Banyak orang yang mengeluhkan bahwa penghasilan mereka tidak naik-naik, meskipun mereka telah bekerja keras dan memiliki pengalaman yang cukup. Fenomena ini sering kali disebut sebagai “stagnasi penghasilan”. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan penghasilan kita stagnan, dan berikut ini adalah beberapa alasan yang mungkin:
Tidak ada kenaikan gaji berkala: Di banyak perusahaan, kenaikan gaji berkala tidak dilakukan secara otomatis. Karyawan harus aktif meminta kenaikan gaji atau menunjukkan prestasi mereka untuk mendapatkan peningkatan penghasilan. Jika kita tidak melakukan tindakan ini, kemungkinan besar penghasilan kita akan stagnan.
Masa depan kecerdasan buatan (AI) sangatlah cerah. Teknologi AI saat ini telah berkembang pesat dan telah banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, keuangan, manufaktur, dan transportasi. Di masa depan, AI diperkirakan akan semakin berkembang dan menjadi lebih canggih.
Salah satu perkembangan AI yang paling menarik adalah kemunculan kecerdasan umum buatan (atau Artificial General Intelligence disingkat AGI).
AGI adalah jenis AI yang dapat berpikir dan bertindak seperti manusia. AGI diyakini akan memiliki dampak yang sangat besar pada kehidupan manusia, dan dapat membantu kita memecahkan beberapa masalah paling kompleks yang kita hadapi saat ini.
Selain AGI, ada juga beberapa perkembangan AI lainnya yang menarik untuk disimak. Misalnya, perkembangan AI dalam bidang bahasa alami (atau Natural Languange Processing disingkat NLP). NLP adalah bidang AI yang mempelajari bagaimana komputer dapat memahami dan memanipulasi bahasa manusia.
Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, tak pelak telah menghadapi tantangan dalam mempertahankan Jakarta sebagai ibukota yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia telah mengusulkan pembangunan Ibukota Nusantara sebagai alternatif baru yang diharapkan dapat mengatasi masalah perkotaan yang ada. Namun, banyak pertanyaan muncul mengenai keberhasilan proyek ini. Artikel ini akan menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan Projek Ibukota Nusantara.
Artificial Intelligence (AI) telah menjadi salah satu teknologi paling revolusioner dalam beberapa dekade terakhir. Kemampuan AI untuk memproses data, menganalisis pola, dan mengambil keputusan secara otomatis telah mengubah lanskap bisnis di seluruh dunia.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dampak AI yang signifikan bagi bisnis dan bagaimana teknologi ini telah meningkatkan efisiensi dan inovasi di berbagai sektor.
Salah satu dampak paling jelas dari AI adalah peningkatan efisiensi operasional. AI memungkinkan otomatisasi tugas-tugas yang sebelumnya membutuhkan waktu dan usaha manusia. Misalnya, dalam bidang manufaktur, penggunaan robot AI telah mengurangi kesalahan dan waktu produksi. Proses produksi yang dulunya membutuhkan banyak pekerjaan manual sekarang dapat dilakukan dengan cepat dan akurat oleh robot AI.
Selain itu, AI juga telah membantu bisnis dalam meningkatkan keputusan strategis. Dengan menganalisis data secara mendalam, AI dapat mengidentifikasi tren pasar, perilaku konsumen, dan pola-pola bisnis yang kompleks.
Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih informatif dan dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan strategi yang lebih efektif. Sebagai contoh, perusahaan ritel dapat menggunakan AI untuk menganalisis preferensi pembeli dan membuat rekomendasi produk yang spesifik dan personal.
Artikel ini merupakan kontribusi Herman Yudiono, founder Hayepedia.
Kebiasaan menunda pekerjaan adalah kecenderungan untuk mengalihkan atau menunda tugas-tugas yang seharusnya dilakukan dalam waktu yang ditentukan.
Dampak dari kebiasaan ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas, meningkatkan tingkat stres, merusak kualitas kerja, dan menimbulkan perasaan bersalah serta kekecewaan terhadap diri sendiri.
Selain itu, menunda pekerjaan juga dapat mempengaruhi reputasi dan hubungan dengan rekan kerja atau atasan, serta menghambat kemajuan karir dan pencapaian tujuan pribadi.
Namun, dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, Anda dapat mengatasi kebiasaan ini. Berikut ini 7 cara ampuh untuk membantu Anda mengatasi kebiasaan menunda pekerjaan.
Ada sebuah ancaman yang kelam dan acap terjadi dalam sejarah panjang kehidupan kita ini. Yakni ketika kita makin lama merasa makin miskin. Atau sering dengan sangat perlahan dan tanpa terasa, kita tergelincir menjadi makin miskin. We get poor slowly.
Alih-alih menjadi kaya secara perlahan, yang sering terjadi adalah : kita menjadi miskin dengan pelan-pelan (getting poor slowly).
Ada tiga skenario kenapa kita bisa menjadi makin miskin secara pelan-pelan.
Dalam skenario pertama, dari tahun ke tahun aset kekayaaan bersih kita justru makin mengalami penurunan. Sebagaimana telah diulas disini, salah satu indikator kemakmuran itu adalah seberapa banyak aset kekayaan bersih yang kita miliki (bisa berupa rumah, tanah, mobil, tabungan, emas hingga reksadana atau saham bisnis yang kita miliki).
Idealnya, nilai aset kekayan bersih itu dievaluasi tiap akhir tahun, misal pada minggu terakhir bulan Desember.
Melanjutkan sekolah S2 Bisnis atau MM merupakan salah satu pilihan bagus untuk mendukung perjalanan karir Anda.
Ada semacam peraturan tak tertulis, jika Anda bekerja di perusahaan BUMN atau big companies, maka untuk naik jabatan menjadi GM atau VP, maka sebaiknya Anda juga punya gelar S2 manajemen bisnis. Setidaknya dengan gelar S2, maka peluang Anda untuk naik karir menjadi lebih terbuka dibanding hanya mengandalkan gelar S1 saja.
Pada sisi lain, ada studi menarik yang menyebutkan bahwa ternyata mayoritas founder unicorn dan start up di luar neger, paling banyak ternyata adalah lulusan S2 Bisnis atau MBA. Artinya meraih pendidikan S2 bisnis merupakan bekal yang berharga untuk menjadi founder sebuah start up yang sukses.