Apple University dan Corporate Learning Center

Namun Steve Jobs juga manusia. Ia kelak akan mati. Dan ia sadar itu, apalagi kini ia telah terserang penyakit kanker. Lalu, bagaimana nasib Apple sepeninggal sang maestro-nya? Apakah perusahaan itu akan tetap terus berdansa ketika sang dirigen telah tertidur lelap selamanya?

Pertanyaan itu acap hadir ketika sebuah perusahaan punya CEO atau leader yang melegenda. Kalau CEO-nya yang hebat telah pensiun atau too old, lalu apakah kinerja bisnis akan tetap cemerlang?

Steve Jobs mencoba menjawab pertanyaan itu dengan melaksanakan projek ambisius terakhirnya sebelum ia pensiun : yakni membangun Apple University.

Sejatinya upaya Apple membangun corporate university ini tergolong lambat. Banyak perusahaan global lain telah lama memilikinya, seperti GE, IBM dan juga Unilever. Steve Jobs sendiri selama ini lebih fokus pada inovasi pengembangan produk, serta โ€œmembajak dan meng-hireโ€ personil-personil hebat dari luar Apple. Ia jarang melakukan upaya sistematis untuk mencetak dan mengembangkan future leaders Apple.

Namun kian tua, ia kian sadar. Apple harus hidup seribu tahun lagi, mesti ia kelak harus wafat. Misi suci Apple University cuman satu : bagaimana Apple bisa tetap seperti Apple, meski Steve Jobs telah mangkat. Begitulah, ia kemudian merekrut salah satu guru manajemen terbaik dari Harvard yang diberi tugas untuk membangun Apple University dan kemudian mewujudkan impiannya : terus melestrasikan kejayaan Apple melalui pengembangan SDM yang kredibel.

Konsep Corporate University atau Corporate Learning Center merupakan inisiatif yang kian penting untuk memastikan proses regenerasi leadership yang handal dan sistematis. Di tanah air, ada dua contoh organisasi yang bisa disebut telah berhasil menjalankan proses pendidikan dan regenerasi dengan amat bagus : yang satu Astra International, dan yang satunya TNI Angkatan Darat. Dua lembaga ini sama-sama memiliki track record yang cemerlang dalam mengkader, mendidik dan mengembangkan para calon pemimpin masa depan.

Inti dari corporate learning center memang sebuah upaya pendidikan dan pelatihan yang sistematis, berkelanjutan, dan selalu dikaitkan dengan proses pengembangan karir pegawai. Dengan itu, program pelatihan tidak bersifat parsial dan alakadarnya saja. Melainkan selalu diracik secara terpadu dan selalu dikaitkan dengan kebutuhan pengembangan future leaders demi mekarnya kinerja bisnis perusahaan.

Dalam corporate university ini biasanya dikembangkan kurikulum dan modul pendidikan yang berjenjang dan berkelanjutan (misal jenjang pendidikan basic management, middle management hingga level advance management untuk menyiapkan manajer-manajer senior levels). Kelulusan dari program pendidikan ini biasanya juga menjadi salah satu persayaratan para pegawai untuk bisa dipromosikan atau tidak.

Durasi program pendidikannya bisa berlangsung selama satu bulan penuh, dan juga di-selingi dengan penugasan di lapangan (jadi kombinasi antara in class room dengan project assignment dan presentasi). Beberapa perusahaan di tanah air bahkan melakukan kerjasama khusus dengan lembaga pendidikan seperti Sekolah Bisnis Prasetya Mulya atau bahkan Stanford University untuk menjalankan program pendidikan ini.

Konsep corporate university tampaknya merupakan sebuah kebutuhan yang tak terelakkan bagi banyak perusahaan. Kini mungkin saatnya bagi para pengelola SDM untuk melakukan diskusi serius dengan CEO atau pemilik perusahaan untuk memulai upaya pengembangan corporate university ini.

Para pengelola SDM jangan hanya terjebak melakukan rutinitas kegiatan pelatihan yang bersifat parsial dan bergaya hit and run (adakan pelatihan atau outbound, setelah itu tidak ada follow up yang sistematis dan terpadu).

Pengembangan SDM yang tangguh tidak bisa dilakukan dengan cara-cara kampungan semacam itu. Upaya ini harus dilakukan dengan komprehensif, cerdas dan berkelanjutan. Konsep corporate university merupakan salah satu solusi ampuh untuk hal itu.

