Business Book of the Year 2014

girl-reading-book reBuku bisnis apa yang layak dinobatkan sebagai Business Book of the Year 2014? Buku bisnis yang ditulis oleh penulis Indonesia, yang bisa dipilih sebagai buku bisnis terbaik di sepanjang tahun 2014 ini?

Ada tiga buku bisnis yang layak dinominasikan sebagai Business Book of the Year 2014. Apa saja tiga buku memukau ini? Dan apa kekuatannya sehingga layak masuk nominasi?

Di pagi yang cerah ini, mari kita mengulik tiga buku itu satu demi satu dengan renyah. Silakan diminum dulu wedang jahe dan dimakan dulu ubi rebusnya, mas, mbak.

Berikut tiga buku yang layak masuk nominasi Business Book of the Year.

Nominasi pertama adalah buku berjudul Marketing to the Middle Class Moslem karya Yuswohady.
Nominasi kedua adalah buku berjudul Magnet Rezeki karya Ippho Santosa.
Nominasi ketiga adalah buku berjudul Self Driving karya Rhenald Kasali.

magnet-rezeki buku cover Mari kita bedah setiap buku itu, mulai dari buku Magnet Rezeki karya Ippho Santosa. Buku ini merupakan sekuel dari buku fenomenal Ippho sebelumnya yang bertajuk 7 Keajaiban Rezeki.

Prinsip kunci dari buku ini menyebut : jika ingin menjadi sumber magnet rezeki, pertama-tama seseorang harus punya mentalitas berkelimpahan. Mentalitas berkelimpahan (abundance mentality) percaya bahwa rezeki begitu banyak bertebaran di muka bumi. Dan peluang ada dimana-mana.

Sayang sebagian orang punya mentalitas-serba-kekurangan : gaji saya kok kecil ya, saya kok ndak punya modal untuk bisnis ya, hidup kok serba susah ya.

Mentalitas serba kekurangan berfokus pada sisi “sulit” dari kehidupan : kok harga barang-barang naik, kok harga rumah makin mahal, kok karir saya mentok.

Mentalitas yang selalu berfokus pada hidup yang serba kekurangan justru benar-benar bisa membawa kita pada kondisi kekurangan.

Ingat prinsip law of attraction. Apa yang jadi fokus pikiran anda, acap akan jadi kenyataan. What you get is what you believe.

Mengeluh dalam pikiran : kok gaji saya pas-pasan ya, kok makin susah beli rumah ya, dst, dst bisa benar-benar membuat pikiran itu menjadi kenyataan : sampai akhir hayat Anda tidak bisa beli rumah untuk keluarga.

Mentalitas yang serba berfokus pada kekuarangan, yang hanya mengeluh pada kesulitan akan membuat medan magnet tubuh Anda jauh dari rezeki.

Mindset itu ibarat operating system (OS). Kalau mindsetmu selalu berfokus pada serba kekurangan (gaji kecil, karir mentok, harga rumah makin tidak terjangkau, cicilan utang makin berat), maka operating system-mu mungkin terkena virus mematikan.

Operating system-mu harus di-install ulang. Di re-format. Di ganti dengan mindset berkelimpahan. Selalu melihat peluang rezeki yang melimpah. Agar kita sanggup memberangkatkan orang tua kita pergi umroh, atau berbagi rezeki untuk menyekolahkan 1000 anak yatim.

Tuhan itu Maha Kaya, begitu Ippho Santosa menulis. Selalu ada rezeki yang MELIMPAH RUAH bagi insan-insan yang punya mentalitas berkelimpahan + ikhtiar + doa.

Sebaliknya, jika yang ada dalam pikiranmu adalah hal-hal yang serba sulit/kekurangan, maka alam semesta akan mengirim balik energi negatif itu dalam sekujur ragamu.

Again, what you think is what you get. Kalau yang ada dalam pikiranmu adalah hidup yang serba pas-pasan, ya realitasmu akan terus tenggelam dalam kenestapaan.

Demikianlah sedikit ulasan mengenai isi buku Magnet Rezeki – kandidat dari Business Book of the Year 2014. Kita lanjut buku berikutnya.

Moslem re Buku berikutnya adalah Marketing to the Middle Class Moslem karya Yuswohady.

Dalam 10 tahun terakhir telah terjadi ledakan kelas menengah muslim yang begitu dramatis dlm lansekap bisnis tanah air.

