Penyedotan Pulsa : Unhappy Customers and Bad Public Relation

Penyedotan pulsa yang dilakukan para penyedia konten premium bekerjasama dengan para operator besar telco itu (utamanya Telkomsel, XL, dan Indosat) mungkin layak dikategorikan sebagai pelanggaran etika bisnis yang memilukan.

Dengan kalimat yang penuh tipu daya dan menjebak, promo konten premium itu membuat ribuan pelanggan terkaing-kaing. Ajaibnya, pilihan untuk unreg dibikin seperti labirin tanpa ujung dan ribet minta ampun. Demikian sejumlah testimoni dari pelanggan yang bengong, pulsanya raib hilang entah kemana.

Dengan segera paradoks mencuat disitu : selama ini tiga operator itu rajin menebar iklan yang seolah-olah menempatkan pelanggan sebagai nomer satu (xlalu di hati, begitu salah satu tagline-nya). Namun kasus penyedotan pulsa itu, dengan segera menebar fakta : pelanggan telpon seluler di tanah air masih xlalu dieksploitasi dengan xepenuh hati.

Ada tiga pelajaran penting tentang customer service dan public relations yang bisa kita sedot dari kasus penyedotan pulsa ini. Mari kita telisik disini bersama-sama. Continue reading

Mitos tentang Pelanggan adalah Raja

Pelanggan adalah raja, demikian sebuah pepatah terkenal pernah terdengar. Namun kini ditengah kompleksitas interaksi antara produsen dengan pelanggannya, pepatah itu barangkali tak sepenuhnya sahih. Tak semua pelanggan adalah seperti raja yang mesti diperlakukan dengan manis.

Lalu, bagaimana kita bisa mengidentifikasi bahwa seorang pelanggan memang raja yang kudu dipelihara dengan penuh perhatian, mana pelanggan yang cukup dilayani dengan alakadarnya saja, dan mana pelanggan yang justru harus “dipecat” lantaran hanya bikin bete perusahaan?

Beruntung kini kita mengenal sebuah pendekatan bernama customer value analysis. Melalui pendekatan ini, sejatinya perusahaan mencoba melacak jejak transaksi seorang pelanggan dengan layanan perusahaan, dan kemudian dari jejak itu bisa dianalisa apakah pelanggan tergolong good customers or bad customers? Continue reading