Note : Jika Anda ingin mendapatkan kaos Blackberry, Apple dan Android yang keren abis, silakan KLIK DISINI.

Photo credit by : Morbcn @flickr.com

Author: Yodhia Antariksa

Yodhia Antariksa

25 thoughts on “Apple University dan Corporate Learning Center”

  1. Inspirasi Segar Senin Pagi.
    Nabi Muhammad membangun pondasi yang sangat kuat, lewat pribadinya, yang terpancar dalam tauladan dari setiap perilaku dan perkataannya.
    Sehingga pembelajaran itu muncul di mana-mana, di masjid, rumah, pasar, kampung dan dimanapun beliau berada.
    Efeknya lahir generasi penerus luar biasa, ada Abu Bakar, Umar, Ali bahkan semangat itu tertular hingga kini.

  2. Inspirasi yang cerah dipagi ini dari Mas Yodhia, Allah SWT sudah membuat segala sesuatunya tidak abadi,

    Yang abadi cuma Allah SWT dan bukan perubahan yang abadi, perubahan adalah proses

    Kewajiban kita sebagai makhluknya harus membuat perencanaan setiap waktu, dan terus bekerja keras sesuai dengan rencana, akan tetapi hasil jangan terlalu dipikirkan lebih dahulu.

    Perencanaan dan action yang cerdas akan didapatkan hasil yang baik juga. Apple dan CEO awalnya sudah merintis hal ini, sekarang tinggal generasi penerusnya, peka atau tidak terhadap hal ini. Makasih Mas atas inspirasinya dipagi ini dalam memulai aktivitas kerja

  3. Pak, bagaimana caranya agar pelatihan yang telah dibuat dapat di follow up secara sistematis dan terpadu? Karena selama ini saya mengadakan pelatihan hanya karena “yang penting Activity Plan terlaksana…”

  4. kan perusahaan2 di Indonesia sudah lama mengenal MT (Manajemen Trainee), saya kira konsepnya hampir sama dengan Corporate Learning Center..

  5. yup, astra international emang contoh yang bagus buat kaderisasi. ga jarang banyak “lulusan” mereka yang di-hire di perusahaan laen yang beda bidangnya..

    selaen itu, menurut saya juga perlu dimasukkan sebagai bahan pertimbangan, yakni KKG (Kelompok Kompas Gramedia) dan Grup Jawa Pos. kedua grup media terbesar di Indonesia itu, juga punya sistem kaderisasi yang cukup baik, meski sangat jarang sekali “lulusannya” dibajak oleh perusahaan lain. kecuali, ketika sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.

  6. Anugrah yg sudah didapat seperti kemasyhuran perusahaan / corporate , high profit harus disyukuri, sebenarnya Steve Jobs mengaplikasikan apa yg sdh tertulis dalam kitab suci dia mensyukurinya dg ide ingin membuat apple university (lembaga pendidikan) itu sama artinya membuat tempat orang untuk menimba ilmu (belajar) ..

    sedangkan Alloh menyarankan kita wajib belajar dari ayunan hingga ke liang lahat ..

    disebutkan juga : carilah ilmu walau sampai ke Negri China … Steve Jobs memegang amanah itu walau mungkin dia bukan orang islam …

    bagaiman dengan kita orang Indonesia yg mayoritas beragama islam ini ? .. pesan : banyak2lah mensyukuri nikmat Alloh dan aplikasikan apa yg sdh tersurat di kitab suci .. insya Alloh berkah dan anugrah akan diturunkan kpd kita … amin ..

  7. Sekali2 tulis dong leadership style pemimpin2 bisnis di Indonesia spt Jacob Oetama, Dahlan Iskan, JK dll. Pasti menarik utk diteladani

  8. Memang masih banyak Perusahaan yang melakukan pelatihan hanya sekedar pelatihan dan cara-cara kampungan. Boro-boro membuat corporate Learning centre yang membutuhkan banyak biaya, dengan cara kampungan saja sudah merasa Perusahaannya sukses.

    Ide yang dituliskan oleh Pak Yodhia dapat membuka pikiran kita untuk membuat corporate learning centre ! TQ pak Yodhia.

  9. wah inspirasi yg menyegarkan mas yoda, kebetulan sekali skrg sy juga sedang membuat rencana corporate university (selevel donk dgn salah satu guru manajemen terbaik dari Harvard yang diberi tugas untuk membangun Apple University ๐Ÿ˜› )

    Astra dgn AMDInya selalu jd sorotan & acuan bg corporate university lainnya, mohon dibantu mas yoda sebenernya bgmn seh membangun corporate university yg bs selevel dgn AMDI, akan sangat menarik untuk dibahas..

    ditunggu inspirasinya mas..

