3 Life Skills dari Laskar Pelangi

Kisah dalam novel realis Laskar Pelangi itu memang sungguh inspiratif. Sederet kisah penuh semangat dari sukumpulan anak-anak Belitong, Bangka yang tak ingin pernah menyerah dalam meraih sejumput impian. Sederet narasi tentang apa itu makna keteguhan, keyakinan dan hasrat untuk meraih kemajuan. Kini novel legendaris itu diangkat dalam sebuah film yang juga tak kalah menawannya. Dalam film besutan sineas muda Riri Reza dan Mira Lesmana ini, spirit inspiratif itu kian tergambarkan dengan indah dan kian hidup.

Pada akhirnya kisah realis Laskar Pelangi itu memang mendedahkan begitu banyak pelajaran tentang life skills. Disini kita mencoba secara ringkas menelisik tiga diantaranya. Life skills yang pertama adalah apa yang sudah lama dibuktikan melalui serangkaian riset merupakan elemen kunci dalam mengarungi keberhasilan hidup, yakni: persistensi.

Tak pelak, tokoh Ikal, Lintang beserta kawan-kawannya, telah menyajikan serangkaian kegigihan, persistensi dan keuletan yang menggumpal. Ditengah segala keterbatasan sarana pendidikan dan ekonomi yang menghimpitnya, mereka selalu mengelak untuk menyerah dan terpelanting. Mereka terus berjalan dan berlari meski segenap rintangan selalu mengintai, dan beragam tekanan senantiasa mengendap-ngendap disetiap sudut persimpangan jalan.

Pribadi-pribadi nan tangguh memang hanya akan terukir dalam jejak penuh tekanan yang menggedor. Kegigihan untuk terus berusaha dan ketangguhan untuk terus bangkit di setiap tikungan kegagalan, adalah sebuah rute yang mungkin mesti ditapaki dalam sirkuit menuju keberhasilan. Dengan kata lain, sikap hidup yang penuh persistensi adalah sebuah life skills yang mestinya selalu ditautkan dalam jagat kesadaran kita, manakala kita hendak merengkuh sejumput harapan.

Pelajaran life skills kedua yang juga bisa dipetik dari kisah inspiratif ini adalah : passion for excellence. Tokoh bu guru Muslimah tak pelak telah menyajikan ketrampilan ini dengan penuh kegemilangan. Dalam naungan gedung sekolah yang nyaris roboh, dan dalam kekelaman hidup anak-anak didiknya, bu Mus nyaris tak pernah kunjung memadamkan spirit passion for excellence pada profesi yang ditekuninya. Dedikasi yang mengakar dan keteguhan komitmen pada profesinya, membuat ia senantiasa berikhtiar untuk menghamparkan yang terbaik buat segenap anak didiknya.

Passion for excellence mungkin hanya akan menyeruak kala kita memang benar-benar memiliki dedikasi dan passion dengan pekerjaan/profesi yang tengah kita lakoni – entah sebagai seorang guru, salesman, manajer, entrepreneur atau tukang potong rambut. Inilah sebuah dedikasi yang terbit dari rasa bangga dengan pekerjaan yang kita lakukan, dan dari sebuah keyakinan bahwa bekerja juga adalah sebuah ibadah. Sebuah keyakinan yang mestinya meng-inspirasi kita untuk selalu membentangkan kerja-kerja ekselen dalam setiap jejak kehidupan profesional yang tengah kita rajut.

Pelajaran life skills yang terakhir adalah ini : teruslah nyalakan harapan dan mimpi untuk merengkuh masa depan yang lebih indah nan bermartabat. Anak-anak belia dari Belitong itu, dengan caranya masing-masing, mencoba untuk terus merayakan nyala harapan itu, meski kegetiran demi kegetiran hidup selalu menyelinap dan menyergap. Sebab jika setitik harapan itu juga sudah padam, maka apa lagi yang tersisa untuk menopang jalan kehidupan yang kian keras?

The future belongs to those who believe in the beauty of their dream, begitu sebuah kalimat bijak pernah menggema. Ya, masa depan hanya akan menjadi milik mereka yang percaya dengan keindahan impian dan harapan-harapannya. Itulah sebabnya, kita barangkali mesti juga memelihara harapan positif tentang masa depan yang lebih baik. Sebuah keyakinan dan mindset positif bahwa kita juga bisa menganyam sebuah kehidupan yang indah, a better and more beatiful life.

