Jika Anda mendapat rezeki nomplok sebesar Rp 200 juta, apakah lebih baik digunakan untuk membeli Honda Jazz seri terbaru, atau digunakan untuk biaya jalan-jalan keliling dunia, menembus 7 benua?
Pertanyaan krusial diatas telah lama diteliti dalam beragam studi mengenai kebahagiaan (Happiness Study). Pertanyaan itu diajukan untuk menguji dampak possession (kepemilikan terhadap barang-barang) dan experience (pengalaman nyata seperti jalan-jalan keliling dunia) terhadap kebahagian jiwa seseorang.
Dalam sajian kali ini kita akan menelisik jawaban terbaik apa yang kudu kita ringkus untuk menjawab pertanyaan diatas. Mari kita nikmati bersama sarapan pagi ini.
Dari beragam studi tentang kebahagiaan, ternyata terbukti jawaban jalan-jalan keliling dunia akan memberikan dampak yang lebih permanen terhadap level kebahagiaan jiwa sesorang.
Membeli barang (mobil keren, baju mahal, gadget paling canggih) ternyata hanya akan memberikan sensasi kebahagiaan sesaat. Dan lalu pelan-pelan memudar.
(Itulah kenapa orang yang terkena penyakit shopaholics – gila belanja; selalu ingin terus menerus berbelanja barang-barang keren secara berulang. Sebab sensasi kebahagiaannya hanya sesaat; dan untuk merebut kembali kebahagiaan itu ia harus belanja lagi, dan lagi, dan lagi).
Sebaliknya, pengalaman (real experiences) seperti jalan-jalan ke negeri lain, gowes menembus hutan, pengalaman menjadi sukarelawan, atau beragam pengalaman lain yang bermakna; jauh lebih punya dampak permanen terhadap level kebahagiaan sesorang.
Kepemilikan barang-barang adalah possession. Pengalaman nyata adalah experience.
Dan beragam riset membuktikan experience jauh lebih powerful dibanding possession dalam menstimulasi kebahagiaan Anda. Ini salah satu kesimpulan kunci dari buku The How of Happiness : A New Approach to Getting the Life You Want karya Sonya Lyubomirsky – pioner ternama dalam studi-studi tentang Kebahagiaan.
Studi itu juga mengkonfirmasi kebajikan klasik : orang yang punya rumah di Pondok Indah dengan 7 mobil memang belum tentu lebih happy dibanding orang yang punya rumah sederhana namun selalu menemui pengalaman bermakna dalam kesehariannya.
Merajut pengalaman penuh makna dan menantang (challenging) atau pengalaman yang mengasyikan (apapun pengalaman ini) adalah salah satu cara untuk melentingkan kebahagiaan seseorang.
Dalam bukunya, Sonya juga mendedahkan sejumlah aktivitas lain yang punya peran dalam mendorong level kebahagiaan manusia. Berikut tiga diantaranya yang layak disimak :
Happiness Activity # 1 : Expressing Gratitude. Merayakan hidup dengan penuh rasa syukur. Melantunkan rasa syukur atas segala keberkahan yang hadir dalam hidup. Sonya membuktikan dalam risetnya, semakin Anda sering bersyukur, Anda pasti akan semakin bahagia.
Ada kebahagiaan yang menjalar saat kita bersyukur atas random simple things : atas oksigen yang terus kita hirup, atas pepohonan yang rindang, atas air yang membuat kita masih bisa mandi, atau atas secangkir teh hangat yang pagi ini kita reguk.
Happiness Activity # 2 : Cultivating Optimism. Selalulah berikhtiar menjahit kepingan harapan positif tentang masa depan hidup. Try to project the best possible of your future life. Yakin akan masa depan diri yang lebih baik akan membuat mood kita menjadi lebih positif, menjadi lebih energik, dan lebih antusias.
(Karena itu jangan terlalu sering nonton TV dan baca koran. Berita-berita yang bising itu hanya akan melentingkan pesimisme tak berujung. Membuat jiwa kita cemas dan galau; dan mungkin akan membikin optimisme pelan-pelan redup).
Happiness Activity # 3 : Practicing Act of Kindness. Ajaib : berbuat kebaikan pada orang lain (apapun kebaikan itu, entah bersedekah, entah berbagi ilmu, entah menolong orang lain; yang dilakukan dengan penuh ketulusan) punya dampak positif nan ampuh terhadap kebahagiaan seseorang.
Dalam riset-riset yang dituliskan dalam bukunya itu, Sonya menunjukkan : makin sering seseorang berbuat kebaikan pada orang lain; atau memberikan kontribusi bagi kemaslahatan bersama; maka orang itu pasti akan makin bahagia.
