Dunia bergemuruh saat artis Jennifer Lopez yang mak nyus itu melantunkan lagu pembukaan dalam ajang pembukaan Piala Dunia 2014 di Brazil.
Inilah ajang yang bisa membuat miliaran penduduk sejagat bumi duduk rapi di depan layar televisi, serentak dan bersamaan. Saat miliaran penduduk bumi terbius menyaksikan 22 manusia saling berebut bola demi meraih sebuah kemenangan.
Maka Piala Duni adalah arena yang nyaris sempurna bagi global brands untuk mengibarkan logo dan tagline-nya ke segenap penjuru angin. Saat logo Adidas, Nike, Fly Emirates ingin menyeruak di balik kostum Lionel Messi atau Neymar atau Yaya Toure.
Ajang Piala Dunia 2014 kali ini ditopang oleh 6 sponsor utama (Diamond Sponsors) yakni : Adidas, Emirates, Hyundai, Sony, Visa Card, dan Coca Cola. Setiap sponsor ini mesti rela mengeluarkan dana hingga Rp 1 triliun untuk bisa mendapatkan hak sebagai sponsor utama.
Adidas berjuang untuk bisa menjadi sponsor utama setelah kekuasaan-nya di arena sepak bola terus digerus oleh Nike. Adidas yang berasal dari Jerman merasa bahwa merekalah yang layak menjadi nomer satu dalam arena sepakbola, dibanding Nike (yang berasal dari Amerika Serikat, sebuah negri yang relatif jelek tradisi sepakbolanya).
Sayang Adidas kembali kalah tipis, meski mereka jadi sponsor utama : tim nasional Piala Dunia yang memakai jersey Adidas hanya 9 tim (termasuk Jerman dan Argentina), sementara Nike ada 10 tim (termasuk tim favorit Brazil dan Belanda). Sedangkan Puma lumayan juga, kebagian jadi jersey di 8 tim nasional (termasuk Ghana, Kamerun dan Italia).
Pertarungan Adidas vs Nike memang seru β seringkali bahkan lebih panjang dan melelahkan dibanding pertandingan sepakbolanya itu sendiri. Messi adalah ikon Adidas. CR7 adalah ikon Nike. Penjualan Adidas saat ini sudah tembus Rp 200 triliun per tahun, kalah tipis dibanding penjualan global Nike yang tembus Rp 250 triliun.
Apapun, berkat Adidas dan Nike-lah, kita bisa menyaksikan bintang seperti Messi dan Neymar (sebab kalau tidak ada Adidas dan Nike, dari mana klub bisa membayar gaji mereka yang sekitar Rp 10 milyar per bulan).
Fly Emirates juga terpilih menjadi sponsor utama Piala Dunia 2014. Mereka ingin menggunakan ajang ini sebagai monumen peneguhan ambisi mereka : menjadi airline global terhebat sedunia.
Gebrakan Fly Emirates memang tidak main-main. Tahun lalu mereka memborong 150 unit pesawat Boeing 777 (wide body aircraft) senilai Rp 800 triliun β atau hampir separo APBN Indonesia. Sebuah langkah yang membuat industri airline dunia tercengang.
Mereka juga agresif menjadi sponsor jersey musim ini untuk klub-klub legendaris seperti Real Madrid, Arsenal dan PSG Perancis. Menjadi sponsor utama Piala Dunia 2014 adalah gebrakan final yang pasti akan membuat para kompetitornya gemetaran.
Airline raksasa dunia seperti Singapore Airline, British Airways, Ettihad (another key player from Uni Emirates Arab), hingga Garuda Indonesia (yang sekedar menjadi sponsor sampingan bagi tim Liverpool) mungkin dipaksa untuk takluk oleh Fly Emirates.
SONY. Yah, akhirnya nama ini terpilih menjadi sponsor utama Piala Dunia 2014. Samsung kecewa berat karena Sony yang terpilih (dalam ajang Piala Dunia, FIFA hanya membolehkan satu sponsor utama dari satu industri. Tidak boleh ada sponsor utama lain jika berasal dari industri/bisnis yang sama).
Menjadi sponsor utama Piala Dunia 2014 ini sungguh merupakan pertaruhan yang amat krusial bagi Sony β untuk mengembalikan nama besar mereka dari keterpurukan (akibat dihantam berkali-kali oleh rivalnya dari Korea).
Petinggi Sony amat heran kenapa penjualan gadget Samsung jauh diatas mereka, padahal mutu produk Sony sejatinya lebih bagus. Harus diakui seri Sony Xperia sebenarnya punya sejumlah fitur yang layak dikagumi. Entah kenapa brand mereka seperti limbung menghadapi gempuran Samsung dan juga iPhone.
Itulah kenapa Sony memutuskan untuk berjuang habis-habisan di Piala Dunia ini dengan menjadi sponsor utamanya. Pertaruhan yang tak murah, sebab Sony dikabarkan harus membayar hak sponsor hingga Rp 1 triliun.
Jika reputasi Sony tidak terangkat melalui Piala Dunia 2014 ini, maka nasib mereka akan kian memilukan : sebab kerugian triliunan dalam 3 tahun terakhir ini telah membuat mereka terluka parah.
Coca Cola kembali menjdi sponsor utama Piala Dunia 2014, setelah mereka juga melakukannya empat tahun silam.
