Lebih Baik Beli Toyota Fortuner atau Aset Produktif yang Menghasilkan?

Dalam artikel minggu lalu kita sudah membahas tentang dampak kelam hedonic treadmill. Yakni saat dana kita habis hanya untuk memenuhi aneka dorongan nafsu demi menguasai aneka benda materi. Sayangnya nafsu ini tak pernah bisa terpuaskan, sebab keinginan kita untuk pamer dan memiliki aneka materi memang tak pernah ada ujung akhirnya.

Dari perspektif keuangan, gaya hidup yang boros dan pola pengeluaran yang konsumtif semacam itu tidak akan memberikan manfaat finansial dalam jangka panjang.  Sebab aneka pengeluaran yang konsumtif semacam itu seringkali lebih didorong oleh nafsu untuk memuaskan keinginan (want), dan bukan kebutuhan sejati yang memang nyata (needs).

Dari sudut ilmu tentang kekayaan (the science of wealth) pembelian aneka barang yang konsumtif itu acapkali malah menimbulkan “kerugian finansial”. Kenapa? Sebab benda-benda (entah berupa gadget, mobil, motor, atau tas) yang kita beli demi memuaskan nafsu  itu dalam jangka panjang malah akan mengalami depresiasi (atau nilainya makin menurun).

Continue reading

Kenapa Dana Darurat yang Harus Anda Siapkan adalah 12 Kali Gaji?

alone reBagaimana jika bulan depan Anda di-PHK dari kantor Anda bekerja demi efisiensi biaya perusahaan? Atau bagaimana jika bisnis yang Anda jalani bangkrut,dan semua modal kerja lenyap? Ataua bagaimana jika suatu ketika ada anggota keluarga Anda yang kena musibah?

Persis pada titik itulah, dana darurat mungkin menjadi amat krusial. Sebab dengannya Anda dan keluarga masih bisa menopang hidup, dan membeli lauk untuk makan besok. Atau untuk biaya sekolah anak-anak.

Dana darurat juga bisa membuat Anda tidak perlu mengambil KTA demi uang cash buat hidup. Lalu kelak, dikejar-kejar debt collector karena telat bayar cicilan.

Maka mari minum teh hangat dulu, sebelum bicara soal pahit dalam hidup : kondisi keuangan yang selalu serba kekurangan. Continue reading