Sekeping Kebahagiaan dibalik PHK

Mendadak dipecat dari kantor tempat bekerja mungkin sebuah tragedi pahit yang perlu dihindari. Sebab pemecatan atau PHK bukan saja memutus dengan segera nafkah bulanan yang selama ini mengalir. Ia kadang juga berarti pukulan yang perih bagi tegaknya harga diri, dan lantas meninggalkan sang korban dalam lorong keputus-asaan yang panjang nan melelahkan.

Sebab itulah, seseorang yang mampu menghadapi duka PHK itu dengan kepala tegak, dan lalu justru menemukan sekeping kebahagiaan dibaliknya mungkin adalah insan yang ajaib. Dan persis kisah orang seperti itulah yang hendak kita bincangkan di pagi yang cerah ini. Namun sebelum kita meneruskan sajian ini, silakan seruput dulu setetes teh hangat yang mungkin sekarang ada di depan Anda. Continue reading

3 Perusahaan yang Mengubah Dunia

Perusahaan atau korporasi kini tampaknya telah menjadi entitas yang sangat dekat dengan keseharian kita. Sejak dari bangun di keheningan fajar hingga kembali terlelap dalam kegelapan malam, kita senantiasa ditemani dengan beragam produk dari beragam merek dan perusahaan.

Demikianlah, ketika bangun pagi dan dan beranjak ke kamar mandi, kita mungkin segera disergap dengan sabun mandi Lifebouy dan pasta gigi Pepsodent produksi Unilever. Lalu, kita sarapan sereal dan minum susu dari Nestle. Kita kemudian berangkat ke kantor, mungkin dengan naik Grand Livina dari Nissan, sembari mendengarkan musik melalui audio Kenwood dengan alunan CD produksi Sony BMG.

Di kantor kita segera menyalakan komputer bermerk Acer, membuka aplikasi email produksi Microsoft Outlook serta memprint laporan dengan kertas PaperOne di printer merk Hewlett Packard. Siang-siang, kita bersama teman makan siang di Hoka-hoka Bento, ber-sms ria melalui ponsel Nokia sambil minum teh Botol Sosro. Continue reading

Digital Narcissism dan Personal Branding

Jagat maya tampaknya kini makin rancak ditumbuhi beragam social network website semacam You Tube, Flickr, Facebook dan Twitter. Pada sisi lain, setiap orang kini juga amat mudah untuk mengekspresikan gagasannya melalui media blog. Dalam sejumlah hal, munculnya beragam outlet media personal itu lantas memunculkan apa yang layak disebut sebagai “digital narcissism” (atau kita sebut saja sebagai e-narcism). Inilah sebuah gejala sosial dimana seseorang menampilkan dirinya dalam ranah maya dengan penuh kekenesan – sebagai sebuah refleksi dari rasa kagum yang berlebihan pada dirinya sendiri (narsistik).

Tentu saja digital narcissism itu tak sepenuhnya keliru. Apalagi kalau ia dibungkus dengan niat sadar dan sistematis untuk membangun personal branding. Atau sebuah ikhtiar untuk meracik sebuah identitas personal yang kredibel, kompeten, dan marketable. Lalu, kiat apa yang layak dilakukan untuk mengejawantahkan digital narcism itu menjadi sebuah personal brand yang kinclong nan mencorong? Continue reading

Revolusi Digital dalam Membaca Pengetahuan

Semenjak internet lahir belasan tahun silam, ada satu fenomena yang pelan-pelan merubah secara fundamental cara kita mengunyah informasi. Kini, makin banyak orang – terutama anak muda – yang lebih asyik membaca informasi melalui media online, dan bukan melalui media cetak seperti majalah dan koran cetak.

Itulah kenapa kini di negeri Amerika banyak koran cetak terkemuka bertumbangan. Itulah jua mengapa Kompas melakukan gerakan masif untuk mendigitalkan konten mereka. Sebab tanpa itu, hampir pasti mereka akan makin ditinggalkan oleh para pembacanya. Dan kenyataan ini kemudian menyibak sebuah tabir tentang hadirnya digital reading revolution. Continue reading

4 Rahasia Kunci tentang Cara Otak Kita Bekerja

Barangkali Anda sudah pernah mendengar anekdot ini. Alkisah, di sebuah pameran International Neurology Expo di Singapore dijual replika otak asli orang Indonesia, Jepang dan Amerika. Dalam daftar harga, tertera otak manusia Indonesia berharga paling mahal. Salah seorang pengunjung dari tanah air, dengan penasaran dan setengah bangga bertanya, kenapa otak orang Indonesia harganya paling mahal. Karena jarang dipakai, begitu jawaban sang penjaga stan.

Anekdot itu terngiang kembali di otak saya ketika minggu lalu saya membaca sebuah buku bertajuk Brain Rules : Principles for Thriving at Work, Home and School. Buku yang ditulis oleh John Medina, salah satu pakar biologi saraf terkemuka asal Amerika ini, berkisah tentang sejumlah aturan bagaimana sesungguhnya otak kita berkerja dan beroperasi. Disini kita hanya mencoba menjenguk empat aturan diantaranya. Continue reading

5 Buku Strategi Terbaik Sepanjang Masa

Corporate strategy atau business strategy tak pelak merupakan salah satu disiplin ilmu yang amat penting bagi dinamika pertumbuhan sebuah entitas bisnis. Kisah kebesaran Apple, Nokia, Toyota, Nike dan lain-lainnya tentu sebagian disebabkan oleh kejelian mereka dalam merumuskan arah strategis bisnis secara tepat. Disini, kemahiran dalam meracik strategi akan sangat menentukan arah masa depan : apakah organisasi bisnis kita bisa tetap menjulang atau tergeletak mati digilas roda persaingan.

Lalu, kira-kira buku strategi mana yang layak dianggap terbaik sepanjang sejarah? Dalam pertumbuhannya yang pesat sejak tahun 60-an, ilmu strategi (atau strategic management) memang telah melahirkan tokoh-tokoh besar yang layak dikenang. Berikut daftar lima buku yang saya kira layak dinobatkan sebagai 5 Buku Strategi Terbaik Sepanjang Masa (untuk daftar 5 buku manajemen terbaik bisa dibaca DISINI). Kelimanya ditulis oleh giant thinkers dalam disiplin ilmu manajemen strategi. Berikut daftar lima buku itu. Continue reading

Lima Dimensi Kunci dalam Kecerdasan Sosial

Di suatu pagi yang cerah di sebuah gedung perkantoran yang menjulang, saya bergegas memasuki sebuah lift yang sudah penuh sesak terisi. Terlihat wajah-wajah segar dengan semangat pagi untuk segera menyambut tugas yang sudah menanti. Di dalam lift, semua terdiam, mungkin benak mereka tengah dipenuhi dengan beragam rencana yang hendak didapuk pagi itu. Mendadak – sekonyong-konyong – bau tak sedap merebak di ruang lift yang sempit dan penuh sesak itu. Segera semua penghuni lift menutup hidungnya, ada yang dengan tisu, dengan saputangan, atau dan dengan jari-jarinya.

Saya tak tahu siapa yang di pagi nan cerah itu, di sebuah lift yang penuh sesak, dan dengan tanpa rasa dosa, mengeluarkan gas dengan amat sempurna dari perutnya. Sebuah serangan pagi yang mendadak membuat semangat saya seperti lenyap dilumat oleh bau gas yang amat menyengat. Siapapun orangnya, ia mungkin termasuk golongan orang yang memiliki kecerdasan sosial yang pas-pasan. Continue reading