Demikianlah tiga aktivitas sederhana untuk membawa diri Anda basah kuyup dengan aura kebahagiaan. Lakukanlah tiga aktivitas ini dengan konstan, maka hidup kita pasti akan menjadi lebih punya makna dan makin produktif.
Oh ya, kembali dengan judul tulisan ini : jadi kapan kira-kira Anda bisa jalan-jalan keliling dunia?
Maka mari kita bekerja keras, dan rajin menabung : agar suatu saat kelak kita bisa bersama – sama terbang mengarungi tiga samudera dan menembus 100 negara. Aih. Aih.
Agama kita juga mengajarkan ketiga hal tersebut, maka beruntunglah orang-orang yang punya agama…
Sehingga bisa ditarik kesimpulan Agama adalah kunci kebahagiaan..
Subhanallah ….
Wow ujung-ujungnya kita akan kembali ke kebijakan masa lalu..
🙂
siapa bilang zaman dulu itu prmitif?
makanya ada yang memilih jadi konsultan, rajin nulis di blog tiap senin terbit, dan pasti udah punya 200 juta, tapi belum keliling dunia…hehehe
Bicara soal keliling dunia, kalau hanya punya 200 rb mending beli BBM subsidi keliling jawa barat pake motor, yang 10 rbnya buat sedekah orang dijalan…
oye mas brooooooooooo….great article!!
Memang kekeyaaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati. Harta, jabatan adalah amanah yang bersifat sementara. Nice article untuk mengingatkan teman-teman yang suka hedonis.
luar biasa, memang benar prinsip-prinsip kebaikan itu tidak akan pernah lekang oleh zaman.
Selamat Pagi Pak Yodhia,,
saya baru subscribe situs Bapak skitar 3 bulanan dan saya bahagia bisa terus dibagi pengetahuan oleh Pak Yodhia. Makanya ga pernah ketinggalan untuk Baca, meskipun baru kali ini komen,, hehee
Sukses ya Pak!!
Hi Mas Yodhia, bener2 bermakna tulisan ini. Bukan karena baru tahu apa arti kebahagiaan, tapi dikuatkan lagi dengan tulisan ini.
Saya sangat percaya bersyukur adalah kunci kebahagiaan. Punya atau nggak punya uang, kalau kita bersyukur pasti akan dimudahkan.
Terima kasih atas penguatannya Mas. Lain kali kita ketemu di negeri orang ya 🙂
P.S. Dream saya; pensiun muda dan keliling dunia bersama keluarga 😀
meski bukan keliling dunia, saya punya tekad yang tertuang dalam Resolusi tahun ini, yaitu mengajak jalan-jalan keluarga keliling Nusantara, melihat beragam keindahan panorama di bumi pertiwi ini…
sarapan pagi ini benar2 renyah, menggugah semangat saya, terima kasih pak Yodha…
Ternyata untuk mengejar kebahagiaan tidak perlu uang yang melimpah. Kesimpulannya tidak terlalu mengejutkan. Bersyukur, berusaha, dan berbagi telah diajarkan dan dipraktekkan berbagai agama sejak ribuan tahun yang lalu. Akhirnya buku ini hanya semacam penegasan saja.
nice sharing Pak…prinsip2 mencapai kebahagiaan segera diterapkan…
Kebahagiaan seseorang tidak bisa kita ukur dengan uang.
Namun kebahagiaan kita adalah ketika kita bisa berbagi kebahagiaan, berbagi ilmu, berbagi rejeki,dll. Kita selalu berdo’a agar bisa menjadi saluran kebahagiaan, saluran berkah, saluran hidayah bagi orang lain.
Dan rasa syukur tiada hentinya kita hadirkan dalam hembusan nafas kita.
Insya Allah Tuhan Robbi Izzati memberikan kebahagiaan dalam hidup kita.
“INDAHNYA HIDUP BUKAN SEBERAPA BANYAK ORANG YANG MENGENAL KITA, TETAPI INDAHNYA HIDUP ADALAH SEBERAPA BANYAK ORANG YANG BAHAGIA KARENA MENGENAL KITA”.
terimakasih pak yod..
artikel yg bermanfaat..
memberi = menerima
Alhamdulillah. Ikhtiar. Menjadi sebaik-baiknya insan. Benar sekali Pak Yodh! Keliling dunianya: shalat wajib 5 waktu di mesjid dan negara yang berbeda, InsyaALLOH!!!