Sebagai sebuah penutup, mungkin ada baiknya kita menyanyikan bersama theme song berjudul Laskar Pelangi, yang diusung oleh grup band Nidji. Begini salah satu petikan syairnya:

Laskar pelangi
Takkan terikat waktu
Jangan berhenti mewarnai
Jutaan mimpi di bumi

So, celebrate your dreams. Celebrate your life !!

Note : Jika Anda ingin mendapatkan file powerpoint presentation mengenai management skills, strategy, marketing dan HR management, silakan datang KESINI.

Author: Yodhia Antariksa

Yodhia Antariksa

39 thoughts on “3 Life Skills dari Laskar Pelangi”

  1. Selamat Pagi Pak Yodhia,
    Mohon maaf zahir bathin.

    Laskar Pelangi memang sangat syarat dengan inspirasi survive meraih impian. semoga dengan adanya kisah ini dapat memberikan konstribusi bagi anak bangsa yang sedang berusaha meraih impian dengan segala keterbatasan yang ada.

  2. Film yang bagus…bukan film rame…tapi film BAGUS SEKALI…biar qta n anak cucu qta bisa merasakan betapa penting sekolah itu…biar pinter….betapa penting usaha itu biar berhasil…juga keikhlasan melakukan sesuatu…

  3. ingat masa kecil..dengan keterbatasan yang ada kita memang harus terus berjuang..yakinlah “kita pasti Bisa bila kita Pikir Bisa”

    salam

  4. saya br baca novelnya, memang inspiratif bgt, tp ada jg hal lain yg bs dipetik dr laskar pelangi, yaitu “jangan pintar klo pngn jd orang sukses”

  5. kesuksesan itu tidak didapat dengan gratis butuh perjuangan. Memang sudah saatnya kita untuk terus berjuang dengan niat yang tulus agar kelak apa yang kita mimpikan bisa terwujud seperti apa yang dicerikan dalam Laskar Pelangi.

  6. Saya si blm baca novelnya, jg nonton filmnya….. cuma feeling aza (he3) kalo kisah ini bakalan inspiratif.
    Bkn apa2, yg namanya inspiratif tu kan artinya banyak org yang selain membicarakannya, jg menyimpan kesan yg mendalam dari kisah tsb. So…. selain sy save comment2 yg sy trima, sy bakalan bandingin ntar stlh sy sendiri nonton dengan mata kepala sy sekeluarga he3.
    Pokoknya keep in fight dah bwt org2 yg emang terinspirasi!

  7. belum baca bukunya jug abelumliat filmnya, tapi sepertinya sangat menggugah dan inspiratif, novel indonesia mulai kearah masa keemasan….

  8. Sebenarnya kisah asli di bukunya jauh lebih seru, terutama penggambaran karakter yang diuraikan dalam 1 bab per tokoh oleh Andrea Hirata sangat mengelitik, kocak tapi berisi. Buat saya versi buku jauh lebih menimbulkan inspirasi dan cakrawala perjuangan anak2 kampung yang serba minim. Nonton filmnya dalam beberapa bagian malah bikin bingung, harus mengingat-ngingat alur kisahnya yang ada di buku.

    Memang diakui cukup sulit untuk memvisualisasikan karakter (yang mungkin sudah didramatisir) dalam novel kedalam sosok penampilan yang sebenarnya. APalagi para pemainnya (anggota lasykar pelangi) merupakan casting dari wajah2 baru sama sekali.

    Saya sudah baca ketiga seri novelnya (dari rencana 4 serial). Secara keseluruhan saya akui, Andrea Hirata mempunyai kemampuan olah kata novel yang prima.

  9. usul satu life skills lagi: simplicity!
    kesederhanaan mereka begitu indah dilihat, didengar, dan dirasa…
    yang membawa mereka sukses dan survive dengan cara mereka masing-masing

  10. anda2 semua harus nonton film ini, buat yang lagi putus asa, buat yang putus cinta, kudu/wajib/harus nonton
    bagus banged filmnya….

  11. Sangat inspiratif. Pelajaran yang sangat kontekstual dengan kondisi bangsa yang sedang terpuruk… Film ini seolah berkata, “Selalu ada jalan untuk masa depan yang lebih baik, dalam kondisi penuh keterbatasan sekalipun’. Teringat dengan Viktor Frankl yang justru menemukan teori tentang Logoterapi di tengah ancaman dan tekanan ekstrim di dalam KAMP Konsentarasi NAZI pada PD I.

