Kenapa Sarjana Grade Ori Lebih Suka Kerja di Perusahaan yang Bonafid?

TeamworkYa, kenapa pada akhirnya sarjana grade ori lebih banyak yang masuk bekerja di perusahaan yang bonafid? Dan kenapa perusahaan kelas menengah dan UKM yang so – so saja hanya menerima limpahan sarjana kelas KW2 atau bahkan KW3?

Sebelum menjawab pertanyaan magis seperti diatas, saya ingin mengenang kembali kalimat ini, First Who, then What. Inilah yang ditulis Jim Collins dalam masterpiece-nya, Good to Great. Pertama-tama selalu pikirkan siapa orangnya, siapa SDM Anda yang hebat; baru berpikir soal lain seperti strategi, product development, branding ataupun supply chain strategy.

Great people will always be the key driver of every great business. Pertanyaannya, lalu langkah kunci apa yang mesti dilakoni untuk memastikan bahwa great people selalu bisa terbangun, dan bukan sekedar karyawan atau pegawai kelas KW2 atau KW3? Continue reading “Kenapa Sarjana Grade Ori Lebih Suka Kerja di Perusahaan yang Bonafid?”

5 Alasan Kunci Kenapa 400.000 Lulusan Sarjana S1 Menganggur

Generation-Jobless-Title-copy reeeYa benar, data terkini menunjukkan sebanyak 400 ribu lulusan sarjana S1 menganggur. Setiap hari mereka berjibaku mengirim lamaran kerja, berdesakan di setiap acara Job Fair sekedar mengambil formulir pendaftaran. Dengan peluh di sekujur tubuh. Dengan wajah kusut dan rasa frustasi.

Tak ada yang lebih pedih daripada menjadi seorang pengagguran. Apalagi pengangguran terdidik. Masa kuliah 4 atau 5 tahun seperti terbuang sia-sia, juga biaya kuliah puluhan juta dari orang tua.

Harga diri seorang yang jobless juga bisa termehek-mehek. Apalagi kalo nanti pas lebaran ditanya, oh sudah lulus ya, sekarang kerja dimana. Masih pengangguran bude. Pedih. Galau.

Jadi kenapa 400 ribu lulusan Sarjana S1 jadi pengangguran? Continue reading “5 Alasan Kunci Kenapa 400.000 Lulusan Sarjana S1 Menganggur”