Ia mas sy sudah merasakan, pernah mengarungi perjalanan ke beberapa daerah memberikan pengalaman serta kesan yg tk terlupakan..
dan memberikan banyak pelajaran tentang hidup yg indah ini..
Wah mantap ulasannya pak….terima kasih telah mencerahkan
Tapi lebih bahagia lagi kalau punya mobil ferrari dan bisa jalan2 ke 7 benua hehehe …
kebahagiaan letaknya di “hati” , jadi apapun kondisi kita akan selau bahagia jika kita bisa membuat “hati’ bahagia,
misalnya seperti artikel ini contohkan: bersyukur, berbaik sangka, dan slalu “bersedekah” kepada siapa saja berupa apa saja yg dimiliki…..artikel yang mantap!!
Mantep- mantep isi blog nya.boleh copas g om ?
isi blognya bermanfaat semua sumpah dah.
Tips Online
Pak Yodia,
Saat galau baca artikel ini jd diingatkan kembali,hidup sekali didunia ngapain galau mendingan bahagia slamanya
Thank you pak
Kebahagiaan adalah Impian Indah yang dialami seseorang dalam kehidupan nyata… (Impian Indah itu anugerah dari Allah SWT. So, Kebahagiaan adalah sesuatu yang diberi Allah sebagai sebuah Anugerah terindah yang pernah kita miliki..
Salam Bahagia.. 🙂
pak yodhia mana ya?
Adhi (22) : ya saya disini bro….:)
Pandai Bersyukur. Tekun Berbuat Kebaikan. Memelihara Positive Mindset. Ini mungkin 3 pilar untuk merajut kebahagiaan yang mak nyos.
klo aku sih,bahagia ketika masih diberikan kesehatan. level tertinggi adalah kesehatan dan punya uang cukup 🙂
200 juta, kalo saya sih keliling dunia — mudah2an anggarannya cukup. 😀
kebahagiaan adalah jika punya waktu dan uang yang cukup untuk berbagi dengan sesama..
Salam bahagia
Wahyudi
http://www.afscmelocal512.org
Saya setuju dengan konsep berbagi/sedekah seperti yg pak yodia tuliskan. karena dengan berbagi kita akan lebih sehat dan menyehatkan.
terima kasih pak yodia, you’re my inspirator 🙂
Thanks mas yodhia untuk artikelnya. saya senang, karna artikel ini dapat menjadi pengingat bagi diri saya. saya menyadari bahwa saya belum dapat menjadi nilai tambah bagi banyak orang. sekali lagi terima kasih.
sukses selalu.
Kalau yang saya rasakan selama ini adalah ada kebahagian sendiri bila saya dapat menyenangkan orang lain… seperti ada kepuasan spiritual
Di Alquran juga kita ngak pernah disuruh bermegah megahan di dunia, tetapi tambah disuruh berjalanlah kamu untuk melihat dunia…karena disitu terletak kebesaran Ilahi Rabbi bagi manusia yang berfikir….
Thanks untuk pencerahannya..
Idealnya, kebahagiaan itu adalah bila kita bisa membahagiakan keluarga yg menjadi tanggung jawab kita dan bisa berbagi dengan orang orang yang membutuhkan bantuan kita, di luar dari keluarga kita..
Syaratnya adalah harus tetap sehat dan berpikir sehat, serta selalu bersikap optimis dalam mensikapi hidup…memaksimalkan kemampuan yang telah diberikan Yang Maha Kuasa…
wahh..
patut dicoba nih untuk mendapatkan kebahagiaan biar basah kuyut
😀
dear pak Yodia,
dari dua pertanyaan diatas tentu saya memilih keliling dunia, terima kasih atas pencerahannya pa yodhia, smoga kita segera dapat terwujud jalan2 keliling dunia, amin
Ulasan yang mantap Pak Yodia..
saya suangaat setuju dengan konsep ini “Pandai Bersyukur. Tekun Berbuat Kebaikan. Memelihara Positive Mindset”
Konsep di atas akan terasa hasilnya secara nyata kalau kita selalu melakukannya dengan sabar dan tawakal..ehehehe..
Ak plih Mobil Honda jazz soale manfaatny BS dpake lama
Tpi bgi org yg udh puny Mobil kmgknn plih killing dunia dh…hehe
berapa biayanya keliling dunia bos ????????????/
Artikelnya bagus mas..mencerahkan..
Semoga Allah senantiasa mencurahkan kebahagiaan dihati kita semua..
Semoga aja ada hujan duit 200 juta terus beli mobil dan bisa keliling dunia