Hijab Explosion, Syariah Banking Explosion. Umroh Explosion. Inilah beberapa tanda dari ledakan kelas menengah muslim itu.

Kini hampir setiap bank di tanah air punya unit syariahnya. Muncul juga asuransi syariah, reksadana syariah, hingga obligasi syariah.

Dian Pelangi dan Ria Miranda menjadi ikon dari ledakan desainer busana muslimah yang terus bermunculan. Kosmetik syariah dengan merk Wardah juga booming penjualannya.

Label makanan halal jadi penentu. Konon penjualan Breadtalk menurun gara-gara tidak punya label halal dalam produknya.

Dalam riset untuk penulisan buku bagus ini, Yuswohady juga memetakan tipe konsumen muslim Indonesia. Ia menulis ada tipe konsumen muslim fundamentalis, ada juga tipe konsumen muslim pluralis. Ada juga tipe konsumen muslim apatis.

Tipologi konsumen muslim yang dipetakan dengan amat mendalam ini, mungkin juga menggambarkan kelas menengah muslim secara general. Toh masing-masing tipe konsumen muslim — baik yang fundamentalis ataupun pluralis — itu punya segmen pasar tersendiri.

Contoh : jilbab syar’i yang lebar dan menutup hingga ke bawah itu, kini meledak penjualannya. Kenapa? Karena segmen konsumen muslim fundamentalis diam-diam terus tumbuh.

Tugas pebisnis adalah dengan merancang strategi pemasaran yang cocok untuk tipologi konsumen kelas menengah muslim itu. Dan buku Yuswohady ini memberikan panudan yang amat berharga.

Demikian sedikit ulasan tentang nominasi Business Book of the Year 2014 berjudul Marketing to the Middle Class Moslem.

driving reBerikutnya adalah buku SELF DRIVING karya Rhenald Kasali. Premis dasar dari buku adalah apa yang cukup sering dituliskan dalam blog ini : you create you own destiny, you define your own future.

Menjadi self driver bermakna bahwa Anda yang paling bertanggungjawab terhadap pembentukan sejarah hidup masa depanmu sendiri. Bukan atasan, boss, pemilik kantor, bukan pihak pemerintah, menteri kabinet, atau apalagi parpol.

Menjadi self driver artinya juga Anda secara kreatif selalu mendayagunakan setiap resource yang ada demi merajut nasib hidup yang lebih menggetarkan.

Saya suka mendapat pertanyaan seperti ini : mas, karir saya mentok dan gaji saya ndak pernah naik. Apa yang harus saya lakukan? Jawabnya sederhana : pindah ke perusahaan lain yang mau MEMBAYAR Anda LEBIH MAHAL.

Look. Kalau kompetensimu hebat, dengan mudah Anda pindah ke perusahaan lain, yang mau memberikan gaji jauh lebih tinggi. Kalau kompetensi-mu abal-abal. Ya wasalam.

Kalau gajimu mentok, namun ndak berani resign atau pindah, dan hanya bisa protes ke manajemen atau ngomel (bilang bos pelit lah, bos pilih kasih lah, manajemen brengsek lah), maka – camkan kalimat ini baik-baik : Anda punya mentalitas pecundang. Tidak cocok menjadi self-driver.

Kalau kamu merasa gaji dan karirmu mentok, namun ndak berani resign atau pindah demi mencari rezeki yang lebih baik, maka just shut up your mouth and finish your fucking job as best as you can.

Sekali lagi, kalau kompetensimu hebat, dengan mudah Anda pindah ke perusahaan lain (yang ribuan jumlahnya) dengan gaji yang jauh lebih bagus, atau pindah menjadi entrepreneur dengan potensi unlimited income.

Anda tidak bisa menyembunyikan kompetensi-mu yang pas-pasan dan hanya ngomel, menyalahkan bos, bagian HRD, manajemen perusahaan, atau pemerintah. Ndak sekalian saja salahkan Nyi Roro Kidul di Laut Selatan ?

Saya juga sering mendapatkan pertanyaan seperti ini. Mas, saya mau bisnis namun bingung mau bisnis apa. Atau juga ini : mas, saya mau bisnis namun ndak punya modal, harus bagaimana?

Sorry guys. Pertanyaan seperti diatas adalah pertanyaan bodoh, dan menujukkan bahwa yang nanya memang TIDAK BERBAKAT menjadi entrepereneur.

