Change Your Habits, Change Your Life : 5 Kiat Ampuh Membangun Good Habits

Hidup mungkin akan terasa menjadi lebih keren kalau saja kita memiliki serangkaian perilaku dan kebiasaan yang positif. Sebab jalan kesuksesan acapkali memang ditentukan oleh tatanan perilaku yang kita lakoni. Dan seperti yang kita semua tahu, bentangan perilaku ini dibentuk oleh rentetan kebiasaan positif yang terus kita pahat. Day by day. Year by year.

Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa meng-install kebiasaan mak nyus dalam raga kita. How do we inject good habits into our body and mind? Di Senin pagi yang cerah ini, di separo perjalanan Ramadhan kita, saya mau berbagi tentang 5 kiat ampuh untuk menanamkan serangkaian good habits.

Beragam studi mengenai human behavior menyebutkan beragam cara untuk mengembangkan serangkaian kebiasaan baru (habit) agar kebiasaan itu bisa terus bertahan dalam jangka yang lama dan permanen. Berikut 5 cara diantaranya.

Kiat #1 : Start Small. Kalau Anda mau menanamkan sebuah kebiasaan baru yang menantang, ada baiknya diawali dengan small steps. Dulu ketika saya bertekad untuk berolahraga 5 kali seminggu, saya memulainya hanya dengan 10 menit per hari. Pelan-pelan durasinya saya naikkan menjadi 15 menit, 20 menit, dan kini menjadi 30 menit per hari (dokter bilang, berolahraga 30 menit per hari selama 5 kali seminggu adalah yang paling ideal).

Small wins itu penting, begitu kata para peneliti perilaku. “Kemenangan kecil” itu akan memotivasi Anda untuk terus bergerak ke level yang lebih tinggi. Sebaliknya, memulai sebuah kebiasaan baru dengan target yang langung menjulang, biasanya akan lebih mudah gagal.

So, start small. Get early wins. And then move on.

Kiat # 2 : Choose Your Friends Wisely. Kalau Anda ingin maju, bergaulah dengan orang-orang yang punya perilaku dan mindset positive. Kalau Anda mau jadi pecundang, bergaulang dengan para complainers.

You get my point : lingkungan dan peer presure itu sangat menentukan perilaku dan habit kita. Itulah kenapa Anda harus hati-hati memilih lingkungan kerja dan lingkaran pergaulan.

Pilihlah kelompok yang punya pola perilaku dan habit yang positif, dan ingin Anda tiru. Sebab tenggelam dalam lingkungan kerja yang habit-nya berantakan, akan membuat habit Anda juga dengan mudah terkontaminasi.

Kiat # 3 : Create Self Dis-incentive. Alkisah ada seseorang yang bertekad selalu shalat subuh berjama’ah di mesjid dengan tepat waktu. Wah, betapa mulianya habit ini. Namun bagi sebagian besar orang, habit ini sering cuma fantasi yang tak pernah terwujud.

Orang tersebut lalu menciptakan self dis-incentive : ia bilang kepada istrinya, setiap kali gagal shalat subuh tepat waktu di mesjid, ia akan menghukum dirinya sendiri dengan cara membersihkan WC dan kamar mandi di rumah. Begitulah, di minggu – minggu pertama, bisa dua tiga kali ia membersihkan WC lantaran gagal memenuhi tekadnya (dan istrinya hanya bisa senyam senyum karena kamar mandi di rumahnya sekarang benar-benar kinclong).

Dis-insentif (atau hukuman/punishment) yang terasa simpel (namun powerful itu) pelan-pelan menggedor dirinya untuk komit terhadap tekadnya. Kini ia hampir tak pernah telat shalat subuh di mesjid tepat waktu. 365 hari dalam setahun.

Para peneliti perilaku menyebutkan, self dis-incentive adalah salah satu cara ampuh untuk me-modifikasi perilaku. Sebab, ternyata punishment (atas perilaku yang salah) itu memiliki dampak emosional yang lebih tinggi untuk memicu motivasi ke arah yang lebih baik.

Kiat # 4 : Create Conducive Context. Benar, self motivation itu penting untuk mengubah perilaku. Namun acapkali, motivasi itu perlu bantuan konteks yang tepat. Rekayasa konteks diperlukan supaya motivasi “tidak sendirian” dalam mendorong perilaku kita.

Dulu, motivasi saya untuk berolahraga setiap hari sangat tinggi. Tapi motivasi saja tidak cukup : tekad kuat untuk berlahraga secara teratur itu tetap tinggal tekad kosong.

Sampai kemudian saya melakukan rekayasa konteks : saya membeli peralatan tredmil murah, dan kemudian saya taruh di depan kamar tidur saya. Begitulah, karena alat itu selalu nongol di depan kamar saya, rasanya saya selalu “digedor” dan “digoda” untuk menjalankannya.

Pelan-pelan saya memakai tredmill itu, namun kok cepat bosan juga. Motivasi saya meredup. Saya kemudian kembali melakukan rekayasa konteks : saya harus jogging dengan ditemani earphone music.

