Business Moment of the Year 2014

happy woman reSenyampang dengan akan berakhirnya tahun 2014 ini, maka sajian kali ini akan menghadirkan narasi menggugah tentang Business Moment of the Year 2014. Momen-momen bisnis historik yang terjadi di tanah air di sepanjang tahun 2014.

Peristiwa bisnis bersejarah apa – good or bad – yang terjadi di Indonesia pada tahun ini, dan layak ditabalkan sebagai Business Moment of the Year 2014?

Dan yang tak kalah penting : pejaran bisnis apa yang bisa dipetik dibalik momen-momen historis itu?

Di pagi yang mendung ini, kita akan menguliknya dengan renyah. Silakan dimakan dulu ubi rebusnya, dan monggo dimimun wedang jahenya.

Sajian kali ini merupakan serial khusus Blog Strategi + Manajemen menyambut akhir tahun. Seri pertama yang akan kita bahas pagi ini bertajuk Business Moment of the Year 2014.

Minggu depan kita akan mengulik seri kedua, dengan judul Business Book of the Year 2014 – atau buku-buku bisnis terbaik yang diterbitkan oleh para penulis Indonesia di sepanjang tahun 2014.

Lalu minggu depannya lagi, adalah serial terakhir dan sekaligus pemuncak edisi khusus akhir tahun, dengan judul Business Person of the Year 2014 – atau tentang sosok pebisnis Indonesia terdahsyat di sepanjang tahun 2014.

Semua sajian spesial akhir tahun ini, seperti biasanya, akan disajikan dengan renyah, bahasa yang mudah dicerna dan membumi; serta menghadirkkan pelajaran hidup (life skills) yang inspiratif.

Baiklah, mari kita langsung saja berkelana untuk menjelajah momen-momen bisnis historik yang layak dikenang di sepanjang tahun 2014 (yang sebentar lagi akan berkahir ini).

Ada dua momen bisnis historik di tanah air pada thn 2014 ini yang layak dijadikan kandidat business moment of the year. Momen yang pertama mendedahkan kisah kelam tentang tragedi bisnis. Momen yang kedua membentangkan kidung kegemilangan bisnis.

Dua momen historik yang jadi kandidat ini (tentang tragedi dan kesuksesan) sama-sama menghamparkan pelajaran yang amat berharga tentang filosofi bisnis.

Momen bisnis pertama adalah kisah kelam kejatuhan Cipaganti Group yang berpusat di Bandung, di bulan Juni 2014 lalu.

Pendiri Cipaganti, Andianto Setiabudi adalah sosok entrepreneur yang pernah begitu berkibar-kibar di berbagai media tanah air. “Kisah sukses pendiri Cipaganti” laris dalam beragam seminar entrepreneurship yang riuh. Tepuk tangan selebrasi selalu bergema dlm seminar-seminar itu.

Maka, duka dan sejarah kelam seakan menyergap saat ia harus masuk ke ruang sel penjara yang pengap.

Cipaganti kolaps karena mismatch : masuk ke bisnis batubara persis saat harga komoditi ini terjun bebas. Utang dari nasabah koperasi Cipaganti macet. Janji imbalan 2% per bulan (imbalan yang rasional sebenarnya) jadi tinggal janji. Utang kepada investor senilai Rp 3.2 triliun macet. Lenyap dalam petualangan bisnis yang amat penuh risiko.

Gugatan nasabah koperasi yang galau membuat pendiri Cipaganti harus meringkuk di sel besi. Dalam sunyi dan luka yang teramat perih.

Kisah kejatuhan Cipaganti memberi pelajaran berharga : betapa tipis batas antara ambisi, keserakahan dan kenekadan mengambil risiko bisnis.

Ekspansi bisnis adalah menu yang kudu dibungkus dan digelarkan, saat bisnismu ingin terus tumbuh. Namun ambisi keserakahan yang berkelebat bisa membuat rasionalitasmu terjungkal saat keputusan ekspansi diracik.

Ambisi membesarkan bisnis secepat kilat acap membuat manajemen cash flow porak poranda. Padahal kita sudah diingatkan dengan kalimat magis ini : “Profit is queen, but cash flow is king“.

Kolapsnya Cipaganti juga menjadi reminder kelam : kegagalan bisnis selalu akan mengintai, dan bisa membuatmu jatuh terkapar. Faktanya, survei menunjukkan hanya 50% bisnis baru yang bisa bertahan 5 tahun. Dan hanya 30% yang bisa langgeng hingga 10 tahun.

Lalu kemana 50% lainnya? Gagal, bangkrut dan kolaps. Dikejar-kejar debt collectors. Atau rumahnya disita bank, karena utang macet. Modyar kon.

Maka menyebut dunia entrepreneurship sebagai sesuatu yang selalu indah dan menyenangkan, adalah halusinasi. Sayangnya kisah kelam kegagalan entrepreneur itu tidak pernah muncul dalam seminar-seminar bisnis dan pesta wirausaha yang penuh dengan gebyar kesuksesan.

Betapapun, kisah Cipaganti ini juga menjadi pengingat : bisnismu bisa mendadak jatuh, persis saat kamu berada pada titik puncak kesuksesan. Kesombongan dan keserakahan hanya akan membuat jalan sukses hidupmu hancur berkeping-keping.

Pelajaran-pelajaran berharga itulah yang membuat kisah kejatuhan Cipaganti layak dipilih sebagai salah satu kandidat Business Moment of the Year 2014.

Sebab acapkali kita bisa belajar lebih banyak justru dari kisah kegagalan — bukan dari kisah kesuksesan.

