Earn More. Spend Less. And Give More.

Berapa income yang mestinya kita peroleh agar bisa melakoni hidup dengan penuh rasa tentram, gemah ripah loh jinawi? Perhitungan yang pernah saya tuliskan disini, membawa kita pada angka 16 juta rupiah per bulan. Wah lumayan tinggi juga ya.

Benar, angka itu jauh lebih tinggi dibanding UMR kota Jakarta yang hanya 1,5 juta per bulan. Mengapa segitu tinggi? Pan katanya mau hidup lumayan tentram?

Eniwei, hidup di kota-kota besar rasanya memang kian mahal. Harga rumah sepetak di pinggiran kota Bekasi sudah mencapai 250 juta rupiah. Hanya dengan mendapatkan segenggam nafkah yang memadai, kita mungkin baru bisa membangun biduk rumah tangga yang sejahtera.

Dan persis disitulah, kita dikenalkan dengan 3 kredo atau prinsip utama perencanaan keuangan yang mak nyus. Tiga kredo magis itu berbunyi : Earn more. Spend less. And Give More. Mari kita menghampirinya satu per satu. Continue reading

Ratio 3 to 1 : Magic Formula behind Positive and Happiness Life

Hasrat untuk diguyur kuyup dengan kebahagiaan di dunia dan akherat. Demikian lantunan doa dan harapan yang terus menerus kita suarakan dengan sepenuh sukma. Sebab tidakkah itu memang merupakan salah satu tujuan puncak yang hendak kita daki, dalam kehidupan yang amat fana ini?

Happiness. Joy of life. Excitement. Passion. Kedamaian. Rasa syukur yang terus membuncah. Inilah berderet elemen positif yang mestinya bisa terus mengalir dalam setiap jejak langkah kehidupan yang kita tapaki.

Ditengah udara pagi Jakarta yang mendung, sembari ditemani secangkir teh hangat, kita ingin berbincang tentang tema penting itu. Tentang sebuah pertanyaan krusial : formula ampuh apakah yang mesti kita reguk untuk melampiaskan dahaga kita akan kidung hidup yang penuh kebahagiaan? Continue reading

Tranformasi BUMN dan Impian tentang Indonesian Incorporated

Minggu lalu, saya diundang oleh Kantor Kementerian BUMN untuk memberikan public speaking di depan 200 jajaran direksi dari 40 BUMN besar di tanah air (bicara didepan 200 audiens yang seluruhnya adalah top management level, terus terang memicu adrenalin juga). Tema pertemuan saat itu adalah tentang transformasi BUMN demi terwujudnya impian tentang Indonesian Incorporated.

Indonesian Incorporated kita tahu merupakan sebuah gagasan tentang sinergi antara sektor government dengan sektor perusahaan (baik swasta nasional ataupun BUMN) dalam menggelindingkan kejayaan ekonomi bangsa. Sebuah gagasan penting ditengah gemuruh kebangkitan ekonomi Asia.

Dan kita tahu, peran BUMN dalam ekonomi nasional sungguh sangat masif. Sebagai info, pendapatan total dari 10 BUMN terbesar di Indonesia lebih besar dibanding total pendapatan dari semua perusahaan non BUMN Indonesia yang sudah go public.

Lalu, poin fundamental apa yang layak di-stabilo kalau kita mau proses transformasi BUMN berakhir dengan kegemilangan? Kita akan membahas tiga poin penting disini. Continue reading

Talent War dan Predatory Recruitment

Pagi itu gerimis membelah jalanan kota Jakarta. Di salah satu ruang gedung perkantoran di bilangan Sudirman, seorang CEO sebuah perusahaan finansial berdiri dengan penuh rasa masygul. Minggu lalu, 25 karyawan terbaiknya dibajak oleh perusahaan pesaing. 25 orang sekaligus dalam waktu yang sama.

Peristiwa itu sungguh membikin sang CEO shock. Di tengah target pertumbuhan bisnisnya yang dipatok tinggi, kehilangan 25 orang terbaik sungguh merupakan pukulan yang signifikan (apalagi mereka semua dibajak oleh kompetitor yang sama). Ia hanya bisa memandang sendu ke jendela kantornya yang megah. Di luar sana, langit mendung masih saja menggantung dan gerimis masih saja turun.

Selamat datang di era Talent War. Inilah sebuah era dimana beragam perusahaan bertarung dan berjibaku untuk memperebutkan karyawan dan manajer-manajer ulung. Di tengah pertempuran yang acap sengit itu, tak jarang sejumlah perusahaan tergoda untuk melakukan predatory recruitment : membajak satu batalion karyawan terbaik milik para pesaingnya. Continue reading

Kenapa Internet telah Menghancurkan Thinking Skills Kita?

Beberapa pekan lalu, sambil duduk leyeh-leyeh di serambi rumah, saya melakoni apa yang selalu saya lakukan di kala sore yang senggang dan teduh : membaca buku yang isinya kira-kira bagus.

Kali ini sembari ditemani keripik goreng yang renyah, saya hampir tersedak ketika membaca kesimpulan buku yang tengah saya baca : internet secara masif telah menghancurkan kecakapan berpikir kita. Yes, internet has destroyed our thinking skills.

Buku yang menjadi New York Time Best Seller itu bertajuk : What the Internet is Doing to Our Brains. Judulnya menarik dan mengundang rasa ingin tahu. Begitulah, di akhir pekan yang teduh itu, sambil sesekali mengunyah keripik goreng, saya menikmati halaman demi halaman buku ini dengan sungguh-sungguh.

Dan di pagi ini saya ingin membagikan esensi isi dari buku itu kepada Anda semua. Continue reading

Cara Ampuh menjadi A Master of Strategy

How can you achieve success without good strategy? Begitu sebuah tagline penuh makna yang pernah saya lihat pada sebuah desain t-shirt keren. Sepotong kalimat yang sungguh benar adanya. Strategi, pada akhirnya merupakan sebuah elemen vital manakala kita hendak menganyam selembar kesuksesan – entah dalam bisnis, ataupun kehidupan karir.

Dengan kata lain, kecakapan dalam merajut strategi yang jitu, mungkin merupakan hal yang krusial untuk menentukan apakah masa depan bisnis yang gemilang ada dalam genggaman, atau lepas dan terbang entah kemana.

Kalau demikian halnya, lantas elemen apa saja yang mesti diusung untuk meracik a great strategy? Sambil menikmati secangkir kopi hangat yang mungkin sudah ada di depan meja Anda, mari kita jalani pagi ini dengan berbicara tentang : STRATEGI. Continue reading

3 Pelajaran Inovasi dari King of Innovation

Minggu lalu, sang dewa inovasi itu telah pergi selamanya. Di balik sejarah hidupnya yang tak terlalu panjang, Om Steve mungkin telah meninggalkan jejak yang teramat mendalam tentang makna INOVASI. Inilah sebuah tema yang kini barangkali telah menjadi mantra yang kudu dirapal dengan penuh kesuntukan.

Sebab, tanpa denyut inovasi yang terus berkibar, bagaimana mungkin sebuah usaha bisnis terus eksis, ditengah tuntutan pelanggan yang terus bergerak secara dinamis?

Itulah kenapa penting untuk mencoba menggali pelajaran inovasi yang telah dipatrikan oleh Om Steve Jobs, pendiri Apple dan sekaligus arsitek dibalik melejitnya Apple sebagai perusahaan paling mahal di dunia (mengalahkan harga Microsoft, IBM dan Exxon). Disini kita mau mencoba memetik tiga pelajaran inovasi penting yang layak direnungkan. Continue reading