Dalam ajang Piala Dunia empat tahun lalu, Coca Cola menyihir dunia dengan lagu iklan mereka yang legendaris itu : A Waving Flag.
Kita masih terngiang-ngiang dengan syairnya yang membius jutaan penduduk dunia itu. Mari coba kita kenang kembali :
Give me freedom, give me fire
Give me reason, take me higher
When I get older, I will be stronger
They’ll call me freedom
Just like a wavin’ flag
Like a wavingβ flag
Empat tahun lalu, lagu itu membuat jutaan orang tenggelam dalam selebrasi Piala Dunia. Dan membuat penjualan produk Coca Cola melesat di berbagai negara di dunia.
Coca Cola tentu ingin kembali mengulang kisah fenomenal itu meski mungkin tidak mudah. Setidaknya hingga hari ini, kita belum mendengar lagu yang seheboh Waving Flag.
Demikianlah, sekelumit kisah tentang para raksasa bisnis dibalik pesta Piala Dunia. Bagi Fly Emirates, Adidas, Sony dan Nike – ajang Piala Dunia adalah kombinasi sempurna antara pesta olahraga dan selebrasi bisnis berskala dunia.
Dengan triliunan dana yang mereka keluarkan, para global brands itu telah membuat jutaan orang bisa menyaksikan Neymar dan Messi menari-nari. Menyaksikan sang dirigen Pirlo dan Arjen Robben menjelajah panggung kebesaran mereka. Dan bersorak saat Van Persie terbang di udara menjemput bola.
Bravo World Cup 2014. We love football. We love this game.
Just imagine if the world cup in indonesia.. π
Tidak mudah untuk menjadi dikenal, yang paling dikenal, di seluruh dunia. Biayanya tidaklah murah. Itulah promosi.
Di kelas dunia, ternyata timbul perang promosi dengan biaya yang WAH! Pengaruhnya tidak hanya di luar sana, tetapi juga di Indonesia.
Masyarakat Indonesia akan lebih familiar dengan nama-nama dagang dunia tersebut dibanding produk Indonesia.
Terima kasih para sponsor utama Piala Dunia, yang berkat mereka kita bisa menikmati ajang Piala Dunia yang membuat kita seluruh rakyat Indonesia bersatu menyimak pertandingannya tanpa demo, tanpa permusuhan.
Masih tersimpan di direktori saya artikel2 dari pak Yodhia sejak saya mengikutinya pada 22 Juni 2009.
Setiap Senin kita akan mendapatkan “sajian renyah” sebagai pendamping minum teh di pagi hari. Waktu itu saya terkesan dengan istilah “sajian renyah” yang memang gaya penulisan pak Yodhia sangat “renyah”.
Akhir-akhir ini, karena istri saya rajin nonton Pesbukers di sore hari, kata-kata “renyah” itupun kembali menembus telinga saya, dari mulut Raffi Ahmad.
Hanya bedanya, Raffi mengatakannya untuk tuntutan iklan Nissin Wafer.
Sepertinya agak berat untuk Sony kembali bangkit..
Hebat untuk Emirate dan Dubai..top
another great article.
Sponsor memang jadi salah satu instrumen meningkatkan penjualan.
Cool π
Sponsor di jersey bola sangat terlihat didada para pemain, beda sama sponsor di rider motoGP. Nempel2 banyak banget liatnya sampe confuse.
FIFA memang cerdas..
great brand…
great money…
Brand untuk desain rumah ya… Desain Griya π
klik —> desaingriya.com
kekuatan brand ternyata juga harus dipertahankan,
dan biayanya ternyata woww banget. mungkin suatu ketika Pak Yodhia bisa menyajikan perusahaan dengan ‘sejarah’ membangun brand mereka sehingga menjadi raksasa yang melampaui batas/ lintas generasi
kira-kira untuk bisa menang jadi sponsor perlu lobi-lobi khusus ya mas?
Apapun sponsornya…..ARGENTINA DAN BRAZIL JAWARA NYA…..!!! by d way….teh botol sosro kapan mau jadi sponsor mas…?
Oh, jadi Garuda Indonesia yang mensponsori Liverpool itu hanya sponsor sampingan ya pak, bukan sponsor utama kah?
Meski demikian, hanya segelintir orang yang tau akan hal tersebut…..
Ternyata persaingan brand di piala dunia 2014 ini ketat banget. Apa ga takut rugi triliunan ya kalau dana investasi yg mereka tanan untuk jadi sponsor piala dunia itu ga memdrongkak penjualan mereka?? Bisa pusing banget tu pemiliknya..hee
antara investasi dan “hasil” pasti sebanding….memang piala dunia menjadi”magnet” luar biasa ,khususnya bagi para sponsor
Great article Pak Yodhia. Two thumbs up. Cakrawala saya seketika lebih tercerahkan mengenai brand-brand besar tersebut. Jika ingin menjadi brand yg mendunia memang harus berpromosi di kelas dunia. Perhelatan akbar se-dunia. Dan kadangkala berpromosi itu bak “berjudi” dengan investasi. Saya juga punya impian bisa menulis sebagus Pak Yodhia. Semoga.. Salam.
Selain pertempuran di lapangan, pertempuran di dunia bisnis pun seru juga tuh he he
Untungnya Adidas sebagai sponsor utama bisa mempecundangi Nike dan Puma. Panggung final milik Adidas, Nike cuma hiburan. Bahkan bintangnya pulang duluan di fase grup. π