Demikianlah, kandidat pertama dari Business Moment of the Year 2014. Lalu apa kandidat kedua dari momen bisnis historis ini?

Momen bisnis bersejarah berikutnya tak lain tak bukan adalah kisah pendanaan senilai Rp 1,2 triliun kepada online marketplace Tokopedia.

Seperti yang pernah saya ulas disini, bulan Oktober 2014 lalu Tokopedia mendapat suntikan modal senilia 1,2 triliun dari Softbank dan Sequoia Capital (dua lembaga venture capital ternama dunia).

Tak pelak, pertistiwa pendanaan Rp 1,2 T kepada Tokopedia ini merupakan salah satu momen paling historis dalam sejarah e-commerce Indonesia.

Tokopedia dibangun oleh impian anak muda bernama William Tanuwijaya, mantan karyawan bagian IT dengan gaji alakadarnya. Lahir persis di hari Proklamasi 2005, kini Tokopedia menjelma menjadi salah satu online marketplace terbesar di tanah air.

Investasi 1,2 T ke Tokopedia menghadirkan pesan : ledakan kelas konsumen online Indonesia akan bersifat masif hingga puluhan tahun ke depan. The explosion of mobile commerce dan digitalnomics akan kian bergemuruh gemanya.

Peristiwa historis ini diharapkan juga bisa memunculkan fenomena “Tokopedia Effect” – atau efek yang memicu quantum leap online commerce di tanah air. Faktanya, meski sudah menembus angka Rp 120 triliun, volume online business di Indonesia baru 1% dari total nilai bisnis. Hanya 1 %. Artinya masih begitu besar potensi pertumbuhannya.

Dalam 5 tahun ke depan volume yang masih 1% itu sangat bisa tumbuh hingga 10%. Artinya volume bisnis online di tanah air bisa tembus Rp 1200 triliun. Quantum leap of digitalnomics yang kemungkinan besar akan terjadi.

Pada sisi lain, kisah pendanaan 1,2 triliun ke Tokpedia ini memberi validasi : sekeping impian bisnis yang diperjuangkan dengan dengan sepenuh hati bisa menghasilkan prestasi yang menggetarkan.

DEMIKIANLAH, dua kandidat momen bisnis terbaik yang layak ditabalkan sebagai Business Moment of the Year. Dua-duanya memberikan pelajaran bisnis yang berharga : baik tentang kisah kelam kegagalan ataupun narasi gemilang tentang kesuksesan.

Atas sejumlah petimbangan, saya memilih Peristiwa Pendanaan Rp 1,2 trilun ke Tokopedia sebagai Business Moment of Year 2014.

Photo credit by : shutterstock

27 thoughts on “Business Moment of the Year 2014”

  1. Semoga CPGT bisa segera berbenah dengan manajemen yang saat ini berusaha keras merecovery perusahaan dengan ribuan karyawannya. Dan semoga tokopedia bisa berjaya sebagai panutan dunia ecommerce di Indonesia.

      1. Oh iya benar mas muha. Lazada kan bukan milik indonesia tapi milik asing. kalau Tokopedia milik Indonesia

        selain itu aku juga dengar Toko Bagus (OLX) juga makin kuat dengan peleburan dengan berniaga.com

        dan lagi lagi milik Asing ;-(

  2. Ulasan yang sangat menarik. Saya selalu ingat pelajaran penting yang selalu di ulang-ulang ketika belajar tentang Manajemen Keuangan: cash is king. Jangan remehkan perputaran cash yang sehat hanya demi mengejar profit yang belum tentu dibayar cash.

    Untuk tokopedia, semoga terus berjaya. Jadi terpikir untuk membuat online marketplace untuk training di Indonesia.

    1. Tokopedia adlh marketplace….produk yg dijual bukan punya tokopedia, namun ribuan seller yg buka lapak di tokopedia.

      Yg ngurus penjualan bukan tokpedia, namun seller sendiri. Tkpedia hanya menyediakan tempat online.

      Lazada dan Zalora, mengendalikan semua produk yg dijual di mall online mereka. Mulai dari pengadaan, penjualan hingga pengantaran ke pembeli.

  3. buat pelajaran bagi kita, jangan terlalu berspekulan terhadap bisnis yang belum kita kuasai seluk beluknya, benar kata pak yod “Profit is queen, but cash flow is king“

  4. Terima kasih Mas Yodhia atas inspirasi di penghujung tahun 2014 ini. Semoga di tahun 2015 nanti, semakin banyak generasi yang menggemilangkan perekonomian bangsa.

    Dan semoga blog ini semakin menginspirasi lagi dengan penggalan2 pengalaman yang luar biasa.

    Salam..

  5. Thanks info-nya Mas.

    Memang tak ada yang abadi di dunia ini, kegagalan dan kesuksesan akan terus berulang, dan hanya manusia-manusia yang mau ‘membaca’ yang akan bisa mengambil pelajarannya.

    1. Ndak juga. Semua bisnis sama – baik offline ataupun online. KAdang untung, kadang rugi.

      Semua bisnis jika dijalankan dengan baik akan menghasilkan profit – entah online ataupun offline.

      Sebaliknya, semua bisnis bisa hancur jika dikelola dengan abal-abal, entah bisnis anda online ataupun offline.

  6. menjadi pengusaha adalah pilihan, walau tidak semudah membalikan telapak tangan. tapi itu menjadi sebuah perjalanan yang menyenangkan

  7. yah setuju bahwa kita harus selalu balance dalam setiap keadaan. harus ada resiko yang dimanajemen dan juga kemampuan yang pasti

Comments are closed.