Meningkatkan investasi dan membangun lebih banyak pabrik di Indonesia adalah kunci untuk memperkuat ekonomi nasional, meningkatkan ekspor, dan menciptakan jutaan lapangan kerja baru.
Namun, untuk mewujudkan hal ini, Indonesia harus menjadi destinasi investasi yang menarik, aman, dan menguntungkan bagi para investor, baik lokal maupun asing.
Berikut adalah beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan untuk memastikan arus investasi masuk deras ke Indonesia dan mendorong pertumbuhan industri manufaktur:
Investasi keuangan adalah salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan finansial di masa depan. Dengan berinvestasi, Anda dapat mengembangkan uang Anda dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Namun, seperti halnya dalam segala hal, kesuksesan dalam investasi tidak datang dengan sendirinya. Dibutuhkan pemahaman, penelitian, dan disiplin untuk mencapai hasil yang menguntungkan.
Berikut adalah lima prinsip kunci investasi keuangan yang sukses:
Prinsip 1 : Tentukan Tujuan Investasi Anda
Pertama-tama tentukan tujuan investasi Anda dengan jelas. Pelajari dan jawab beragam pertanyaan seperti apa yang ingin Anda capai dengan investasi ini? Apakah tujuan jangka pendek, menengah, atau jangka panjang?
Tujuan Anda akan mempengaruhi strategi investasi yang Anda pilih. Jika tujuan Anda adalah untuk membeli rumah dalam lima tahun, mungkin strategi yang berbeda dibutuhkan dibandingkan jika Anda berinvestasi untuk pensiun dalam tiga puluh tahun.
Prinsip 2 : Jalani Riset dan Upgrade Investing Skills Anda
Investasi yang cerdas memerlukan pengetahuan yang cukup. Lakukan riset tentang berbagai jenis investasi yang tersedia, seperti saham, obligasi, properti, dan reksa dana.
Pahami bagaimana pasar beroperasi dan apa faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga. Mengembangkan pemahaman yang kuat tentang investasi akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik dan mengurangi risiko kesalahan.
Selain itu, teruslah belajar tentang perkembangan ekonomi dan industri terkait dengan investasi Anda. Ikuti berita keuangan, baca buku, atau ikuti seminar investasi untuk terus meningkatkan pemahaman Anda.
Prinsip 3 : Diversify
Prinsip diversifikasi adalah kunci penting dalam mengurangi risiko investasi. Jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang. Alih-alih, sebarkan investasi Anda di berbagai aset yang berbeda.
Misalnya, bukannya menginvestasikan seluruh uang Anda dalam satu saham, alokasikan dana Anda untuk saham dari berbagai sektor industri. Ketika Anda mendiversifikasi portofolio Anda, potensi kerugian dari satu investasi dapat dikompensasi oleh kinerja positif investasi lainnya.
Prinsip 4 : Disiplin dan Jaga Emosi
Investasi seringkali menghadirkan fluktuasi nilai. Harga aset bisa naik dan turun dalam waktu singkat, terutama dalam pasar yang bergejolak. Oleh karena itu, dibutuhkan disiplin dan ketahanan emosi yang kuat dalam menghadapi perubahan pasar.
Jangan terbawa oleh euforia ketika investasi Anda mengalami kenaikan nilai yang besar, atau jangan panik saat mengalami penurunan sementara. Tetaplah berpegang pada strategi investasi yang telah Anda tetapkan dan buat keputusan berdasarkan analisis yang obyektif.
Prinsip 5 : Pantau Kinerja Investasi Anda
Terakhir, tetaplah aktif dalam mengukur kinerja portofolio Anda dan secara berkala melakukan evaluasi ulang atas tujuan investasi Anda. Periksa apakah investasi Anda sesuai dengan tujuan awal dan apakah ada penyesuaian yang perlu dilakukan.
Lakukan perubahan jika diperlukan, misalnya menyesuaikan alokasi aset jika ada perubahan dalam situasi keuangan atau pasar. Ingatlah bahwa investasi adalah perjalanan yang berkelanjutan, dan kesuksesan jangka panjang memerlukan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan belajar dari pengalaman.
Kesimpulannya, investasi keuangan yang sukses membutuhkan perencanaan yang matang, pengetahuan, dan disiplin.
Tetapkan tujuan investasi Anda, lakukan riset, diversifikasikan portofolio, pertahankan disiplin, dan selalu pantau kinerja investasi Anda secara berkala. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Anda dapat meningkatkan peluang mencapai keberhasilan finansial jangka panjang.