Look. Menjadi self driver artinya Anda punya resourcefulness yang tinggi, panjang akal, kreatif dan selalu gigih menemukan jalan keluar secara mandiri. Mengajukan pertanyaan yang amat elementer seperti diatas menujukkan Anda TIDAK kreatif, dan malas bereksplorasi mencari solusi.

Bumi memang menghamparkan rezeki yang melimpah ruah. Namun TIDAK untuk yang suka mengeluh, tidak kreatif, pendek akal dan malas berpikir.

Buku Self Driving karya Rhenald Kasali ini secara substansi berisikan pesan-pesan yang sama dengan apa yang saya tulis diatas. Menjadi Self Driver menuntut self-competency yang kokoh, self-creativity yang solid, dan kegigihan untuk menentukan nasib sendiri.

DEMIKIANLAH, tiga nominasi buku bisnis yang layak dinobatkan sebagai Business Book of the Year. Magnet Rezeki karya Ippho Santosa. Marketing to Middle Class Moslem karya Yuswohady. Dan Self Driving karya Rhenald Kasali.

Dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, blog strategi + manajemen menobatkan buku Self Driving karya Rhenald Kasali sebagai BUSINESS BOOK of the YEAR 2014.

34 thoughts on “Business Book of the Year 2014”

  1. mantapks mas….terima kasih atas share ilmunya. Saya jadi semangat lagi….kebetulan lg down. Artikel-artikel di blog ini, sering saya share juga ke murid-murid saya dikelas. Dan mereka sangat antusias….dan selalu menunggu kejutan- kejutan artikel yang lain….

  2. mantap pak, semua sudah saya buktikan sendiri,mental…ya mental..kekurangan bangsa ini adalah mental yang kokoh,daya juang yang tinggi…makanya tidak heran banyak pengangguran itu sarjana…karena mentalnya pecundang…kalah sebelum bertanding….good learn mas yodhia..sukses selalu menyertai..REVOLUSIKAN MENTAL BANGSA INI..MERDEKA

  3. Mas gara-gara2 review Anda saya jadi pengen beli ketiga buku ini. itung2 buat investasi jg. Thank You mas atas ulasan-ulasan nya. *tancap gas ke Gramedia*

  4. menjadi self driver adalah hal yang paling saya inginkan pak dan akan berusaha selalu mewujudkannya. Walaupun belum beli bukunya,dengan membaca artikel ini saya jadi bisa mengambil intisari isi bukunya yang maknyus…

  5. Anda yang paling bertanggungjawab terhadap pembentukan sejarah hidup masa depanmu sendiri. Bukan atasan, boss, pemilik kantor, bukan pihak pemerintah, menteri kabinet, atau apalagi parpol.

  6. Sangat bermanfaat pak yodhia…ilmu yg tdk boleh dimubazirkn,harus segera dipraktekkan…bismillah

  7. Ajib Mas Antariksa ulasannya,
    Memang dengan semakin beratnya beban hidup dan ruwetnya kehidupan, masyarakat Indonesia sangat membutuhkan semacam suntikan semangat, motivasi dan tasyji’ yang baru dalam menghadapinya.
    Dan kemunculan buku-buku tersebut sangat cocok diwaktu dan momen yang tepat.
    Luar Biasa Mas Antariksa

  8. Bumi memang menghamparkan rezeki yang melimpah ruah. Namun TIDAK untuk yang suka mengeluh, tidak kreatif, pendek akal dan malas berpikir.

    saya suka kalimat ini thx ya

    artikel ini kembali menguatkan tekad saya untuk kembali me-reset pikiran saya.

  9. waaahhh… saya harus buru buru nih…
    OOOJjjeeeeekkk..
    “moga gak kehabisan” Magnet rezeki dan self driving… and i want to say “I’M a self driving”

  10. reviewnya bikin kangen ke toko buku.. buku ketiga sptny bnyk bgt kata2 pedas penggugah yg cespleng bgt..

    karakter, mentalitas, diri sendiri adlh hal yg menentukan, bkan gelar sarjana, harta, dll.. akhir kata, i want that books

  11. Hwuaaa…saya dari klaten ke jogja bwt beli buku Self Driving nya RK kehabisan pak 🙁
    alhasil malah beli Instant Adv nya Brad Sugar ajah..bapak pernah baca?

  12. wah. masuk daftar buku yg wajib baca neh. mkasih ni buat pak yodhi telah mengulas 3 buku yang rekomendasi buat pembaca-pembaca… moga bisa sama-sama kita praktekin isi bukunya. itu yg terpenting. ya kan pak ? hehehe

Comments are closed.