Menguji Kompetensi dengan Assessment Center

Demi pengembangan mutu kompetensi para pekerjanya, banyak organisasi yang kini mengembangkan apa yang disebut sebagai competency-based HR management. Pendekatan ini sejatinya hendak menjadikan elemen kompetensi sebagai salah satu pilar dalam mendongkrak produktivitas karyawan, dan sekaligus memekarkan kinerja bisnis.

Pengembangan kompetensi karyawan secara konstan dengan demikian merupakan sebuah rute panjang yang mesti ditempuh dengan penuh kesungguhan. Tantangannya adalah bagaimana caranya mengukur level kompetensi seorang karyawan, dan metode apa yang sebaiknya digunakan untuk keperluan itu. Disinilah kita kemudian bersinggungan dengan sebuah metode yang acap disebut sebagai assessment center.

Assessment center sejatinya bukan merujuk pada sebuah bangunan, atau center, namun pada sebuah metode pengukuran kompetensi. Secara spesifik, assessment center mencoba menggali level kompetensi seseorang melalui serangkain jenis tes (multiple test), dan biasanya juga dilakukan oleh lebih dari satu penilai (rater). Berdasar sejumlah riset empirik, assessment center diketahui memiliki validitas yang tinggi dalam memprediksi level kompetensi individu. Continue reading

Bicara tentang Netpreneurship di MetroTV

Seperti yang telah saya sampaikan disini, pada hari Kamis lalu saya hadir di acara talkshow live MetroTV. Tema yang dibincangkan saat itu adalah tentang netpreneurship – sebuah topik yang saya kira cukup menarik disimak. Acara itu sendiri dipandu oleh Choky Sitohang, presenter muda yang kini tengah naik daun.

Dalam tulisan kali ini, saya akan mencoba mengeksplorasi secara ringkas apa yang telah kami bincangkan berdua dalam acara talkshow itu. Eksplorasi ini hendak menjawab dua pertanyaan kunci : apa itu netpreneurship, dan kiat apa yang layak dilakoni untuk menjadi seorang netpreneur yang sukses? Baiklah sebelum melanjutkan membaca sajian pagi ini, silakan terlebih dahulu menyeduh kopi atau teh hangat yang mungkin sekarang ada didepan meja Anda. Continue reading

Kendala dalam Penerapan Sistem Key Performance Indicators

Kini semakin banyak organisasi perusahaan yang menerapkan sistem key performance indicators (KPI) dalam mengelola kinerja para karyawannya. Bahkan sejumlah organisasi publik – semacam Depkeu – akan mulai melakukan implementasi sistem KPI ini secara nasional mulai tahun 2010.

Sistem KPI diyakini akan memberikan ruang bagi pengelolaan kinerja karyawan secara lebih obyektif. Sebab dengan adanya serangkaian indikator kinerja yang terukur, maka proses evaluasi karyawan yang selama ini sarat dengan aura subyektivitas dapat diminimalkan. Melalui penetapan angka target kinerja yang transparan, maka proses evaluasi karyawan diharapkan akan menjadi lebih akuntabel. Continue reading

Social Entrepreneur in Action

Dalam derap menggapai tatanan masyarakat yang makmur nan sejahtera, peranan para social entrepeneur tampaknya kian diperlukan. Lalu apa makna dari social entrepreneur itu? Istilah ini merujuk pada individu-individu yang inovatif, memiliki kecerdasan sosial yang kental, dan kemudian mendayagunakan segenap energi dan ketrampilan yang dimilikinya untuk memberikan yang terbaik demi kepentingan masyarakat luas.

Berbeda dengan business entrepreneur yang berfokus pada motif ekonomi, barisan social entrepreneur adalah mereka yang berjuang merajut hidup demi dan atas nama kemaslahatan sosial. Mereka berikhtiar membentangkan serangkaian tindakan untuk membantu penciptaan masyarakat sosial yang makmur dan bermartabat.

Saya beruntung sebab setiap kali mudik lebaran ke kampung halaman, saya bisa menyaksikan bagaimana barisan para social entrepreneurs itu menjalankan kiprah dan mendemonstrasikan prestasinya. Continue reading

3 Pilar dalam Merajut Etos Profesionalisme

Dalam bentangan perjalanan hidup yang terus bergulir, ada baiknya kita mencoba untuk sejenak membincangkan cerita tentang etos profesionalisme. Sebab kita tahu, terbitnya etos kerja yang profesional adalah sebuah rute kunci menuju jalan keberhasilan.

Tanpa dilumuri oleh etos kerja yang penuh profesionalisme, kita mungkin akan mudah tergelincir menjadi barisan para pecudang. Tanpa kesadaran batiniah untuk menjejakkan etos profesionalisme dalam segenap raga, kita mungkin akan segera menjadi insan-insan yang gagap dengan dinamika perubahan. Miskin prestasi, dan absen dari perjalanan panjang menuju manusia produktif, mulia nan bermartabat.

Kalaulah demikian adanya, lalu apa yang mesti diteguk untuk menjadi insan yang kuyup dengan guyuran etos profesionalisme? Disini kita mencoba mengeksplorasi tiga pilar kunci yang rasanya layak dicermati manakala ada asa untuk menjadi insan yang profesional. Continue reading

Blog Strategi + Manajemen di Mata Google

Dalam tulisan perdana yang menandai kehadiran blog ini dalam jagat maya (tulisannya bisa Anda baca disini), saya menyebutkan, membangun blog yang tangguh nan bermutu adalah sebuah marathon, bukan sprint. Disana dibutuhkan sejenis endurance dan stamina yang panjang untuk mampu menghadirkan tulian bermutu secara konsisten.

Tentu saja, Blog Strategi + Manajemen juga mencoba untuk terus melakoni proses marathon itu : terus berikhtiar mendistribusikan pengetahuan kepada sebanyak mungkin pembacanya. Dan beruntung, proses itu acap kali mendapatkan topangan dari sang rakasa mesin pencari bernama Google.

Kita semua tahu, kini Google telah menjadi pintu gerbang utama bagi jutaan umat manusia dalam memasuki bentangan luas sang jagat maya. Setiap hari, jutaan kata kunci diketikkan dalam papan Google, dan dari sanalah setiap insan kemudian berselancar, menjelajah dan memetik sejumput informasi yang menjuntai dalam belantara online. Continue reading