  10. Corporate Organization Leraning Centre. Pusat pembelajaran organisasi secara korporat saja belum bisa apalagi sampai dengan level tingkat paling bawah/grass root. Kebanyakan para CEO tidak paham hal – hal penting dan sangat mendasar makna entitas bisnis.

    Mereka diangkat hanya faktor kedekatan saja. Faktor balas budi. Belum mengedepankan kapasitas, kapabilitas, skill dan kompetensi unggul sebagai dasar upaya membangat future great leader. Maju teruss praktisi HR. . . . .????/ doh

  11. Menarik sekali Pak Yodhia..

    Dalam menilai bisnis owner, saya sering membagi dua kategori, yaitu apakah sang pendiri (owner) bertype pedagang atau industrialis.

    Type pedagang, secepat mungkin menaikkan corporate value, dan menjualnya untuk kemudian membuka bisnis baru yg lebih besar dari segi aset.

    Type industrialis, akan concern membina perusahaan setahap demi setahap untuk menaikkan coporate value, dia tdk.akan mudah tergoda untuk menjual company-nya, karena salah satu aset yg dia bangun adalah SDM, dan ini butuh waktu yg lama, serta berkelanjutan..

    Nah..kita bisa menilai, yg mana pendiri bisnis bertype pedagang, dan mana bertype industrialis..

    Salam,
    Wahyudi
    http://www.whjobs.co.cc

  12. Saya jadi teringat konsep Landak di buku Good to great, yang beberapa konsep di dalamnya, beberapa pemimpin tingkat 5 nya , menerapkan dislpin dan mempersiapkan re-generasi agar perusahaan tetap berkembang setelah sang pemimpin lama pensiun, saya rasa itu bukan hal yang mudah untuk mengimplementasikannya di tanah air, tapi bukan berarti tidak bisa..

    Semoga makin banyak perusahaan yang menyadari Hal ini di Tanah air..

    Sukses terus pak Yodhia., ๐Ÿ™‚

  13. Ikut nimbrung ya, kalo saya boleh sharing, disamping perusahaan mempunyai learning center, peserta/calon penerus perusahaan tsb jg harus mempunyai skill yg memenuhi syarat, tidak melihat dari titel pendidikan atau “titipan bapak”, karena sangat disayangkan jika perusahaan harus mnyekolahkan/mendidik generasi yg asal jd.

    Rgd,
    Didin A

  14. inspirasi datang karena ketenangan hati dan pikiran seseorang mas yodhia.
    ๐Ÿ™‚

  15. Steve Jobs sendiri tidak sepenuhnya kreatif, ia hanya mencontek barang orang kemudian memodifikasi fungsinya. Saya pernah baca di suatu majalah tentang design lokal dan memang produk-produk Apple banyak yang SANGAT mirip dengan produk elektronik jadul buat suatu merk.

  16. Betul banget, Pak Yodhia.

    Yang pernah saya baca, seorang pemimpin dikatakan berhasil bila mampu mencetak orang-orang yang memiliki kapabilitas minimal sebaik dirinya. Bahkan, harus lebih baik darinya. Repotnya, manusia tidak ada yang punya kapabilitas yang benar-benar kembar, maka itu seorang pemimpin mau tidak mau bukan memaksakan egonya dalam mencetak penerusnya.

    Steve job mungkin perlu menemukan kader-kader yang paling tidak mempunyai insight yang seperti dirinya. Mengasah talenta yang membawa obor kejayaan Apple. Tapi perjalanan Steve Job itu eksotis ya

    Mungkin, ^_^

  17. god news! terimakasih, sangat benar sekali penuturannya. SDM tidak hanya di pulihkan atau di kembangkan dengan out bound semua akan nihil tanpa ada penerapan langsung ke lapangan atau pengawasan dan penilaian sesuai dengan bidangnya.

  18. nice artikel pak

    tapi bagaimana dng perusahaan yg berlatar belakang keluarga seperti di tempat saya bekerja???
    ujung-ujungnya top level managementnya adalah keluarda dekat saja ๐Ÿ™

  19. boleh dijelaskan konsep pembuatan corporate university???
    maksudnya tahapan” yan harus disiapkan dan ada untuk menunjang berdirinya corporate university. mohon dijawab lewat email saja

Comments are closed.