  12. Sayang kami di Banda Aceh, tidak bisa menikmati film ini.
    Bioskop terlarang karena haram.
    Apa memang bioskop mengandung babi?

  13. apa yg terjadi ya dgn anak2 belitong laskar pelangi “asli” (selain ikal) saat ini? kalo ada yg punya ceritanya share dong. apakah hidup mereka juga “seberuntung” andrea hirata?

  14. Sayang ga sbisa nonton (jauh sih)…

    Yang aku suka adalah film ini menunjukan kalo Indonesia itu bisa, dan andai saja semua sinetron lebih berkualitas 🙂 Jadi aku bisa luangkan waktu di depan TV, bukan monitor 🙂

  15. aih kang erik, ndak sengaja ketemu webblokmu.. jadi kangen…
    ini laskar pelangi inspiratif banget.. .dari awal saja saya sudah makglek mbocone …… salut sama penulisnya, juga kang erik yang mengulasnya….

    piye kabarmu kang ??? sip apik saja semoga, sing penting pekajangan jalannya masih lurus dari ponolawen….

    salam hangatku.

    Imang Jasmine
    http://www.imangjasmine.com

  16. Kalo tidak kebratan singgah di blog kami dan kalo ada waktu bisakah pakcik memberikan review tentang model atau konsep bisnis kami dari hasil review ini akan menjadi bagian testimoni kami dan salam sukses buat pakcik serta kami tunggu kedetangnya

    Salam Sahabat Selalu
    Edo su Edo

  17. komen lagi ah..

    setelah membaca begtu banyak ulasan tema ini, minggu ini saya sempatkan nonton sama anak-anak, selama ini saya paling anti sama film indonesia, karena ceritanya tidak pernah jauh dari mistik, vulgar dan ..,

    tapi yang satu ini mesti di acungi jempol…pol, makna ceritanya benar-benar menggugah hati..

    kesederhanaan, tak pantang menyerah, tanamkan cita-cita, memberi bukan menerima..itu segelitir makna yang saya tangkap.

    ketika nonton film ini saya seperti terhanyut kembali ke masa kecil saya, sepertinya tak jauh berbeda..dengan apa yang saya alami..tak terasa air mata begitu saja mengalir dari mata saya..Allhamdulillah terbersit di hati saya.., rasanya saya sangat bersyukur dan saya orang yang beruntung..

    saya pikir hanya saya saja yang menitikkan air mata..sebelah saya seorang bapak saya sempat lirik tak beda dengan saya…menangis.

    pada minggu ini pula..saya banyak mendengar kisah-kisah serupa dari orang-orang berhasil..salah satunya rektor baru saya di president university jababeka..
    dari tukang sapu..sempat tinggal dipenjara..sekarang menjadi seorang rektor dengan sederet gelar..”memberi bukan menerima”

    salam

    Arif

  18. Memang harus diacungin jempol…sepertinya film kita jarang yang mengangkat sisi2 yang seperti itu…selalu yang ditunjukannya harta dan kemewahan saja…

    Mudah2an akan ada lagi film2 yang seperti itu…

    Bagi yang belum nonton silahkan ditonton..sayang klo ngga nonton…! he..3x

    Salam Hangat

    Joe PH..
    https://www.bloggaul.com/joegp/

  19. Ulasan iki apik banget…setuju sekali dengan 3 life skills tersebut…saya bangga terhadap karya anak bangsa ini

  20. Benar-benar pengalaman Andrea Hirata dan Lakar Pelanginya patut diacungi jempol…

    Semoga dunia pendidikan Indonesia dapat berkaca dari itu semua….

    Amin..

  21. Satu yg saya ingat, kata2 pak guru tua itu: Dalam hidup memberilah sebanyak-banyaknya, bukan meminta sebanyak-banyaknya!
    Sayang pak mendiknas ga nonton (atau ga ke ekspos) ya, padahal penting bgt tuh tuk jadi referensi perbaikan sistem pnddkan kita!

  22. Saya salut bgt sama mas Andrea Hirata… Bukunya benar2 inspiratif n realistis. Wajar aja kalo sampe presiden berkenan menghadiri premier film Laskar Pelangi… Anyway, menurut gue Novel Laskar Pelangi lebih kuat karakternya ketimbang filmnya…

    Want to knot macroeconomics in modest way? Pls visit http://www.soyjoy76.wordpress.com

Comments are closed.