Omong-omong berapa nilai investasi Anda saat ini? 100 juta? 500 juta? Atau 1M? Semoga rezeki Anda makin melimpah dan barokah 🙂
TIDAK sedikit jalan menuju Roma. Banyak jalan membangun ekosistem. Itulah yang dilakukan oleh Telkomsel, anak emas PT Telkom, ketika masuk menjadi salah satu pemegang saham Gojek-Tokopedia (GoTo). GoTo merupakan decacorn nomor wahid di Indonesia dalam ekonomi digital.
Langkah Telkomsel berinvestasi di GoTo searifnya jangan hanya dilihat sebagai investasi portofolio dan berjangka pendek. Namun, setidaknya harus dilihat jangka panjang – membeli masa depan ketika ekonomi digital tumbuh pesat. Jadi, investasi Telkomsel di GoTo tidak bisa dilihat satu sisi dan jangka pendek.
Menurut catatan Infobank Institute, ada tiga hal penting. Satu, industri start up di Indonesia selain butuh dukungan banyak pihak, juga sekaligus diharapkan meraih peluang di masa yang akan datang. Perusahaan teknologi akan menjadi tulang punggung perkembangan industri digital ke depan.
Dalam artikel minggu lalu kita sudah membahas tentang dampak kelam hedonic treadmill. Yakni saat dana kita habis hanya untuk memenuhi aneka dorongan nafsu demi menguasai aneka benda materi. Sayangnya nafsu ini tak pernah bisa terpuaskan, sebab keinginan kita untuk pamer dan memiliki aneka materi memang tak pernah ada ujung akhirnya.
Dari perspektif keuangan, gaya hidup yang boros dan pola pengeluaran yang konsumtif semacam itu tidak akan memberikan manfaat finansial dalam jangka panjang. Sebab aneka pengeluaran yang konsumtif semacam itu seringkali lebih didorong oleh nafsu untuk memuaskan keinginan (want), dan bukan kebutuhan sejati yang memang nyata (needs).
Dari sudut ilmu tentang kekayaan (the science of wealth) pembelian aneka barang yang konsumtif itu acapkali malah menimbulkan “kerugian finansial”. Kenapa? Sebab benda-benda (entah berupa gadget, mobil, motor, atau tas) yang kita beli demi memuaskan nafsu itu dalam jangka panjang malah akan mengalami depresiasi (atau nilainya makin menurun).
Dalam sajian artikel beberapa waktu lalu, kita telah membahas tentang fenomena hedonic treadmill. Atau sebuah fenomena saat level kepuasan hidup kita tidak akan pernah naik-naik meski level penghasilan sudah naik berlipat. Kenapa begitu? Karena ekspektasi dan gaya hidup kita pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilan yang terjadi.
Lalu harus bagaimana? Apa yang kudu dilakoni agar kita bisa terhindar dari jebakan hedonic treadmill yang diam-diam akan selalu menggerogoti penghasilan kita ini? Berikut terdapat satu langkah praktikal yang layak dijalani demi masa depan finansial yang lebih sehat.
Beberapa waktu lalu, dua affiliator trading berbasis binary option yakni Doni King Salmanan dan Indra Kenz ditangkap polisi, karena kegiatan investasi ilegal yang mereka lakukan. Dalam prosesnya, mereka sukses meraup ratusan milyar uang dari para korban investor bodong yang mereka promosikan.
Dengan uang ratusan milyar inilah, kemudian dua orang itu menjadi kaya mendadak, dan sering memamerkan kekayaannya demi menjerat para korban baru.
Doni Salmanan dan Indra Kenz mungkin amat paham, alat pemasaran yang paling ampuh untuk menjerat calon pelanggannya adalah dengan memamerkan harta dan koleksi mobilnya yang mewah dan melimpah.
Terbukti metode pemasaran tersebut sangat efektif untuk menjerat ribuan korban, dan menyedot ratusan milyar dari mereka. Uang ratusan miliar ini mungkin merupakan tabungan atau dana dari hasil jual rumah para korbannya, yang kini hanya bisa menangis meratapi kerugiannya.
Psikologi Investasi. Ini aspek yang sejatinya amat penting. Begitu banyak orang yang kadang terjebak dalam blunder investasi yang salah karena terkesima dengan permainan psikologis ingin cepat kaya secara instan.
Misal blunder karena ikut-ikutan jenis investasi yang lagi hot dan booming, namun ternyata malah bikin rugi. Atau bahkan ikut jenis investasi bodong yang ternyata hanya money game.
Atau mungkin sekedar tidak punya kesabaran sehingga berulangkali melakukan keputusan investasi yang keliru.
Psikologi manusia yang maunya serba instan atau pengin kaya mendadak acapkali membuat pengambilan keputusan investasi menjadi sangat emosional, tidak lagi rasional.
Semua kesalahan psikologis itu terjadi karena acapkali kita fokus pada “short term thinking” (serba ingin cepat tajir). Padahal beragam studi menunjukkan, long term investing akan lebih mampu menghasilkan ROI yang superior.