Dan eureka : melakukan joging di tredmil sambil mendengarkan earphone musik (musiknya gaya disco, kadang-kadang plus dangdut) itu benar-benar sukses merobohkan kemalasan saya.

Menaruh alat tredmil di depan kamar tidur dan earphone music adalah rekayasa konteks yang saya lakukan untuk membuat perubahan perilaku. Tanpa itu, motivasi saya untuk berolahraga setiap hari akan cepat lenyap ditelan angin.

Kiat # 5 : 40-Days Challenge. Ini adalah sejenis tantangan untuk memulai sebuah kebiasaan baru selama 40 hari berturut-turut. Studi menunjukkan, sebuah kebiasaan akan menjadi permanen jika ia dilakukan minimal selama 40 hari.

Ada berita bagus disini : sebuah website menyelenggarakan program 40-Days Challenge yang inovatif. Jika Anda tengah menjalankan ibadah puasa, saran saya : Anda harus join dengan program keren dan GRATIS ini.

Jika Anda ingin masa depan hidup Anda berubah, silakan klik websitenya disini, and register yourself.

Demikianlah, lima kiat yang dapat Anda jalankan untuk memulai good habits.
Change your habits, change your life.

Photo credit by : Vinz @flickr.com

Author: Yodhia Antariksa

Yodhia Antariksa

26 thoughts on “Change Your Habits, Change Your Life : 5 Kiat Ampuh Membangun Good Habits”

  1. Saya ingin sekali mencontoh habit pak Yodhia yang senantiasa memberikan artikel yang fresh, dan komitmen selalu update di senin pagi, dan saya start small dengan update blog saya setiap rabu, meski kualitas artikel saya masih kalah jauh.. untuk menjalankan tiap rabu saja kadang masih keteteran, hehehe 🙂

    Juga memilih teman … rasanya saya butuh lingkungan baru, soalnya banyak complainers.. di tempat saya nekerja.. 🙂

  2. super sekali pak mario, eh pak yodhia!
    saya sudah membuktikan keampuhannya hanya dengan kiat #1, #2 dan #4.
    sekarang dalam masa uji coba keampuhan kiat #3 dan #5 untuk sesuatu yang lebih menantang.

  3. Kemaren juga barusan baca artikel bagaimana sebuah Habbits adalah sarana untuk membangun keahlian/expertise apapun jenisnya dalam diri kita..Habbits memang Hebat..

  4. justru yg paling susah adalah konsistennya pak…,benar apa yg dikatakan bapak pada kiat 4, harus meng Create Conducive Context niy nampaknya…,spy tdk cepat bosan…:(

  5. Masya Allah tulisan Pak Yodhia… terus menulis pak… klo bisa seminggu dua kali…(mau kulakan ilmu). hehehehehe

  6. Terimakasih Sarannya. Semoga ini berlaku juga untuk MENGUBAH penghasilan yang terasa kurang menjadi pas pasan (Maksudnya: ketika pas ingin nonton piala dunia di Brazil pas ada uangnya 🙂 )

  7. Saya ga cuma 40 hari melakukan suatu kebiasaan, pak. 10 tahun lebih, rutin sejak masuk SD, saya biasa mandi pagi sebelum jam 7. Setelah kuliah, kebiasaan itu langsung bubar jalan… Yah, mungkin kebiasaan itu kontradiktif dgn karakter asli saya.

    Seniman yg berhasil dan manager yg berhasil seringkali punya kebiasaan2 yg kontradiktif lengkap dgn plus minusnya, tp mereka sukses di profesinya masing – masing. Memahami diri sendiri mungkin yg terpenting. Ada terlalu banyak kebiasaan2 bagus milik orang lain utk ditiru, yg kadang membuat kita lalai klo kita sendiri jg punya kebiasaan bagus yg khas, tapi tidak terperhatikan dan termanfaatkan utk hal yg produktif.

  8. membuat tantangan, bagaimana agar konsisten semangat day by day itu yang belum saya dapatkan. Biasanya hanya bertahan 2-4 hari habis itu lupa 🙁

    self motivation saya untuk menulis adalah menaruh setumpuk majalah di ruang tamu sebagai bahan, tapi tetap saja untuk memulai itu malasnya minta ampun.

  9. setuju, memang harus ada langkah kecil awal yang penting cepat melangkah dan melakukannya daripada terus mempertimbangkan dan tidak segera melakukannya. Motivasi bisa datang kapanpun asalkan mau segera bertindak.

  10. Menarik sekali apa yang dishare oleh Pak Yodhia, terutama choose your friend wisely….membaca tulisannya tiap hari kamis jadi bersemangat ikut menularkan energi positif dengan sesama. Kebetulan yang suka topik tentang manajemen, bisnis, dan entrepeneurship, bisa kadang-kadang mampir di lapak blog manuver bisnis. Bravo untuk Pak Yodhia 🙂

    Donny Oktavian

  11. Artikel yang menarik, semua kiat2nya jika di praktekkan langsung pasti akan dirasakan manfaatnya dalam merubah kebiasaan kita, kalau ada niat tapi tanpa ada aksi maka hasilnya akan nol.. izin di share ya

Comments are closed.