalan yakni Rp 1,400 juta + Rp 2,996 juta).

Ulangi pola perhitungan serupa selama 27 tahun berikutnya, dan hasilnya adalah seperti yang tercantum dalam tabel hasil pehitungan di atas.

Dari tabel perhitungan di atas, kejaiban dunia ke-8 bernama compounding return bekerja secara magis karena adanya efek imbalan berganda. Nilai investasi kita tumbuh bukan saja dari investasi baru yang kita tanamkan tiap awal tahun, namun juga dari hasil investasi kita pada tahun-tahun sebelumnya.

Jika dicermati pada tabel compounding return di atas, dengan imbalan 14% per tahun, ditambah dengan modal investasi baru sebesar Rp 10 juta tiap awal tahun, maka total nilai investasi kita akan bisa naik dua kali lipat hanya dalam hitungan 4 – 5 tahun saja.

Tabel compunding di atas menggambarkan investasi Rp 10 juta per tahun selama 30 tahun bertutut-turut – dan dengan asumsi return 14% per tahun.

Jika kita sedikit lebih bersabar, dan tetap melakukan investasi selama 35 tahun, maka hasil investasi akan lebih epik lagi jumlahnya, yakni menjadi Rp 6,9 milyar. Sekali lagi, nilai ini didapat jika kita rutin investasi Rp 10 juta per tahun (atau hanya Rp 830 ribu per bulan) dan return 14% per tahun.

Itulah kenapa compounding return disebut sebagai kejaiban dunia ke-8 yang benar-benar nyata adanya.